ABSTRAK. Kata kunci : kambing kacang, eritrosit, Denpasar Barat

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Sitologi Sediaan Ulas Darah Kambing Kacang yang didapat dari Rumah Potong Kambing Tradisional di Denpasar Barat

BAB V HASIL. berat badan gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu,

PROFIL SEL DARAH PUTIH (Leucocyte) SAPI BALI DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. pemeriksaan kultur darah menyebabkan klinisi lambat untuk memulai terapi

CURRICULUM VITAE. : Tiarani Nur Ahadillah NIM : Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 6 Juni 1993

MATERI DAN METODE. Materi

BAB V PEMBAHASAN. (2009), dimana kesalahan pengambilan spesimen pada fase pra-analitik dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROFIL DARAH MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) YANG DIBERI PAKAN BERENERGI TINGGI PADA PERIODE OBESITAS EMPAT BULAN KEDUA

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

PENGARUH DEHIDRASI DENGAN PEMBERIAN BISACODYL TERHADAP GAMBARAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

Hitung Diferensial dan Kelainan-Kelainan Sel Darah Sapi Bali

Pengaruh Vitamin E Tokotrienol dan Gabungannya dengan Asam Askorbat Terhadap Jumlah dan Jenis Leukosit Tikus Putih (Rattus norvegicus L.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung

Kata kunci: Fascioliosis, total eritrosit, kadar hemoglobin,pakced cell voleme, Sapi Bali

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

ABSTRAK. Billy Lesmana, 2009; Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr, M.Kes Pembimbing II : Fanny Rahardja, dr, M.Si

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM

ABSTRAK. Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hartini Tiono, dr.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan

PENGARUH PEMBERIAN PARACETAMOL DALAM PAKAN TERHADAP GAMBARAN DARAH (TOTAL LEUKOSIT DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT) AYAM PEDAGING SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan. merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari (Astari, 2010).

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain :

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

B. Suryanto, K. Budirahardjo dan H. Habib Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih maju, kesadaran kebutuhan nutrisi asal ternak semakin meningkat,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. baik, diantaranya dalam hal pemeliharaan. Masalah kesehatan kurang

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pendapatan nasional per kapita tahun 2012 yakni ,07 sedangkan tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. lain. Salah satu fungsi darah adalah sebagai media transport didalam tubuh, volume darah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

Bila Darah Disentifus

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan. faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

SCREENING IBR DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT UNTUK PENGENDALIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI PO DI DAERAH INTEGRASI JAGUNG-SAPI. Bogor, 8-9 Agustus 2017

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu

BAB I PENDAHULUAN. domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Karakteristik dari sapi bali bila

BAB I PENDAHULUAN. di Jawa Tengah (Purwanti et al., 2014). Lele dumbo merupakan jenis persilangan lele

I. PENDAHULUAN. Kambing merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara dan dikembang

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

Kata kunci: Albumin, Cross sectional studies, Fasciolosis, Fasciola gigantica, Sapi Bali.

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

DENY HERMAWAN. SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

ABSTRAK MORFOLOGI ERITROSIT PADA SEDIAAN APUS DARAH TEPI (SADT) SAMPEL DENGAN HASIL PEMERIKSAAN ONE TUBE OSMOTIC FRAGILITY TEST (OTOFT) POSITIF

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Laju permintaan daging sapi di Indonesia terus meningkat seiring

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

I. PENDAHULUAN. masamo (Clarias gariepinus >< C. macrocephalus) merupakan lele varian baru.

PENGAMATAN POST-MORTEM KUALITAS KULIT KAMBING DI KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. Gurami merupakan jenis ikan air tawar atau payau dan hidup di dasar

Profil Ternak Ruminansia Potong di Kabupaten Barito Selatan

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

Gambaran Ulas Darah Ikan Lele Di Denpasar Bali

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 3 Tahun 1985 Seri B No. 2 Pada tanggal 21 Januari 1985 S A L I N A N

Transkripsi:

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian pada 40 ekor kambing kacang betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sitologi sel darah abnormal pada kambing kacang yang berada di Rumah Potong Kambing tradisional Denpasar Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 ekor kambing kacang yang diperiksa ada yang mengalami kelainan pada sel darahnya. Kelainankelainan yang dijumpai pada lekosit adalah : neutrofilia 3 ekor, neutropenia 2 ekor, eosinofilia 3 ekor, limfositopenia 2 ekor, monositopenia 1 ekor. Sedangkan kelainan pada eritrosit berupa : anisositosis, poikilositosis (adanya akantosit), dan hipokromasia. Dapat disimpulkan bahwa kambing kacang yang diamati mengalami kelainan pada sel sel darahnya. Kata kunci : kambing kacang, eritrosit, Denpasar Barat

ABSTRACT Research has conducted on 40 female domestic goats. This study aims to describe the abnormality of cytology blood cells in domestic goats in slaughterhouse at west Denpasar. The results showed that the 40 domestic goats were inspected that have abnormalities in the blood cells. Abnormalities found on leukocytes are: three goat have neutrophil, two goats have neutropenia, three goats have eosinophilia, two goats have lymphocytopenia and one goats has monocytopenia. The form of abnormalities in erythrocytes are: anisocytosis, poikilocytosis (have acanthocyte), and hypochromasia. It can be concluded that the domestic goats were observed have abnormalities in the blood cells Keywords : domestic goats, erythrocytes, west Denpasar

DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Manfaat Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Kambing Kacang... 5 2.2 Darah... 6 2.3 Sel Darah Merah (Eritrosit)... 7 2.4 Kelainan Sel Darah Merah (Eritrosit)... 7 2.4.1 Kelainan Ukuran... 8 2.4.2 Kelainan Bentuk... 9 2.4.3 Kelainan Warna... 12 2.5 Sel Darah Putih (Leukosit)... 14 2.5.1 Limfosit... 15 2.5.2 Monosit... 16 2.5.3 Neutrofil... 16 2.5.4 Eosinofil... 18

2.5.5 Basofil... 19 2.6 Trombosit... 19 2.6.1 Trombositopenia... 20 2.6.2 Trombositosis... 21 2.7 Sediaan Ulas Darah... 22 2.8 Kerangka Konsep... 24 BAB III MATERI DAN METODE... 26 3.1 Bahan-bahan yang digunakan... 26 3.1.1 Sampel... 26 3.1.2 Bahan... 26 3.2 Peralatan yang digunakan... 26 3.3 Variabel Penelitian... 26 3.4 Prosedur Penelitian... 27 3.4.1 Cara Pengambilan Sampel... 27 3.4.2 Pembuatan dan Pewarnaan Sediaan Ulas Darah... 27 3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 27 4.1 Hasil... 29 4.1.1 Eritrosit... 29 4.1.2 Leukosit... 30 4.2 Pembahasan... 30 4.2.1 Kelainan Eritrosit... 30 4.2.2 Kelainan Leuksoit... 34 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 36 5.1Simpulan... 36 5.2 Saran... 36 DAFTAR PUSTAKA... 37

DAFTAR GAMBAR 4.1 Anisositosis... 31 4.2 Akantosit... 32 4.3 Hipokromik... 33

DAFTAR TABEL 2.1 Hubungan Kelainan Morfologi Eritrosit dengan Kondisi Klinis... 13 4.1 Data hasil pengamatan kelainan eritrosit pada sediaan ulas darah kambing kacang yang dipotong di Denpasar Barat... 29 4.2 Diferensiasi jenis leukosit yang teramati pada kambing kacang... 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak ruminansia kecil, hewan pemamah biak, dan merupakan hewan mamalia yang menyusui anaknya (Suryanto et al., 2007). Ada beberapa jenis kambing di Indonesia, salah satunya yaitu kambing kacang. Kambing kacang dianggap sebagai kambing asli Indonesia yang banyak dipelihara di pedesaan, karena mampu hidup dengan baik pada berbagai macam kondisi lingkungan dan mudah beradaptasi (Yurmiaty, 2006). Kambing kacang merupakan bangsa kambing lokal yang perlu dilestarikan dan dikembangkan populasinya (Septian et al., 2015). Ternak kambing di Indonesia khususnya Bali sudah sangat dikenal oleh masyarakat, karena pemeliharaannya relatif mudah dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat (Yupardhi et al., 2014). Kenaikan konsumsi daging kambing akan berdampak dengan kenaikan jumlah permintaan daging kambing di pasar. Konsumsi daging kambing juga diminati oleh penduduk Denpasar. Daging kambing tersebut berasal salah satunya dari tempat pemotongan kambing di Denpasar Barat. Tempat pemotongan kambing di Denpasar Barat merupakan salah satu pusat jual beli daging kambing yang ada di Denpasar. Kambing-kambing kacang yang dipotong di tempat pemotongan Denpasar Barat berasal dari Jawa. Karena kambing kacang tersebut pemiliharaannya tidak bisa dipantau, maka ada kemungkinan pemeliharaan kambing kacang tersebut kurang efektif dilihat dari segi pemberian pakan, kebersihan kandang, dan lain-lain. Dewasa ini, usaha peternakan kambing tidak lepas dari pemeliharaan ternak saja, namun juga pengembangan produktifitas ternak contohnya usaha meningkatkan berat badan kambing agar

daging kambing yang dihasilkan lebih bagus dan banyak. Oleh karena itu, perawatan dan pengawasan di peternakan perlu diperhatikan mengingat kambing kacang sebagai kambing potong memiliki kerentanan terhadap beberapa penyakit (Blackwell, 2009). Agar kesehatan kambing tetap terjaga, perlu dilakukan perawatan dan pengobatan pada kambing. Pengobatan memerlukan pertimbangan dari berbagai segi baik dari segi penyakit (ringan, tidak menular atau menular) maupun dari segi ekonomis. Penyakit yang sulit ditangani atau disembuhkan serta berbahaya bagi ternak yang lain karena bisa menular, harus segera dilakukan penanganan. Dari segi ekonomis biaya pengobatan lebih tinggi daripada nilai ternaknya, maka lebih baik ternak kambing tersebut dijual sebagai ternak potong, dengan catatan penyakit tersebut tidak membahayakan konsumen (Devandra dan Burn, 1994). Usaha pencegahan terhadap penyakit yang menyerang kambing kacang dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan. Menurut Dharmawan (2002), pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan fisik, anamnesa dan pemeriksaan laboratorium. Salah satu pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan sediaan ulas darah. Pemeriksaan ulas darah ini mempunyai beberapa kelebihan diantaranya adalah biayanya murah dan darah yang digunakan hanya sedikit. Selain itu, pemeriksaan ulas darah ini berguna untuk mengetahui kelainan-kelainan berbagai sel darah. Pada penelitian ini, difokuskan pada pemeriksaan sitologi sel darah merah yang meliputi kelainan berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna dan diferensiasi jenis leukosit. Dari hasil yang diperoleh, maka dapat diketahui apakah sel darah kambing kacang yang diperiksa tergolong normal atau tidak, yaitu dengan cara membandingkan hasil uji tersebut dengan nilai standar. Hasil gambaran ini akan sangat bermanfaat dalam mengarahkan diagnosis klinis hewan yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah apa saja yang terdapat pada kambing kacang tesebut sehingga pencegahan dapat segera dilakukan karena kambing kacang sebagai ternak potong yang dikonsumsi masyarakat harus bebas dari penyakit. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah kambing kacang yang dipotong di Rumah Potong Kambing tradisional daerah Denpasar Barat mengalami gambaran sitologi sel darah merah dan diferensiasi sel darah putih dan yang abnormal? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran sitologi sel darah merah dan diferensiasi sel darah putih yang abnormal pada kambing kacang yang disembelih di Rumah Potong Kambing tradisional Denpasar Barat. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai diferensiasi leukosit dan gambaran sitologi sel darah kambing kacang yang abnormal sehingga jika ada sel darah yang abnormal dapat dilakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi tingkat kejadian penyakit yang berhubungan dengan abnormalitas sel darah.