PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO)

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Pesawat Domestik dan Internasional di Indonesia Sumber : Ditjen Perhubungan Udara, Kemenhub, 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN ANGKUTAN TRANSPORTASI BARANG REGIONAL DI PELABUHAN BITUNG SULAWESI UTARA

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan akan bersifat melanjutkan, meningkatkan dan memperluas

BAB II TINJAUAN TEORI

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN DERMAGA DI PELABUHAN GILIMANUK, PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHAULUAN. 1.1 Latar Belakang

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Encyclopedia, 8 Oktober Artikel: Wikipedia Thre Free

Transkripsi:

PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Sisca V. Pandey; Alva Noviana Sarajar Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: siscapandey@gmail.com ABSTRAK Pembangunan desa merupakan hal yang penting untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kawasan perdesaan. Salah satu faktor yang menunjang pergerakan aksesibilitas masyarakat desa adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi. Ketersediaan jaringan jalan sebagai kebutuhan masyarakat desa merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia melakukan studi sebagai upaya untuk membangun desa sebagai salah satu bagian dari Nawacita Pemerintah Indonesia. Provinsi Sulawesi merupakan salah satu Provinsi yang terpilih sebagai lokasi pelaksanaan studi ini. Melalui pemerintah Provinsi Sulawesi ditetapkanlah Kabupaten Minahasa sebagai tempat pelaksanaan studi kawasan perdesaan. Kebutuhan Prasarana dan Sarana Kawasan Perdesaan berdasarkan Standar (Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), Bidang Pelayanan Pemukiman Perdesaan pentingnya kebutuhan akan jaringan jalan perdesaan yang dibagi dalan 2 (dua) bagian yakni Kebutuhan akan jaringan jalan desa dan kebutuhan akan jalan setapak desa. Hasil perencanaan sarana prasarana kebutuhan masyarakat baik infrastruktur maupun kebutuhan akan jasa pelayanan kepada masyarakat, terutama masyarakat perdesaan harus direalisasikan dalam bentuk pembangunan kesejahteraan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa langkah strategis dalam rangka peningkatan pembangunan kawasan perdesaan dalam hal ini pembangunan sarana prasarana transportasi kawasan perdesaan: Penggunaan dana desa untuk kebutuhan pembangunan prasarana transportasi jalan desa, pembangunan dengan swadaya masyarakat desa, usulan pembangunan melalui Musrembang di tingkat desa diusulkan ke Musrembang Kecamatan untuk selanjutnya diusulkan ke Tingkat Kabupaten untuk diusulkan dalam APBD Kabupaten. Kata kunci : Pembangunan Desa, Musrembang, APBD Kabupaten. PENDAHULUAN Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Pada tahun 2016 lalu telah melakukan studi mengenai penetapan kawasan perdesaan di Provinsi Sulawesi. Hasil rembug warga dengan pemerintah Provinsi Sulawesi disepakati bahwa kawasan perdesaan di Propinsi Sulawesi terdapat pada 3 Kabupaten yakni Kabupaten Talaud dan Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Minahasa. Dalam penelitian ini hanya memilih salah satu Kabupaten yakni Kabupaten Minahasa sebagai obyek penelitian. Kebutuhan masyarakat desa terhadap sarana dan prasarana transportasi yang berkualitas akan menunjang pergerakan perekonomian masyarakat. Kawasan Perdesaan terpilih di Kabupaten Minahasa adalah 7 desa di Kecamatan Likupang Selatan yaitu: Wangurer, Kaweruan, Kokoleh 2, Kokoleh 1, Paslaten, Batu, dan Werot. Ketujuh desa terpilih yang membentuk suatu kawasan perdesaan melalui hasil rembug warga lewat diskusi dengan masyarakat dan pemerintah. Kawasan perdesaan ini saling berdekatan satu dengan lainnya yang membentuk suatu kawasan. Dalam Penelitian Unggulan UNSRAT (PUU) tahun 2017 ini akan memberikan hasil bagaimana pentingnya pembangunan sarana prasarana transportasi pada kawasan perdesaan ini untuk menunjang perekonomian masyarakat desa. 649

Perumusan Masalah Permasalahan transportasi masyarakat desa saat ini belum memadainya prasarana dan sarana transportasi yang cukup, sehingga potensi masing-masing kawasan perdesaan tidak maksimal. Perekonomian masyarakat perdesaan sangat tergantung ada ketersediaannya sarana dan prasarana transportasi yang disediakan oleh pemerintah. Oleh sebab itu perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah strategi pembangunan sarana prasaranan transportasi masyarakat perdesaan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Tujuan Tujuan penelitian adalah agar didapatkan strategi pembangunan sarana prasarana transportasi masyarakat kawasan perdesaan dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat desa. Manfaat Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan membantu perencana di Kabupaten Minahasa dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat desa untuk menunjang program Nawacita Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo. TINJAUAN PUSTAKA Jaringan Jalan Desa Klasifikasi jalan umum di Indonesia menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang jalan menjelaskan tentang jalan desa. Khusus untuk jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan Simpul Transportasi Angkutan Jalan Terminal sebagai titik simpul jaringan transportasi jalan menjadi barometer dari pesatnya pertumbuhan jumlah perjalanan dari dan ke suatu kota. Di samping ketersediaan infrastruktur jalan raya dan angkutan, keberadaan sebuah terminal tak kalah pentingnya bagi perkembangan sistem transportasi darat. Terminal merupakan tempat yang vital bagi mobilitas atau pergerakan arus manusia, termasuk produk barang dan jasa. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi (Kepmenhub 35/2003). Keberadaan terminal merupakan salah satu prasarana utama dalam pelayanan angkutan umum dan sangat berperan dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan angkutan umum dalam suatu wilayah Perkembangan kota / kabupaten pada umumnya di Indonesia pada saat ini berada dalam tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi sebagai akibat adanya laju pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk melakukan perjalanan ataupun pergerakan akan meningkat pula, dimana hal ini menuntut adanya penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat. Konsekwensi atas keberhasilan tersebut terhadap pelayanan jasa transportasi, khususnya transportasi jalan raya adalah meningkatnya permintaan penyediaan jasa angkutan yang makin meluas dan dengan kualitas yang semakin meningkat pula. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakannyapun meningkat melebihi kapasitas sistem prasarana transportasi. Kebutuhan akan mobilitas memiliki beberapa ciri yang berbeda seperti tujuan perjalanan, moda angkutan yang digunakan dan waktu terjadinya pergerakan. Sistem prasarana transportasi terbentuk dari sistem prasarana penunjang, sistem manajemen transportasi dan penggunaan beberapa jenis moda transportasi dengan berbagai macam operatornya. Simpul Transportasi Laut Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas laut meliputi dermaga dimana kapal dapat merambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. 650

Terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api, jalan raya atau saluran pelayaran darat. Dengan demikian daerah pengaruh pelabuhan bisa sangat jauh dari pelabuhan tersebut. Pelabuhan merupakan salah satu pintu gerbang dan memperlancar hubungan antara daerah, pulau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya (daerah pengaruhnya). Dengan fungsinya tersebut maka pembangunan pelabuhan harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara sosial ekonomis maupun teknis. Selain untuk kepentingan sosial ekonomi, adapula pelabuhan yang dibangun untuk kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun untuk tegaknya suatu negara. Dalam hal ini pelabuhan disebut pangkalan angkatan laut pelabuhan militer. Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran menyatakan bahwa pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan perekonomian yang digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal, naik turunnya penumpang maupun bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Simpul Transportasi Udara Bandar udara atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan dan keberangkatan pergerakan pesawat terbang. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah dalam penyelesaian penelitian Pentingnya strategi pembangunan sarana prasarana transportasi sebagai upaya membangun desa di kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi, berupa persiapan awal dan pengumpulan data, pengolahan data atau analisis data, sampai pada penetapan kebutuhan sarana dan prasarana. Metodologi pelaksanaan penelitian ini akan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: Persiapan Awal Kegiatan yang dilakukan, meliputi : a. Memahami maksud dan tujuan, sasaran penelitian, lingkup pekerjaan, lokasi kegiatan dan keluaran yang diharapkan ; b. Mempersiapkan dan mengumpulkan datadata awal ; c. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan ; d. Penetapan lokasi yang akan di survey Tahap Survey Lapangan Survey lapangan dan investigasi dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti: kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Dalam survey lapangan, terdapat beberapa kegiatan, antara lain : a. Survey kondisi eksisting sarana dan prasarana transportasi b. Survey pada instansi terkait mengenai kebutuhan sarana prasarana. Analisis Data Melakukan analisis terhadap data-data yang telah dikompilasi sebelumnya. Analisis yang dilakukan meliputi : a. Analisis Kebutuhan jaringan jalan b. Analisis kebutuhan simpul transportasi Tahap Perumusan Sarana Prasarana Transportasi Tahap ini merumuskan hasil-hasil analisis ke dalam suatu Matriks kebutuhan sarana prasarana transportasi untuk kebutuhan masyarakat perdesaan di Kabupaten Minahasa. DATA DAN ANALISIS Luas Daerah Kawasan Perdesaan Kab. Minahasa 651

Luas Wilayah Kecamatan Likupang Selatan menurut masing-masing desa seperti pada Tabel 1 berikut : Tabel 1: Luas Desa di Kecamatan Likupang Selatan Desa Luas (km 2 ) Persentase Wangurer 12,21 9,34 Kaweruan 24,00 18,36 Kokoleh 2 12,50 9,56 Kokoleh 1 12,00 9,18 Paslaten 20,00 15,30 Batu 35,00 26,77 Werot 15,00 11,47 Jumlah 130,71 100,00 Sumber : Likupang Selatan Dalam Angka 2016 Gambar 1: Kawasan Perdesaan Kab. Minahasa Sarana Prasarana Transportasi Minahasa Renstra Dinas Perhubungan Kab Minahasa Tahun 2016-2021 dan Renja Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kabupaten Minahasa 2017 mempunyai tujuan: Mengoptimalisasi masyarakat yang ada di Kabupaten Minahasa sebagai upaya pemenuhan fasilitas angkutan baik sarana maupun prasarana menuju kemakmuran, kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Terdapat 5 point sebagai tujuan utama dari Dinas Perhubungan Kabupaten Minahasa, sebagai berikut: a) Bertambahnya ketersediaan sarana dan prasarana Perhubungan Komunikasi dan Informatika. b) Melancarkan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ada di kepulauan dan menghubungkan transportasi serta pemerataan pembangunan sampai di desa terpencil. c) Meningkatkan informasi yang cepat dan mudah diketahui serta menambah pengetahuan masyarakat yang ada di pulau dengan mengikuti perkembangan era globalisasi lewat Komunikasi dan Informatika. d) Meningkatkan jasa angkutan laut dan kepelabuhanan serta keselamatan jasa pelayaran. e) Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhannya. Hirarkhi, Fungsi dan Jangkauan Pusat Pelayanan Kabupaten Minahasa Menurut RTRW 2011-2031 adalah sebagai berikut : Hirarki I adalah: Airmadidi, Kalawat, Kauditan Hirarki II adalah: Likupang timur, Kema Hirarki III adalah: Dimembe, Talawaan, Wori, Likupang Selatan, Likupang Barat. Jaringan Jalan di Kabupaten Minahasa Struktur Jaringan Jalan Regional dan Pelabuhan Laut Menurut RTRW Kabupaten Minahasa 2011-2031. Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Minahasa mempertimbangkan struktur jaringan jalan regional. Struktur jalan regional yang membentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Minahasa adalah: Jalan Arteri Primer Kota Manado Airmadidi Kota Bitung Jalan Kolektor Primer K1 Girian (Bitung) - Likupang; Jalan Kolektor Primer K1 Likupang - Wori; Jalan Kolektor Primer K1 Wori - Bts.Kota Manado; Jalan Kolektor Primer K1 Girian - Kema (Makalisung);dan Jalan Kolektor Primer K1 Kema Rumbia. Jalan Kolektor Primer K1 Airmadidi Bts Kota Tondano 652

Pelabuhan regional yang terletak di desa Munte Kecamatan Likupang Barat Pelabuhan lokal yang melayani penyeberangan lintas dalam Kabupaten yaitu : - Pelabuhan Likupang di Kecamatan Likupang Timur - Pelabuhan di Pulau Naen di Kecamatan Wori - Pelabuhan di Mantehage di Kecamatan Wori - Pelabuhan di Pulau Gangga di Kecamatan Likupang Barat - Pelabuhan di Pulau Talise di Kecamatan Likupang Barat - Pelabuhan di Pulau Bangka di Kecamatan Likupang Timur - Pelabuhan Kema di Kecamatan Kema Transportasi Udara Kabupaten Minahasa Kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi udara di Kabupaten Minahasa adalah Bandara Sam Ratulangi Manado. Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi terletak di kecamatan Mapanget Kota Manado. Panjang Runway Bandara Sam Ratulangi saat ini adalah 2.650 meter. Kapasitas bandara Sam Ratulangi mampu menampung 3 juta penumpang per tahun. Diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah penumpang di masa yang akan datang. Kawasan Perdesaan Kabupaten Minahasa Kawasan Perdesaan terpilih di Kabupaten Minahasa adalah 7 desa di Kecamatan Likupang Selatan yaitu: Wangurer, Kaweruan, Kokoleh 2, Kokoleh 1, Paslaten, Batu, dan Werot.Luas Wilayah Kecamatan Likupang Selatan menurut masing-masing desa seperti pada Tabel 2 berikut: Tabel 2: Luas Desa di Kecamatan Likupang Selatan Desa Luas (km 2 ) Persentase Wangurer 12,21 9,34 Kaweruan 24,00 18,36 Kokoleh 2 12,50 9,56 Kokoleh 1 12,00 9,18 Paslaten 20,00 15,30 Batu 35,00 26,77 Werot 15,00 11,47 Jumlah 130,71 100,00 Sumber: Likupang Selatan Dalam Angka 2016 Berikut ini adalah luas lahan permukiman untuk masing-masing desa, dimana kebutuhan akan jaringan jalan dianalisis berdasarkan luas lahan permukiman masing-masing desa. Tabel 3 : Luas Lahan Pemukiman di Kecamatan Likupang Selatan Desa Luas (km 2 ) Wangurer 10,3 Kaweruan 20,00 Kokoleh 2 7,0 Kokoleh 1 6,0 Paslaten 10,0 Batu 12 Werot 8,0 Sumber : Likupang Selatan Dalam Angka 2016 Mata Pencaharian Masyarakat kecamatan Likupang Selatan Pertanian menjadi sektor andalan penduduk kecamatan Likupang Selatan sebagai sumber penghasilan utama sebagian besar penduduknya. Padi ladang dan jagung merupakan beberapa komoditi pertanian. Semetara itu durian, langsat, rambutan merupakan komoditi buah dengan nilai produksi yang tinggi. Cengkeh merupakan komoditi perkebunan dengan nilai produksi terbesar, sementara ayam pedaging merupakan komoditi peternakan dengan populasi dan produksi daging terbesar dibandingkan dengan ayam buras. Tabel 4 berikut menunjukkan Jumlah Presentase keluarga Pertanian menurut desa di kecamatan Likupang Seklatan Tabel 4: Jumlah Presentase keluarga Pertanian menurut desa di kecamatan Likupang Selatan Desa Keluarga Persentase Wangurer 85 7,95 Kaweruan 178 16,65 Kokoleh 2 40 3,74 Kokoleh 1 182 17,03 Paslaten 173 16,16 Batu 261 24,42 Werot 150 14,03 Jumlah 1.069 100,00 Sumber : Likupang Selatan Dalam Angka 2016 Sebagian besar mata pencaharian penduduk kawasan perdesaan adalah sebagai petani dengan jumlah total 1.069 orang petani. 653

Analisis Kebutuhan Jaringan Jalan Kawasan Perdesaan Kabutuhan jaringan jalan di kawasan perdesaan merupakan salah satu syarat untuk peningkatan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat desa. Analisis ketersediaan Prasarana dan sarana berdasarkan Standart (Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001). Bidang Pelayanan Pemukiman Perdesaan. Dasar analisis Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 seperti dijelaskan pada Tabel 5. Hasil analisis kebutuhan jaringan jalan kawasan perdesaan di Kabupaten Minahasa dijelaskan dalam Tabel 6. Analisis kebutuhan Terminal Angkutan Pedesaan Angkutan jalan raya sebagai sub sistem transportasi mempunyai peranan penting dalam memberi pelayanan jasa angkutan penumpang. Pergerakan/mobilitas orang terjadi karena adanya kegiatan sehari-hari yang saling membutuhkan satu dengan lainnya. Masyarakat perdesaan sangat membutuh prasarana terminal angkutan perdesaan. Terminal angkutan perdesaan merupakan Terminal Tipe C ataupun pelataran parkir. Untuk menunjang pergerakan orang, pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan pengaturan yang memadai baik sarana maupun prasarana transportasi. Salah satu prasarana angkutan jalan raya yang sangat vital adalah terminal angkutan penumpang sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan. Terminal sebagai titik simpul jaringan transportasi jalan menjadi barometer dari pesatnya pertumbuhan jumlah perjalanan termasuk masyarakat perdesaan. Tersedianya terminal angkutan perdesaan akan meningkatkan kelancaran arus pergerakan orang dan barang di kawasan perdesaan. Lokasi pelataran parkir yang harus disediakan adalah pelataran parkir di desa Kokoleh 1 Kecamatan Likupang Selatan. Menurut Perda kabupaten Minahasa No 1 tahun 2013 tentang RTRW Kab Minahasa 2013-2033 terminal Tipe B dibangun di kecamatan Likupang Timur. Tabel.5. Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 No Bidang pelayanan Indikator Standar pelayanan Kualitas Keterangan Kualitas Cakupan Tingkat pelayanan 1 2 3 4 5 6 7 III Permukiman perdesaan Prasarana lingkungan 1 a. jaringan jalan Ratio panjang jalan Panjang 25-50m/Ha dengan luas wilayah b. jalan setapak Ratio panjang jalan dengan luas wilayah dengan lebar 2-5m Panjang 35-70m /Ha dengan lebar 0,8-2m Sumber : Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001. Tabel 6. Hasil analisis kebutuhan jaringan jalan kawasan perdesaan Kabupaten Minahasa No Desa Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Kebutuhan jaringan jalan (m) dengan lebar 2-5 m 1 Wangurer Likupang Selatan 10,3 257.5 m 2 Kaweruan Likupang Selatan 20,00 500 m 3 Kokoleh 2 Likupang Selatan 7,0 175 m 4 Kokoleh 1 Likupang Selatan 6,0 150 m 5 Paslaten Likupang Selatan 10,0 250 m 6 Batu Likupang Selatan 12 300 m 7 Werot Likupang Selatan 8,0 200 m Sumber : Hasil Analisis 2017 654

Analisis KebutuhanTransportasi Laut Analisis transportasi laut seperti yang dijelaskan dalam RTRW Kab. Minahasa Tahun 2013-2033. Pelabuhan regional yang terletak di desa Munte Kecamatan Likupang Barat. Pelabuhan lokal yang melayani penyeberangan lintas dalam Kabupaten yaitu: - Pelabuhan Likupang di Kecamatan Likupang Timur - Pelabuhan di Pulau Naen di Kecamatan Wori - Pelabuhan di Mantehage di Kecamatan Wori - Pelabuhan di Pulau Gangga di Kecamatan Likupang Barat - Pelabuhan di Pulau Talise di Kecamatan Likupang Barat - Pelabuhan di Pulau Bangka di Kecamatan Likupang Timur - Pelabuhan Kema di Kecamatan Kema Strategi Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi Setiap hasil perencanaan sarana prasarana kebutuhan masyarakat baik infrastruktur maupun kebutuhan akan jasa pelayanan kepada masyarakat, terutama masyarakat perdesaan harus direalisasikan dalam bentuk pembangunan kesejahteraan masyarakat. Beberapa langkah strategis dalam rangka peningkatan pembangunan masyarakat perdesaan dalam hal ini pembangunan sarana prasarana transportasi kawasan perdesaan : Penggunaan dana desa untuk kebutuhan pembangunan prasarana transportasi jalan desa Pembangunan dengan swadaya masyarakat desa Usulan pembangunan melalui Musrembang desa dilanjutkan ke tingkat Kecamatan untuk diusulkan ke Tingkat Kabupaten Setiap pembangunan harus melibatkan masyarakat desa setempat dalam proses pembangunan terutama penggunaan tenaga kerja lokal. Pengawasan pembangunan dilaksanakan oleh masyarakat maupun tokoh-tokoh masyarakat desa. PENUTUP Sebagai kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan akan sarana prasarana transportasi sangat tergantung pada luasan daerah permukiman masyarakat desa 2. Kebutuhan pembangunan jaringan jalan desa seperti terlihat pada Tabel 7. Strategi pembangunan sarana prasarana transportasi adalah sebagai berikut : Penggunaan dana desa untuk kebutuhan pembangunan prasarana transportasi jalan desa Pembangunan dengan swadaya masyarakat desa Usulan pembangunan melalui Musrembang di desa dilanjukan ke tingkat Kecamatan untuk diusulkan ke Tingkat Kabupaten untuk ditata dalam APBD Kabupaten. Setiap pembangunan harus melibatkan masyarakat desa setempat dalam proses pembangunan terutama penggunaan tenaga kerja lokal. Pengawasan pembangunan dilaksanakan oleh masyarakat maupun tokoh-tokoh masyarakat desa. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Jakarta. Hidayat.B dan Mitra. N.S. 2014. Analisis Dampak Lalu Lintas, Aura Pustaka, Yogyakarta. Pandey.S. 2016. Pentingnya Pembangunan Sarana Prasarana Transportasi Sebagai Upaya Membangun Desa di Kab. Gorontalo Prov. Gorontalo ; Jurnal Tekno, Fakultas Teknik Unsrat. Volume 44/No. 66. Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Putranto. L.S. 2008. Rekayasa Lalu Lintas. Indeks. ISBN 9796838451. 655

Shane Mc dan Roess R.P, 1990. Traffic Engineering, Prentice Hall Polytechnic Series in Transportation, Tamin. O. Z, 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB Bandung. ISBN 9799299101 Undang Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan 656