PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KERJASAMA SEKOLAH DASAR NOMOR 3 PENATIH DENGAN PT.PRIMAGAMA DENPASAR MEGA KARLINA NPM. 1210122122 Dr. NLM Mahendrawati, SH,M.Hum Desak Gde Dwi Arini, SH,M.Hum ABSTRACT As usual a business relationship the occurrence of cooperation between Primary School No. 3 Penatih with PT. Primagama Denpasar is regulated in an agreement in the form of standard / standard as outlined in the Letter of Cooperation Agreement. The agreement made in a standard form or standard is in accordance with the business community's tendency to act practically to achieve efficiency in terms of time, funds and personnel. A cooperation agreement binding Primary School Number 3 Coach with PT. Primagama Denpasar is a new form of agreement that is completely different from the agreement in general. During the period of the agreement in an orderly manner must comply with the provisions set by the company. Based on the background of the above problems, it can be reviewed some of the problems as follows: How the characteristics of cooperation agreement Primary School Number 3 Trainer With PT. Primagama Denpasar? How to solve efforts in case of default in the implementation of the cooperation agreement of Primary School Number 3 Coach with PT. Primagama Denpasar? The type of legal research uses the type of normative legal research using the applicable legislation approach in Indonesia and supported by literature materials in the form of literature, articles, journals, and internet. Characteristic of cooperation agreement between Primary School Number 3 Coach with PT. Primagama Denpasar is using standard agreement / standard. The standard agreement is in terms of its forms, a written agreement and in its development today most cooperative agreements are made in writing using a standard agreement with a view to acting in a practical way to achieve efficiency in terms of time, funds and personnel. Efforts to settle in case of default in the implementation of cooperation agreement between Primary School Number 3 Penatih with PT. Primagama Denpasar is by way of non litigation and litigation way. Of the two alternatives implemented by the parties to the dispute is through non-litigation (arbitration) on the grounds of being viewed through the process of non-litigation settlement (arbitration) can run quickly with low cost and does not require a long time and the bureaucracy is not Convoluted because it is clearly regulated in the Law of the Republic of Indonesia Number 30 of 1999 on Arbitration and Alternative Dispute Settlement Keywords: Dispute Settlement, Default, Cooperation Agreement 1
PENDAHULUAN Perusahaan merupakan suatu pengertian ekonomi yang banyak dipakai dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah memberikan penafsiran maupun penjelasan resmi tentang apakah perusahaan itu. Dengan mengacu kepada undang-undang wajib daftar perusahaan, maka perusahaan didefinisikan sebagai setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus-menerus, dan didirikan bekerja dan berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. (Abdulkadir Muhammad, 1999:1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyiratkan bahwa terhadap pelaku bisnis telah dibuat rambu-rambu yang jelas agar tidak dilanggar serta berdampak pada pihak luar (pihak ketiga) dalam mengantisipasi dampak dari ekses negatif jalannya perusahaan (badan hukum) tersebut, terutama akibat perbuatan badan hukum yang dapat menimbulkan kerugian baik pihak lain. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka masalah pokok yang akan dibahas yaitu : Bagaimana karakteristik perjanjian kerjasama Sekolah Dasar Nomor 3 Penatih Dengan PT. Primagama Denpasar?, dan Bagaimana upaya penyelesaian apabila terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama Sekolah Dasar Nomor 3 Penatih dengan PT. Primagama Denpasar? Tujuan penelitian: Untuk mengetahui lebih mendalam tentang karakteristik perjanjian kerjasama antara Sekolah Dasar Nomor 3 Penatih dengan PT. Primagama Denpasar, dan Untuk mengetahui tentang upaya penyelesaian sengketa apabila terjadi wanprestasi antara Sekolah Dasar Nomor 3 Penatih dengan PT. Primagama Denpasar. 2
METODE PENELITIAN Tipe Penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan tipe penelitian normatif merupakan penelitian yang dilakukan atau hanya ditujukan pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain. (Bambang Waluyo,2002:13) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebagaimana lazimnya hubungan bisnis kerjasama antara Sekolah Dasar Nomor 3 Penatih dengan PT. Primagama Denpasar dituangkan dalam suatu bentuk perjanjian kerjasama yang disebut dengan perjanjian baku/standar. Adapun konsep perjanjian diatur alam pasal 1313 KUH Perdata yang didefinisikan sebagai suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Sudikno Mertokusumo, perjanjian adalah hubungan hukum antara dua pihak atau lebih yang melakukan hubungan berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum (Sudikno Mertokusumo, 1999: 33). Perjanjian kerjasama pada mulanya merupakan instrument kerjasama bisnis swasta dengan swasta yang kemudian berkembang dan diadopsi ke dalam praktek penyelenggaraan pembangunan oleh pemerintah yang menyertakan modal pihak swasta asing maupun domestik, sehingga lahirlah spesies perjanjian baru dalam jenis perjanjian ini yaitu perjanjian kerjasama pemerintah dengan pemerintah dan pemerintah dengan swasta. Upaya penyelesaian apabila wanprestasi dalam perjanjian kerjasama antara PT. Primagama Denpasar dengan SD No. 3 Penatih Denpasar, dilakukan dengan upaya penyelesaian dengan cara non litigasi (di luar pengadilan) melalui proses konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Upaya yang kedua dilakukan dengan upaya penyelesaian cara litigasi (melalui peradilan umum). 3
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Karakteristik perjanjian kerjasama antara Sekolah Dasar Nomor 3 Penatih dengan PT. Primagama Denpasar adalah menggunakan perjanjian baku/standar. Perjanjian baku ditinjau dari segi bentuknya, merupakan perjanjian tertulis dan dalam perkembangannya saat ini kebanyakan perjanjian kerjasama dibuat dalam bentuk tertulis dengan menggunakan perjanjian baku dengan tujuan untuk bertindak secara praktis untuk mencapai efisiensi dalam hal waktu, dana dan tenaga. Upaya penyelesaian apabila terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama antara Sekolah Dasar Nomor 3 Penatih dengan PT. Primagama Denpasar adalah dengan cara non litigasi dan cara litigasi. Dari kedua alternatif tersebut yang dilaksanakan oleh para pihak yang bersengketa adalah melalui cara non litigasi (cara arbitrase) dengan dasar alasan karena dipandang proses penyelesaian melalui cara non litigasi (arbitrase) dapat berjalan cepat dengan biaya yang murah dan tidak memerlukan waktu yang lama serta birokrasinya tidak berbelit-belit karena sudah jelas diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa SARAN Untuk menghindari terjadinya sengketa wanprestasi para pihak yang sudah sepakat membuat perjanjian kerjasama wajib taat dan patuh pada isi perjanjian kerjasama yang telah dibuat sebagai pencerminan dari salah satu asas etikad baik. Karena perjanjian kerjasama antara Sekolah Dasar Nomor 3 Penatih dengan PT. Primagama Denpasar merupakan perjanjian baku atau standar seyogyanya para pihak sebelum menandatangani perjanjian kerjasama tersebut agar terlebih dahulu membaca dan memahami isi perjanjian tersebut secara jelas. 4
DAFTAR BACAAN Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Abdulkadir Muhammad, 1990, Hukum Perikatan, Cet. Ke-2, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Sudikno Merto Kusumo, 2007, Penemuan Hukum, Liberty, Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Denpasar, Juni 2017 Telah Disetujui oleh (Dr. NLM Mahendrawati, SH,M.Hum) (Desak Gde Dwi Arini, SH,M.Hum) 5