BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia prasekolah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga masa ini masa keemasan anak untuk menangkap rangsangan positif demi pertumbuhannya. Patmodewo (2003), mengemukakan dari hasil kajian neurologis pertumbuhan sel jaringaan otak pada anak usia 0-5 tahun mencapai 50% oleh karena itu anak-anak pada rentang usia ini wajib mendapatkan perhatian khusus keluarga dalam pertumbuhan dan perkembangan guna mengoptimalkan kecerdasan anak. Oleh karena itu penting sekali peran orang tua dalam mendidik dan mendorong atau meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui pendidikan taman kanakkanak. Taman kanak-kanak merupakan tempat yang tepat untuk anak belajar mengasah perkembangan dan juga pertumbuhannya. Banyak sekali metode yang digunakan dalam belajar anak di taman kanak-kanak diantaranya belajar membaca, menggambar, belajar bermain dan berkomunikasi dengan teman lainnya di sekolah. Metode-metode tersebut bertujuan untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat berpengaruh terhadap orang-orang terdekatnya, orang tua dirumah berperan sangat penting dan saat anak belajar di sekolah guru yang berperan penting dalam pemantauan perkembangan dan pertumbuhan anak. Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru, sehingga menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel (Wong, 2009). Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam 1
2 kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes, 2010). Pertumbuhan dapat dilihat dari bertambahnya berat badan seseorang, tinggi badan atau dengan bertambah besarnya lingkar kepala. Pertumbuhan pada anak akan sesuai dengan tingkat usianya, selaras dengan itu perkembangan anak juga mengikuti akan usianya. Perkembangan anak dapat dilihat dengan berfungsinya organ-organ dalam tubuh, bertambah pandai anak dalam belajar dan juga bertambahnya kemampuan anak dalam menguasai kosa kata atau menyusun kalimat dalam nya. Adapun aspek-aspek yang dapat dilihat dalam perkembangan anak meliputi aspek motorik kasar, motorik halus, aspek kognitif, dan juga perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa pada anak prasekolah sangat penting karena dengan bahasa anak dapat berkomunikasi dengan teman, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Perkembangan bahasa pada anak prasekolah dapat dilatih dengan pemberian rangsangan atau stimulasi dari orang terdekatnya seperti orang tua, keluarga, lingkungan dan sekolah. Rangsangan bahasa biasa diberikan melalui berkomunikasi langsung, berkomunikasi sendiri dengan mainan atau sengaja diberikan rangsangan oleh pendidik supaya anak dapat menceritakan sendiri apa yang telah anak peroleh. Angka kejadian di poli Tumbuh Kembang Anak RS Dr. Karyadi tahun 2007 menunjukan bahwa sebanyak 22.9% dari 436 kunjungan baru datang mengalami keterlambatan bicara dan 13 (2.98%) didapatkan gangguan, hal ini menunjukan bahwa masih ada anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam bahasa atau gangguan anak oleh karena itu penting sekali pemberian rangsangan dini kepada anak untuk melatih nya agar mencegah terjadinya keterlambatan atau gangguan. Rangsangan yang paling dekat dengan anak adalah keluarga, selain keluarga media televisi juga berperan dalam merangsang anak. Televisi menjadi media yang paling dekat dengan anak karena setelah belajar disekolah dan kembali kerumah anak banyak waktu luang pada anak dan
3 digunakan untuk menonton televisi. Banyak sekali program televisi yang diminati oleh anak-anak mulai kartun-kartun animasi hingga acara televisi yang seharusnya tidak boleh ditonton anak-anak karena tidak sesuai dengan usianya seperti sinetron, talkshow yang merupakan acara televisi untuk orang dewasa. Penting sekali peran orang tua dalam mendampingi anak dalam menonton televisi, sehingga dampak yang diperoleh anak adalah dampak yang positif. Dampak yang dapat dilihat akibat anak sering menonton acara televisi adalah anak akan menirukan logat atau gaya bahasa yang diperankan yang menarik minat anak, selain itu anak akan menirukan juga gaya berpakaian dari tokoh-tokoh yang mereka lihat. Televisi sebagai media audio visual mampu merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu untuk membuat orang umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Secara umum orang akan mengingat 85% dari apa yang mereka lihat di televisi setelah tiga jam kemudian dan 65% setelah tiga hari kemudian (Dawyer, 2003 dalam Anwas 2008). Hal ini menunjukan efek yang dihasilkan dari menonton televisi sangat besar. Disebabkan oleh intensitas menonton seseorang, informasi yang diserap seseorang secara terus-menerus akan menimbulkan kesan menyenangkan akan sanggup menarik perhatian seseorang (Pitriawanti, 2010). Fenomena yang diperoleh peneliti di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang didapatkan bahwa siswa-siswi disana telah mendapatkan stimulasi yang diberikan menggunakan pemutaran video melalui televisi atau LCD. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti mengenai gambaran pada anak usia prasekolah di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang.
4 B. RUMUSAN MASALAH Perkembangan bahasa pada anak prasekolah dapat dilatih dengan pemberian rangsangan atau stimulasi dari orang tua, keluarga, lingkungan dan sekolah. Di poli Tumbuh Kembang Anak RS Dr. Karyadi (2007) menunjukan sebanyak 22.9% dari 436 pasien baru mengalami keterlambatan bicara dan 13 (2.98%) didapatkan gangguan, hal ini menunjukan bahwa masih ada anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam bahasa atau gangguan. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran pada anak usia prasekolah di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum: Mengetahui pada anak usia prasekolah di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan karakteristik usia anak prasekolah di taman kanak-kanak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang. b. Mendiskripsikan karakteristik jenis kelamin anak usia prasekolah di taman kanak-kanak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang. c. Mendiskripsikan karakteristik pendidikan ibu pada anak di taman kanak-kanak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang. d. Mendiskripsikan pekerjaan ibu pada anak di taman kanakkanak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang. e. Mendiskripsikan jumlah anak dalam satu keluarga pada anak di taman kanak-kanak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang.
5 f. Mendiskripsikan pada anak usia prasekolah di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Anak Prasekolah Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi orang tua bagaimana anaknya dan agar dapat memberikan stimulasi yang baik untuk melatih anak. 2. TK/Instansi Hasil penelitian ini dapat dijadikan memasukan untuk program pemberian stimulasi kepada anak menggunakan metode lain (televisi, LCD) untuk menunjang anak. 3. Ilmu keperawatan Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan ilmu khususnya pada perkembangan anak. 4. Peneliti Hasil ini dapat menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya.
6 E. KEASLIAN PENELITIAN Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No. Nama Peneliti Tahun dan 1. Susi Diriyanti Novaliana Sitompul (2007) 2. Hany Safaatun (2011) 3.. Kumboyono Rinik Eko Kapti Sri Hayati T 2013 Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Gambaran kemampuan berbahasa anak pra sekolah di kota Medan Hubungan antara pola asuh ibu dan kebiasaan menonton televise terhadap perkembangan bahasa anak di taman kanak-kanak Tri Siwi Sendangmulyo Kota Semarang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah Di Posyandu Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Ampah Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur 2013 Metode penelitian descriptif, pengambilan data dengan teknik probability sampling secara incidental, uji analisa dengan korelasi pearson product moment dari cronbach Metode penelitian ini adalah metode desciptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, teknik sampling yang digunakan sampling jenuh. Rancangan penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, pengambilan data dengan cara purposive sampling, uji analisa dengan uji chisquare. Hasil penelitian didapatkan gambaran skor kemampuan berbahasa anak prasekolah di kota Medan sedang, dengan hasil uji pearson α = 0,886 untuk usia 3-4 tahun, α =0,945 usia 4,1-5 tahun, dan usia 5,1-6 tahun koefisien α =0,812. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak 30 (78,9%) orang ibu memiliki pola asuh yang positif, 30 (78,9%) siswa memiliki kebiasaan menonton televisi yang baik, 21 orang siswa (55,3%) memiliki kategori baik. Ada hubungan antara pola asuh dengan (p value 0,041 0,05), ada hubungan antara kebiasaan menonton televisi dengan (p valnue 0,011 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan anak dengan nilai p = 0.033 Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan peneliti saat ini dengan menambahkan pemberian stimulus visual terlebih dahulu baru mengukur perkembangan bahasanya. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya adalah peneliti sebelumnya membandingkan antara pola asuh dan serta kebiasaan menonton televisi dengan perkembangan bahasa sedangkan penelitian saat ini mendeskripsikan bagaimana setelah diberikan stimulasi visual..perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang dengan penelitian terkait adalah variablenya yang berbeda, penelitian sekarang dilakukan pengukuran bahasa setelah diberikan stimulus visual.