BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi Anggaran Pertahanan di Indonesia, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga motif. Motif pertama adalah motif transaksi. Ada dua hal yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya menghasilkan hasil analisis dengan numeric (angka) yang akan diolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

BAB III METODE PENELITIAN. Pojok Bursa BEI yaitu dari situs resmi Bank Umum Syariah, laporan Bank

Transkripsi:

BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara sistematis yang berbentuk data runtut waktu (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, jumlah uang beredar (M2), Ekspor, impor dan laju inflasi dari tahun 1990-2013. Tabel 3.1 Laju Inflasi, Pertumuhan Ekonomi, Jumlah Uang Beredar (M2), Ekspor dan Impor Di Indonesia Tahun 1990 2013. Tahun Inflasi (%) Pertumbuhan Ekonomi Jumlah Uang Beredar / M2 Ekspor (Miliar Rp) Impor (Miliar Rp) (%) (Miliar Rp) 1990 9.53 7.24 84.63 25675.3 21837 1991 9.52 6.95 99341 29142.4 25868.8 1992 4.94 6.45 119053 33967 27279.6 1993 9.77 6.49 145202 36823 28327.8 1994 9.24 7.49 174512 40053.4 31983.5 1995 8.64 8.21 222638 45418 40628.7 1996 6.47 7.81 288632 49814.8 42928.5 1997 11.05 4.69 355643 53443.6 41679.8 1998 77.63-13.12 577381 48847.6 27336.9 1999 2.01 0.79 646205 48665.4 24003.3 2000 9.35 4.91 747028 62124 33514.8 2001 12.55 3.45 844053 56320.9 30962.1 30

2002 10.03 5.32 883908 57158.8 31288.9 2003 5.06 4.78 955682 61058.2 32550.7 2004 6.4 5.03 1033877 71584.6 46524.5 2005 17.11 5.69 1202762 85660 57700.9 2006 6.6 5.5 1383493 100798.6 61065.5 2007 6.59 6.34 1649662 114100.9 74473.4 2008 11.06 6.01 1895839 137020.4 129197.3 2009 2.78 4.62 2141384 116510 96829.2 2010 6.96 6.22 2471206 157779.1 135663.3 2011 3.79 6.48 2877220 203496.6 177435.6 2012 4.3 6.26 3307508 190020.3 191689.5 2013 8.38 5.78 3730197 182551.8 186628.7 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) 3.1.2. Sumber Data Sumber data merupakan sarana untuk mencari data yang dibutuhkan. Data yang bersumber dari publikasi resmi yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan dipublikasikan oleh instansi tertentu yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). 3.2. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel independen. 3.2.1. Variabel Dependen Variabel dependen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah laju inflasi tahun 1990-2013 yang telah dihitung dengan tahunan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) berbagai edisi dengan olahan dengan satuan persen (%). 3.2.2. Variabel Independen Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat, yaitu: 31

1. Pertumbuhan Ekonomi (X1) Suatu pertumbuhan dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila jumlah barang dan jasa menigkat. Jumlah barang dan jasa tersebut dalam perekonomian dapat diartikan sebagai niali dari Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor dan lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu Negara. Data variable ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan perhitungan tahunan dengan satuan persen (%). 2. Jumlah Uang Beredar / M2 (X2) Jumlah uang beredar (M2) dalam arti luas merupakan penjumlahan dari M1 (uang beredar dalam arti sempit) dengan uang kuasi. Uang kuasi atau near money adalah simpanan masyarakat pada bank umum dalam bentuk deposito berjangka (time deposits) dan tabungan. Uang kuasi diklasifikasikan sebagai uang beredar, dengan alasan bahwa kedua bentuk simpanan masyarakat ini dapat dicairkan menjadi uang tunai oleh pemiliknya, untuk berbagai keperluan transaksi yang dilakukan. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan perhitungan tahunan dengan satuan miliar rupiah. M2 adalah ukuran jumlah uang beredar yang mencakup semua unsur serta "near money". "Near money" mengacu pada tabungan dan instrumen pasar uang lainnya seperti deposito tetap yang kurang likuid. Mereka dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai tetapi tidak cocok sebagai media dari media pertukaran karena sifat kurang likuid mereka. M2 adalah lebih luas uang klasifikasi dari M1. seorang konsumen atau bisnis tidak membayar, atau menerima tabungan selama 32

pertukaran barang dan jasa, tapi bisa mengkonversi komponen M2 untuk tunai dalam waktu singkat. M2 penting karena ekonomi modern menggunakan transfer tunai antara berbagai jenis rekening. misalnya, bisnis dapat mentransfer $ 10.000 dari rekening pasar uang ke rekening yang memeriksa. M1 dan M2 yang saling berkaitan karena transfer tunai dapat terjadi antara rekening (M2), dan transfer ini dapat diuangkan oleh penerima di bentuk cair (M1). 3. Ekspor (X3) Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri kemudian dijual secara luas keluar negeri. Data variabel ini diambil dari data yang dikeluakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan perhitungan tahunan dengan satuan miliar. 4. Impor (X4) Impor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri kemudian dijual secara luas kedalam negeri. Data variabel ini diambil dari data yang dikeluakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan perhitungan tahunan dengan satuan miliar. 3.3. Metode Analisis 3.3.1. Metode Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda adalah suatu metode analisis regresi untuk lebih dari dua variabel, karena itu termasuk dalam analisis multivariat. Namun karena dalam analisis regresi ganda juga dianalisis hubungan antar satu variabel bebas X dengan variabel terikat Y manakala variabel bebas X lainnya dianggap konstan, maka dalam 33

analisisnya juga masih bisa digunakan metode kuadrat terkecil. Karena itu analisis regresi ganda merupakan jembatan penghubung antara analisis regresi sederhana yang bersifat bivariate, dengan model analisis regresi yang bersifat multivariate. Analisis regresi merupakan studi dalam menjelaskan dan mengevaluasi hubungan antara suatu peubah bebas (independent variable) dengan satu peubah tak bebas (dependent variable) dengan tujuan untuk mengestimasi atau meramalkan nilai peubah tak bebas didasarkan pada nilai peubah bebas yang diketahui. (Widarjono, 2013) bentuk umum regresi berganda sebagai berikut: Y i X X... X 0 1 1i 2 2i k ki e i Pada penelitian ini akan dibahas model regresi berganda dengan model semi log dan empat variabel independen. Formulanya adalah: Keterangan: Y i adalah Laju Inflasi di Indonesia ( % ) X 1i adalah Pertumbuhan Ekonomi ( %) X 2i adalah Jumlah Uang Beredar / M2 ( Miliar Rupiah ) X 3i adalah Ekspor ( Miliar Rupiah ) adalah Impor ( Miliar Rupiah ) adalah Konstanta 34

Uji Statistik 3.3.2. Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara memperbandingkan nilai antara t hitung dan t tabel. Nilai t hitung dapat diperoleh dengan rumus : t-hitung = Dimana β i adalah koefisien regresi dan se(β i ) adalah standar error koefisien regresi. Hipotesis yang diambil untuk yang bernilai positif adalah : H o : β i 0, ( i=1,2,3) H a : β i > 0 Hipotesis yang diambil untuk yang bernilai negatif adalah : H 0 : β i 0, ( i=4) H a : β i < 0, ( i=4) Ketentuan-ketentuan dalam pengujian menggunakan uji t yaitu: a. H 0 diterima jika t hitung < t tabel maka H a ditolak artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. b. H 0 ditolak jika t hitung > t tabel maka H a diterima artinya suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 3.3.3. Uji F Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk menganalisis menggunakan uji F harus dilihat 35

nilai F hitung dan nilai F tabel dari penelitian tersebut guna menentukan apakah berada pada daerah terima H 0 dan tolak H a atau sebaliknya. Nilai F hitung dapat diperoleh dengan rumus : Rumus F hitung Dimana: = koefisien determinasi k = banyaknya variabel bebas n = banyaknya sampel Hipotesis nol (H 0 ) dan hipotesis alternatif (H a ) yang dibuat: : = =... = = 0 :... 0 Ketentuan-ketentuan dalam pengujian menggunakan uji F yaitu : a. H 0 diterima jika F hitung < F tabel maka, H a ditolak artinya seluruh variabel independen bukan merupakan penjelas terhadap variabel dependen. b. H 0 ditolak jika F hitung > F tabel maka, H a diterima artinya seluruh variabel independen merupakan penjelas terhadap variabel dependen. 3.3.4. Koefisien Determinasi (R 2 ) Dalam mengukur seberapa baik garis regresi cocok dengan datanya untuk mengukur persentase total variasi Y yang dijelaskan oleh garis regresi digunakan konsep koefisien determinasi (R 2 ). Koefisien determinasi (R 2 ) didefinisikan sebagai proporsi atau persentase dari total variasi variabel dependen Y yang dijelaskan oleh garis regresi (variabel independen X). (Widarjono2007) formula R 2 adalah sebagai berikut: 36

R 2 ESS TSS Yˆ i Y 2 Y Y 2 i Keterangan : ESS = Explained sum of squares TSS = Total sum of squares Jika garis regresi tepat pada semua data Y maka ESS sama dengan TSS sehingga R 2 = 1, sedangkan jika garis regresi tepat pada rata-rata nilai Y maka ESS=0 sehingga R 2 sama dengan nol. Dengan demikian, nilai koefisien determinasi ini terletak antara 0 dan 1. 0 R 2 1 3.3.5. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mendeteksi apakah metode OLS menghasilkan estimator yang BLUE, sehingga tidak ada gangguan dalam OLS seperti masalah multikolinieritas, masalah heteroskedastisitas dan masalah autokolerasi sehingga uji t dan uji F menjadi valid. 3.3.6. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah suatu uji yang digunakan untuk melihat korelasi antar masing-masing independen variabel. Dalam pengujian asumsi OLS tidak terjadi multikolinieritas sehingga bisa dikatakan bahwa pengujian model tersebut bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimators), berarti adanya hubungan sempurna, linier dan pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dilihat dari korelasi parsial (r) antar variabel independen. Jika r > 0,85 maka ada multikolinieritas dan jika r < 0,85 maka tidak ada multikolinieritas (Widarjono, 2009). 37

3.3.7. Uji Heteroskedastisitas Pada model OLS, untuk menghasilkan estimator yang BLUE maka diasumsikan bahwa model memiliki varian yang konstan atau Var (e i ) = σ 2. Suatu model dikatakan memiliki masalah heterokedastisitas jika variabel gangguan memiliki varian yang tidak konstan. Konsekuensi dari adanya masalah heterokedastisitas adalah estimator yang kita dapatkan akan mempunyai varian yang tidak minimum. Meskipun estimator metode OLS masih linear dan tidak bias, varian yang tidak minimum akan membuat perhitungan standard error metode OLS tidak bisa lagi dipercaya kebenarannya. Hal ini menyebabkan interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk mengevaluasi hasil regresi. Masalah heterokedastisitas mengandung konsekuensi serius pada estimator OLS. Karena tidak lagi BLUE. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendeteksi adanya masalah heterokedastisitas. Metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah heterokedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan White Heteroskedasticity Test. Hipotesis dan ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut : H 0 : Tidak ada masalah heterokedastisitas H a : Ada masalah heterokedastisitas Jika nilai probability dari chi-square lebih besar dari taraf signifikan (α = 5%) yang berarti tidak signifikan, maka menerima H 0 atau menolak H a yang berarti bahwa tidak ada masalah heterokedastisitas. Sebaliknya jika nilai probabilitas chi-square lebih kecil dari taraf signifikan (α = 5%) yang berarti signifikan, maka menolak H 0 atau menerima H a yang berarti ada masalah heterokedastisitas (Widarjono, 2009). 38

3.3.8. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antar variabel gangguan satu observasi dengan observasi lainnya yang berlainan waktu. Autokorelasi merupakan pelanggaran asumsi penting dalam metode OLS. Metode OLS mensyaratkan tidak adanya hubungan antara variabel gangguan satu dengan variabel gangguan lainnya. Pada penelitian ini, deteksi autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Breusch- Godfrey Serial Correlation LM Test. Uji autokorelasi dengan menggunakan metode LM diperlukan lag atau kelambanan. Lag yang dipakai dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode trial and error dengan cara membandingkan nilai absolut kriteria Akaike dan mencari yang nilainya paling kecil. Hipotesis dan ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut : H 0 : Tidak ada masalah autokorelasi H a : Ada masalah autokorelasi Jika nilai probability dari chi-square lebih besar dari taraf signifikan (α = 10%) yang berarti tidak signifikan, maka menerima H 0 atau menolak H a yang berarti bahwa tidak ada masalah autokorelasi. Sebaliknya jika nilai probabilitas chi-square lebih kecil dari taraf signifikan (α = 10%) yang berarti signifikan, maka menolak H 0 atau menerima H a yang berarti ada masalah autokorelasi (Widarjono, 2009). 39