OPTIMALKAN PERAN PENGAWAS SEKOLAH GUNA SUPORTING DATA BAHAN KEBIJAKAN DINAS PENDIDIKAN Oleh : Moh. Syaiful Imron, S.Pd., M.Si Kepala Seksi Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan Dasar (SD) Pengawas sekolah profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembibingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal. Pengawas sekolah dalam menjalankan tugasnya dituntut untuk memiliki kecermatan dalam melihat kondisi sekolah, ketajaman analisis, ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, dan mampu berkomunikasi dengan baik secara individual maupun secara kelompok di sekolah binaannya. Pengawas sekolah dalam tugas yang cukup strategis dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah maka diperlukan perencanaan program, langkah dan strategi dalam melaksanakan program dan kemampuan mengevaluasi, menganalisis serta menyusun laporan hasil pengawasan sehingga memberikan gambaran yang signifikan tentang keadaan sekolah, yang pada akhirnya data tersebut dapat dipergunakan oleh Dinas Pendidikan dalam menyusun program peningkatan pendidikan. Dalam melaksanakan tugas menjadi pengawas tidak terlepas dari tugas pokok bidang bidang teknis yang ada di Dinas Pendidikan. Maka diperlukan sinkronisasi program dan network atau jejaring kerja yang baik dan terkontrol. Pengawas sebagai organisasi harus mulai memperhatikan masalah strategis yang lebih luas. Relasi lateral dan vertikal dengan Kepala Dinas atau Kepala Bidang Teknis serta pihak-pihak di luar unit organisasi pengawas menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana unit organisasi pengawas memberikan kontribusi dalam konteks yang lebih besar sehingga keterlibatan pengawas sekolah sebagai agen informasi yang dapat mensuport data sebagai bahan kebijakan strategis Dinas Pendidikan. Terdapat alternatif-alternatif langkah yang dapat dilakukan sehingga terjadi optimalisasi peran pengawas. Adapun langkah tersebut antara lain : Restrukturisasi Organisasi Kepengawasan, Efektifitas Koordinasi, Kendali Implementasi Program, Jejaring Kerja Bidang Teknis, Sistem Pelaporan. Langkah atau Strategi ini dilaksanakan secara konferhensip dan selalu dimonitoring dan dievaluasi, langkah mana yang mengalami kendala atau berjalan tidak optimal. Setiap strategi dilakukan dua langkah yang operasional dan terukur yang dapat kita rincikan sebagai berikut : 1. Strategi Restruktur Organisasi Kepengawasan (Strategi A) dengan langkah : merubah struktur organisasai dan membuat pendelegasian wewenang 2. Strategi Efektifitas Koordinasi (Strategi B) dengan langkah: mengefektifkan kegiatan MKPS /KKPS dan Koordinasi Rutin dengan UPT pendidikan yang ada di setiap Kecamatan.
3. Strategi Kendali Implementasi Program (Strategi C) dengan langkah : membuat buku panduan pengawas dan buku kerja pengawas 4. Strategi Jejaring Kerja Bidang Teknis (Strategi D ) dengan langkah : sinkronisasi program dan mekanisme realisasi program 5. Strategi Report System dengan langkah : membuat laporan triwulan dan laporan semester. 1. Restrukturisasi organisasi Kepengawasan (Strategi A) Dalam suatu organisasi struktur kepengurusan organisasi sangatlah penting, dari struktur tersebut terlihat level kedudukan dan hubungan tiap bagian atau unit dalam organisasi tersebut, baik itu berupa garis komando atau garis koordinasi. a. Struktur Organisasi Untuk mengoptimalkan kerja perlu pembagian tugas pokok agar setiap pengawas yang terlibat akan lebih fokus dalam melaksanakan tupoksinya. Penulis yang sekaligus korwas mencoba untuk membentuk skema struktur organisasi kepengawasan yang bisa mengakomodir setiap peran pengawas. Struktur kepengawasan yang dikembangkan di Kabupaten Kutai Timur seperti terlihat pada skema di bawah ini : Catatan : Korwas Selaku Kord. MKPS Korbid Selaku Kord. KKPS Dengan Skema struktur organisasi yang demikian, yang tentunya dilengkapi job discription diharapkan dapat membantu dalam pengkoordinasian sehingga informasi atau data dapat diterima dan diolah secara efektif dan efesien b. Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian Wewenang adalah tugas tambahan dalam membantu mobilitas dan efektifitas kerja pengawas. Wewenang yang dimaksud adalah pemberian hak pada pengawas tertentu untuk mengkoordinir urusan- urusan yang sifatnya membantu jalannya organisasi. Urusan itu meliputi : Urusan Rutang, Urusan Presensi Pengawas, Urusan Diklat dan Pengembangan, Urusan Seleksi /Rekomendasi Pengawas Baru, Urusan DP3, Urusan Pemeriksaan Kasus di Sekolah, Urusan Pelaporan Kepengawasan dan Urusan Humas. 2. Efektifitas Koordinasi Koordinasi yang teratur sangatlah penting, karena merupakan jaminan keutuhan sebuah organisasi, tak jarang karena kurangnya koordinasi sebuah organisasi akan terpecah belah. Koordinasi yang baik dapat menentukan implementasi strategi yang sukses. Hal ditentukan juga dengan seberapa baik pemimpin /Korwas dalam memimpin proses manajemen. Korwas dapat menggunakan salah satu dari beberapa gaya kepemimpinan dalam mendorong proses implementasi. Mereka bisa memainkan peran aktif dalam mengambil keputusan. a. Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dilakukan setiap satu tahun sekali yang selalu di hadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan, guna mengevaluasi kinerja satu tahun dan membuat perencanaan program satu tahun ke depan. Forum ini sangat efektif karena seluruh pengawas dari semua jenjang hadir dan mengutarakan atau memaparkan temuan-temuan yang harus ditindaklanjuti khususnya oleh Dinas Pendidikan. Dalam Acara ini semua pejabat eselon III dan IV hadir guna sinkronisasi program. Sedangkan KKPS adalah kegiatan kelompok pengawas yang sejenjang yang biasanya diakukan pertemuan tiap 3 bulan sekali diberbagai zona untuk membahas temuan- temuan di lapangan dan menentukan alternatifalternatif pemecahannya. b. Koordinasi dengan UPT Pendidikan di Kecamatan Upt pendidikan yang ada di kecamatan merupakan perwakilan dari Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten. Pengawas pengawas yang berada di Kecamatan berkantor di Kantor UPT sehingga terjalin koordinasi yang baik. Setiap bulan UPT pendidikan berkoordinasi dengan korwas dan memberikan tembusan laporan bulanan sekolah- sekolah se kecamatan, sehingga mempunyai data pembanding terhadap data yang dilaporkan pengawas yang ada di kecamatan.
3. Kendali Implementasi Program Ketika hasil dari MKPS disepakati untuk di realisasikan dalam satu tahun kedepan tentu ada ukuran indikator ketercapaian dalam implimentasi program, apakah pengawas sudah benar benar membuat program dan mengimplementasikannya. Maka diperlukan buku panduan pengawasan dan buku kerja pengawas sehingga pengawas lebih terarah dan terukur. Hal ini menuntut komitmen pengawas terhadap organisasinya. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan. Dalam komitmen organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. a. Panduan Program Pengawas Panduan ini di buat agar pengawas dalam melaksanakan program oleh Dinas Pendidikan lebih terarah. Hasil pengawasan akan menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan strategis Dinas Pendidikan. Dengan adanya panduan program maka implementasi program akan terkendali mengarah pada satu fokus yang sama secara bertahap. b. Buku Kerja Pengawas Tak jarang ada pengawas yang sebenarnya belum tahu apa yang harus dikerjakan dalam membina sekolah binaan, terkadang kedatangannya terkesan monoton dan tidak ada manfaatnya. Untuk menghindari atau meminimalisir hal itu terjadi maka dibuatlah buku panduan dan buku kerja pengawas sehingga pengawas lebih muda menggali data yang hasilnya nanti dipakai untuk pembinaan. 4. Jejaring Kerja Bidang Teknis Telah kita ketahui seorang pengawas tidak boleh memegang proyek atau menjadi PPTK. Oleh sebab itu pengawas harus lebih inten berkoordinasi pada bidang teknis dan selalu memberikan data- data yag up to date, sekaligus memberikan alternatif program guna mengatasi masalah yang dihadapi sekolah binaannya. Hal ini menunjukkan pengawas harus dapat membangun jejaring kerja dengan unsur-unsur yang ada di Dinas Pendidikan. Korwas yang sukses bisa melihat peluang dan tahu siapa yang perlu diajak bekerja sama untuk merealisasika program organisasi. Kemampuan membangun jejaring sering kali bukan masalah yang mudah karena ketika diberikan tantangan dan tanggung jawab yang lebih besar, tidak
semua korwas segera menangkap bahwa tanggung jawab ini menuntut kemampuan membangun relasi di atas kemampuan analitis. a. Sinkronisasi Program Sinkronisasi program ini sangat dibutuhkan, antara pengawas dan bidang teknis adalah mitra dalam menyukseskan program yang di canangkan oleh Dinas Pendidikan. Maka perlu sinkronisasi program antara pengawas dengan bidang teknis agar program mengenai sasaran proritas. b. Mekanisme realisasi program Dalam merealisasikan program tentu menggunakan mekanisme atau langkah yang tepat, agar tujuan program terwujud dengan sebenarnya. Hasil dari pelaksanaan program ini akan menjadi data masukan guna menetapkan program berikutnya sebagai kelanjutan atau pengembangan dari program sebelumnya. 5. Sistem Pelaporan Ketika rencana atau program sudah dilaksanakan maka perlu monitoring dan evaluasi sejauh mana efektifitas program dapat mengenai sasaran yang ditentukan. Hasil dari monev itulah dibuat laporan sebagai penilaian dari proses dan hasil program. a. Laporan Triwulan Setiap pengawas diwajibkan melaporkan kinerjanya selama 3 bulan berjalan berdasar panduan dan buku kerja yang ada. Bahkan pengawas baru menerima insentif yang cair tiap triwulan apabila ia telah melaporkan hasil kerjanya selama tiga bulan. b. Laporan Semester Laporan semester ini lebih lengkap daripada laporan triwulan. Laporan ini meliputi Bagian Pendahuluan yang berisisi tentang latar belakang, fokus masalah pengawasan, tujuan dan sasaran pengawasan dan Tugas pokok/ ruang lingkup pengawasan. Terdapat juga Bagian kerangka pikir pemecahan masalah, pendekatan dan Metode yang digunakan serta hasil pengawasan yang meliputi : hasil pelaksanaan pembinaan guru atau kepala sekolah, hasil pemantauan pelaksanaan 8 SNP, hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
Dari analisa strategi pemecahan masalah dapat digambarkan seperti bagan berikut : Lapo ran Triw Meka ulan nisme realis asi progr Sinkr am onisa yang terlihat pada bagan di Lapo ran Sem ester Stru ktur Org anis asi Pend elega sian Wewe nang MKP S dan KKP Koor S dinas i dg si UPT Progr Buku Pandu Kec. am Kerja an Adapun alur Pengaw Prog suporting data as yang disesua ikan Kepen gawas an bawah ini: Dari pelaksanaan lima strategi sepuluh langkah yang dilaksanakan secara sungguh sungguh memang ada hasil yang diperoleh antara lain : 1. Pengawas bekerja lebih sistematis, sehigga data yang diperoleh lebih jelas dan terukur 2. Pengawas memiliki data- data yang akurat karena survey langsung di lapangan dan siap untuk di suport sebagai bahan kebijakan strategis Dinas Pendidikan Kutai Timur. 3. Pengawas dapat menjadi agen informasi yang artinya pengawas berfungsi menerima, mengola dan menyalurkan data temuan yang akurat tentunya dibarengi dengan alternatif- alternatif pemecahan masalah apabila data tersebut sifatnya kendala. 4. Dengan data yang disuport pengawas membantu Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur dalam melaksanakan kebijakan stategisnya :
a. Implementasi Kurikulum 2013 secara mandiri, bertahap dan berlaku setiap jenjang satuan pendidikan. b. Seluruh sekolah terakreditasi A 5. Pengawas dilibatkan dalam penilaian kinerja kepala sekolah dalam rangka roling jabatan kepala sekolah 6. Pengawas di beri kepercayaan dalam menyusun dan melaksanakan system rekrutmen calon pengawas secara independen. Dengan menggunakan 5 langkah /strategi dan 10 langkah adalah wujud dari keseriusan pengawas untuk ambil bagian dalam rangka percepatan pendidikan di Kabupaten Kutai Timur. Keterlibatan pengawas sekolah sebagai agen informasi dan data pendukung sangat penting sebagai bahan masukan bagi pemegang kebijakan kususnya Kepala Dinas Pendidikan. Agar pengawas sekolah berfungsi dengan optimal maka diperlukan keorganisasian yang kuat, sistem operasional kepengawasan yang jelas dan terkendali serta koordinasi dengan Dinas Pendidikan yang teratur. Kemampuan pengawas dalam mengoperasikan media elktronik (Komputer) adalah faktor pendukung agar pengawas dapat berfungsi sebagai agen informasi dan memiliki data yang siap mendukung kebijakan yang strategis dari Dinas Pendidikan Kutai Timur.