BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan baik fisik maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

TINJAUAN PUSTAKA. terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena itu dari pengalaman dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

SATUAN ACARA PENGAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Hormon Pada wanita

Bab IV Memahami Tubuh Kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

... Tugas Milik kelompok 8...

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

EFEKTIFITAS SENAM DISMENORE DALAM MENGURANGI DISMENEORE PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN KARAWANG TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dewasa, yang ditandai dengan adanya perubahan kematangan fisik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk. membentuk kebiasaan hidup sehat (Mubarak, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

REPRODUKSI KESEHATAN REMAJA CREATED BY: MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB II TINJAUAN TEORITIS. pengetahuan tidak selalu ilmu. Pengetahuan memberikan kewenangan (authority

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Remaja Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang tampak lebih jelas tubuh berkembang pesat mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduksi (Agustiani, 2006). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis dimana usianaya yakni antara 10-19 tahun dan masa ini adalah suatu periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Widiastuti, dkk, 2009). Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anakanak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual. Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti usia kedewasaan, kata ini lebih menunjuk pada perubahan fisik daripada perilaku yang terjadi pada saat individu secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan keturunan (Hurlock, 2007). Monk mengemukakan bahwa pubertas berasal dari kata puber (pubescent) yang berarti mendapatkan puber atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukan perkembangan seksual (Monks & Knoers, 2002). 11

12 2. Pembatasan Usia Remaja Masa remaja dianggap mulai pada saat anak secra seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Menurut WHO disebut remaja apabiala anak telah mencapai usia 10-18 tahun. Menuru Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin (Widiastuti, dkk, 2009). Undang-undang No. 4 tahun 1978, remaja adalah individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Namun menurut undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai usia 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal. Menurut undang- undang perkawinan No. 1 tahun 1974, anak diagap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu usia 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki (Proverawati & misaroh, 2009). 3. Perkembangan fisik pada masa remaja Perkembangan fisik yang menyangkut perkembangan seksual adalah pertumbuhan organ-organ genital yang ada baik di dalam maupun di luar badan yang sangat menentukan bagi perkembangan tingkah laku selanjutnya. Istilah tanda-tanda kelamin primer menunjuk pada organ badan yang langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Pada anak perempuan tanda kelamin primer ditandai dengan adanya perkembangan rahim dan saluran telur, vagina, bibir kemaluan, dan klitoris (Monks & Knoers, 2002). Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi pada anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid atau menarche, ini

13 adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari sampai menopause. Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu yang sangat tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada tahun-tahun pertama. Periode ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja (Hurlock, 2007). Tanda-tanda kelamin sekunder adalah tanda-tanda yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tandatanda yang khas untuk perempuan dan khas untuk laki-laki. Pada perempuan tanda yang pertama kali muncul yaitu tumbuhnya rambut kemaluan yang merupakan gambar segitiga dengan basis ke atas. Kemudian tanda kelamin sekunder yang paling penting pada wanita adalah tumbuhnya payudara dengan sedikit mencuatnya bagian puting susu, hal ini terjadi pada usia antara 8-13 tahun (Monks & Knoers, 2002). Menurut Wiknjosastro (2005), berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, remaja akan melewati tahapan berikut : a. Masa remaja awal umur 11-13 tahun Remaja awal dimulai kurang lebih antara usia 11 sampai 13 tahun (Wiknjosastro, 2005). Masa remaja awal kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencangkup semua perubahan pubertas (Santrock, 2003).

14 b. Masa remaja pertengahan umur 14-16 tahun Minat pada karir, berpacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih nyata dalam masa remaja akhir (Santrock, 2003). Terdapat pergerakan pasti menjauh dari keluarga, hubungan seusia (Peer group) mendominasi di atas keluarga (Wiknjosastro, 2005). c. Masa remaja lanjut umur 17-20 tahun Remaja akhir merupakan fase kematangan secara fisik. Kebanyakan remaja akhir mencapai body image yang stabil. Remaja akhir menjdi seseorang yang mandiri penuh sebagai warga negara yang produktif (Bobak, 2004). B. Menstruasi 1. Definisi Menstruasi Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskamasi) endometrium (Proverawati & Misaroh, 2009). Menurut Josep dan Nugroho (2010), menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Hal ini terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Menurut Soebachman dan Kissantie (2012), haid atau menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh yang terjadi setiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi perempuan.

15 2. Siklus Menstruasi Panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Pada kakak beradik ataupun saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Panjang siklus yang biasa pada wanita ialah 25-32 hari, dan kira- kira 97 % wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari kemudian diikuti darah sedikitsedikit, dan ada yang sampai 7-8 hari ( Wiknjosastro, 2005). Menurut Misaroh dan Proverawati (2009), menstruasi mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu: a. Fase Menstruasi Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek, dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon esterogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada. b. Fase Proliferasi atau fase Folikuler Fase prolifersi ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH (folikel stimulating hormone) dan merangang folikel dalam ovarium, serta dapat

16 membuat hormon esterogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormon esterogen yang merangsang keluarnya LH (leutining hormone) dari hipofisis. Esterogen dapat menghambat sekresi FSH (folikel stimulating hormone) tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. c. Fase Ovulasi atau fase Luteal Fase ovulasi ditandai dengan sekresi LH (leutining hormone) yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yag matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. d. Fase paska ovulasi atau fase Sekresi Fase sekresi ditandai dengan corpus luteum yang mengecil atau menghilang dan berubah menjadi corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon esterogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (leutining hormone). Sekresi progesteron yang terhenti menyebabkan penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek, maka terjadi fase perdarahan atau menstruasi.

17 3. Kelainan-kelainan Menstruasi Kelainan-kelainan siklus menstruasi antara lain adalah: a. Tidak menstruasi (amenore), yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari 3 bulan berturut-turut, menstruasi wanita teratur setelah mencapai usia 18 tahun (Manuaba, 2009) b. Nyeri menstruasi (dismenore), yaitu nyeri diperut bawah, menyebar ke daerah pinggang, dan paha. Nyeri ini timbul tidak lama sebelumnya atau bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa hari sebelum dan selama menstruasi (Wiknjosastro, 2005). c. Menorrhagia atau hipermenorea, yaitu pada bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur dan jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak, penyebabnya kemungkinan terdapat mioma uteri atau pembesaran rahim (Manuaba, 2009). d. Ketegangan sebelum masa menstruasi (Pre mestruasi tention), terjadi karena keluhan yang di mulai sekitar seminggu sebelum dan sesudah haid. Terjadi karena ketidakseimbangan esterogen dan progesteron menjelang menstruasi. Ketegangan sebelum haid terjadi pada waktu umur sekitar 30-49 tahun, pengobatanya tergantung pada keadaan dan memerlukan konsultasi dengan ahlinya (Manuaba, 2009).

18 C. Dismenore 1. Definisi Dismenore Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia (Bobak, 2004). Menurut Prawirohardjo (2008), dismenore adalah nyeri selama haid yang dirasakan di perut bawah atau di pinggang, bersifat seperti mulas - mulas, seperti ngilu, dan seperti ditusuk-tusuk. Dismenore menyebabkan nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami menstruasi pertama (menarche). Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009). Dismenore atau yang lebih dikenal dengan nyeri haid adalah keluhan yang sering dialami wanita, kejadian nyeri haid ini memang cukup tinggi dan penyakit ini juga sudah lama dikenal (Indriani, 2008). Menurut Manuaba (2009), dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. 2. Jenis Dismenore Menurut Wiknjosastro (2005), dismenore dibagi menjadi 2 yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder: a. Dismenore Primer Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu

19 setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Badziad, 2003). b. Dismenore Sekunder Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan ginekologi seperti pada penyakit pelvis organik, endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus, dan polip uters, IUD juga dapat menyebabkan dismenore sekunder (Bobak, 2004). Dismenore biasanya ditemukan jika terdapat penyakit atau kelainan pada alat reproduksi. Nyeri dapat terasa sebelum, selama, dan sesudah haid (Laila, 2011). Proverawati dan misaroh (2009), menyebutkan bahwa dismenore sekunder atau yang sering disebut juga dismenore ekstrinsik terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore.

20 3. Tanda dan Gejal Klinis Dismenore Menurut Manuaba (1998), gejala dismenore terdiri dari nyeri abdomen bagian bawah kemudian menjalar ke daerah pinggang dan paha, dan terkadang disertai mual, muntah, sakit kepala dan diare. 4. Derajat Nyeri Haid (Dismenore) Setiap wanita mempunyai pengalaman nyeri dismenore yang berbedabeda, dimana hal itu muncul rasa tidak nyaman, letih, sakit yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Nyeri akan berkurang setelah menstruasi, namun ada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009). Menurut Manuaba (2001), setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri terutama pada awal menstruasi, namun dengan kadar nyeri berbeda-beda. Dismenore secara siklik dibagi menjadi tiga tingkat keparahan, antara lain: a. Dismenore ringan Dismenore yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari dan biasanya berlangsung antara 1 sampai 2 hari. b. Dismenore sedang Dismenore ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri dan kondisi penderita masih dapat beraktifitas. Dismenore ini biasanya nyeri berlangsung antara 3 sampai 4 hari.

21 c. Dismenore berat Dismenore berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual. 5. Faktor Penyebab Dismenore Menurut Wiknjosastro (2005), faktor-faktor yang memegang peranan sebagai penyebab dismenore yaitu: a. Faktor Kejiwaan Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apabila mereka tidak mendapatkan penerangan yang baik tentang proses haid maka mudah timbul terjadinya dismenore. Ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan haid seperti dismenore (Hurlock, 2007). Remaja dan ibi-ibu yang emosinya tidak stabil lebih mudah mengalami nyeri menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009). b. Faktor Konstitusi Faktor konstitusi erat hubunganya dengan faktor kejiwaan dan juga dapat menurunkan ketahanan rasa nyeri. Faktor- faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore. c. Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis Banyak wanita menderita dismenore tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi. Mioma submukosum bertangkai atau polip

22 endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus berkontraksi. d. Faktor Endokrin Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. Bahwa hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus dan hormon progesteron menghambat terjadinya dismenore. Teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul karena peningkatan produksi prostaglandin (oleh dinding rahim) saat menstruasi. Anggapan ini mendasar pengobatan dengan anti prostaglandin untuk meredakan nyeri menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009). e. Faktor Alergi Faktor alergi ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine, atau asma bronkhiale. 6. Penanganan Dismenore Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani dismenore sehingga menurunkan angka kejadian dismenore dan mencegah keadaan dismenore tidak bertambah berat (Wiknjosastro, 2005): a. Penerangan dan nasehat Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore primer adalah gangguan siklus menstruasi yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya dalam masalah ini diadakan penjelasan dan diskusi mengenai informasi dismenore, penanggulangan yang tepat serta pencegahan agar

23 dismenore tidak mengarah pada tingkat yang sedang bahkan ke tingkat berat. Penjelasan tentang pemenuhan nutrisi yang baik perlu diberikan, karena dengan pemenuhan nutrisi yang baik maka status gizi remaja menjadi baik. Tidak menutup kemungkinan bahwa ketahanan tubuh meningkat dan gangguan menstruasi dapat dicegah. Nasehat mengenai makan bergizi, istirahat dan olahraga cukup dapat berguna dan terkadang juga diperlukan psikoterapi. b. Pemberian obat analgesik Obat analgesik yang sering digunakan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Contoh obat paten yang beredar dipasaran antara lain ponstan, novalgin, acetaminophen dan sebagainya. c. Terapi hormonal Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar berupa dismenore primer, sehingga wanita dapat tetap melakukan aktifitas sehari-hari. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian pil kombinasi kontrasepsi. d. Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin Obat ini memegang peranan penting terhadapa dismenore primer. Termasuk disini indometasin dan naproksen. Kurang lebih 70% penderita mengalami perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai, satu sampai tiga hari sebelum haid dan pada hari pertama.

24 Menurut Arifin (2005), nyeri haid dapat diatasi dengan: 1) Kompres dengan handuk atau botol berisi air panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di perut atau pinggang bagian bawah), mandi dengan air hangat dan minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi. Penelitian Solekhah (2011), ada pengaruh yang bermakna dengan pemberian kompres hangat terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore. 2) Tidur dan istirahat yang cukup, serta olah raga teratur. Dengan olah raga dapat meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga memperlancar peredaran darah. Olah raga teratur seperti jalan cepat, jogging, berlari, berenang, bersepeda atau aerobik dapat memperbaiki kesehatan secara umum dan menjaga siklus menstruasi agar tetap teratur. Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olah raga, yang tidak hanya mengurangi stress tapi juga meningkatkan produksi endorphin di otak yang merupakan penawar sakit alami tubuh. Tidak ada pembatasan aktifitas selama haid. Olahraga latihan aerobik, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang, membantu memproduksi bahan alami yang dapat memblok rasa sakit (Proverawati & Misaroh, 2009). 3) Aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid. 4) Melakukan tarik nafas dalam secara perlahan-lahan untuk relaksasi. Dengan tarik nafas dalam di percaya dapat menurunkan intensitas nyeri.

25 5) Mengkonsumsi minuman kunyit asem. Kunyit memiliki agen-agen aktif alami yang berfungsi sebagai analgetika, antipiretika, dan antiinflamasi sedangkan asam jawa memiliki agen-agen aktif yang juga berfungsi sebagai antipiretika dan penenang atau pengurang tekanan psikis. Sehingga akan mengurangi atau menghambat kontraksi uterus. D. Faktor-faktor Risiko Dismenore Menurut Bare dan Smeltzer (2001), faktor resiko terjadinya disminore adalah: 1. Menarche pada usia lebih awal Menarche adalah menstrusi pertama kali yang dialami kaum perempuan yang merupakan tanda awal dimulainya kehidupan baru sebagai remaja dalam masa pubertas yang biasanya terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun (Proverawati & Misaroh, 2009). Menarche didefinisikan sebagai pertama kali menstruasi, yaitu keluarnya cairan darah dari alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Sudah lebih dari setengah abad rata-rata usia menarche mengalami perubahan, dari usia 17 tahun, menjadi 13 tahun, secara normal menstruasi awal terjadi pada usia 12 16 tahun (Kartono, 2006). Rentang usia normal terjadinya menarche biasanya adalah 10,5 sampai 15 tahun denngan usia rata-rata 12 tahun dan 9,5 tahun (Wong, dkk, 2009).

26 Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi yang pertama kali pada usia yang lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun sudah mendapat menstruasi yang pertama kali, yang usia 8 tahun sudah mengalami dan ada juga yang usia 16 tahun baru mengalami. Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri ketika menstruasi. Menurut Widjanarko (2006), menyatakan bahwa alat reproduksi wanita harus berfungsi sebagaimana mestinya, namun bila menarche terjadi pada usia yang lebih awal dari normal dimana alat reproduksi belum siap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim maka akan timbul rasa skit ketika menstruasi. 2. Belum pernah hamil dan melahirkan Wanita yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan syaraf yang menyebabkan adrenalin mengalami penurunan, serta menyebabkan leher rahim melebar sehingga sensasi nyeri haid berkurang bahkan hilang. 3. Lama menstruasi lebih dari normal (hipermenorea) Yang di sebut hipermenorea atau menorhagia adalah pendarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi teratur (Smeltzer & bare, 2001). Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), hipermenorea adalah pendarahan menstruasi yang banyak dan lebih lama dari normal,

27 yaitu 6-7 hari dangan ganti pembalut 5-6 kali perhari. Menstruasi normal biasanya 3-5 hari (3-7 hari masih normal), jumlah darah rata-rata 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal), kira-kira 2-3 kali ganti pembalut perhari. Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal lebih dari 8 hari (Wiknjosastro 2005). Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), penyebab hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri, tumor jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia endometrium (penebalan lapisan dalam rahim) dan dapat juga disebabkan oleh kelainan diluar rahim seperti kelainan darah misalnya anemia, gangguan pembekuan darah, serta juga bisa disebabkan oleh kelainan hormon atau gangguan endokrin. Smeltzer dan bare (2001), penyebab hipermenorea biasanya berhubungan dengan gangguan endokrin dan juga disebabkan karena adanya gangguan inflamasi, tumor uterus, dan gangguan emosional juga dapat mempengaruhi pendarahan. Lama menstruasi lebih dari normal, menstruasi menimbulkan adanya kontraksi uterus, bila menstruasi terjadi lebih lama mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi dan semakin banyak prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang turus menerus menyebabkan suplay darah ke uterus terhenti dan terjadi disminore (Shanon, 2006).

28 4. Perokok Merokok dapat mengakibatkan nyeri saat haid karena didalam rokok terdapat kandungan zat yang dapat mempengaruhi metabolisme esterogen, sedangkan esterogen bertugas untuk mengatur proses haid dan kadar esterogen harus cukup di dalam tubuh. Apabila esterogen tidak tercukupi akibat adanya gangguan dari metabolismenya akan menyebabkan gangguan pula dalam alat reproduksi termasuk nyeri saat haid (Megawati, 2006). 5. Kebiasaan Olahraga Olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya (Irianto, 2004). Disebutkan juga oleh Sumintarsih (2006), olahraga adalah suatu rutinitas untuk mengaktifkan kembali sel-sel dalam tubuh yang belum berfungsi secara sempurna. Lama latihan olahraga juga ada takarannya, setiap melakukan olahraga sebaiknya zona sasaran harus dicapai dan dipertahankan paling sedikit 30 menit. Latihan mencapai zona sasaran yang dilakukan lebih lama memberikan efek yang lebih baik. Pada kategori tingkat kebugaran yang masuk dalam kategori buruk adalah mereka yang hanya sekali dalam seminggu berolahraga (Asmawi, 2006). Frekuensi latihan adalah frekuensi latihan setiap minggu. Latihan olahraga yang dilakukan 3 kali dalam seminggu akan memberikan efek yang berarti bagi kesehatan dan kebugaran. Lakukan dengan intensitas rendah yang makin lama makin ditingkatkan intensitasnya. Usahakan agar olahraga

29 dilakukan 3-5 kali per minggu dengan durasi 30-60 menit yang jika tidak memungkinkan dilakukan dalam satu kali latihan dapat dibagi dalam tiap latihan 10 menit (Margono, 2007). Kejadian dismenore akan meningkat dengan kurangnya aktifitas selam menstruasi dan kurangnya olah raga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen menurun. Dampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi oksigen pun berkurang dan menyebabkan nyeri. Olahraga merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman (Harry, 2007). Olahraga aerobik merupakan jenis olahraga yang membutuhkan oksigen sebagai sumber energi utama bagi tubuh untuk bergerak. Definisinya adalah olahraga yang sifatnya ringan, gerakan yang dilakukan sama dan dilakukan berulang-ulang, selain itu waktu untuk melakukannya lama. Olahraga jenis ini dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan (Sumintarsih, 2006). Pada sebagian besar wanita, latihan olahraga aerobik mampu mengurangi gejala-gejala gangguan menstruasi seperti dismenore yaitu mengurangi kelelahan dan stress. Latihan ini dapat berupa jalan cepat, joging, senam, bersepeda, dan berenang. Latihan olahraga aerobik juga mampu memperbaiki kesehatan hati atau jantung dan mampu membantu

30 mengendalikan tekanan berat, serta latihan fisik juga meningkatkan rangsangan simpatis yaitu suatu kondisi yang menurunkan detak jantung dan mengurangi sensasi cemas (Laila, 2011). Dengan olah raga dapat meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga memperlancar peredaran darah. Olahraga teratur seperti jalan cepat, jogging, berlari, berenang, bersepeda atau aerobik dapat memperbaiki kesehatan secara umum dan menjaga siklus menstruasi agar tetap teratur. Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak hanya mengurangi stress tapi juga meningkatkan produksi endorphin di otak, penawar sakit alami tubuh. Tidak ada pembatasan aktifitas selama haid. Olahraga latihan aerobik dapat membantu memproduksi bahan alami yang dapat memblok rasa sakit ketika haid (Proverawati & Misaroh, 2009). 6. Stress Stress menimbulkan penekanan sensasi syaraf-syaraf pinggul dan otot-otot punggung bawah sehingga menyebabkan dismenore.

31 E. Kerangka Teori Remaja Faktor penyebab: - Kejiwaan - Konstitusi - Obstruksi Kanalis Servikalis - Faktor Endokrin - Faktor Alergi - Prostaglandin Menstruasi Pelepasan Prostaglandin Dismenore Faktor risiko: - Menarche pada usia lebih awal - Lama menstruasi lebih dari normal - Belum pernah hamil dan melahirkan - Umur - Perokok - Kebiasaan Olahraga - Stress Penanganan dismenore: - Penerangan dan nasehat - Pemberian obat analgesik - Terapi hormonal - Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin. - Kopres hangat - Istirahat yang cukup dan olahraga - Aroma terapi - Nafas dalam - Konsumsi kunyit asem Perubahan intensitas nyeri Kategori tingkat nyeri: - Ringan - Sedang - Berat Gambar 2.1. Kerangka Teori (sumber: Smeltzer & Bare, 2001; Wiknjosastro, 2005; dan Proverawati & Misaroh, 2009).

32 F. Kerangka Konsep Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat Faktor risiko: - Menarche pada usia lebih awal - Lama menstruasi lebih dari normal - Kebiasaan Olahraga Variabel Terikat Kejadian Dismenore Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian. G. Hipotesis Ada hubungan antara kebiasaan olahraga, menarche, dan lama menstruasi dengan kejadian dismenore pada remaja di SMA Muhamadiyah 1 Purbalingga Tahun 2012.