Tokoh. Tokoh. Agrimedia

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN TENTANG

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 22/MEN/2008 TENTANG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT DAN BUPATI HALMAHERA BARAT M E M U T U S K A N

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2001 TENTANG DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEMBUKAAN

I. Permasalahan yang Dihadapi

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.49/MEN/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA BUDIDAYA AIR PAYAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 31 TAHUN 2005

2017, No telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 52/Menhut-II/2013 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR BALI, Mengingat

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BUPATI MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BURU

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS PROVINSI MALUKU UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lampiran 3 PERNYATAAN PENERIMAAN DANA BANTUAN INSENTIF BAGI PENGELOLA PKBM DAN PENGELOLA TBM TAHUN 2012

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

KEPPRES 81/2001, KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Volume 18 No. 2, Desember 2013 55

Sekda Jawa Barat Ir. Wawan Ridwan, MMA Memimpin Rapat Anggaran dengan OPD Mohon diceritakan secara ringkas perjalanan karier Bapak hingga sampai puncak tertinggi sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat? Selepas Wisuda Fahutan IPB pada bulan Maret 1981, karir saya dimulai dari pegawai honor pada proyek Inpres Reboisasi dan Penghijauan DItjen Kehutanan pada Departemen Pertanian berjalan sekitar 1 tahun saja dengan besarnya honor Rp. 55.000,-/bulan. Selanjutnya tahun 1982 diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). naik status menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pada tahun 1983 juga diangkat sebagai Kepala Seksi (eselon IV), berbarengan dengan berpisahnya Direktorat Jenderal Kehutanan dari Departemen Pertanian menjadi Departemen kehutanan RI, yang berkantor di Gedung Manggala Wanabakti. Sejak tahun 1983-1993 terjadi beberapa peristiwa penting dalam perjalanan karier saya, antara lain tugas belajar jenjang S2 tahun 1992-1993 pada Program Magister Manajemen Agribisnis IPB (MMA-IPB, di tugaskan di Kanwil Kehutanan Kalimantan Barat (Pontianak) pada tahun 1995-1997, serta diangkat dalam jabatan Struktural Eselon II (Direktur) masih di Departemen Kehutanan pada awal tahun 2000. Pada ahir tahun 2001 saya minta pindah ke Ciamis menjadi Kepala Dinas Kehutanan Ciamis. Kurang setahun sebagai Kepala Dinas Kehutanan Ciamis, dipaksa oleh Bapak Bupati untuk memegang jabatan Kepala Bappeda Kabupaten Ciamis. Pada tahun 2005 diminta Gubernur Jabar untuk memegang jabatan kepala Dinas Kehutanan Prov. Jabar. Pada tahun 2007 dipindah lagi ke jabatan Asisiten Daerah Bidang Ekonomi Pembangunan (Asda II) di Gedung Sate. Jabatan Asda II berjalan hampir 7 tahun atau mengalami 2 kepemimpinan Gubernur Jabar. Pada bulan Juli 2013 saya ditetapkan dengan Keppres No 63/2013 sebagai Sekretaris Daerah, posisi tertinggi jabatan Birokrasi di tingkat Provinsi. Bagaimana dampak pendidikan formal, khususnya MB-IPB, terhadap kerja dan karier Bapak selama Bapak meniti karir sampai posisi sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat saat ini? Sewaktu mengikuti Pendidikan (MMA-IPB) terasa lebih dihayati dan dimengerti sehingga lebih berguna dan bermanfaat di dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Hal ini berbeda pada waktu menjalani proses pendidikan jenjang S1. Pada saat mengikuti S-2, saya sudah bekerja selama kurang lebih 11 tahun, sudah memegang jabatan struktural eselon IV cukup lama dan sudah berkeluarga dan beranak. Latar belakang dan kondisi ini membentuk sikap yang berbeda ketika menerima pengajaran. Di jenjang S2 belajar disikapi sebagai kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas pribadi dan memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai PNS. Sedangkan sewaktu jenjang S1, pengajaran dipandang sebagai kewajiban dan persyaratan untuk ijazah dan segera bekerja sebagai PNS atau pegawai perusahaan swasta. 56 Volume 18 No. 2, Desember 2013

Dengan demikian pengaruh pendidikan formal, khususnya di program MMA-IPB dirasakan sangat besar untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi berbagai jabatan selama perjalanan karier saya. Dari bekal pendidikan MMA-IPB tersebut, saya merasakan mampu mengikuti perkembangan ekonomi dan manajemen dalam dan luar negeri, merumuskan kebijakan ekonomi daerah, menulis dan berbicara di berbagai kalangan, sekalipun saya tidak berlatar belakang ekonomi dan manajemen. sepintas orang melihat saya telah merubah profesi dari seorang Rimbawan (orang utan) menjadi seorang ekonom, padahal kenyataannya keduanya saya jalankan sekaligus saya nikmati. Paling tidak sekarang saya bisa mengerti kenapa pembangunan di bidang ekonomi kehutanan kurang berhasil peranannya dalam ekonomi nasional, termasuk peranannya dalam menjaga lingkungan, kenapa system HPH gagal, kenapa program Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan tidak pernah tuntas. Semua permasalahan tersebut bisa dipahami dan diurai dengan teori-teori sederhana yang doterima sewaktu mengikuti pendidikan di MMA-IPB, misalnya teori SWOT, kosep BEP, penentuan tingkat optimal, mensikapi kondisi yang tidak ada kepastian, teori bawa telur dalam beberapa keranjang, teori Value Changes, konsep mengambil simpatik orang, dsb. Sejauh mana keterkaitan antara ilmu-ilmu yang diperoleh dari pendidikan Magister di MWA IPB dengan posisi sekarang sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat? D alam posisi jabatan Sekretaris Daerah, teori dan konsep-konsep manajemen lebih dominan mewarnai pelaksanaan tugas sehari-hari. Kegiatan utama seorang Sekda antara lain mengkoordinasikan pekerjaan harian, mengintegrasikan program, pembinaan/pengendalian dari mulai SDM sampai Sekda Jawa Barat Ir. Wawan Ridwan, MMA Bersama Mantan Presiden BJ Habibie Dalam Suatu Acara dengan program pembangunan, melayani bidang administrasi Pemerintah Provinsi dan 27 Pemerintah Kabupaten/Kota, dll. Selama mengikuti pendidikan formal di MMA-IPB, bukan saja diberikan teori dan konsep ilmiah, tetapi dilatih dan dibentuk pola pikir, pola sikap, karakter, gaya komunikasi. Dalam bentuk debat/diskusi, praktek pemecahan masalah, cara mempengaruhi orang lain, memimpin dan mengarahkan rapat dengan efektif, menerapkan prinsip reward and punishment. Itu semua sangat berguna dan mendukung untuk pelaksanaan tugas jabatan Sekda sehari-hari. Apa prinsip yang Bapak pegang dalam hidup maupun dalam bekerja yang mendukung perjalanan karier tersebut? P rinsip yang saya pegang dalam menjalankan karier selama ± 32 tahun di dunia birokrasi antara lain : Semangat/antusias : hadir/tiba di tempat kerja ratarata 45 menit 1 jam sebelum jam kerja; Tidak menunda pekerjaan: pekerjaan (surat-surat) tidak pernah menginap di meja kerja; Tidak korupsi: saya benci korupsi dan selalu mengingatkan orang-orang di sekitar; Mengutamakan kehidupan keluarga yang harmonis dan pendidikan anak dalam keluarga : memberikan contoh/tauladan bagi anak-anak sehari-hari dan menjadi orang tua kebanggan mereka. Melaksanakan ibadah sehari-hari dan do a sepenuh hati, serta terus meningkatkan keyakinan akan adanya hari akhir. Volume 18 No. 2, Desember 2013 57

Apa yang menjadi tantangan terbesar yang Bapak alami dalam mencapai karier selama ini di pemerintahan Provinsi khususnya sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat? Tantangan yang cukup besar dalam menjalankan tugas Sekda saat ini adalah adanya gap/perbedaan antara sikap/prinsip/pola pikir pribadi dengan lingkungan. Pada era perubahan/reformasi yang sudah menjadi keinginan bangsa Indonesia sejak belasan tahun yang lalu belum disikapi seragam oleh berbagai pihak terutama di lembaga pemerintahan. Sementara Pemerintahan merupakan suatu system yang saling terkait dan ketergantungan satu sama lain. Satu sub system sulit berubah walaupun keinginannya besar, apabila sub system lain tidak melaksanakan perubahan, bahkan cenderung mempertahankan kebiasaan lama. Sehingga saya sering memposisikan diri di wilayah abu-abu, sekalipun terpaksa demi berjalannya system secara keseluruhan. Menurut Bapak bagaimana pelaksanaan program MP3EI khususnya di sektor Pertanian? Dalam konsep Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Tahun 2011-2015, telah ditetapkan enam koridor ekonomi antara lain Koridor Ekonomi Jawa dengan tema Pembangunan sebagai Pendorong Industri dan Jasa Nasional sedangkan koridor yang terkait dengan tema pertanian berada di koridor Sumatera, Koridor Sulawesi, Koridor Bali-Nusa Tenggara, serta Koridor Papua-Kepulauan Maluku. Proyek-proyek besar yang terdapat di koridor Jawa, khususnya Jawa Barat sebagian besar terkait dengan proyek infrastruktur, yaitu water management, transportasi (rel kereta api, jalan tol, bandara, pelabuhan laut), pembangkit listrik (PLTU, PLTGU, PLTS), dsb. Pada dasarnya proyek-proyek dalam konsep MP3EI bukan proyek baru, melainkan proyek-proyek yang sudah direncanakan, dan yang sedang dalam proses pembangunan. Program MP3EI ditujukan untuk lebih mempercepat dan memperluas proyek-proyek tersebut melalui pembentukan Tim kerja di setiap Provinsi. Di Jawa Barat Tim Kerja ini dibentuk melalui Keputusan Gubernur Nomor: 500.05/Kep.1265- Admrek/2011 tgl 13 Oktober 2011. Tugas Tim Kerja adalah: identifikasi masalah, sinkronisasi kebijakan, pemantauan dan evaluasi, penyusunan rekomendasi kebijakan dan pelaporan. Sampai saat ini pelaksanaan tugas Tim sudah berjalan cukup lancar dan intensif. Bagi Pemerintah Daerah Program MP3EI sangat baik karena telah diberikan akses untuk mengawasi dan mengevaluasi terhadap proyek-proyek besar baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat maupun oleh BUMN dan Swasta di level nasional. 58 Volume 18 No. 2, Desember 2013

Menurut Bapak sejauh mana tingkat keberhasilan atau realisasi dari MP3EI tersebut sampai tahun ini? Proyek-proyek MP3EI khususnya di Koridor Jawa Barat, pada umumnya berjalan sesuai jadwal yang direncanakan. Beberapa permasalahan yang telah disampaikan ke Pemerintah Pusat oleh Tim Kerja Jawa Barat antara lain terkait dengan proses pengadaan tanah, penggunaan kawasan hutan, penerbitan SP2LP untuk proyek-proyek besar (Bandara Kertajati), pelibatan Pengusaha Lokal, perlakukan khusus untuk proyek-proyek MP3EI (Peraturan Perundang-Undangan khusus), dsb. Bagaimana tanggapan Bapak tentang Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) melalui pengembangan delapan program utama yang meliputi sektor industri manufaktur, pertambangan, pertanian, kelautan, pariwisata, telekomunikasi, energi dan pengembangan kawasan strategis nasional khususnya di Provinsi Jawa Barat? Program MP3EI, khususnya di Jawa Barat yang lebih di fokuskan kepada proyek-proyek infrastruktur, transpotasi dan energi, sangat diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan lainnya, khususnya pertainian. Salah satu kendala pembangunan pertanian adalah dukungan infrastruktur (transportasi dan pengairan) serta dukungan energi. Melalui pembangunan proyek-proyek MP3EI, maka diharapkan pengembangan usaha pertanian akan memiliki daya saing cukup tinggi melalui dukungan sektor transportasi dan energi yang memadai. Lebih lanjut produk-produk pertanian dalam negeri akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan akan memajukan dan menggairahkan para petani dalam negeri. PROFIL Nama : Ir. Wawan Ridwan, Mma Tanggal Lahir: Bandung, 24 Desember 1956 Pendidikan: - Sarjana Kehutanan Ipb Bogor Tahun Lulus 1981 - Pasca Sarjana Agribisnis Pertanian Ipb Bogor Tahun Lulus 1993 Penghargaan: - Satyalancana Karya Satya X Tahun - Presiden Ri Tahun 2001 - Penghargaan Pengabdian 20 Tahun - Gubernur Jawa Barat Tahun 2005 - Satyalancana Karya Satya XX Tahun - Presiden Ri Tahun 2006 - Penghargaan Pengabdian 30 Tahun - Gubernur Jawa Barat Tahun 2013 Karier: Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Sekda Jawa Barat Ir. Wawan Ridwan, MMA Bersama Menteri Koperasi dan UKM, Syarifuddin Hasan Apa masukan Bapak sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat dan salah satu alumni Program Magister MMA-IPB untuk kemajuan MMA IPB ke depan di tengah persaingan Perguruan Tinggi dalam bidang ilmu manajemen agribisnis yang semakin tinggi dan tuntutan perkembangan keahlian di lapangan yang begitu pesat? Pada tahap awal dibukanya program MMA-IPB, program ini memiliki kompetensi cukup tinggi, hal ini di dukung oleh beberapa faktor, yaitu kualitas SDM peserat program MMA-IPB, proses belajar mengajar serta pengembangan dan pembinaan alumni. Saran untuk lebih berjayanya MMA-IPB adalah : - Tetapkan Persyaratan/standar yang tinggi bagi calon peserta program MMA-IPB (secara bertahap). - Tingkatkan kerja sama dengan pemerintah dan kooperasi sehingga mengirim peserta dan karyawan terbaik. - Seleksi ketat untuk para pengajar baik berasal dari internal IPB maupun dari kalangan Profesional. - Berikan dukungan yang memadai untuk proses belajar mengajar sehingga berbeda dengan di program pascasarjana lainnya. - Kembangkan komunikasi intensif para alumni melalui berbagai media dan kegiatan. Ir. Wawan Ridwan, MMA dalam Pembukaan PORPEMDA 2013 Volume 18 No. 2, Desember 2013 59