BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan persaingan industri yang ketat semakin membuat pembangunan gedung-gedung tempat industri ataupun infrastruktur-infrastruktur kota semakin mengalami peningkatan, tidak heran jika kita melihat banyak sekali proyek pembangunan gedung bertingkat di setiap kota ataupun proyek-proyek perluasan jalan tol sebagai infrastuktur terpenting suatu negara dan beberapa kegiatan proyek lainnya. Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu, mulai dari proyek membuat rumah sederhana untuk tempat berteduh hingga proyek pembangunan-pembangunan infrastruktur negara yang sangat besar seperti pembangunan jalan dan jembatan. Kegiatan Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu (Ir.Irika Widiasanti,M.T, 2014:25). Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi, yaitu unik, melibatkan sejumlah sumber daya, dan membutuhkan organisasi. Kemudian, proses penyelesaian nya harus berpegang pada tiga kendala (triple constrain) : sesuai spesifikasi yang ditetapkan, sesuai time schedule, dan sesuai biaya yang direncanakan (Wulfram I. Ervianto, 2005;11). Tiga kendala dalam pelaksanaan proyek konstruksi tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin, hal itu 1
2 dikarenakan apabila pelaksanaan proyek berjalan dengan baik maka hasil daripada proyek yang dilaksanakan akan memberikan banyak manfaat, baik itu bagi perusahaan kontraktor sebagai pelaksana proyek yang tentu saja akan mendapatkan keuntungan yang besar dan citra yang baik apabila proyek dikerjakan sesuai dengan perencanaan, ataupun bagi pengguna hasil proyek (individu, perusahaan, pemerintahan ataupun masyarakat umum). Namun pada kenyataannya, pelaksanaan proyek sering mengalami kendala dalam pelaksanaannya, baik itu kualitas mutu proyek yang berjalan tidak sesuai dengan perencanaan, biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan proyek mengalami cost overrun ataupun waktu pelaksaannya yang melebihi batas waktu pengerjaan. Seperti contoh beberapa kasus yang terjadi terhadap proyek-proyek yang berlangsung di Indonesia dalam tabel dibawah ini: Tahun Kasus yang Terjadi Sumber 2015 Proyek Pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Sekretaris Dinas Tata Ruang Galamedia News, 2015 dan Cipta Karya Kota Bandung yang juga mantan PPTK tahun 2009-2011 dan KPA/PPK tahun 2011-2013, PT Penta Rekayasa (Konsultan Perencana), PT Adhi Karya (Kontraktor Pelaksana Pekerjaan), PT Indah Karya (Konsultan Manajemen Konstruksi) dengan nilai proyek Rp. 545.535.430.000,-. Terjadinya dugaan korupsi karena pembangunan Stadion GBLA Bandung
3 tersebut telah mengalami penurunan lantai yang bervariasi antara 45 cm sampai dengan 75 cm. Hal tersebut, mengakibatkan keretakan di hampir seluruh bangunan stadion. Kondisi ini, disebabkan adanya penyimpangan dalam pembangunan proyek. Dimulai pada tahap perencanaan, sampai dengan tahap penerimaan hasil pekerjaan yang diduga merugikan keuangan negara. Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi-saksi dan dokumen yang disita dalam proses penyidikan, telah ditemukan bukti permulaan yang cukup terjadinya tindak pidana korupsi pembangunan Stadion GBLA Bandung TA. 2009-2014 yang diduga dilakukan oleh Sekretaris Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang juga mantan PPTK tahun 2009-2011 dan KPA/PPK tahun 2011-2013. 2006 Kasus Pengadaan Kapal Patroli cepat (KPC) Sembilang di Dinas Perikanan Kelautan Merdeka.com, 2013 Kabupaten Rokan Hilir tahun 2006 senilai Rp 7,8 miliar. Proyek tersebut mengalami audit dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Riau, karena spesifikasi kapal yang tidak sesuai dengan kontrak pengadaan barang dan jasa
4 yang disepakati, yaitu KPC yang dipesan dari galangan kapal di Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), berukuran 5 X 20 meter, dengan kontruksi menggunakan fiberglass dengan peralatan radio, radar serta fasilitas alat pendingin yang tergolong canggih dan mewah itu tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, kapal patroli ini dinyatakan tidak layak berlayar dan negara telah dirugikan sebesar Rp 1.399.378.400. Berdasarkan kasus-kasus tersebut, idealnya pengerjaan proyek harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, baik itu dari segi waktu, biaya ataupun mutu nya, akan tetapi berdasarkan fenomena yang terjadi terhadap beberapa proyek di PT.Chiwa Indonesia dimana seringkali terjadi pengerjaan proyek yang tidak sesuai dengan rencana awal. Setiap indikator mempunyai peran masing-masing dan saling terikat, berawal dari mutu pekerjaan yang seringkali tidak sesuai dengan yang diharapkan akan membuat pegawai tersebut harus mengerjakan ulang proyek tersebut, hal ini otomatis akan menyebabkan pengerjaan yang melebihi batas jadwal perencanaan sehingga biaya upah menjadi membengkak yang berakibat kepada biaya proyek yang semakin bertambah. Bagi beberapa proyek bersekala kecil hal ini tidak terlalu berakibat fatal bagi perusahaan kontraktor, akan tetapi apabila hal ini terus berlangsung
5 terhadap setiap proyek yang bersekala kecil dan besar, maka perusahaan kontraktor tersebut lambat laun akan mengalami kerugian karena proyek yang dikerjakan nya harus mengalami pembiayaan yang melebihi nilai proyek. Agar pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik sesuai dengan perncanaan, maka diperlukan fungsi pengendalian (controlling). Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.(r.j.mockler[1972] dalam Ir.Abrar Husen,MT [2011;189] ). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENILAIAN KINERJA PROYEK (Studi kasus pada PT.Chiwa Indonesia di Bandung).
6 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasikan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana Efektivitas Pengendalian Internal pada PT.Chiwa Indonesia. 2. Bagaimana Penilaian Kinerja Proyek pada PT.Chiwa Indonesia 3. Bagaimana Peranan Efektivitas Pengendalian Internal terhadap Penilaian Kinerja Proyek pada PT.Chiwa Indonesia 1.3. Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan guna mencapai tujuan, yaitu: 1. Mengetahui efektivitas pengendalian internal pada PT.Chiwa Indonesia 2. Mengetahui pelaksanaan penilaian kinerja proyek pada PT.Chiwa Indonesia 3. Mengetahui peranan efektivitas pengendalian internal terhadap penilaian kinerja proyek di PT.Chiwa Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan bahwa hasilnya akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut:
7 1. Penulis Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap penilaian kinerja proyek. 2. Perusahaan Memberikan masukan dan perubahan kepada perusahaan mengenai pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap penilaian kinerja proyek yang diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang terjadi di perusahaan. 3. Pihak lain Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kantor PT.Chiwa Indonesia yang berlokasi di Ruko Kopo Plaza Blok G8, Jl.Peta-Lingkar Selatan, Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan September 2016 sampai Desember 2016.