Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
Jurusan Kimia, Jalan Dg. Tata Raya, Makassar


Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN DIRECT INSTRUCTION

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN DIRECT INSTRUCTION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Tipe Giving Question and Getting Answers Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bajeng

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 05 BATAM

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMA

Automotive Science and Education Journal

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WAWANCARA TIGA TAHAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN BATAM PADA POKOK BAHASAN BAKTERI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Fauziah Pratiwi, Purwati Kuswarini Suprapto, Suharsono

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

ABSTRAK

Economic Education Analysis Journal

Risaftia Andini 1, Johni Azmi 2, Jimmi Copriady 2 No.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

Ismarti 1, Raja Rizca Gusfyana 1. Indonesia Abstrak

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224

SIMBIOSA, 3 (2) : DESEMBER, 2014 ISSN Cetak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

MOHAN TAUFIQ MASHURI NIM

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 1 Maret 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMPN 35 BATAM

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 1, Nomor 4, Agustus 2012


PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

KEEFEKTIFAN MODEL TGT BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN REKREATIF TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Fadhli dan Togi Tampubolon Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Meret 2014

Penerapan Metode Pembelajaran Question Student Have Untuk Mencapai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 8 Makassar

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII 4 SMP NEGERI 1 MAKASSAR

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Fernando Lumban Batu dan Nurdin Siregar Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed ABSTRAK

PENGARUH CHEMSKETCH DALAM PENULISAN STRUKTUR KIMIA PADA METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (MATERI POKOK IKATAN KIMIA)

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

Dita Amelia*, Johni Azmi**, Jimmi Copriady*** No.

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

III. METODE PENELITIAN. Mengkaji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 KABUPATEN TEBO

Qisthi Amaliah, St. Syamsudduha, Muhammad Qaddafi

Transkripsi:

56 Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dengan Model Pembelajaran Konvensional Di Kelas Xi Mia SMA Negeri Pangkajene (Studi pada Materi Pokok The Differences of Learning Outcomes of Students Taught by Using Learning Model Teams Games Tournaments (TGT) with Conventional Learning Model in Class XI SMAN Pangkajene MIA (Studies on the Topic Acid-base) 1) Nur Wahyuninsih Yunus, ) Muhammad Anwar, 3) Alimin 1,, 3) Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 904 Email: nurwahyuninsihyunus@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar siswa yang yang diajar menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan model pembelajaran konvensional di kelas XI MIA SMA Negeri Pangkajene pada materi pokok asam basa. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan desain penelitian Posttest only control design. Populasi penelitian adalah kelas XI MIA SMA Negeri Pangkajene yang terdiri atas 5 (Lima) kelas yang berjumlah 150 peserta didik. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan terpilih kelas XI Pascal sebagai kelas eksperimen I dengan jumlah 30 siswa dan kelas XI Gregor Mendel sebagai kelas eksperimen II yang terdiri atas 30 siswa. Penelitian ini terdiri dari dua variabel. Variabel bebas yaitu, Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran konvensional, variabel terikatnya yaitu hasil belajar peseta didik. Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes pilihan ganda sebanyak 0 nomor yang telah divalidasi isi. Data dikumpulkan dengan pemberian posttest. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Nilai rata-rata kelas eksperimen I dan eksperimen II masing-masing sebesar 87,83 dan 79,3 dengan standar deviasi masing-masing secara berturutturut 8,31 dan 10,6. Persentase ketuntasan untuk masing-masing kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu 80% dan 60%. Data tidak terdistribusi normal dan bersifat homogen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji mann-whitney (U-Test) menghasilkan Z hitung > Z tabel =,59 > 1,64 pada 0,05. Disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament

57 (TGT) dengan model pembelajaran konvensional di kelas XI MIA SMA Negeri Pangkajene pada materi pokok asam basa. Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Hasil Belajar, Model Pembelajaran Konvensional,asam basa ABSTRACT This study aims to determine the differences in learning outcomes of students who were taught by using learning models Teams Games Tournament (TGT) with conventional learning models in class XI SMA MIA Pangkajene in the subject matter acid-base. This study is a comparative research design "posttest only control design". The population of this study was a class XI SMA Negeri Pangkajene MIA that consisting of 5 (five) classes, there was 150 students. Sampling was done randomly and was elected class XI Pascal as the first experimental class with 30 students and the number of class XI Gregor Mendel as an experimental class II consisted of 30 students. This study consisted of two variables, variables namely. Teams Games Tournament (TGT) and conventional learning model as independent variable and result of students as independent the presented. Data collection was performed by administering multiple choice test as many as 0 numbers that have been by content validated. Data were collected by administering the posttest. Data were analyzed using descriptive statistics and inferential statistics. The average value of the experimental class I and experiment II respectively 87.83 and 79.3 with a standard deviation of each respectively 8.31 and 10.6. The percentage of completeness for each experimental class I and class II experiment is 80% and 60%. The data were not normally distributed and homogeneous. Hypothesis testing is done with the Mann-Whitney test (U-test) produces Zhitung> Ztabel =.59> 1.64 at α = 0.05. It was concluded that there are differences in learning outcomes of student who were taught by using learning model Teams Games Tournaments (TGT) with conventional learning models in class XI MIA at SMA Negeri Pangkajene in the subject matter acid-base. Key word: Teams Games Tournament (TGT), Results Learning, Learning Model Conventional, acid-base

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) Dengan Model Pembelajaran Konvensional Di Kelas Xi Mia Sma Negeri Pangkajene (Studi pada Materi Pokok 58 PENDAHULUAN Salah satu materi pelajaran kimia yang diajarkan di SMA yaitu asam basa. Materi Asam Basa merupakan salah satu materi kimia yang cukup kompleks, karena materi ini mencakup teori, perhitungan, persamaan reaksi, dan percobaan. Disamping itu materi asam basa membutuhkan banyak latihan baik secara mandiri maupun kerjasama dalam bentuk diskusi antara siswa. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memilki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masingmasing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru (Rusman,011). TGT siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran, kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka) (Ashari, 013). Slavin dalam Huda (011), menyarankan agar TGT diterapkan setiap minggu, sementara STAD dijalankan pada ujian tengah semester dan ujian akhir. Dengan TGT, siswa akan menikmati bagaimana suasana turnamen itu, karena mereka berkompetisi dengan kelompok-kelompok yang memiliki komposisi kemampuan yang setara, maka kompetisi dalam TGT terasa lebih fair dibandingkan kompetisi dalam pembelajaran-pembelajaran tradisional pada umumnya. Menurut Isjoni dalam Banuarli (010), TGT merupakan pembelajaran kooperatif dengan cara mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 siswa. Lebih lanjut Slavin (008) menjelaskan mengenai langkahlangkah pembelajaran TGT yaitu: Penyampaian tujuan, motivasi, apersepsi, menyajikan informasi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar, kegiatan belajar dalam tim, evaluasi, dan pemberian penghargaan Permasalahan yang menarik adalah bagaimana memberi gambaran yang jelas kepada siswa tentang materi pembelajaran Asam Basa tersebut agar peserta didik memiliki hasil belajar yang baik. Dengan dasar inilah maka dilakukan penelitian mengenai perbedaan Hasil Belajar yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dengan Model

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) Dengan Model Pembelajaran Konvensional Di Kelas Xi Mia Sma Negeri Pangkajene (Studi pada Materi Pokok 59 Pembelajaran Konvensional Siswa Kelas XI MIA SMA Negeri Pangkajene (Pada Materi Pokok. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian posttest only control design yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Desain Penelitian Kelas Treatment Posttest R 1 R X O X 1 O 1 Sugiyono, 013 Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Pangkajene Kabupaten Pangkep pada semester genap tahun ajaran 014/015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA yang berjumlah 150 orang yang terdiri dari lima kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random (simple random sampling). Dari kelima kelas tersebut diperoleh kelas, yaitu kelas XI MIA Pascal sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 orang dan kelas XI MIA G. Mendel sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif TGT dan model pembelajaran konvensional. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian posttest setelah pemberian perlakuan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 0 butir soal yang telah divalidasi isi oleh validator. Setiap jawaban benar maka diberi skor 1. Nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dikategorikan dalam kategori tuntas dan tidak tuntas berdasarkan nilai ketuntasan minimal (KKM) di SMA Pangkajene yang ditunjukkan pada Tabel. Tabel. Kriteria Hasil Belajar Siswa Nilai Kategori 75 Tuntas < 75 Tidak Tuntas Untuk menguji perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menngunakan model pembelajaran TGT dengan Konvensional dilakukan dengan analisis statistic inferensial dengan menggunakan uji statistik non-parametrik (uji t satu ekor dengan α = 0,05). Dalam analisis data dilakukan uji normalitas, uji kesamaan varians dan uji hipotesis. Uji normalitas menggunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut: χ = Ʃ dengan derajat kebebasan (dk) = k -3 dan jika χ hitung < χ tabel berarti data tersebut berdistribusi normal. Uji kesamaan varians digunakan untuk menentukan homogenitas dari sampel. Dengan kriteria jika F hitung < F tabel maka data mempunyai varians yang homogen (Sudjana, 000).

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) Dengan Model Pembelajaran Konvensional Di Kelas Xi Mia Sma Negeri Pangkajene (Studi pada Materi Pokok 60 Uji hipotesis (uji Mann Whitney U-Test) dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Jika Z hitung > Z tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Nilai siswa berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan menggunakan perhitungan manual kelas eksperimen I yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT dan kelas eksperimen II yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Nilai Statistik Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah sampel 30 30 Nilai tertinggi 95 95 Nilai terendah 70 60 Standar Deviasi 8,31 10,6 Nilai maksimum 100 100 Nilai rata-rata (mean) 87,83 79,3 Tabel 3 tampak bahwa nilai hasil belajar pada pokok bahasan asam basa kelas eksprimen I menunjukkan nilai tertinggi 95 dari nilai maksimum yaitu 100. Nilai terendah 70 dari nilai minimum adalah nol. Nilai rata-rata siswa adalah 87,83 dengan standar deviasi sebesar 8,31. Nilai hasil belajar pada pokok bahasan asam basa kelas eksprimen II, menunjukkan nilai tertinggi 95 dari nilai maksimum adalah 100, nilai terendah adalah 6 dari nilai minimum adalah nol. Nilai rata-rata siswa adalah 79,3 dengan standar deviasi 10,6. Adapun hasil belajar siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dikelompokkan dalam kategori ketuntasan hasil belajar SMA Negeri Pangkajene, dimana frekuensi dan persentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan pada kelas eksperimen I terdapat 4 siswa yang tuntas dengan persentase sebesar 80,00%, sedangkan pada kelas eksperimen II terdapat 18 siswa yang tuntas dengan persentase sebesar 60,00%. Ini menunjukkan bahwa siswa pada kelas ekperimen I lebih banyak yang tuntas daripada siswa pada kelas eksperimen II sehingga tampak jelas bahwa hasil belajar untuk kelas eksperimen I yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen II yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional.

61 Tabel 4. Kategori, Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Belajar Siswa Nilai Kriteria Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 78 Tuntas 4 80% 18 60% < 78 Tidak Tuntas 6 0% 1 40% Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak maka dilakukan uji pra syarat sebelum melakukan uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Chi-Square, untuk kelas eksperimen I diperoleh hitung = 31,18 sedangkan untuk kelas eksperimen II diperoleh nilai hitung = 13,61 sedangkan tabel dengan dk = 3 pada taraf signifikansi = 0,05 sebesar 7,81. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nilai hitung > tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kedua sampel tidak terdistribusi normal. Pada hasil uji-f, diperoleh nilai F hitung = 1,5 < F tabel =,07 pada taraf signifikansi = 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang homogen. Berdasarkan hasil uji Mann Whitney U-Test, diperoleh nilai Z hitung =,59 dan Z tabel = 1,64 pada taraf signifikansi = 0,05. Hasil analisis menunjukkan nilai t hitung > t tabel, maka H 1 diterima dan H 0 ditolak. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data deskriptif (Tabel 3) dengan menggunakan perhitungan manual, terlihat bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen I yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif TGT lebih tinggi yaitu sebesar 70,91 dibandingkan dengan kelas eksperimen II yang diajar dengan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 54,4. Dan dapat dilihat berdasarkan kategori tuntas dan tidak tuntas maka persentase ketuntasan kelas eksperimen I adalah 80% sebanyak 4 orang dan tidak tuntas sebesar 0% sebanyak 6 orang sedangkan kelas eksperimen II adalah 60% sebanyak 18 orang dan tidak tuntas sebesar 40% sebanyak 1 orang. Hasil belajar siswa pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Tabel 4) menunjukkan persentase peserta didik yang tuntas sebesar 80% yang terdiri dari 4 siswa dan yang tidak tuntas sebesar 0% yang terdiri dari 6 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas yang di ajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT telah mencapai ketuntasan kelas. Adapun rata-rata persentase ketuntasan indikator pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu sebesar 84,67%. Pada pembelajaran koperatif TGT aktivitas belajar siswa lebih meningkat karena adanya interaksi dan saling membantu antara siswa yang menguasai konsep dan yang kurang menguasai konsep dalam proses pembelajaran sehingga pada setiap pertemuan siswa terlihat senang dan

6 menimbulkan semangat belajar bagi siswa. Siswa juga dirangsang berperan aktif untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif agar siswa termotivasi untuk menemukan pengetahuan dan memahami dengan baik materi pelajaran yang diberikan sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Hal ini terjadi pada fase IV dalam pembelajaran TGT. Siswa merasa lebih dekat dengan teman dan timbulnya suasana yang tidak kaku dalam belajar. Setiap siswa mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan soal dalam LKS dan membuat semua anggota kelompoknya mengerti tentang pelajaran. Setiap anggota kelompok saling bantu membantu dan apabila mereka menemukan kendala yang tidak dapat diselesaikan baru kemudian mereka bertanya kepada guru. Hal ini menyebabkan konsep yang dipaparkan oleh guru lebih dipahami oleh setiap siswa. Berbeda dengan pembelajaran konvensional, dimana siswa kurang aktif dalam belajar. Ketika diberi latihan soal, hanya siswa yang pintar dan mengerti yang mengerjakan dan menjawabnya sedangkan siswa yang kurang pintar hanya menunggu jawaban dari temannya ataupun dari guru. Hal ini menyebabkan konsep yang diajarkan guru hanya dimengerti oleh sebagian peserta didik sedangkan siswa yang lain hanya mencatat apa yang ditulis guru di buku catatan mereka tanpa dimengerti apa maksudnya. Selain itu, pada pembelajaran koperatif TGT yaitu pada fase V setelah selesai pembelajaran dalam kelompok maka pada akhir sub materi pokok diadakan games tournamens untuk melihat pemahaman mereka tentang pelajaran tersebut dan membawa untuk meraih skor tertinggi sehingga mendapat penghargaan sebagai tim terbaik. Adapun kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pada pengaturan tempat duduk kelompok, dimana memakan waktu yang cukup banyak sehingga waktu yang digunakan untuk proses belajarmengajar berkurang. Kondisi belajar dalam games tournaments yang menantang siswa untuk belajar lebih aktif, terkadang pada saat siswa tidak mampu menjawab pertanyaan menimbulkan kegaduhan sehingga peneliti dituntut untuk mengorganisasikan kelompok lebih baik lagi. Selain itu tahap ke-v yaitu games tournament pada model pembelajaran TGT tidak dapat terlaksana sesuai RPP yang diajukan karena kurangnya waktu sehingga proses pada pertemuan ke-1 dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada saat guru mengajukan pertanyaan, siswa yang mengerti saja menjawab hasil jawaban dari pertanyaan dan siswa lainnya hanya membantu. Hal ini membuat siswa kurang memiliki rasa percaya diri untuk bertanya pada saat proses pembelajaran karena mereka beranggapan bahwa teman lain dapat membantunya saat mengalami kesulitan menjawab pertanyaan.

63 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran teams games tournaments (TGT) dengan Model Pembelajaran konvensional siswa kelas XI MIA SMA Negeri Pangkajene pada materi pokok asam basa. Dimana data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Nilai rata-rata kelas eksperimen I dan eksperimen II masing-masing sebesar 87,83 dan 79,3 dengan standar deviasi masing-masing secara berturut-turut 8,31 dan 10,6. Persentase ketuntasan untuk masingmasing kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu 80% dan 60%. Data tidak terdistribusi normal dan bersifat homogen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji mann-whitney (U-Test) menghasilkan Z hitung > Z tabel =,59 > 1,64 pada 0,05. B. Saran Saran yang dapat diberikan dalam penerapan model TGT adalah perlu pengaturan kelompok belajar siswa lebih terorganisir hingga tidak mengambil waktu yang banyak dalam proses pembelajaran DAFTAR PUSTAKA Ashari dan Sri. 013. Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Teams Games Tournaments (Tgt) Dengan Media Animasi Berbasis Flash Dan Video Interaktif Ditinjau Dari Kemampuan Memori Dan Kreativitas. Jurnal Inkuiri. ISSN: 5-7893, Vol, No 3 013 (hal 5-68) Huda, Miftahul. 011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 010. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta. Rusman. 01. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers Slavin, Robert E. 008. Cooperative Learning Teori,Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media.