BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menuju masyarakat Indonesia sehat, tindakan yang harus dilakukan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang bertujuan untuk

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

BAB 1 PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan. serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini diarahkan untuk

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perubahan perilaku dengan promosi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah,

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI DESA TANGGUNGPRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2008 : 170). Kebidanan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional turut serta ambil bagian dalam menangani masalah kesehatan Lansia dengan menitikberatkan pada penanganan di bidang pelayanan kesehatan. Dalam hal ini penting kiranya diketahui informasi mengenai tingkat kesehatan dan tingkat ketergantungan Lansia di masyarakat. Spesialisasi kebidanan ini terkait dengan mengkaji status kesehatan dan fungsional Lansia, merencanakan dan melaksanakan asuhan dan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diidentifikasi serta mengevaluasi keberhasilan asuhan (Meilani, 2009 : 56). 1

2 Tingginya peran keluarga dan masyarakat dalam perawatan Lansia serta adanya pergeseran pelayanan kesehatan di rumah sakit ke pelayanan di komunitas, memberi tantangan tersendiri kepada bidan dalam rangka memberikan pelayanan yang komprehensif kepada Lansia. Sasaran kebidanan komunitas meliputi bayi baru lahir, pra sekolah dan Balita, remaja, dewasa, masa reproduksi (hamil, bersalin, nifas), interval, klimakterium yang berada di dalam keluarga dan masyarakat, yang pada dasarnya menggunakan prinsip kebidanan komunitas dengan sifat pelayanan kesehatan yaitu promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif (Meilani, 2009 : 69). Salah satu pelayanan kesehatan di masyarakat adalah Posyandu Lansia. Posyandu Lansia atau Kelompok Usia Lanjut (POKSILA) adalah suatu wadah pelayanan bagi usia lanjut di masyarakat, dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Kegiatan Posyandu lansia dilaksanakan oleh kaderkader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan tujuan Posyandu tersebut maka perlu diikuti dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader posyandu. Beberapa faktor yang berhubungan dengan pengetahuan kader tentang pelayanan Posyandu Lansia, diantaranya, dukungan tokoh masyarakat, pendidikan kesehatan, pelatihan-pelatihan kesehatan dan pekerjaan kader sendiri. Tujuan umum dari Posyandu Lansia

3 adalah meningkatkan kesejahteraan Lansia melalui kegiatan Posyandu Lansia yang mandiri dalam masyarakat (Depkes RI, 2003 : 121). Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Putri Diana Sari pada tahun 2005 di Desa Mijen Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Lansia di Desa Mijen dengan menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitiannya menunjukkan ada hubungan pengetahuan dan peranan kader dengan keaktifan peserta posyandu lansia. Negara Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke 4 di dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000, 7,5% atau 15 juta jiwa adalah penduduk Lansia. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007, prosentase Lansia mencapai 5,65 %, dengan 5,14 % laki-laki dan 6,15 % perempuan. Berdasarkan proyeksi Biro Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2005-2010 jumlah penduduk lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yaitu 8,5% dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Secara umum, tingkat kesehatan masyarakat Indonesia terkait erat dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH). Pada tahun 2004, UHH penduduk Indonesia adalah 66,2 tahun, kemudian meningkat menjadi 69 tahun pada tahun 2007 (Depkes RI, 2008 : 179). Provinsi Jawa Tengah menempati urutan terbesar kedua setelah Provinsi Yogyakarta. Provinsi Jawa Tengah prosentase jumlah Lansia 7,76 % (Depkes RI, 2008). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007, prosentase jumlah Lansia di pedesaan lebih tinggi dibandingkan prosentase

4 jumlah Lansia di perkotaan, yaitu sebesar 8,42 % di pedesaan dan 6,86 % di perkotaan. Di Puskesmas Bonang Kabupaten Demak dengan 11 Desa memiliki 32 kelompok Posyandu. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Bonang Kabupaten Demak, didapatkan bahwa di Desa Sukodono terdapat sarana kesehatan, meliputi 1 Polindes, 4 Posyandu Balita dan terdapat Posyandu Lansia yang sudah tidak aktif. Sumber daya manusia dalam bidang kesehatan di desa Sukodono hanya ada 1 bidan desa dan 20 kader kesehatan yang tersebar pada 4 Posyandu Balita. Dari 20 kader tersebut 18 diantaranya pernah mengikuti pelatihan tentang pelayanan Posyandu Lansia yang diadakan oleh petugas Puskesmas Bonang, sedangkan 2 diantaranya tidak pernah mengikuti pelatihan dikarenakan kesibukan dari kader. Jumlah Lansia di desa Sukodono cukup tinggi, yaitu sebesar 124 jiwa (4,62% dari jumlah penduduk). Beberapa Lansia mengalami keluhan mengenai kesehatannya, karena kurangnya pengetahuan dalam merawat kesehatan. Hal inilah yang melatarbelakangi pembentukan dan pengelolaan Posyandu Lansia yang mencakup pembinaan kader maupun pendidikan kesehatan bagi para kader. Dalam kegiatan Posyandu Lansia kader mempunyai peran sebagai pelaku dari sebuah sistem kesehatan, kader diharapkan bisa memberikan berbagai pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian lembar KMS, memberikan penyuluhan atau penyebarluasan informasi kesehatan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Lansia karena

5 itulah kader harus dibina, ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilannya serta didukung oleh pembimbing yang lebih terampil dan berpengalaman, dalam hal ini Puskesmas sebagai pembina. Terkait dengan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Kader Tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak Tahun 2010. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka latar belakang rumusan permasalahan ini adalah Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pengetahuan kader tentang pelayanan Posyandu Lansia di desa Sukodono, kecamatan Bonang, kabupaten Demak tahun 2010? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan pengetahuan kader tentang pelayanan Posyandu Lansia di desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak tahun 2010 mencakup dukungan tokoh masyarakat,pendidikan, pelatihan dan pekerjaan. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten

6 Demak tahun 2010 mencakup dukungan Tokoh Masyarakat, Pendidikan Kader, Pekerjaan Kader dan Pelatihan Kader. b. Mendeskripsikan pengetahuan kader tentang Pelayanan Posyandu Lansia. c. Menganalisis hubungan Pendidikan Kader terhadap pengetahuan Kader tentang pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak tahun 2010. d. Menganalisis hubungan Pekerjaan Kader terhadap pengetahuan Kader tentang pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak tahun 2010. e. Menganalisis hubungan Pelatihan yang diberikan kepada Kader terhadap pengetahuan Kader tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. f. Menganalisis hubungan pengetahuan Tokoh Masyarakat terhadap dukungan yang diberikan kepada Kader tentang pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono Kecamatan Bonang Kabupaten Demak tahun 2010. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Desa Sukodono Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan masyarakat khususnya bagi Lanjut Usia tentang pentingnya Posyandu Lansia.. Hasil penelitian ini juga

7 dapat memberikan gambaran kepada kader kaitannya dengan Posyandu Lansia. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan, serta dapat dijadikan rujukan dalam bidang penelitian. 3. Bagi Peneliti. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dalam mengembangkan wawasan dan pengetahuan penulis dalam asuhan kebidanan komunitas khususnya dalam pengelolaan Posyandu Lansia. E. Keaslian Penelitian Sepanjang sepengetahuan penulis penelitian Hubungan Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Kader tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak Tahun 2010 belum pernah diteliti. Namun penelitian sejenis atau yang berhubungan pernah dilakukan oleh: 1. Adam Wisudiyanto Wahyuna (2008) tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Posyandu Lansia terhadap Sikap Kader dalam Pemberian Pelayanan Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Kauman Ngawi dengan metode Eksperimental dengan rancangan penelitian one group pretest-postest design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang Posyandu Lansia

8 terhadap sikap kader dalam pemberian pelayanan di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kauman Ngawi. 2. Dian Novita Sari (2009) tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan tentang garam beryodium pada keluarga di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali dengan menggunakan metode eksperimen dengan model pretest-posttest control group design. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang garam beryodium pada keluaraga. Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu, tempat, spesifikasi responden dan variabel yang diteliti. 3. Putri Diana Sari (2005) tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader di Posyandu Lansia di Desa Mijen Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus dengan menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan peranan kader dengan keaktifan Posyandu Lansia.