Nama : Lilis Agustina. Nim: Kelas : Biologi C/ 6. Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd UTS EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
JAWABAN SOAL TAKE HOME UTS EVALUASI

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1

HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

TUGAS EVALUASI KELOMPOK III

dr. AL-MUQSITH, M.Si

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal dan 4. 1 dan 3. 3 dan 5. 4 dan 5. Tebal, tersusun dari selulosa

MODUL MATA PELAJARAN IPA

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

STRUKTUR & FUNGSI SEL

Sel. Gbr. Penampang Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

BAB III METODE DEMONSTRASI DAN PEMAHAMAN KONSEP. Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

SEL Iriawati SITH - ITB

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

Taksonomi Bloom : Mengembangkan Strategi Berpikir Berbasis TIK. Kajian Teori

SEL. SMA Regina Pacis Jakarta. Ms. Evy Anggraeny

Tujuan. Alat dan Bahan. Cara Kerja. Mengamati struktur sel-sel epidermis pada bawang merah. 1. Mikroskop. 2. Kaca preparat. 3. Kaca penutup. 4.

Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer

BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Satuan unit t kecil dr kehidupan : Sel Robert Hooke : "sel" = "kotak-kotak kosong", stlh ia m amati sayatan gabus dgn mikroskop.

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut:

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK FAKULTAS TARBIYAH

OLEH ; Titta Novianti, S.Si. M.Biomed.

Schwan & Schleiden (1838)

SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengukuran dalam Pendidikan 1 B. Teori Sekor Klasik dan Teori Sekor Modern 4

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA UNY 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Pengertian Mitokondria

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

JAWABAN TAKE HOME UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11

Sel sebagai unit dasar kehidupan

ALAT-ALAT PENILAIAN PENDIDIKAN

Sel BIO 2 A. PENDAHULUAN SEL. materi78.co.nr. Sel terdiri dari empat bagian utama:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK: SEBUAH PENGANTAR. Oleh: Djunaidi Lababa*

Sel : Unit Kehidupan Terkecil. Konsep Kunci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

Dr. Halinda Sari Lubis, MKKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB II. PENGUASAAN KONSEP FISIKA BAGI MAHASISWA

BAB III METODOLOGI. A. Metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

RIBOSOM. 5S dan 23S bersama-sama dengan 31 polipeptida yang

BAB III METODE PENELITIAN

Jaringan tulang keras di bagi menjadi... a.1 b.2 = c.3 d.4 e.5

ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pertemuan II: Wisata Sel. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

9/20/2012. Bagaimana kita mengkaji sel? ORGANISME. sel MENDASAR EVOLUSI SAINS : PENEMUAN PERALATAN. TEM (transmission electron microscope) : 3 DIMENSI

Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya

ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Modul ke: Teori Tes. Klasik vs Modern. Fakultas PSIKOLOGI. Mutiara Pertiwi, M.Psi. Program Studi PSIKOLOGI.

Bab. Organisasi Tingkat Sel. A. Struktur dan Fungsi Sel B. Transpor Zat-Zat Melalui Membran Sel

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

struktur dan fungsi sel pada tumbuhan dan hewan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

Ketepatan model tes dapat dibuktikan secara empirik berdasarkan data Setiap model tes tidak akan pernah mencerminkan keadaan data secara sempurna,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian,

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan sesuatu hasil (Pabundu Tika, 1997: 10). Adapun tujuan dari

Biologi Sel

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENILAIAN AFEKTIF PADA PRAKTIKUM SHV ( SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA) TERHADAP PENINGKATAN HASIL PRAKTIKUM

Transkripsi:

Nama : Lilis Agustina Nim: 14121610742 Kelas : Biologi C/ 6 Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd UTS EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI 1. Dari bagan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara penilaian, tes, pengukuran, dan evaluasi, bahwa evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain. selain itu, apabila kita membicarakan tentang evaluasi, maka asesmen sudahtermasuk di dalamnya. Selanjutnya, evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yan gmeliputi measurement, Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angkaangka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara. Sedangkan tes merupakan salah satu instrumen pengukuran. Pengukuran merupakan tahap awal dalam proses penilaian, adapun penilaian merupakan salah satu aspek dari evaluasi, sedangkan evaluasi merupakan penilaian terhadap keseluruhan proses pendidikan 2. a. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik. Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat

menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada. Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini: 1) Mengingat:mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi, menemukan kembali dsb. 2) Memahami:menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dsb. 3) Menerapkan: melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb 4) Menganalisis:menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dsb.

5) Mengevaluasi:menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan, dsb. 6) Berkreasi:merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb. Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah: a) Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu b) Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu c) Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai d) Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui b. Robert J. Marzano (2000), seorang peneliti pendidikan terkemuka berasal dari Colorado, Amerika Serikat telah mengusulkan apa yang disebutnya Sebuah Taksonomi Baru dari Tujuan Pendidikan. Dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari taksonomi Bloom yang telah digunakan secara luas serta situasi terkini, model kecakapan berpikir yang dikembangkan Marzano memadukan berbagai faktor yang berjangkauan luas, yang mempengaruhi bagaimana siswa berpikir, dan menghadirkan teori yang berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki kecakapan berpikir para siswanya. Robert Marzano (2001) menstruktur dan mengkonsep kembali hirarki Bloom menjadi 6 kategori yang berbeda. Taksonomi Bloom dikembangkan sebagai hirarki dari dasar pemikiran atau dasar proses akademik, sedangkan Marzano menggabungkan dasar-dasar itu dari tingkat berfikir pada proses kognitif dan proses metakognitif, sebagaimana konsep-konsep tadi berhubungan dengan manfaatnya, motivasinya, serta emosi sebagai pendukung. Berikut enam level yang dikemukakan oleh Robert Marzano. Sistem Level Deskripsi Kognitif 1. Retrieval Proses dari prosedur pengetahuan,

mengingat kembali atau melakukan, tanpa pemahaman. 2. Comprehension Proses dari urutan atau struktur pengetahuan, sintesis/lamgkah-langkah dan gambarannya secara mendasar untuk pemahaman dasar atau pemahaman awal. 3. Analisis Proses mengakses dan menguji pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan, hubungan pangkat atas dan pangkat bawah, mendiagnosa kesalahan, atau logika yang konsekuen, atau prinsip yang dapat diduga. 4. Utilization Proses dalam penggunaan pengetahuan darimana masalah bisa disikapi atau dipecahkan, investigasi dapat direncanakan, keputusan dan aplikasi dapat diperoleh. Metakognitif 5. Metakognisi Proses untuk memonitor apa dan bagaimana pengetahuan yang baik bisa dimengerti, pengujian yang secara sadar terhadap proses-proses kognitif untuk melihat apakah proses-proses tersebut mempengaruhi tujuan-tujuan yang akan dicapai. Self-system 6. Self Proses mengidentifikasi respon/ rangsangan emosi, melatih persepsi, motivasi, dan manfaatnya pada kepercayaan terhadap pengetahuan awal. Secara nyata, taksonomi ini bergerak (a) dari cara yang sederhana ke proses yang lebih komplit baik informasi atau prosedur-prosedurnya, (b) dari kesadaran yang kurang ke kesadaran yang lebih tentang pengontrolan yang lebih terhadap proses pengetahuan dan bagaimana menyusun atau

menggunakannya, dan (c) dari kurangnya keterlibatan personal atau komitmen terhadap kepercayaan yang besar secara terpusat dan refleksi dari identitas seseorang. Enam tingkatan/level tersebut juga berinteraksi dengan apa yang disebut Marzano tiga pengetahuan awal, yaitu: 1) Informasi, mencakup: kosakata, isi secara lengkap atau prinsip. 2) Prosedur mental, mencakup: recalling, mengklasifikasikan secara umum, memonitor metakognitif, dan sebagainya. 3) Presedur psikomotor, mencakup: keahlian dan kecakapan/penampilan. c. Perbedaan taksonomi Bloom dengan taksonomi Marzano Taksonomi Bloom Taksonomi Marzano Taksonomi yang pertama kali muncul Taksonomi yang dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari taksonomi Bloom yang telah digunakan secara luas serta situasi terkini Taksonomi Bloom dikembangkan Taksonomi Marzano menggabungkan sebagai hirarki dari dasar pemikiran dasar-dasar itu dari tingkat berfikir atau dasar proses akademik pada proses kognitif dan proses metakognitif, sebagaimana konsepkonsep tadi berhubungan dengan manfaatnya, motivasinya, serta emosi sebagai pendukung Tingkatan kemampuan ranah kognitif Tingkatan kemampuan ranah kognitif dari terendah ke tertinggi, yaitu dari terendah ke tertinggi, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, retrivial, comprehension, analisis, analisis, sintesis dan evaluasi. metakognisi, dan self 3. Tabel Kisi-kisi Soal Indikator Aspek Bloom Jawaban Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal Soal 1. Menjelaskan Komponen kimia sel 1 1 1 B, E, C 3 2. Menjelaskan 1 1 1 A, C, C 3

struktur bagian bagian sel beserta fungsinya 3. Mengidentifikasi struktur dan fungsi bagian- bagian sel tumbuhan dan hewan. 1 A 1 4. Mengetahui fungsi 1 C 1 dari organel organel sel. 5. Membedakan antara sel hewan dengan sel tumbuhan. 1 1 C, A 2 Jumlah Soal 3 2 2 2 1 10 Keterangan : C2 = Memahami C3 = Menerapkan C4 = Menganalisis C5 = Mengevaluasi C6 = Mencipta 4. A. Soal Tipe C2 1) Sel tergolong prokariotik apabila a. tidak memiliki membran sel tergolong plasma b. tidak memiliki sistem endomembran dan membran nucleus c. tidak memiliki mitokondria d. tidak memiliki reticulum endoplasma dan lisosom e. tidak memiliki membran plasma dan membrane nucleus 2) Sel hewan memiliki bentuk yang relative tidak tetap karena membrannya tersusun dari

a. Karohidrat b. b. lipoprotein c. protein & lemak d. selulosa e. pektin 3) Penyebab kaku dan tebalnya sel tumbuhan adalah a. Selulosa pada membran sel b. Plastida dalam cairan sel c. Selulosa pada dinding sel d. Vakuola sel tumbuhan berukuran besar e. Lipoprotein pada membran sel B. Soal Tipe C3 4) Nukleus sangat vital bagi kehidupan sel karena berfungsi untuk mengendalikan seluruh kegiatan sel. Hal ini karena nukleus a. Mengandung ribosom b. Mengandung nukleoplasma c. Terbungkus oleh membran inti d. Mengandung nukleolus e. Mengandung materi genetik berupa DNA 5) Apakah pengaruh dari adanya membrane inti terhadap suatu sel? a. Kromosom tetap berada dalam inti sel b. Sel memiliki dinding sel c. Ukuran sel cenderung lebih besar d. Respirasi sel dilakukan melalui mitokondria e. Organel sel lebih lengkap C. Soal Tipe C4 6) Hampir semua sel eukariotik memiliki mikrotubulus yang berupa tabung-tabung halus dari protein. Organel sel tersebut berkaitan erat dalam pembentukan... a. kolkisin, tubulin, dan karbohidrat b. karbohidrat, silia, dan sentriol c. kerangka sel, sentriol, dan flagel d. Kerangka sel, silia, dan lemak e. Sentriol, silia, dan protein 7) Berikut ini adalah pernyataan yang benar tentang struktur mitokondria adalah :

a. Organel yang mempunyai organ ganda dan membran dalamnya berupa lekukan yang disebut krista b. Organel yang merupakan saluran halus yang memiliki membran yang menghubungkan nukleus dengan sitoplasma. c. Organel yang mempunyai dua lapisan yaitu bagian kepala yang bersifat hidrofilik dan bagian ekor yang bersifat hidrofobik. d. Organel yang berbentuk seperti kantung pipih dan mampu membentuk enzim yang belum aktif e. Organel yang mempunyai 3 bagian besar yaitu membran inti, cairan inti, dan anak inti C4 A D. Soal Tipe C5 8) Disepanjang organel yang berupa saluran halus dalam sitoplasma, yang erat kaitannya dengan sistem transporatsi, terdapat organel-organel tempat mensintesis bahan baku utama dari enzim. Organel tersebut adalah a. R. endoplasma b. plamodesmata c. ribosom d. lisosom e. badan golgi 9) Komponen zat yang penting untuk membentuk substansi dasar protoplasma adalah. a. Metana b. ammonia c. asam amino d. karbon e. atom hydrogen E. Soal Tipe C6 10) Mitokondria yang terdapat didalam sitoplasma sel eukariotik : a. Berfungsi dalam menghasilkan ATP b. Mempunyai matriks yang mengandung enzim-enzim siklus Krebs c. Terbungkus oleh dua membrane yang terdiri atas lipoprotein d. Mengandung DNA, RNA, dan ribosom e. Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein 5. A. Soal

1) Jelaskan definisi sel menurut anda! 2) Apa yang ketahui tentang cairan sel, seberapa pentingkah ia! 3) Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai membran sel! B. Jawaban dan prosedur pensekoran 1) Kata sel berasal dari kata dalam bahasa Latin cella, yang artinya adalah ruang kecil. Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Beberapa organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu sel saja. Jumlah jawaban 3 poin. Berhasil terjawab 3 point= 30 skor nilai Berhasil menjawab 2 point= 20 skor nilai Berhasil menjawab 1 point= 10 skor nilai setiap 2) Sitoplasma adalah organel sel terpenting karena Sitoplasma menampung semua organel sel di luar nucleus Mengekalkan bentuk dan ketekalan sel Tempat simpanan bahan-bahan kimia yang sangat diperlukan untuk hidup, Terlibat dalam tindak-tindak balas metabolisme yang penting seperti glikolisis anaerob dan sintesis protein. Jumlah jawaban 5 point. Berhasil menjawab 5 point= 40 skor nilai Berhasil menjawab 4 point= 30 skor nilai Berhasil menjawab 3 point= 25 skor nilai Berhasil menjawab 2 point= 20 skor nilai Berhasil menjawab 1 point= 15 skor nilai 3) Merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membungkus organel-organel dalam sel. Merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Jumlah jawaban 4 point.

Berhasil menjawab 4 point= 30 skor nilai Berhasil menjawab 3 point= 25 skor nilai Berhasil menjawab 2 point= 20 skor nilai Berhasil menjawab 1 point= 15 skor nilai 6. a. Menentukan Tujuan Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap siswa sesuai rencana pembelajaran yang disusun oleh guru mata pelajaran. Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa mencakup koginitif, psikomotorik, dan afektif. b. Menentukan Rencana Evaluasi Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang menjadi sasaran pembelajaran yang harus dikuasai siswa) dan course content (materi sajian yang dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi) serta teknik evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi oleh siswa. a. Penyusunan Instrumen Evaluasi Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi judgeman dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat berbentuk objektif atau uraian, sedang non-tes dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuisioner. Tes objektif dapat berbentuk jawaban singkat, benar salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi: bisaa, hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik, dan gambar tabel. Untuk tes uraian yang juga disebut dengan tes subjektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau nontes, guru harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan bentuk tes atau non-tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliabel (dapat dipercaya). b. Pengumpulan Data atau Informasi Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan testing/penggunaan instrumen evaluasi harus dilaksanakan secara objektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya sehingga bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau

informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud guru dan siswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar. c. Analisis dan Interpretasi Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan hasil belajar siswa, yaitu penguasaan kompetensi, sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar siswa. Analisis dan interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai tahapan penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh setiap siswa. Pemberian skoring terhadap tugas dan/atau pekerjaan siswa harus dilaksanakan segera setelah pelaksanaan pengumpulan data atau informasi serta dilaksanakan secara objektif. Untuk menjamin keobjektifan skoring guru harus mengikuti pedoman skoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes/instrumen evaluasi yang digunakan. d. Tindak Lanjut Tindak lanjut merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil analisis dan interpretasi. Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pemebelajaran itu sendiri. Tindaklanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindaklanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses, dan instrumen evaluasi hasil belajar. 2) Teori tes klasik, merupakan teori pengukuran dalam bidang psikologi yang memfokuskan kajiannya pada skor murni, selain itu disebut teori tes klasik karena asumsinya dijelaskan secara matematis. Teori klasik mempertanyakan apakah skor yang diperoleh oleh seseorang telah menggambarkan kemampuan yang sesungguhnya? pertanyaan tersebut kemudian dijelaskan secara rinci oleh asumsi-asumsi yang ada dalam teori tes klasik. Salah satu kelemahan teori ini adalah mengabaikan pentingnya menganalisis taraf kesukaran soal,

daya beda soal dan respon subjek. Ada tujuh macam asumsi yang ada dalam teori tes klasik ini. Allen & Yen menguraikan asumsi-asumsi teori klasik sebagai berikut: a. Asumsi pertama teori tes klasik adalah bahwa terdapat hubungan antara skor tampak (observed score) yang dilambangkan dengan huruf X, skor murni (true score) yang dilambangkan dengan T dan skor kasalahan (error) yang dilambangkan dengan E. Menurut Saifuddin Azwar (2001:30) yang dimaksud kesalahan pada pengukuran dalam teori klasik adalah penyimpangan tampak dari skor harapan teoritik yang terjadi secara random. Hubungan itu adalah bahwa besarnya skor tampak ditentukan oleh skor murni dan kesalahan pengukuran. Dalam bahasa matematika dapat dilambangkan dengan X = T + E. b. Asumsi kedua adalah bahwa skor murni (T) merupakan nilai harapan є (X). Dengan demikian skor murni adalah nilai rata-rata skor perolehan teoretis sekiranya dilakukan pengukuran berulang-ulang (sampai tak terhingga) terhadap seseorang dengan menggunakan alat ukur. c. Asumsi ketiga teori tes klasik menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi antara skor murni dan skor pengukuran pada suatu tes yang dilaksanakan (ρet = 0). Implikasi dari asumsi adalah bahwa skor murni yang tinggi tidak akan mempunyai error yang selalu positif ataupun selalu negatif. d. Asumsi keempat meyatakan bahwa korelasi antara kesalahan pada pengukuran pertama dan nol (ρe1e2 = 0). Artinya bahwa skor-skor kesalahan pada dua tes untuk mengukur hal yang sama tidak memiliki korelasi (hubungan). Dengan kesalahan pada pengukuran kedua adalah nol (demikian besarnya kesalahan pada suatu tes tidak bergantung kesalahan pada tes lain. e. Asumsi kelima menyatakan bahwa jika terdapat dua tes untuk mengukur atribut yang sama maka skor kesalahan pada tes pertama tidak berkorelasi dengan skor murni pada tes kedua (ρelt2). Asumsi ini akan gugur jika salah satu tes tersebut ternyata mengukur aspek yang berpengaruh terhadap teradinya kesalahan pada pengukuran yang lain. f. Asumsi keenam teori tes klasik adalah menyajikan tentang pengertian tes yang pararel. Dua perangkat tes dapat dikatakan sebagai tes-tes yang pararel jika skorskor populasi yang menempuh kedua tes tersebut mendapat skor murni yang sama (T = T' ) dan varian skor-skor kesalahannya sama (se 2 =se' 2 ). Dalam prakteknya, asumsi keenam teori ini sulit terpenuhi.

g. Asumsi terakhir dari teori tes klasik menyatakan tentang definisi tes yang setara (essentially t equivalent). Jika dua perangkat tes mempunyai skor-skor perolehan dan X t1 dan X t2 yang memenuhi asumsi 1 sampai 5dan apabila untuk setiap populasi subyek X 1 =X 2 + C 12, dimana C 12 adalah bilangan konstanta, maka kedua tes disebut tes yang pararel. Asumsi-asumsi teori klasik di atas memungkinkan untuk dikembangkan dalam rangka pengembangan berbagai formula yang berguna dalam melakukan pengukuran psikologis. Daya beda, indeks kesukaran, efektifitas distraktor, reliabilitas dan validitas adalah formula penting yang disarikan dari teori tes klasik. Teori tes modern adalah teori tentang cara mengukur tes. Teori tes modern lebih mementingkan kesesuaian antara aitem-aitem tes dengan subjek yang dikenai tes. Teori tes modern memfokuskan kajiannya pada pembuatan aitem-aitem tes yang sesuai dengan subjek yang akan dikenai pengukuran. a. Dasar Pikiran pada Teori Tes Modern Teori tes yang mendasarkan diri pada sifat-sifat atau kemapuan yang laten, yang mendasari kinerja atau respon subyek terhadap butir soal tertentu. Karena itu teori ini disebut mengunakan model sifat laten. Nama yang lebih popular adalah teori respon butir soal atau item respon theory (IRT). Teori respon butir soal itu berdasarkan dua postulat, yaitu: 1) Kinerja seorang subyek pada butir soal dapat diprediksikan dari suatu perangkat factor-faktor yang disebut sifat-sifat, atau sifat-sifat laten, atau kemapuan 2) Hubungan antara kinerja subyek pada suatu butir soal dan perangkat sifat-sifat yang mendasari kinerja itu dapat di deskripsikan dengan fungsi meningkat secara monotonic yang disebut karakteristik butir soal atau kurve karakteristik butir soal. b. Asumsi-Asumsi Pada Teori Tes Modern 1) Parameter butir soal dan kemampuan adalah (Invariant). Artinya soal yang dibuat memiliki korelasi positif dengan kemampuan yang diukur. 2) Unidimensionality, artinya 1 item mengukur satu kemampuan. Asumsi ini kurang terbukti karena pada dasarnya antara item 1 dengan lainnya saling melengkapi. 3) Local independence, artinya respon terhadap suatu item tidak akan berpengaruh terhadap item lainnya