BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE PADA PASIEN BPJS DAN NON BPJS DI POLIKANDUNGAN RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN. setelah krisis ekonomi melanda Indonesi tahun 1997/1998. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fasilitas kesehatan telah mengalami pergeseran paradigma, dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB 1 Pendahuluan. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang menganut prinsip negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB I PENDAHULUAN. harus menerapkan sistem jemput bola, dan bukan hanya menunggu bola. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, yaitu pasal 28 yang menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Menurut UU No. 36

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. (Yustina, 2015). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan bukan menjadi hal baru bagi negara berkembang, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BLORA 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor penting bagi kita semua. Kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Istilah jaminan sosial muncul pertama kali di Amerika Serikat dalam The

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak untuk hidup sehat dan sejahtera merupakan bagian dari hak asasi manusia yang diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan deklarasi tersebut, pasca perang Dunia II beberapa negara mengambil inisiatif untuk mengembangkan jaminan sosial, antara lain jaminan kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage). Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam UUD 45 pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti dengan UU 36/2009 tentang Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya,

2 setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial (Kemenkes-RI, 2014). Upaya untuk menciptakan suatu program jaminan kesehatan yang menyeluruh merupakan salah satu strategi dalam rencana jangka panjang kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 yang memiliki tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (Kemenkes-RI, 2009). Usaha pemerintah untuk menciptakan suatu jaminan kesehatan sudah dirintis pemerintah dengan menciptkan suatu bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek. Untuk masyarakat miskin maka pemerintah menggulirkan program Jamkesmas dan Jamkesda. Namun semua jaminan kesehatan yang telah ada masih terbagi-bagi sehingga biaya kesehatan dan mutu pelayan menjadi sulit terkendali. Untuk mengatasi masalah itu maka di tahun 2004 dikeluarkan Undang-Undang nomor 40 tentang Sistem jaminan Sosial Nasional.

3 Undang-Undang ini mengamanatkan adanya suatu jaminan sosial yang bersifat wajib dan mampu menjangkau seluruh penduduk Indonesia dan pelaksanaanya dilaksanakan oleh suatu Badan Penyelenggra Jaminan Sosial (BPJS) (Kemenkes-RI, 2009). Sebagai penguat dasar hukum maka dikeluarkanlah Undang-Undang nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan sosial yang didalamnya menjelaskan bahwa BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggrakan oleh BPJS Kesehatan telah mulai diimplemetasikan sejak 1 Januari 2014 dan pelaksanaanya diatur oleh beberapa peraturan seperti Peraturan Pemerintah No.101 tentang Penerima bantuan Iuran (PBI) dan Peraturan Presiden No.12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013 sekitar 248.818.100 jiwa dan penduduk Lampung berjumlah sekitar 7.932.100 jiwa yang menjadikan Provinsi Lampung menyumbang persentase 3,19% penduduk Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 229 per Km 2. Sementara persentase angka kesakitan penduduk Indonesia sekitar 27,70% dan persentase angka kesakitan Provinsi Lampung lebih besar dari pada persentase nasional yaitu sekitar 28,65% (Badan Pusat Statistik, 2014).

4 Persentase penduduk Lampung yang mempunyai keluhan kesehatan cukup banyak namun tidak sebanding dengan kepemilikan jaminan kesehatan oleh setiap penduduknya. Sekitar 46,7% penduduk Lampung tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun. Sebanyak 13,9% penduduk yang sakit mengobati diri sendiri dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan adalah 3000 rupiah. Proporsi pemanfaatan rawat jalan di Propinsi Lampung sebsesar 5,9% dengan rata-rata biaya yanng dikeluarkan sebesar 30.000 rupiah dan sumber biaya yang dikeluarkan untuk berobat jalan 71,7% berasal dari biaya sendiri. Pemanfaatan rawat inap hanya sekitar 0,9% dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan sbsesar 2.000.000 rupiah. Persentase kunjungan fasilitas berobat jalan yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk lampung adalah puskesmas atau puskesmas pembatu 32,6% diikuti oleh tempat praktik bidan 29,4% dan praktik dokter 18,5% sementara fasilitas kesehatan lain seperti rumah sakit persentase pemanfaatan rawat jalannya relatif kecil. Persentase penduduk yang memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk rawat inap di Provinsi Lampung yang terbanyak adalah pada rumah sakit swasta 49,4% dan rumah sakit Pemerintah 29,9% serta sisanya pada fasilitas kesehatan lain (Riset Kesehatan Dasar, 2013).

5 Bukti rendahnya pemanfaatan jaminan kesehatan pada masyarakat Lampung dapat terlihat dari jumlah pasien yang terdaftar pada Klinik Imam Bonjol Bandar Lampung. Pada Klinik Imam Bonjol setidaknya ada empat ribu lebih jumlah pasien yang terdaftar di Klinik tersebut namun jumlah kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada bulan Desember berjumlah 2859 orang sehingga masih terdapat jumlah yang cukup besar pada pasien yang berobat dengan biaya sendiri. Rendahnya pemanfaatan jaminan kesehatan penduduk Lampung tepatnya di Kota Metro pernah diteliti oleh Noviansyah, dkk (2006). Dari hasil penelitiannya faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk persepsi dalam masyarakat untuk memanfaatkan jaminan kesehatan ini diantaranyan adalah pendidikan, pengetahuan, motivasi, pengalaman dan sosialisasi. Penelitian lain menunjukkan hasil yang kurang lebih sama seperti penelitian Sitorus (2009) yang menggunakan pendekatan melalui teori perilaku Anderson didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang paling mempengahuri pemanfaatan Jamkesmas diantaranya adalah kondisi kesehatan dan pengetahuan sedangkan yang paling kecil pengaruhnya adalah sarana dan prasarana.

6 Sejauh ini penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jaminan kesehatan masih terbatas pada program jaminan kesehatan yang lama dan belum ada penelitian terbaru pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini yang melatarbelakangi peneliti untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan JKN khususnya pada wilayah peneliti berada yaitu Bandar Lampung. Dalam konteks wilayah Bandar Lampung, peneliti memutuskan Klinik Imam Bonjol sebagai tempat penelitian walaupun tidak dapat mewakili seluruh karakteristik fasilitas kesehatan di Bandar Lampung. Namun dapat memberikan gambaran pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional pada masyarakat Bandar Lampung mengingat bahwa Klinik Imam Bonjol terletak di pusat Kota yang mudah dijangkau dan berada di lingkungan yang padat penduduk sehingga memudahkan penduduk Bandar Lampung untuk berobat kesana. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan agar bagaimana upaya untuk meningkatakan jumlah masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan, khususnya dikalangan masyarakat Bandar Lampung.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Balai Pengobatan Imam Bonjol Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Balai Pengobatan Imam Bonjol Bandar Lampung. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui karakteristik masyarakat yang melakukan pemanfaatan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di balai Pengobatan Imam Bonjol Bandar Lampung

8 b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Balai Pengobatan Imam Bonjol Bandar Lampung. c. Mengetahui gambaran penggunaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh masyarakat di Balai Pengobatan Imam Bonjol Bandar Lampung. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, sebagai wujud pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan keilmuan peneliti dan menambah pengetahuan peneliti mengenai apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional. 2. Bagi masyarakat, dapat memberikan gambaran bagaimana pengaruh faktor-faktor (pengetahuan, sikap, informasi, sikap petugas kesehatan) terhadap pemanfaatan program Jaminan Kesehatan Nasional.

9 3. Bagi pemerintah, dapat menjadi suatu bahan pertimbangan atau acuan dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional. 4. Bagi institusi, dapat berguna sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain dalam mengkaji masalah terkait jaminan kesehatan dimasa mendatang. 5. Bagi ilmu pengetuan, dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang penting dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran.

10 E. Kerangka Penelitian 1. Kerangka teori Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan adalah faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut. Faktor Predisposisi Umur Pengetahuan Sikap Nilai Pendidikan Sosial ekonomi Faktor Pemungkin Informasi Ketersediaan sarana dan prasarana Pemanfaatan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Fakto Penguat Sikap petugas kesehatan Sikap tokoh masyarakat Sikap tokoh agama Peraturan-peraturan yang terkait Gambar 2. Teori Green (1980) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku (Notoatmodjo, 2012).

11 2. Kerangka Konsep Karena adanya keterbatasan waktu dan sumber daya dari penulis. Maka penulis hanya mengambil empat variabel yang akan dilakukan pengukuran dalam penelitian ini yaitu variabel pengetahuan, sikap, informasi dan sikap petugas kesehatan. Pengetahuan Sikap Informasi Pemanfaatan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Sikap petugas kesehatan Gambar 3. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). F. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Balai Pengobatan Imam Bonjol Bandar Lampung.

12 2. Ada pengaruh sikap masyarakat terhadap pemanfaatan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Balai Pengobatan Imam Bonjol Bandar Lampung. 3. Ada pengaruh informasi kepada masyarakat terhadap pemanfaatan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Balai Pengobatan Imam Bonjol Bandar Lampung. 4. Ada pengaruh sikap petugas kesehatan kepada masyarakat terhadap pemanfaatan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Balai Pengobatan Imam Bonjol Bandar Lampung.