OPTIMALKAN PERAN PENGAWAS SEKOLAH GUNA SUPORTING DATA BAHAN KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 21 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 21

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 4 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 40 SERI D

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Kinerja organisasi sebagian besar dipengaruhi kinerja para pegawai,

A. PENDAHULUAN B. RUMUSAN MASALAH

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. saling bekerja sama dalam meningkatkan kualitas kerja agar menghasilkan output yang

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 5 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 5 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian mengenai implementasi program SKS di SMAN 3 Bandung

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GUBERNUR BALI, Mengingat

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk mengordinasi semua kegiatan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 21 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 50 NOMOR 50 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 14 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 14 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN. BAB I KETENTUAN UMUM

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 24 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 2 4

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN ( MUSRENBANG )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2004 T E N T A N G

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada unit CPM (Corporate

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya dapat ditarik simpulan sebagai berikut; 1. Model pembelajaran praktik mengajar yang selama ini digunakan di

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 99 TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

PENILAIAN, MONITORING, DAN EVALUASI PROGRAM KKN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

OPTIMALKAN PERAN PENGAWAS SEKOLAH GUNA SUPORTING DATA BAHAN KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN Oleh : Moh. Syaiful Imron, S.Pd., M.Si Kepala Seksi Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan Dasar (SD) Pengawas sekolah profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembibingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal. Pengawas sekolah dalam menjalankan tugasnya dituntut untuk memiliki kecermatan dalam melihat kondisi sekolah, ketajaman analisis, ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, dan mampu berkomunikasi dengan baik secara individual maupun secara kelompok di sekolah binaannya. Pengawas sekolah dalam tugas yang cukup strategis dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah maka diperlukan perencanaan program, langkah dan strategi dalam melaksanakan program dan kemampuan mengevaluasi, menganalisis serta menyusun laporan hasil pengawasan sehingga memberikan gambaran yang signifikan tentang keadaan sekolah, yang pada akhirnya data tersebut dapat dipergunakan oleh Dinas Pendidikan dalam menyusun program peningkatan pendidikan. Dalam melaksanakan tugas menjadi pengawas tidak terlepas dari tugas pokok bidang bidang teknis yang ada di Dinas Pendidikan. Maka diperlukan sinkronisasi program dan network atau jejaring kerja yang baik dan terkontrol. Pengawas sebagai organisasi harus mulai memperhatikan masalah strategis yang lebih luas. Relasi lateral dan vertikal dengan Kepala Dinas atau Kepala Bidang Teknis serta pihak-pihak di luar unit organisasi pengawas menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana unit organisasi pengawas memberikan kontribusi dalam konteks yang lebih besar sehingga keterlibatan pengawas sekolah sebagai agen informasi yang dapat mensuport data sebagai bahan kebijakan strategis Dinas Pendidikan. Terdapat alternatif-alternatif langkah yang dapat dilakukan sehingga terjadi optimalisasi peran pengawas. Adapun langkah tersebut antara lain : Restrukturisasi Organisasi Kepengawasan, Efektifitas Koordinasi, Kendali Implementasi Program, Jejaring Kerja Bidang Teknis, Sistem Pelaporan. Langkah atau Strategi ini dilaksanakan secara konferhensip dan selalu dimonitoring dan dievaluasi, langkah mana yang mengalami kendala atau berjalan tidak optimal. Setiap strategi dilakukan dua langkah yang operasional dan terukur yang dapat kita rincikan sebagai berikut : 1. Strategi Restruktur Organisasi Kepengawasan (Strategi A) dengan langkah : merubah struktur organisasai dan membuat pendelegasian wewenang 2. Strategi Efektifitas Koordinasi (Strategi B) dengan langkah: mengefektifkan kegiatan MKPS /KKPS dan Koordinasi Rutin dengan UPT pendidikan yang ada di setiap Kecamatan.

3. Strategi Kendali Implementasi Program (Strategi C) dengan langkah : membuat buku panduan pengawas dan buku kerja pengawas 4. Strategi Jejaring Kerja Bidang Teknis (Strategi D ) dengan langkah : sinkronisasi program dan mekanisme realisasi program 5. Strategi Report System dengan langkah : membuat laporan triwulan dan laporan semester. 1. Restrukturisasi organisasi Kepengawasan (Strategi A) Dalam suatu organisasi struktur kepengurusan organisasi sangatlah penting, dari struktur tersebut terlihat level kedudukan dan hubungan tiap bagian atau unit dalam organisasi tersebut, baik itu berupa garis komando atau garis koordinasi. a. Struktur Organisasi Untuk mengoptimalkan kerja perlu pembagian tugas pokok agar setiap pengawas yang terlibat akan lebih fokus dalam melaksanakan tupoksinya. Penulis yang sekaligus korwas mencoba untuk membentuk skema struktur organisasi kepengawasan yang bisa mengakomodir setiap peran pengawas. Struktur kepengawasan yang dikembangkan di Kabupaten Kutai Timur seperti terlihat pada skema di bawah ini : Catatan : Korwas Selaku Kord. MKPS Korbid Selaku Kord. KKPS Dengan Skema struktur organisasi yang demikian, yang tentunya dilengkapi job discription diharapkan dapat membantu dalam pengkoordinasian sehingga informasi atau data dapat diterima dan diolah secara efektif dan efesien b. Pendelegasian Wewenang

Pendelegasian Wewenang adalah tugas tambahan dalam membantu mobilitas dan efektifitas kerja pengawas. Wewenang yang dimaksud adalah pemberian hak pada pengawas tertentu untuk mengkoordinir urusan- urusan yang sifatnya membantu jalannya organisasi. Urusan itu meliputi : Urusan Rutang, Urusan Presensi Pengawas, Urusan Diklat dan Pengembangan, Urusan Seleksi /Rekomendasi Pengawas Baru, Urusan DP3, Urusan Pemeriksaan Kasus di Sekolah, Urusan Pelaporan Kepengawasan dan Urusan Humas. 2. Efektifitas Koordinasi Koordinasi yang teratur sangatlah penting, karena merupakan jaminan keutuhan sebuah organisasi, tak jarang karena kurangnya koordinasi sebuah organisasi akan terpecah belah. Koordinasi yang baik dapat menentukan implementasi strategi yang sukses. Hal ditentukan juga dengan seberapa baik pemimpin /Korwas dalam memimpin proses manajemen. Korwas dapat menggunakan salah satu dari beberapa gaya kepemimpinan dalam mendorong proses implementasi. Mereka bisa memainkan peran aktif dalam mengambil keputusan. a. Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dilakukan setiap satu tahun sekali yang selalu di hadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan, guna mengevaluasi kinerja satu tahun dan membuat perencanaan program satu tahun ke depan. Forum ini sangat efektif karena seluruh pengawas dari semua jenjang hadir dan mengutarakan atau memaparkan temuan-temuan yang harus ditindaklanjuti khususnya oleh Dinas Pendidikan. Dalam Acara ini semua pejabat eselon III dan IV hadir guna sinkronisasi program. Sedangkan KKPS adalah kegiatan kelompok pengawas yang sejenjang yang biasanya diakukan pertemuan tiap 3 bulan sekali diberbagai zona untuk membahas temuan- temuan di lapangan dan menentukan alternatifalternatif pemecahannya. b. Koordinasi dengan UPT Pendidikan di Kecamatan Upt pendidikan yang ada di kecamatan merupakan perwakilan dari Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten. Pengawas pengawas yang berada di Kecamatan berkantor di Kantor UPT sehingga terjalin koordinasi yang baik. Setiap bulan UPT pendidikan berkoordinasi dengan korwas dan memberikan tembusan laporan bulanan sekolah- sekolah se kecamatan, sehingga mempunyai data pembanding terhadap data yang dilaporkan pengawas yang ada di kecamatan.

3. Kendali Implementasi Program Ketika hasil dari MKPS disepakati untuk di realisasikan dalam satu tahun kedepan tentu ada ukuran indikator ketercapaian dalam implimentasi program, apakah pengawas sudah benar benar membuat program dan mengimplementasikannya. Maka diperlukan buku panduan pengawasan dan buku kerja pengawas sehingga pengawas lebih terarah dan terukur. Hal ini menuntut komitmen pengawas terhadap organisasinya. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan. Dalam komitmen organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. a. Panduan Program Pengawas Panduan ini di buat agar pengawas dalam melaksanakan program oleh Dinas Pendidikan lebih terarah. Hasil pengawasan akan menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan strategis Dinas Pendidikan. Dengan adanya panduan program maka implementasi program akan terkendali mengarah pada satu fokus yang sama secara bertahap. b. Buku Kerja Pengawas Tak jarang ada pengawas yang sebenarnya belum tahu apa yang harus dikerjakan dalam membina sekolah binaan, terkadang kedatangannya terkesan monoton dan tidak ada manfaatnya. Untuk menghindari atau meminimalisir hal itu terjadi maka dibuatlah buku panduan dan buku kerja pengawas sehingga pengawas lebih muda menggali data yang hasilnya nanti dipakai untuk pembinaan. 4. Jejaring Kerja Bidang Teknis Telah kita ketahui seorang pengawas tidak boleh memegang proyek atau menjadi PPTK. Oleh sebab itu pengawas harus lebih inten berkoordinasi pada bidang teknis dan selalu memberikan data- data yag up to date, sekaligus memberikan alternatif program guna mengatasi masalah yang dihadapi sekolah binaannya. Hal ini menunjukkan pengawas harus dapat membangun jejaring kerja dengan unsur-unsur yang ada di Dinas Pendidikan. Korwas yang sukses bisa melihat peluang dan tahu siapa yang perlu diajak bekerja sama untuk merealisasika program organisasi. Kemampuan membangun jejaring sering kali bukan masalah yang mudah karena ketika diberikan tantangan dan tanggung jawab yang lebih besar, tidak

semua korwas segera menangkap bahwa tanggung jawab ini menuntut kemampuan membangun relasi di atas kemampuan analitis. a. Sinkronisasi Program Sinkronisasi program ini sangat dibutuhkan, antara pengawas dan bidang teknis adalah mitra dalam menyukseskan program yang di canangkan oleh Dinas Pendidikan. Maka perlu sinkronisasi program antara pengawas dengan bidang teknis agar program mengenai sasaran proritas. b. Mekanisme realisasi program Dalam merealisasikan program tentu menggunakan mekanisme atau langkah yang tepat, agar tujuan program terwujud dengan sebenarnya. Hasil dari pelaksanaan program ini akan menjadi data masukan guna menetapkan program berikutnya sebagai kelanjutan atau pengembangan dari program sebelumnya. 5. Sistem Pelaporan Ketika rencana atau program sudah dilaksanakan maka perlu monitoring dan evaluasi sejauh mana efektifitas program dapat mengenai sasaran yang ditentukan. Hasil dari monev itulah dibuat laporan sebagai penilaian dari proses dan hasil program. a. Laporan Triwulan Setiap pengawas diwajibkan melaporkan kinerjanya selama 3 bulan berjalan berdasar panduan dan buku kerja yang ada. Bahkan pengawas baru menerima insentif yang cair tiap triwulan apabila ia telah melaporkan hasil kerjanya selama tiga bulan. b. Laporan Semester Laporan semester ini lebih lengkap daripada laporan triwulan. Laporan ini meliputi Bagian Pendahuluan yang berisisi tentang latar belakang, fokus masalah pengawasan, tujuan dan sasaran pengawasan dan Tugas pokok/ ruang lingkup pengawasan. Terdapat juga Bagian kerangka pikir pemecahan masalah, pendekatan dan Metode yang digunakan serta hasil pengawasan yang meliputi : hasil pelaksanaan pembinaan guru atau kepala sekolah, hasil pemantauan pelaksanaan 8 SNP, hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru.

Dari analisa strategi pemecahan masalah dapat digambarkan seperti bagan berikut : Lapo ran Triw Meka ulan nisme realis asi progr Sinkr am onisa yang terlihat pada bagan di Lapo ran Sem ester Stru ktur Org anis asi Pend elega sian Wewe nang MKP S dan KKP Koor S dinas i dg si UPT Progr Buku Pandu Kec. am Kerja an Adapun alur Pengaw Prog suporting data as yang disesua ikan Kepen gawas an bawah ini: Dari pelaksanaan lima strategi sepuluh langkah yang dilaksanakan secara sungguh sungguh memang ada hasil yang diperoleh antara lain : 1. Pengawas bekerja lebih sistematis, sehigga data yang diperoleh lebih jelas dan terukur 2. Pengawas memiliki data- data yang akurat karena survey langsung di lapangan dan siap untuk di suport sebagai bahan kebijakan strategis Dinas Pendidikan Kutai Timur. 3. Pengawas dapat menjadi agen informasi yang artinya pengawas berfungsi menerima, mengola dan menyalurkan data temuan yang akurat tentunya dibarengi dengan alternatif- alternatif pemecahan masalah apabila data tersebut sifatnya kendala. 4. Dengan data yang disuport pengawas membantu Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur dalam melaksanakan kebijakan stategisnya :

a. Implementasi Kurikulum 2013 secara mandiri, bertahap dan berlaku setiap jenjang satuan pendidikan. b. Seluruh sekolah terakreditasi A 5. Pengawas dilibatkan dalam penilaian kinerja kepala sekolah dalam rangka roling jabatan kepala sekolah 6. Pengawas di beri kepercayaan dalam menyusun dan melaksanakan system rekrutmen calon pengawas secara independen. Dengan menggunakan 5 langkah /strategi dan 10 langkah adalah wujud dari keseriusan pengawas untuk ambil bagian dalam rangka percepatan pendidikan di Kabupaten Kutai Timur. Keterlibatan pengawas sekolah sebagai agen informasi dan data pendukung sangat penting sebagai bahan masukan bagi pemegang kebijakan kususnya Kepala Dinas Pendidikan. Agar pengawas sekolah berfungsi dengan optimal maka diperlukan keorganisasian yang kuat, sistem operasional kepengawasan yang jelas dan terkendali serta koordinasi dengan Dinas Pendidikan yang teratur. Kemampuan pengawas dalam mengoperasikan media elktronik (Komputer) adalah faktor pendukung agar pengawas dapat berfungsi sebagai agen informasi dan memiliki data yang siap mendukung kebijakan yang strategis dari Dinas Pendidikan Kutai Timur.