ANALISA KUANTITATIF TERHADAP PROTEIN DAN ASAM AMINO

dokumen-dokumen yang mirip
Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Reaksi Perubahan Warna Uji Protein)

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

Prosiding Farmasi ISSN:

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

R E A K S I U J I P R O T E I N

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

PENENTUAN KADAR KLORIDA

PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein


Subhan Aristiadi R

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)

2. ANALISIS PROTEIN. 1. Pendahuluan

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

I. Tujuan Menentukan kadar protein dalam sampel putih telur ayam ras dengan metoda Lowry.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

Bab IV Hasil dan Diskusi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM II.3 BIOKIMIA (AKKC 223) DENATURASI PROTEIN

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB 7. ASAM DAN BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISA KUANTITATIF TERHADAP PROTEIN DAN ASAM AMINO Oleh: Nama : Ai Rikani NIM : 1147020004 Kelompok : II (Dua) Kelas : Biologi 3 - A Tanggal praktikum : 26 Oktober 2015 Tanggal Pengumpulan : 09 Oktober 2015 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Tabel Standarisasi NaOH Perlakuan 10 ml asa oksalat + 2 tetes indicator PP. Dititrasi dengan NaOH Hasil Pengamatan Larutan tidak berwarna Volume akhir titrasi 15,1 ml Warna larutan merah muda sekilas. 3.2. Hasil Titrasi Formol untuk Sampel Perlakuan 19 ml susu. Ditambahkan 20 ml aquades. Ditambahkan 1 ml PP. Ditambahkan 0,4 ml oksalat jenuh. Dikocok homogen. Di diamkan 2 menit. Ditambah 2 ml formalin. Dihomogenkan. Hasil pengamatan Warna susu putih kental Susu menjadi encer dan warnanya masih tetap putih. Warna larutan masih tetap putih susu. Tidak ada perubahan warna Tidak ada perubahan warna. Tidak ada perubahan warna. Merah muda seulas. Merah muda lebih lembut. Merah muda lebih lembut lagi dari ketika ditambahkan formalin. Warna larutan merah muda. 3.3. Hasil Titrasi Formol untuk Blanko Perlakuan 39 ml aquades. Ditambahkan 1 ml PP. Ditambah 0,4 ml oksalat jenuh. Dikocok homogen. Di diamkan 2 menit. Hasil pengamatan Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak ada perubahan warna Tidak ada perubahan warna. Tidak ada perubahan warna Merah muda

Ditambah 2 ml formalin. Dihomogenkan. Merah muda. Merah muda. Warna larutan merah muda. 3.4. Tabel Volume Titrasi Sampel Titrasi ke Volume NaOH 0,1 N Keterangan 1 34,5 ml Larutan hasil titrasi merah muda 2 16,2 ml Larutan hasil titrasi merah muda = 50,7 ml Vakhir = 25,35 ml 3.5. Tabel Volume Titrasi Blanko Titrasi ke Volume NaOH 0,1 N Keterangan 1 5,6 ml Larutan hasil titrasi merah muda 2 3,6 ml Larutan hasil titrasi merah muda = 9,2 ml Vakhir = 4,6 ml 3.6. Perhitungan Standarisasi NaOH V 1. N 1 = V 2. N 2 10 x 0,1 = 15,1 x N 2 N 2 = 0,33 %Protein terpisah Vformol = Vsampel Vblanko = 50,7 9,2 = 41,5 %kadar protein Vtitrasi formol x 1,83 = 75,9 %

3.7. Pembahasan Praktikum kali ini adalah menganalisa secara kuantitatif kandungan protein dan asam amino. Sampel yang digunakan adalah susu Anlene dengan kadar protein yang tertera pada kemasan adalah 4 gram/110 ml atau sekitar 6% dari keseluruhan bahan yang terkandung di dalamnya. Tuuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar protein dan asam amino yang terkandung dalam susu ini apakah sesuai dengan yang tertera pada kemasan atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode titrasi formol. Prinsip dari metode ini adalah apabila suatu larutan protein dinetrakan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin maka akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indicator yang digunakan adalah PP, akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan wara menjadi merah muda yang tidak hilang dalam 30 detik. Langkah pertama adalah melakukan standarisasi NaOH dengan asam oksalat jenuh. Dimana ketika asam oksalat jenuh ditambahkan 2 tetes indicator PP tidak membentuk warna baru, larutan tetap tidak berwarna. Namun, ketika dititrasi dengan NaOH sebanyak 15,1 ml maka larutan berubah menjadi merah muda seulas. Tujuan dari standarisasi ini adalah untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan. Selanjutnya larutan standar ini digunakan dalam proses analisis protein dengan metode titrasi formol atau asam-basa. Proses standarisasi perlu dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui apakah larutan merupakan larutan standar primer atau sekunder. Larutan standar sekunder biasanya bersifat tidak stabil sementara larutan standar primer cenderung lebih stabil. Dalam standarisasi ini juga digunakan indicator PP yang berfungsi untuk memberikan perubahan warna yang terang pada saat titik akhir titrasi, karena PP merupakan asam yang snagat lemah dalam keadaan tidak terionisasi tetapi jika dalam lingkungan basa PP akan terionisasi lebih banyak dan akan memberikan perubahan warna. Langkah kedua adalah melakukan titrasi formol untuk sampel. 19 ml susu disiapkan kemudian ditambahkan aquades sebnayak 20 ml sehingga volume akhirnya adalah 39 ml. fungsi dari penambahan aquades adalah untuk menghidrolisis protein dalam sampel menjadi asam amino. Kemudian ditambahkan 1 ml indicator PP yang berfungsi untuk memberikan perubahan warna pada sampel saat dititrasi dengan NaOH. Pada saat penambahan aquades dan indicator PP ini tidak terjadi perubahan warna apa-apa pada

warna larutan, larutan tetap berwarna putih susu., hanya saja pada saat penambahan aquades larutan menjadi lebih encer. Langkah selanjutnya adalah larutan sampel yang telah ditambah indicator PP kemudian ditambahkan 0,4 ml oksalat jenuh, fungsi dari penambahan oksalat jenuh ini adalah untuk memblokade gugus amino (-NH 2 ) Pada asam amino sehingga hanya terdapat gugus karbonil (-COOH) pada ujung rantai yang akan bereaksi dengan NaOH. Penambahan oksalat juga berfungsi untuk mempermudah hidrolisis protein. Pada penambahan oksalat jenuh ini tidak terjadi perubahan warna. Kemudian dialakukan penggojokan secara homogen yang bertujun untuk homogenesis sehingga semua larutan dalam sampel dapat tercempur sempurna. Kemudian didiamkan selama 2 menit yang bertujuan agar larutan yang mengandung protein benar-benar terhidrolisis. Selama pendiaman ini tidak terjadi perubahan warna karena memang penambahan ini buka bertujuan untuk membuat peruabahan warna. Sampel kemudian dititrasi dengan NaOH sampai warnanya berubah menjadi merah muda seulas, titrasi ini bertujuan untuk menetralkan gugus-gugus karboksilat yang terdapat pada asam amino yang setara dengan banyaknya protein dalam sampel. Kemudian ditambahkan 2 ml formalin yang berfungsi untuk memblokade gugus amino (NH 2 ) dari asam-asam amino dan menguatkan sifat asam dari asam amino. Selain itu juga untuk membentuk dimethilo yang menandakan asam aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Penambahan ini merubah warna larutan menjadi merah muda seulas yang berubah menjadi merah muda lebih lembut. Larutan kemudian dihomogenkan untuk menghomogenesis agar larutan tercampur sempurna. Pada proses ini tidak terjadi perubahan warna. Larutan sampel kemudian dititrasi kembali dengan NaOH sampai laruta berwarna merah muda kembali. Percobaan selanjutnya melakukan titrasi formol untuk blanko. Larutan yang digunakan adalah aquades yang ditambahkan dengan oksalat jenuh dan indicator PP dan ketika dititrasi dengan NaOH larutan menjadi berwarna pink lebih tajam. Ketika ditambahkan formalin larutan tetap berwarna merah muda, hal ini menandakan bahwa larutan blanko tidak mengandung protein. Adapun tujuan dari pembuatan blanko ini adalah hanya untuk mengetahui jumlah ml NaOH yang bereaksi dengan zat-zat kimia yang digunakan dalam analisis ini yaitu aquades, oksalat jenuh dan formalin.

Volume akhir titrasi dari titrasi formol untuk sampel adalah 25,35 ml sementara pada titrasi blanko hanya 4,6 ml. Sementara itu kadar protein yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa susu Anlene mengandung protein sebanyak 75,9%, sementara pada kemasan tertera 6%. Faktor yang menyebabkan perbedaan yang signifikan ini adalah kesalahan pada titrasi blanko. Pada titrasi blanko ini tidak mencapai titik akhir titrasi sehingga tidak terjadi peruabahan warna larutan menjadi lebih pudar. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kadar protein yang terkandung dalam susu Anlene dengan metode titrasi formol sebesar 75,9%. Sementara pada kemasan teretera 6%, perbedaan yang signifikan ini adalah disebabkan adanya kesalahan pada perlakuan titrasi blanko. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Nurdin. 2011. Reaksi Analisa Protein. Jakarta: UI Press. Budimawaranti. 2011. Komposisi dan Nutrisi Pada Susu. Yogyakarta: FMIPA UNY. Colby, D. S. 1985. Ringkasan Biokimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Harjadi, W. 1994. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Grameedia. Herawati, Rina. 2011. Analisa Makanan. Yogyakarta: UNY. Lehninger, A. L. 1979. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1 dan II. Surabaya: Erlangga. Mathews, CK, Van Holde, KE, Ahern, KG. 2000. Biochemistry 3 rd Ed. San Fransisco: Addison-Wesley Publ-Co. Poedjiadji, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press. Sudarmadji, Slamet. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Press. Winarno, FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

LAMPIRAN TUGAS Soal: 1. Jelaskan prinsip dari analisa kuantitatif protein dan asam amino dibawah ini: a. Metode Lowry b. Metode Folin Ciocalteu 2. Bagaiman cara mengidentifikasi keberadaan asam nukleat dalam protein. Jawaban: 1. a). larutan Lowry ada dua macam yaitu A yang terdiri dari Fosfotungsat (1:1) dan larutan Lowry B yang terdiri dari Na Carbonat 2% dalam NaOH 0,1 N, kupri sulfat dan Na-K-tartat 2%. Dalam metode ini terlibat dua reaksi, awalnya kompleks Cu (II) akan tereduksi menjadi Cu (I). Ion Cu + kemudian akan mereduksi reagen Foline- Ciocalteu, kompleks phospomolibda-phosphotugstat (phosphomolbdotungstat), mengahsilkan heteropoly molybdenum blue akibat reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino terkatalis Cu yang memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara kalorimetri. b). prinsip metode Folin-ciocalteu adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil. Pereaksi ini mengoksidasi fenolat (garam alkali), mereduksi asam heteropili menjadi suatu kompleks molybdenum-tngsten (MoW). Fenolat hanya terdapat pada larutan basa tetapi reaksi folin-ciocalteu dan produknya tidak stabil pada kondisi basa. Selama proses berlangsung,gugus fenolik-hidroksil bereaksi dengan pereaksi folin-ciocalteu membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat berwarna biru dengan struktur yang belum diketahui dan dapat dideteksi dengan spetrofotometer. Semakin besar konsentrasi fenolik maka semakin besar ion fenolat yang akan mereduksi asam heteropili sehingga warna biru yang dihasilkan akan semakin pekat. 2. Untuk memperoleh asam nukleat dari protein dapat dilakukan ekstraksi protein menggunakan garam IM untuk melarutkan nucleoprotein. Untuk memecah menjadi asamasam nukleat dapat ditambahkan asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati atau ditambahkan NaCl untuk mengendapkan protein. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam-asam trikloroasetat dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan denaturasi asam nukleat itu sendiri.