HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN MENSTRUASI DENGAN PERILAKU SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Belian Anugrah Estri PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL SISWI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PLUS GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG MENSTRUAL HYGIENE PADA REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 9 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU PERAWATAN DIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambaran Perilaku Hygiene Menstruasi pada Siswi SMKN 8 Kota Bekasi

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. terutama kesehatan reproduksi (Wulandari, 2012). 2003). Remaja dalam menghadapi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE

PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE GENETALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA DI DESA MINGGIRAN

HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau remaja awal (Monks, 2006). Masa pra pubertas ini memiliki banyak potensi

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA

TINDAKAN PERSONAL HYGINE (VULVA HYGINE) SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH X SURABAYA. Supatmi 1), Asta Adyani 2)

Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN KEPUTIHAN PRA TRAINING DAN POST TRAINING PADA SISWI SMP NEGERI 2 JAKEN KABUPATEN PATI.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU HYGIENE MENSTRUASI REMAJA PUTRI KELAS VII DI MTs N SLEMAN KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENITALIA SAAT MENSTRUASI

BAB 1 PENDAHULUAN. segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi yang

STIKES NGUDI WALUYO JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA SAAT MENSTRUASI

Eka Puspa Janurviningsih 1, Rina Suparyanti 2, Syaifuddin 3

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

PENGARUH PENYULUHAN PERAWATAN DIRI SAAT MENSTRUASI DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PERILAKU SISWI KELAS VII SMP NEGERI 3 GAMPING

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

Transkripsi:

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Anik Lia Suryati 201510104056 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA DIV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA 1 TAHUN 2016 Anik Lia Suryati 2, Dewi Rokhanawati 3 INTISARI Latar Belakang : Masa remaja membutuhkan dukungan khusus dari orang tua terutama ibu yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi khususnya masalah tentang menstruasi. Terdapat 43,3 juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun berperilaku tidak sehat dalam menjaga kebersihan organ reproduksinya. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ibu dengan perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada siswi di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif corelasi dengan pendekatan waktu cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah siswi SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang berjumlah 83 yang sudah mendapatkan menstruasi dan tinggal bersama ibu. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengolahan data menggunakan uji statistik Kendall Tau. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi Kendall Tau sebesar 0,624 dengan p-value sebesar 0,000. Berdasarkan nilai p<0,05, disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu dengan perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Simpulan : Ada hubungan peran ibu dengan perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan tingkat keeratan kuat. Saran : Bagi siswi hendaknya berusaha mencari sumber-sumber lain yang bisa menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang menstruasi, dan bisa mengubah kebiasaan yang kurang baik. Kata Kunci : peran ibu, perilaku, vulva hygiene, menstruasi Kepustakaan : 25 buku, 7 jurnal, 3 website Halaman : i-xiii halaman, 68 halaman, 7 tabel, 1 gambar, 15 lampiran 1 Judul skripsi 2 Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah 3 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta

PENDAHULUAN Masa remaja merupakan suatu tahap perkembangan dari masa anak anak menuju masa dewasa akan terjadi perubahan fase kehidupan dalam hal fisik, fisiologis dan sosial (WHO, 2010). Usia remaja menurut WHO adalah umur 10 19 tahun (WHO, 2012). Pada masa remaja adalah sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami remaja adalah masalah personal hygiene. Hasil penelitian Dasgupta & Sarkar, 2008 menyataka tingkat pengetahuan kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi dari 160 anak perempuan didapatkan 67,5 memiliki pengetahuan yang baik, dan 97,5 tidak mengetahui tentang kebersihan alat reproduksi pada saat menstruasi. Berdasarkan data statistik Indonesia tahun 2008 dari 43,3 juta jiwa remaja perempuan yang berusia 15-24 tahun berperilaku tidak sehat dalam menjaga kebersihan organ reproduksinya, seperti pada saat menstruasi untuk mengganti pembalut harus menunggu penuh (Maghfiroh, 2010). Dampak yang terjadi apabila perilaku personal hygiene tidak dilakukan, akan menyebabkan remaja putri tidak akan bisa memenuhi kebersihan alat reproduksinya sehingga dapat terkena kanker rahim dan keputihan (Kissanti, 2008). Salah satu upaya untuk mengurangi gangguan pada saat menstruasi adalah membiasakan diri untuk melakukan hygiene. Rajin mengganti pembalut 2-3 kali sehari, memilih pembalut yang nyaman, membasuh bagian vulva secara benar, menghindari menggunakan sabun pembersih, mengeringkan bagian vulva setelah buang air, dan pemakaian celana dalam bahan katun serta menggantinya 2-3 kali sehari, merupakan beberapa upaya alternatif yang dapat dilakukan remaja untuk menjaga kebersihan genetalia (Laila, 2011). Perilaku yang kurang dari perawatan hygiene pada saat menstruasi adalah malas mengganti pembalut. Beberapa penyakit yang mudah muncul pada wanita adalah infeksi jamur dan bakteri. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada saat wanita dalam masa menstruasi. Salah satu penyebabnya yaitu bakteri yang berkembang pada pembalut (Andira, 2010). Hasil penelitian partisipan 23 negara, sepertiga responden mengatakan mereka tidak diberitahu tentang menarche (menstruasi) sebelumnya, sehingga tidak siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dari survei tersebut didapatkan para wanita mengatakan ini merupakan pengalaman yang sangat buruk dan menstruasi pertama membuat panik, traumatis, malu dan takut (Dinasti, 2008). Peran ibu adalah tingkah laku yang telah melahirkan atau mengadopsi seseorang dalam keluarga, bersikap keibuan, lemah lembut penuh kasih sayang. Ibu mempunyai peran penting sebagai sumber informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja putri khususnya tentang menstruasi. Ibu juga harus memberikan contoh yang baik dan bersikap terbuka juga selalu siap dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan anak sesuai kemampuannya (Dianawati, 2010). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Parvathy, dkk (2006). 41 dari anak perempuan mendapat informasi tentang menstruasi dari ibunya, 22,4 mendapat informasi dari saudara

perempuan, 21 dari teman, 3,3 mendapat informasi dari buku. Ibu memiliki peran sangat penting terhadap remaja khususnya terhadap remaja putri, apalagi hal ini menyangkut menstruasi. Penelitian yang pernah dilakukan di India, hampir 92 anak perempuan mendapatkan informasi pertama tentang kebersihan saat menstruasi dari ibu mereka (Khanna et al., 2008). Peran seorang ibu yaitu dapat memberikan pengawasan, memberikan bimbingan, memberikan kesempatan anak untuk bercerita, karena banyak sekali halhal yang dialami remaja putri (misalnya menstruasi) yang tidak ia mengerti dan juga memberikan informasi yang paling penting khususnya tentang masalah menstruasi untuk bekal kesiapan anak bagaimana cara menghadapinya (Hawari, 2007). Kebijakan pemerintah Indonesia adalah diberikan perhatian yang cukup besar pada masalah kesehatan remaja baik bagi pelajar maupun masyarakat. Bagi pelajar Indonesia, perhatian pemerintah dalam bidang kesehatan ini diwujudkan dengan dilaksanakan program UKS di setiap sekolah/ institusi pendidikan yang terkait. Salah satu kebijakan pemerintah yang telah dilakukan adalah bekerja sama dengan BKKBN untuk dibentuknya BKR (Bina Kelompok Remaja) dengan diadakanya penyuluhan-penyuluhan, seminar, diskusi tentang kesehatan reproduksi remaja dan masyarakat. Kebijakan pemerintah terdapat pada Undang Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 dalam BAB VII tentang kesehatan ibu, bayi, anak, remaja lanjut usia dan penyandang cacat. Pasal 136 ayat 1 yang menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan reproduksi harus ditunjukan untuk mempersiapkan anak menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif, baik sosial maupun ekonomi. Pasal tersebut mengandung pengertian bahwa pemeliharaan kesehatan reproduksi remaja dapat dilakuakan melalui orang tua, yakni berkewajiban mempersiapkan remaja menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif, salah satunya dengan cara memberikan pendidikan dalam menjaga kebersihan alat reproduksi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif corelasi dengan pendekatan waktu cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah siswi SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang berjumlah 83 yang sudah mendapatkan menstruasi dan tinggal bersama ibu. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diuji validitas danreliabilitasnya. Pengolahan data menggunakan uji statistik Kendall Tau. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Karakteristik Responden No. Karakteristik Responden 1. Umur Anak 12 13 14 Total 2. Pendidikan Ibu SD SMP SMA Frekuensi (N) 2 45 36 83 2 14 56 Presentase() 2,4 54,2 43,4 100 2,4 16,9 67,5 S1 11 13,3 Total 83 100 Sumber data : data primer 2016 Tabel 4.1 menunjukan bahwa umur responden yang paling banyak berumur 13

tahun yaitu sebanyak 45 orang (54,3) dan paling sedikit berumur 12 tahun yaitu sebanyak 2 orang (2,4). Berdasarkan pendidikan terakhir ibu, menunjukan bahwa sebagian besar ibu responden lulusan SMA sebanyak 56 orang (67,5) dan sebagian kecil lulusan SD sebanyak 2 (2,4). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Peran Ibu No. Peran Frekuensi Presentase Ibu (N) () 1. Baik 43 51,8 2. Cukup 35 42,2 3. Kurang 5 6,0 Total 83 100 Sumber data : data primer 2016 Tabel 4.2 diatas menunjukan dari 83 responden, 43 siswi (51,8) yang menjadi responden menyatakan bahwa peran ibu pada siswi kelas VIII berada pada kriteria baik, sedangkan dari 35 siswi (42,2) menyatakan bahwa peran ibu dalam kriteria cukup, dan 5 siswi (6,0) menyatakan bahwa peran ibu dalam kriteria kurang. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Vulva Hygiene Saat Menstruasi No. Vulva Frekuensi Presentase Hygiene (N) () 1. Baik 59 71,1 2. Cukup 20 24,1 3. Kurang 4 4,8 Total 83 100 Sumber data : data primer 2016 Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa dari 83 responden yang saat menstruasi memiliki perilaku vulva hygiene yang baik adalah 59 siswi (71,1), sedangkan 20 siswi (24,1) memiliki perilaku vulva hygiene yang cukup, dan untuk 4 siswi (4,8) memiliki perilaku vulva hygiene yang kriterianya kurang. Tabel 4.4 Hubungan Peran Ibu dengan Perilaku Vulva Hygiene Saat Menstruasi Peran Ibu Baik 4 2 Cukup 1 6 Perilaku Vulva Hygiene saat Menstruasi Baik Cukup Kurang Total N N N N 50, 1 1, 0 0 4 51, 6 2 3 8 19, 3 Kurang 1 1,2 1 8 21,7 1 1, 2 1 1,2 3 3,6 Tabel 4.4 menunjukan bahwa peran ibu dalam memberikan informasi untuk remaja putri yang baik dengan perilaku vulva hygiene remaja puti yang baik sebanyak 42 responden (50,6), kemudian peran ibu yang baik dengan perilaku vulva hygiene yang cukup sebanyak 18 responden (21,7), dan peran ibu yang baik dengan perilaku vulva hygiene yang kurang sebanyak 3 responden (3,6). Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa peran ibu dalam memberikan informasi untuk remaja putri yang baik, maka perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada remaja putri akan baik. Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi peran ibu dengan perilaku vulva hygiene saat menstruasi dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan korelasi Kendall Tau. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi Kendall Tau sebesar 0,624 dengan p-value sebesar 0,000. Berdasarkan nilai p<0,05, maka Ha diterima Ho ditolak sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu dengan perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan tingkat keeratan kuat. Kesehatan reproduksi remaja khususnya wanita terutama dalam menjaga dan merawat organ reproduksinya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu, dan peran ibu dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi sehingga remaja putri 3 5 42, 2 5 6,0 Koef. Korelasi P. Val ue 0,624 0,000

khususnya dapat mengetahui dan merawat organ reproduksinya termasuk didalamnya penerapan perilaku hygiene saat menstruasi, menjaga kebersihan daerah vulva hygiene, dan cara membersihkan daerah vagina. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Dharampal (2012), peran orang tua berperan aktif dalam memberikan bimbingan tentang pendidikan menstruasi melalui nasehat dan komunikasi dalam keluarga, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pengetahuan dan kesalahan dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang dapat mempengaruhi perilaku dari seorang anak itu sendiri dalam perilaku saat menstruasi. Dalam hal ini diharapkan perang orang tua (ibu) lebih intensif dalam memberikan pendidikan atau informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang perilaku vulva hygiene saat menstruasi. Faktor lain yang berpengaruh terhadap peran ibu dan perilaku vulva hygiene saat menstruasi adalah kebudayaan, sesuai dengan penelitian Stephanie (2008) yaitu adanya pendidikan tentang kesehatan reproduksi yang tabu dan hanya untuk dikonsumsi orang dewasa, menjadi penghalang remaja untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi (menstruasi) yang utuh dan seimbang. Minimnya informasi dan kurangnya peran ibu dalam pendidikan kesehatan reproduksi sering menjadi salah satu persoalan yang membuat mereka salah dalam memberikan keputusan. Sehingga remaja putri dengan informasi baik akan berperilaku baik, sebaliknya jika informasi kurang maka perilakunya kurang baik. Pemerintah pada akhir-akhir ini memberikan perhatian yang lebih terhadap kesehatan reproduksi khususnya tentang menstruasi, hal ini ditunjukan dengan informasi tentang kesehatan reproduksi pada akhir-akhir ini cenderung semakin banyak yaitu melalui berbagai media dan mudah diakses oleh masyarakat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui penyuluhan - penyuluhan oleh tenaga kesehatan, leaflet, poster yang ada diberbagai tempat, majalah, booklet, situssitus di internet dan sebagainya. (Radjah, 2009). Diharapkan dengan informasi yang memadai akan meningkatnya peran ibu dalam memberikan pendidikan menstruasi pada putrinya, sehingga pengetahuan anak akan baik. Diharapkan juga sikap seseorang anak harus lebih aktif, kreatif, dan kritis dalam mencari informasi dan memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya menstruasi sehingga perilakunya akan baik juga (Dianawati, 2010). Perilaku positif pada remaja putri saat menstruasi, yaitu perilaku vulva hygiene. Perilaku dalam menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus diganti 3-4 kali sehari, selesai mandi atau buang air kemudian dikeringkan dengan handuk bersih agar tidak lembab. Pemakaian celana yang mudah menyerap keringat, mencuci kemaluan dari arah depan kebelakang, minum tablet penambah darah, maka akan terhindar dari kanker rahim, keputihan, infeksi, anemia (mudah lelah), merasa nyaman beraktifitas seharihari, percaya diri, bersemangat, tidak malas-malasan, dan tidak mempercayai mitos-mitos yang beredar dimasyarakat, karena sudah memahami kebenarannya (Radjah, 2009). Berdasarkan hasil penelitian, teori dan didukung dengan penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran ibu dengan perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi Kendall Tau sebesar 0,624 dengan p-value sebesar 0,000. Berdasarkan nilai p<0,05,

disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu dengan perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Saran Bagi remaja putri agar meningkatkan pengetahuan mengenai perilaku hygiene saat menstruasi dari sumber yang terpercaya dan meningkatkan praktik yang hygiene dalam menjaga kesehatan organ reproduksi. Dan diharapkan orang tua (ibu) dapat memberikan pengetahuan yang benar dan terbuka mengenai penggunaaan pembalut dan kebersihan organ reproduksi yang disesuaikan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh putrinya. Penyampaian yang bijaksana dan komunikasi yang baik akan membuat remaja putri merasa nyaman dan tidak malu membicarakan masalah kesehatan reproduksinya khususnya kebersihan selama menstruasi sehingga dalam menghadapi menstruasi atau mengalami menstruasi tidak menimbulkan sikap dan praktik yang negatif terhadap kebersihan organ reproduksi. DAFTAR PUSTAKA Andira, D. (2010). Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A. Plus Books. Dasgupta, A. Sarkar, M. (2008). Menstrual Hygiene. India : Indian J Community Med. Dharampal, G. D., Sanjay, V. W. & Jayesh, Y. D (2012) Age at Menarche and Menstrual Cycle Pattern among School Adolescent Girls in Central India. Global Journal of Health Science, (1) January, Vol. 4. Dianawati, A. (2010). Pendidikan Seks Pada Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. Dinastiti, VD. (2008). Peran Ibu Terhadap Remaja Putri Usia 10-12 Tahun Dalam Menghadapi Menarche di Desa Wonocatur Kecamatan Gampang Rejo Kabupaten Kedir. KTI tidak dipublikasikan. Poltekaes Depkes Kebidanan Malang. Hawari, D. (2007). Tantangan Kaum Ibu Makin Berat dan Kompleks dalam http://www.gemari.co.id diakses 6 januari 2016. Khanna, A. Goyal, RS. Bhawsar R. (2008). Menstrual practices and reproductive problems: a study of adolescent girls in Rajasthan. J Health Manag. Kissanti, A. (2008). Kesehatan & Kecantikan. Jakarta: Araska Printika. Laila. (2011). Buku Pintar Menstruasi, Buku Biru, Jogjakarta. Maghfiroh. (2010). KTI Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Kejadian Flour ALbus Di SMA II jepara. Parvaty, N & Grover, L. (2006). Awareness and Practices of Menstruation and Pubertal Changes amongst Unmarried Female Adolescent in a Rural Area of East Delhi, Indian Journal of Community Mediciene, 32 (2): 156-157. Radjah, Carolina L. (2009). Pendidikan Kesehatan Reproduksi. Malang: Wineka Media. Stephani, L. (2008). Goiter, Non Tixic., emedicine. Word Health Organization. (2010). WHO Countries dalam http://www.who.int/countries/en

, diakses tanggal 15 Januari 2016. (2012). WHO Countries dalam http://www.who.int/countries/en, diakses tanggal 10 Desember 2015