Programmable Logic Controller Sebagai Pengatur Kecepatan Motor AC Terhadap Perubahan Suhu Sensor Termokopel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

Yudha Bhara P

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

Mekatronika Modul 7 Aktuator

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Petunjuk Penggunaan SENSOR TEGANGAN (GSC )

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB III DESKRIPSI MASALAH

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

ANALISIS KARAKTERISTIK BERBEBAN MOTOR INDUKSI SATU PHASA KAPASITOR START

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB II LANDASAN TEORI

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

Pengatur Suhu Ruangan Otomatis Berbasis Mikrokontroler ARM Cortex M0 NUMICRO NUC140VE3CN

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING

Rancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dunia industri kebutuhan akan sistem dan kontroler yang baik,efektif

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

PENGENDALI STAR DELTA PADA POMPA DEEP WELL 3 FASA 37 KW DENGAN PLC ZELIO SR3B261FU

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

Petunjuk Penggunaan SENSOR ARUS LISTRIK ± 3A (GSC )

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

Transkripsi:

Programmable Logic Controller Sebagai Pengatur Kecepatan Motor AC Terhadap Perubahan Suhu Sensor Termokopel Faisal Damsi 1, Iskandar Lutfi 2, A. Rahman 3, Johansyah Al Rasyid 4, Amperawan 5 1,2,3,4,5 Teknik Elektro, Program Studi Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Sriwijaya Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139, Telp 0711-353414/ Faksimili 0711-355918 faisaldamsi1963@gmail.com 1 Abstrak Sensor termokopel merupakan input berupa data suhu yang dikonversikan ke analog to digital converter (ADC) berupa data digital yang bertujuan kendali kecepatan motor Alternating Current berdasar perubahan suhu dari sensor termokopel dimana kecepatan motor AC diatur menggunakan frekwensi dengan sistem kontrol menggunakan Programmable Logic Controller. Pada pengujian ini hanya dilakukan pemanasan sensor pada suhu 0 o C sampai 100 o C. Sensor termokopel mendeteksi suhu kurang dari 30 o C maka kecepatan motor AC dalam kondisi lambat dengan rpm lebih kecil dari 2309, jika suhu pada kondisi lebih dari 30 derajat dan kurang dari 100 o C akan menghasilkan 9.4 mv maka kecepatan motor akan menjadi sedang dari 2315 sampai dengan 3175 sedangkan suhu terakhir diukur sama dengan 100 menghasilkan rpm = 3176. Kecepatan dari motor AC ini tergantung dari seberapa besar sensor termokopel mendeteksi suhu. Data ADC dari pada modul termokopel konversi ADC 12 bit. Kata kunci : Programmable logic controller, Termokopel, Motor alternating current 1. Pendahuluan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin maju menyebabkan perkembangan dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan begitu pula dalam dunia elektronika. Elektronika berhubungan dengan sistem kendali yang dapat mempermudah kerja dari manusia. Perkembangan teknologi di bidang kendali industri dewasa ini memungkinkan manusia untuk menciptakan sistem otomasi yang diaplikasikan pada pekerjaan sehari-hari. Salah satu teknologi yang terus dikembangkan dan dipergunakan secara luas di bidang pengontrolan adalah PLC. Teknologi yang terbarukan dan berkembang ini telah membawa kemajuan pada pola hidup manusia untuk bekerja dengan cepat, efektif dan efisien. Sistem kendali yang berupa PLC ini berbentuk dalam ladder diagram untuk melakukan pengendalian dalam sistem operasinya. Di dunia industry, system otomatis sangat diminati karena dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan, memperpendek waktu produksi dan mengurangi biaya untuk tenaga kerja manusian salah satu pengendali yang paling popular, khususnya untuk sistem yang bekerja secara sekuensial, PLC. juga telah digunakan untuk menjalankan proses industry [1]. Aplikasi PLC ini dapat dijumpai pada berbagai industri modern, mulai dari sistem pembangkit tenaga, menggerakkan conveyor, pengeboran, pengolahan minyak bumi, sampai industri makanan dan minuman [1]. Sistem penggerak merupakan salah satu komponen mesin listrik yang penting pada proses industri. Salah satu jenis penggerak yang banyak digunakan adalah motor AC [1]. 1.1 Sensor Termokopel Suhu adalah ukuran energi panas dalam suatu benda, yang merupakan panas relatif atau dinginya media dan biasanya diukur dalm derajat menggunakan salah satu jenis skala Fahrenheit (F) atau Celcius (C), Rankine (R), atau Kelvin (K) [2]. Sensor termokopel adalah SENTER 2017, 15-16 Desember 2017, pp. 240~247 240

241 sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik. Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup antara -200 o C sampai 1800 o C dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 C [3]. Termokopel secara sederhana berupa dua buah kabel dari jenis logam yang berbeda ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan. Titik penyatuan ini disebut hot junction, seperti yang ada pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Sensor termokopel [3] Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu memiliki tegangan tertentu pula. Pada temperatur yang sama, logam A memiliki tegangan yang berbeda dengan logam B, terjadilah perbedaan tegangan (kecil sekali, milivolt) yang dapat dideteksi. Jika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada ujung tersebut elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan akan menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan bergerak ke arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian pada ujung batang yang dipanaskan akan terjadi muatan positif. Kerapatan electron untuk setiap bahan logam berbeda tergantung dari jenis logam. Jika dua batang logam disatukan salah satu ujungnya, dan kemudian dipanaskan, maka elektron dari batang logam yang memiliki kepadatan tinggi akan bergerak ke batang yang kepadatan elektronnya rendah, dengan demikian terjadilah perbedaan tegangan diantara ujung kedua batang logam yang tidak disatukan atau dipanaskan. Besarnya termolistrik atau gem (gaya electromagnet ) mengalir dari titik hot-juction ke coldjunction atau sebaliknya. Setelah terdeteksi perbedaan tegangan. Beda tegangan ini linear dengan perubahan arus, sehingga nilai arus ini bisa dikonversi kedalam bentuk tampilan display. Sebelum dikonversi, nilai arus di komparasi dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt kemudian dijadikan besaran temperatur yang ditampilkan melalui layar/monitor berupa seven segmen yang menunjukkan temperatur yang dideteksi oleh termokopel [3]. Rumus yang digunakan menghitung Tegangan temperatur pada sensor termokopel sebagai berikut : E T = o C+k (1) Dimana : E T = Tegangan temperatur (mv) o C = Nilai besar suhu (mv) k = Koefisien tegangan hasil pengukuran untuk menghitung nilai ADC digunakan rumus berikut : ADC = Vin x 4095 (2) Vref

242 Dimana : V in = Inputan yang masuk pada PLC V ref = Nilai yang diambil dari tegangan temperatur 4095 = Nilai dari ADC 12 bit (2 n -1) 1.2 Programmable Logic Controller PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang ada pada sistem kontrol konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, berupa mennyalakan atau mematikan keluaran [4]. Program yang digunakan adalah berupa ladder diagram yang kemudian harus dijalankan oleh PLC [5]. Pada umumnya, sebuah sistem PLC memiliki lima komponen dasar, yaitu [5] : 1. Unit processor atau Central Processing Unit (CPU) adalah unit yang berisi mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan pengontrolan, sesuai dengan program yang disimpan di dalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal kontrol ke interface output. 2. Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversi tegangan sumber menjadi tegangan rendah DC (5V dan 24V) yang dibutuhkan oleh processor dan rangkaian-rangkaian di dalam modul-modul antarmuka input dan output. 3. Perangkat pemrograman dipergunakan untuk memasukan program yang dibutuhkan ke dalam memori. 4. Unit memori adalah tempat program yang digunakan untuk melaksanakan tindakantindakan pengontrolan oleh mikroprosesor disimpan. 5. Bagian input dan output adalah antarmuka dimana processor menerima informasi dari input dan output sebagai kontrol ke perangkat-perangkat eksternal. Sinyal-sinyal input dapat berasal dari saklar-saklar serta sensor-sensor. Ada dua tipe I/O pada PLC yaitu I/O digital dan I/O analog. Twido adalah sebuah perangkat yang diciptakan untuk memudahkan dalam pembuatan program otomatis kontrol listrik dari suatu proses atau system [3]. PLC Twido menggunakan twido suite sebagai software simulasinya. Twido Suite menggunakan bahasa khusus yang sudah dikenal salah satunya ladder diagram. Gambar 2. PLC schneider twido [5] Twido suite adalah software yang digunakan untuk memprogram PLC Twido. Software ini dapat digunakan untuk memprogram semua type PLC Twido [6]. Pada Twido suite yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan twido suite versi 2.3 yang menggunakan ladder diagram dimana program dinyatakan dalam bentuk simbol atau gambar yang mirip dengan rangkaian kontrol menggunakan rele [7]. 1.3 Motor Induksi Satu Fasa Motor induksi satu fasa merupakan motor jenis ini hanya memiliki satu stator winding (main winding) dan beroperasi dengan catu daya fase tunggal Dalam semua fase tunggal Motor induksi, rotor adalah tipe sangkar tupai. Motor induksi fasa tunggal tidak dimulai sendiri. Bila

243 motor terhubung ke satu fasa power Pasokan utama, arus utama membawa arus bolak-balik [8]. Arus ini menghasilkan medan magnet yang berdenyut. Karena Untuk induksi, rotor diberi energi. Sebagai utama medan magnet berdenyut, torsi yang diperlukan untuk Rotasi motor tidak dihasilkan [8]. Hal ini akan menyebabkan rotor bergetar, tapi tidak berputar[8]. Makanya, motor induksi satu fasa harus dimulainya mekanisme yang bisa memberikan start kick untuk motor untuk diputar Mekanisme awal induksi fasa tunggal motor terutama merupakan tambahan stator winding (start/ auxiliary winding) seperti yang ditunjukkan pada Bisa memiliki kapasitor seri dan/ atau sentrifugal beralih. Bila tegangan suplai diterapkan, arus masuk lilitan utama tertinggal dari tegangan suplai akibat impedansi berliku utama. Pada saat bersamaan, arus masuk mulai berliku mengarah/ tertinggal tegangan suplai tergantung pada mekanisme awal impedansi. Interaksi antara medan magnet yang dihasilkan oleh lilitan utama dan mekanisme awal menghasilkan resultan medan magnet berputar dalam satu arah. Motornya mulai berputar ke arah resultan magnet bidang [8]. Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat dijelaskan dengan menggunakan teori medan putar silang (cross-field theory). Jika motor induksi satu fasa diberikan tegangan bolak-balik satu fasa maka arus bolak-balik akan mengalir pada kumparan stator. Arus pada kumparan stator ini menghasilkan medan magnet seperti yang di tunjukkan oleh garis putus-putus pada Gambar 3. Gambar 3. Medan magnet stator berpulsa sepanjang garis AC [3] Arus stator yang mengalir setengah periode pertama akan membentuk kutub utara di A dan kutub selatan di C pada permukaan stator. Pada setengah periode berikutnya, arah kutub-kutub stator menjadi terbalik. Meskipun kuat medan magnet stator berubah-ubah yaitu maksimum pada saat arus maksimum dan nol pada saat arus nol serta polaritasnya terbalik secara periodik, aksi ini akan terjadi hanya sepanjang sumbu AC. Dengan demikian, medan magnet ini tidak berputar tetapi hanya merupakan sebuah medan magnet yang berpulsa pada posisi yang tetap (stationary). Seperti halnya pada transformator, tegangan terinduksi pada belitan sekunder, dalam hal ini adalah kumparan rotor. Karena rotor dari motor induksi satu fasa pada umumnya adalah rotor sangkar dimana belitannya terhubung singkat, maka arus akan mengalir pada kumparan rotor tersebut. Sesuai dengan hukum Lenz, arah dari arus ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 dan gambar 4 adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan melawan medan magnet yang menghasilkannya [3]. Arus rotor ini akan menghasilkan medan magnet rotor dan membentuk kutub-kutub pada permukaan rotor. Karena kutub-kutub ini juga berada pada sumbu AC dengan arah yang berlawanan terhadap kutub-kutub stator, maka tidak ada momen putar yang dihasilkan pada kedua arah sehingga rotor tetap diam. Dengan demikian, motor induksi satu fasa tidak dapat diasut sendiri dan membutuhkan rangkaian bantu untuk menjalankannya [3].

244 Gambar 4. Motor dalam keadaan berputar [3] 2. Metode Penelitian Penelitian ini direncanakan elama 5 bulan, dimana dilakukan studi untuk menuju perkembangan alat berdasarkan hasil studi kepustakaan dan penelitian awal yang telah dilakukan. Pengujian untuk mengetahui suhu yang di baca oleh ADC yang kemudian datanya dibandingkan dengan Ladder dari PLC untuk mengatur kecepatan motor AC akan menentukan keberhasilan dalam menghasilkan prototip. Hasil yang ditargetkan adalah dapat membaca nilai suhu dan mengatur kecepatan motor AC. Metode penelitian dilakukan 5 tahap: 1. Studi pustaka. 2. Perancangan input dan output hardware PLC. 3. Perancangan dan simulasi ladder diagram sensor suhu menggunakan software twido dari PLC Schneider. 4. Intergrasi antara hardware dan sofware 5. Pengujian dan evaluasi untuk sistem secara keseluruhan apakah telah memenui kerja yang dinginkan. 3. Hasil dan Pembahasan Pada pembahasan pengatur kecepatan motor AC terhadap perubahan suhu dilakukan dengam memembuat ladder diagram menggunakan twido suite dan melakukan simulasi dan pengujiannya. Untuk menjalankan kerja dari PLC twido yang dipakai pada alat ini digunakan software twido suite, dimana jenis membuat program menggunakan ladder diagram. Jenis ladder diagram ini mudah dalam pembuatannya dan mudah dalam memahami saat disimulasikan. Berikut pada gambar 5 merupakan ladder diagram sensor termkopel pengatur kecepatan motor AC.

245 Gambar 5. Ladder diagram sensor termkopel pengatur kecepatan motor AC Pada gambar diatas terdiri atas tombol start/ tombol RTC yang digunakan untuk mulai mengaktifkan ADC Gambar 5 merupakan Ladder diagram saat sensor termokopel mendeteksi suhu, sensor akan mulai mendeteksi jika real time clock/ real time base sudah dalam kondisi ON. Sensor ini mendeteksi sesuai dengan nilai adc pada PLC yang telah diambil datanya pada tabel 2. Hasil pengukuran sensor termokopel yang dilakukan menggunakan multimeter dan termometer analog. Pada tabel 1 merupakan hasil pengukuran pada sensor termokopel. Tabel 1. Hasil Pengukuran Pada Sensor Termokopel. Suhu ( o C) Tegangan (mv) 10 2,0 20 3,3 30 6,2 40 7,9 50 8,4 60 8,6 70 8,8 80 9,0 90 9,2 100 9,4 Pada gambar 6 merupakan grafik perubahan tegangan terhadap suhu yang dideteksi oleh sensor termokopel sesuai dengan tabel 1.

246 Gambar 6. Grafik Perubahan Tegangan Terhadap Suhu Pada Tabel 2 berikut akan menampilkan nilai ADC terhadap suhu dari perubahan suhu dan data ADC akan tampilkan oleh software Twidosuite berupa nilai desimal yang dikonversikan ADC. Modul ADC mempunyai data ADC 12 bit. Suhu yang terbaca pada modul akan dikonversikan ke dalam data desimal dari 0 sampai dengan 4096. Perbedaan yang dihasilkan oleh nilai ADC dari perubahan suhu akan memiliki perbandingan 1 : 3 (nilai adc 3 kali dari data suhu) setiap kenaikan suhu per 10 o C. Tabel 2. Nilai ADC Terhadap Suhu Suhu ( o C) ADC 10 30 20 60 30 90 40 120 50 150 60 180 70 210 80 240 90 270 100 300 Tabel 3. Nilai Kecapatan Pada Putaran Motor AC Berdasarkan Suhu Yang Dideteksi. Suhu ( o C) Kecepatan Motor (RPM) 10 1905 20 1905 30 2309 40 2315 50 2665 60 2665 70 2812 80 2812 90 3164 100 3176 Berdasarkan data yang telah diperoleh pada table 1 dan table 2 sensor termokopel mempunyai nilai besar suhu, tegangan temperatur dan koefisien tegangan hasil pengukuran. Untuk mencari nilai tegangan temperatur dapat dicari dengan perhitungan dalam mencari nilai tegangan temperatur (E T) dan nilai ADC.

247 - Diketahui : 10 o C = 0,397 mv k = 2,0 mv Vin = 24 V 12 bit = 4095 - Dapat dicari Nilai E T dan Nilai ADC. - E T = o C + k = 10 o C + 2,0 = 0,397 + 2,0 = 2,397 mv ADC = Vin Vref = 24 2,397 = 98280 2,397 = 41001,25 mv = 41,00125 V. Berdasarkan data yang telah diperoleh pada table 3 Suhu 30 o C 100 o C untuk mengatur kecepatan motor AC antara 1905 3164 RPM, yang berarti bahwa kecepatan motor AC berbanding lurus dengan naiknya suhu yang dideteksi oleh sensor termokopel. 4. Kesimpulan 1. Suhu yang terbaca pada Sensor termokopel akan mendeteksi dengan batasan suhu yaitu dari 0 o C hingaa 100 o C, Putaran motor AC belum bekerja pada suhu 0 o C hingga 30 o C sedangkan pada suhu 30 o C hingga 100 o C motor AC mulai bekerja/ motor ac mulai berputar. 2. Pada Suhu 30 o C 100 o C menghasilkan kecepatan motor AC antara 1905 3164 RPM, yang berarti bahwa kecepatan motor AC berbanding lurus dengan naiknya suhu yang dideteksi oleh sensor termokopel. 3. Perubahan tegangan dan temperatur semangkin besar maka nilai ADC akan semakin besar dan sebaliknya. Daftar Pustaka [1] Wicaksono, Handy, SCADA Software Dengan Woderware InTouch, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012: 2-3. [2] Sutarno, Instrumentasi industri dan kontrol proses, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2014.O. Marina, Laporan Akhir, Jurusan Teknik Elektro Program Studi Elektronika, Politeknik Negeri Sriwijaya. Indonesia, 2017. [3] A. Sugeng, Laporan Akhir, Jurusan Teknik Elektro Program Studi Elektronika, Politeknik Negeri Sriwijaya. Indonesia, 2016. [4] F. Habib, Jurusan Teknik Elektro Program Studi Elektronika, Politeknik Negeri Sriwijaya. Indonesia, 2016. [5] Team Schneider, Training handout Politeknik Negeri Sriwijaya PLC dan HMI, 2015: 4-6 [6] Team Schneider, Twido Suite V2.3 Programming Guide, 2011: 163-170 [7] P. Rakesh, AC Induction Motor Fundamentals, Microchip Technology Inc, 2017: 3-4