Niken Rachmia Rizqyana Norita Djusnimar Zultilisna ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.


BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS DAN RISIKO KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Niken Rachmia Rizqyana Norita Djusnimar Zultilisna ABSTRAK Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menunjukkan perbandingan antara laba terhadap aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang berupa Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR) dan Risiko Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) bank umum. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yang menghasilkan 22 sampel dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu sebanyak 110 unit sampel. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi data panel yang diolah menggunakan Eviews versi 8. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan variabel ukuran berupa Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR) dan Risiko Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA). Secara parsial variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Likuiditas (LDR) dan Risiko Kecukupan Modal (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), sedangkan variabel Risiko Kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga, Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Risiko Kecukupan Modal, Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemulihan ekonomi di negara maju yang belum merata serta melambatnya pertumbuhan emerging market economies (EMEs) khususnya Tiongkok, telah berkontribusi terhadap peningkatan risiko global. Faktor tersebut sedikit banyak mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pada semester II 2015, pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang masih tertahan di bawah ekspektasi sejalan dengan belum membaiknya sektor konsumsi, manufaktur serta sektor perumahan telah menggeser estimasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR). Risiko di pasar keuangan internasional yang bersumber dari ketidakpastian kenaikan FFR juga

berdampak pada pasar komoditas dunia. Hal tersebut berdampak terhadap melemahnya permintaan konsumen sehingga memicu berlanjutnya penurunan harga komoditas global (Kajian Stabilitas Keuangan, 2016). Penurunan harga komoditas ini mendorong perbedaan arah kebijakan berbagai bank yang berdampak pada meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan (Kajian Stabilitas Keuangan, 2016). Pasar keuangan mempunyai peran penting dalam perekonomian antara lain sebagai sumber pembiayaan dan sumber pendanaan alternatif bagi bank dan juga nonbank. Saat ini sumber pembiayaan ekonomi masih didominasi oleh kredit perbankan. Semakin tinggi kredit yang disalurkan oleh bank maka akan berdampak pada semakin tinggi pula risiko kredit yang ditimbulkan. Risiko kredit macet yang ditimbulkan membuat bank harus melakukan pencadangan biaya. Semakin besar pencadangan biaya yang dilakukan akan berpengaruh pula pada penurunan laba yang diperoleh. Penurunan laba tersebut dapat mempengaruhi pula terhadap profitabilitas (ROA) yang akan diperoleh bank. Gibson (2001:188) memaparkan, Return On Assets measures the firm s ability to utilize it s assets to create profits by comparing profit with the assets that generate the profits. Dalam tiga tahun belakangan ini terjadi tren penurunan ROA. Disebutkan bahwa penyebab penurunan ROA yang diperoleh bank ini karena lambatnya pertumbuhan kredit ditambah dengan meningkatnya Net Profit Loan (NPL). Dengan adanya peningkatan NPL maka hal tersebut mengharuskan bank mengeluarkan biaya cadangan kerugian yang lebih banyak. Bertambah banyaknya biaya candangan kerugian ini mempengaruhi terjadinya penurunan tingkat profitabilitas perbankan (http://keuangan.kontan.co.id, 2016). Selain adanya tingkat penurunan profitabilitas perbankan, Statistika Perbankan Indonesia (SPI) periode Oktober 2015 yang diterbitkan OJK menunjukkan rasio NPL perbankan nasional meningkat. Pada Oktober 2015, NPL bank tercatat sebesar 2,67% atau naik 33 basis poin secara tahunan (year on year) dari 2,34%. NPL merupakan alat yang digunakan untuk mengukur risiko kredit dalam perbankan. Risiko kredit adalah risiko yang timbul karena debitur tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga yang harus dibayar kepada bank (Latumaerissa, 2012:143). Menurut Sukma (2013), apabila suatu bank mempunyai NPL yang tinggi, maka akan memperbesar

biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja bank. Terganggunya kinerja bank tidak hanya oleh risiko kredit yang ada melainkan terdapat risiko lainnya seperti risiko likuiditas, risiko tingkat bunga dan risiko investasi (Latumaerissa, 2012:143). Dalam hal ini setiap risiko harus kita perhitungkan agar bank memiliki tingkat kesehatan yang baik. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dengan menggunakan teknik analisa metode CAMELS (Capital, Assets quality, Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk). Dendawijaya (2009:49) mengungkapkan dana-dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank). Hasil penelitian yang dilakukan Anggreni (2014) menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap profitabilitas, apabila DPK meningkat maka profitabilitas akan meningkat dengan asumsi penyaluran kredit bank lancar. Surat keputusan Direksi BI No. 26/20/Kep/DIR dan SE BI No. 26/2/BPPP masing-masing tanggal 29 Mei 1993, menetapkan kewajiban penyediaan modal minimum. Ketentuan tersebut mengatur bahwa penyediaan modal minimum bank diukur dari persentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Rasio (ATMR) sebesar 8% dari ATMR. Kewajiban penyediaan modal minimum atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tersebut pada dasarnya suatu ukuran modal yang diharapkan dapat menjamin bahwa bank yang beroperasi secara internasional maupun nasional akan beroperasi secara baik. CAR yang tinggi menunjukkan semakin stabil usaha bank karena adanya tingkat kepercayaan masyarakat yang stabil. Hal ini disebabkan karena bank mampu untuk menanggung risiko dari setiap aktiva produktif yang berisiko. Tetapi hasil pada penelitian Agustiningrum (2013) menyatakan hal yang berbeda bahwa risiko kecukupan modal (CAR) berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Dengan adanya modal minimum bank dapat memperhitungkan pemenuhan maksimal dari permintaan kredit masyarakat sehingga likuiditas dari bank tersebut dapat tetap dalam kondisi yang baik. Penghitungan tingkat likuiditas bank dapat dilakukan dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio LDR ini digunakan dengan mengukur likuiditas dari perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana yang diterima. Toleransi LDR yang ditentukan oleh Bank Indonesia antara 89% sampai

dengan 115%. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmi (2014) menunjukkan risiko likuiditas (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan pada hasil penelitian Eng (2013) yang menyebutkan bahwa LDR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR), dan Risiko Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Selain itu adanya inkonsistensi dari hasil penelitian sebelumnya membuat penelitian ini masih relevan untuk dikaji ulang. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini mengkaji hubungan Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR), dan Risiko Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) perusahaan perbankan. Maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial antara Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR), dan Risiko Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. II. REVIEW LITERATUR 2.1 Definisi Bank dan Profitabilitas Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Dendawijaya,2009:119). Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan menggunakan Return on Aset (ROA). Return on Asset adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan

tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Pandia, 2012:71). 2.2 Hubungan antara Dana Pihak Ketiga dengan Profitabilitas Dana pihak ketiga (DPK) merupakan dana yang bersumber dari masyarakat luas merupakan sumber penting untuk aktivitas operasional bank dan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu bank apabila bank dapat menanggung biaya operasinya dari sumber dana ini (Kasmir, 2011:67). Dikarenakan dana pihak ketiga merupakan sumber penting dalam menjalankan operasional bank maka diharapkan bank selalu berada di tengah masyarakat, agar aliran uang dari masyarakat yang mempunyai kelebihan dana dapat ditampung kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Keuntungan utama bank berasal dari selisih sumber sumber dana dengan bunga di setiap transaksi yang dilakukan. Dengan begitu jumlah dana pihak ketiga akan berpengaruh pula pada bunga yang akan didapatkan oleh suatu bank. Semakin banyak dana pihak ketiga yang akan diputar untuk memenuhi kebutuhan kredit masyarakat maka akan semakin banyak pula bunga yang akan didapatkan dari pengembalian kredit tersebut. Hal tersebut menandakan bahwa dana pihak ketiga mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas suatu bank seperti hasil penelitian yang diungkapkan oleh Anggreni (2014). 2.3 Hubungan antara Risiko Kredit dengan Profitabilitas Fungsi bank dalam melakukan pemberian kredit maka akan mempunyai risiko yaitu, berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau yang biasa disebut dengan risiko kredit. Risiko kredit tercermin dalam rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio NPL adalah perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit. Rasio ini menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang berarti jumlah kredit bermasalah semakin besar, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Jika terjadi kredit macet atau bermasalah maka akan mempengaruhi pada jumlah pendapatan yang diterima bank pada periode tersebut. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wantera (2015) dan Eng (2013) menunjukkan bahwa risiko

kredit (NPL) memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Hasil penelitian tersebut mendukung pemikiran yang diajukan penulis bahwa semakin tinggi risiko kredit (NPL) yang ada maka akan berpengaruh pada penurunan tingkat profitabilitas (ROA) bank. 2.4 Hubungan antara Likuiditas dengan Profitabilitas Menurut Basel Committee on Bank Supervision (2008) menyatakan bahwa likuiditas adalah kemampuan bank untuk mendanai peningkatan asset dan memenuhi kewajiban yang muncul, tanpa mengakibatkan kerugian besar. Untuk menghindari terjadinya kerugian besar, maka dibutuhkan manajemen risiko likuiditas yang baik agar dapat memastikan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban arus kas sehingga dapat meningkatkan profitabilitas yang akan diperoleh bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga mengurangi kesempatan bank untuk memperoleh laba yang tinggi. Dalam hal ini tingkat profitabilitas yang diperoleh bank dipengaruhi oleh tingkat risiko likuiditas (LDR) yang ada seperti hasil penelitian Eng (2013) yang menunjukkan bahwa LDR memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 2.5 Hubungan antara Risiko Kecukupan Modal dengan Profitabilitas Kecukupan modal (permodalan) yang dimiliki oleh bank dapat tercermin dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Permodalan ini diatur oleh Bank Indonesia dalam peraturan No. 4/18/PBI/2012 tentang kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut resiko. CAR di atas 8% menunjukkan usaha bank yang semakin stabil, karena adanya kepercayaan masyarakat yang besar. Hal ini disebabkan karena bank akan mampu menanggung risiko dari aset yang berisiko. Secara teori berarti semakin tingkat CAR yang dimiliki bank maka akan berpengaruh pada kemampuan bank dalam menanggulangi kemungkinan terjadinya kerugian yang akan berakibat pada profitabilitas yang dihasilkan bank tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Anggreni (2014) dan Primadewi (2015) yang menyebutkan bahwa CAR berpengaruh positif pada profitabilitas bank yang berarti

semakin tinggi tingkat CAR maka akan semakin tinggi pula tingkat profitabilitas begitu pun sebaliknya. 2.6 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis Kerangka Pemikiran Berdasarkan review literatur di atas terbentuk kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 1 Kerangka Pemikiran Dengan demikian dapat ditarik Hipotesis sebagai berikut: H1: Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR) dan Risiko Kecukupan Modal (CAR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015

H2: Dana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015 H3: Risiko Kredit (NPL) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015 H4: Risiko Likuiditas (LDR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015 H5: Risiko Kecukupan Modal (CAR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Unit Analisis Studi ini mengkaji mengenai Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR) dan Risiko Kecukupan Modal (CAR) terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan jasa sektor keuangan, sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu dari tahun 2011-2015 yang terdiri dari 42 perusahaan. Dari populasi yang ada nantinya akan diambil sampel untuk digunakan dalam penelitian. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dari 42 populasi perusahaan bank umum diperoleh 22 sampel penelitian yang digunakan. IV. TEMUAN-TEMUAN 4.1 Hasil Analisis Statistika Deskriptif Tabel 1 analisis statistika deskriptif ROA DPK NPL LDR CAR Minimum -0,07640 1.576.864 0,00230 0,44290 0.09410 Maksimum 0,04460 668.995.379 0,12280 1,92580 0,45750 Mean 0,01562 94.921.233 0,02599 0,92262 0,17223 Std. Dev. 0,01726 143.962.774 0,01917 0,23974 0,04218 Observations 110 110 110 110 110

Tabel 4.1 menunjukan variabel risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko kecukupan modal memiliki nilai mean yang lebih besar dari nilai standar deviasi yang artinya bahwa variabel tersebut tidak bervariasi penyebarannya atau berkelompok. Sementara itu variabel profitabilitas dan dana pihak ketiga memiliki nilai mean yang lebih kecil daripada nilai standar deviasinya sehingga dapat diartikan variabel tersebut bervariasi atau tidak berkelompok. Profitabilitas (ROA) pada perusahaan bank umum selama tahun 2011-2015 memiliki nilai rata-rata sebesar 0,01562 dengan nilai standar deviasinya yaitu sebesar 0,01726. Dari total 110 sampel penelitian terdapat 58 sampel memiliki nilai di atas ratarata sedangkan sisanya yaitu 52 sampel memiliki nilai di bawah rata-rata. Nilai minimum ROA yaitu sebesar -0,07640. Dana Pihak Ketiga (DPK) pada perusahaan bank umum selama tahun 2011-2015 memiliki nilai rata-rata sebesar 94.921.233 dengan nilai standar deviasinya yaitu sebesar 143.962.774. Dari total 110 sampel penelitian terdapat 31 sampel memiliki nilai di atas rata-rata sedangkan sisanya yaitu 79 sampel memiliki nilai di bawah rata-rata. Nilai minimum DPK yaitu sebesar 1.576.864. Risiko Kredit (NPL) pada perusahaan bank umum selama tahun 2011-2015 memiliki nilai rata-rata sebesar 0,02599 dengan nilai standar deviasinya yaitu sebesar 0,01917. Dari total 110 sampel penelitian terdapat 37 sampel memiliki nilai di atas ratarata sedangkan sisanya yaitu 73 sampel memiliki nilai di bawah rata-rata. Nilai minimum NPL yaitu sebesar 0,00230. Risiko Likuiditas (LDR) pada perusahaan bank umum selama tahun 2011-2015 memiliki nilai rata-rata sebesar 0,92262 dengan nilai standar deviasinya yaitu sebesar 0,23974. Dari total 110 sampel penelitian terdapat 44 sampel memiliki nilai di atas ratarata sedangkan sisanya yaitu 66 sampel memiliki nilai di bawah rata-rata. Nilai minimum LDR yaitu sebesar 0,44290. Risiko Kecukupan Modal (CAR) pada perusahaan bank umum selama tahun 2011-2015 memiliki nilai rata-rata sebesar 0,17223 dengan nilai standar deviasinya yaitu sebesar 0,04218. Dari total 110 sampel penelitian terdapat 47 sampel memiliki nilai di atas rata-rata sedangkan sisanya yaitu 63 sampel memiliki nilai di bawah ratarata. Nilai minimum CAR yaitu sebesar 0,09410.

4.2 Pengujian Hipotesis Selanjutnya peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan analisis data panel menggunakan software Eviews 8. dilihat bahwa nilai prob (F-statistic) sebesar 0,000000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 5% prob (F-statistic) < 0,05. Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah menolak H01 sehingga secara simultan variabel independen yaitu dana pihak ketiga (DPK), risiko kredit (NPL), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kecukupan modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen profitabilitas (ROA) pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 dengan nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 0,743555 atau 74,35% ditunjukkan oleh besarnya nilai adjusted R-squared. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 74,35%, sedangkan sisanya sebesar 25,65% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis. Secara Parsial DPK memiliki nilai prob sebesar 0,6215 yang berada di atas taraf signifikansi sebesar 5% dan nilai koefisien regresi negatif yaitu -1,42. Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah menerima H02 dan menolak Ha2 yang artinya Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) perbankan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar DPK yang dimiliki oleh suatu bank, belum tentu mencerminkan laba yang besar yang akan diperoleh bank tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukma (2013) yang menyatakan bahwa semakin meningkatnya dana pihak ketiga yang diperoleh tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang dihasilkan karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah sumber dana yang masuk dengan jumlah kredit yang disalurkan ke masyarakat. Tingginya jumlah DPK yang diperoleh tetapi tidak diimbangi dengan penyaluran kredit maka kemungkinan bank akan mengalami kerugian atau penurunan profitabilitas karena pendapatan bunga dari penyaluran kredit kepada debitur tidak mencukupi untuk menutupi biaya bunga yang harus dibayarkan kepada deposan. Kemudian secara parsial NPL memiliki nilai prob sebesar 0,0000 yang berada di bawah taraf signifikansi sebesar 5% dan nilai koefisien regresi negatif yaitu -0,510914. Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah menerima Ha3 dan menolak H03 yang artinya Risiko Kredit (NPL) berpengaruh negatif signifikan terhadap Profitabilitas

(ROA) perbankan. Hal ini sejalan dengan penelitian Hariemufti (2015) yang menunjukkan bahwa semakin besar tingkat NPL (kredit bermasalah) yang dimiliki oleh suatu bank maka akan mempengaruhi penurunan laba atau profitabilitas yang tercermin pada ROA bank tersebut. Seperti yang diketahui bahwa salah satu kegiatan operasional perbankan umum adalah menyalurkan kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Sehingga jika terdapat tingkat kredit bermasalah yang tinggi maka akan menghambat atau mengurangi pendapatan terutama pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Dendawijaya (2009) bahwa salah satu dampak dari keberadaan Non Performing Loan (NPL) yang besar akan mengakibatkan perolehan laba akan berkurang sehingga berpengaruh buruk bagi profitabilitas perbankan. Teori ini didukung dengan hasil statistik deskriptif yang dihasilkan oleh peneliti dimana pada tahun 2011-2015 terlihan tingkat rata-rata NPL mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sedangkan untuk tingkat rata-rata ROA mengalami penurunan selama empat tahun terakhir. Selanjutnya secara parsial LDR memiliki nilai prob sebesar 0,3050 yang berada di atas taraf signifikansi sebesar 5% dan nilai koefisien regresi negatif yaitu -0,012586. Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah menerima H04 dan menolak Ha4 yang artinya Risiko Likuiditas (LDR) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) perbankan. Hal ini bertentangan dengan penelitian Eng (2013) yang menyebutkan bahwa tingkat LDR suatu bank memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas yang akan dihasilkan. Perbedaan hasil ini dapat dijelaskan bahwa dalam likuiditas suatu bank terdapat dua risiko yaitu risiko ketika bank memiliki kelebihan dana dimana apabila dana yang ada tidak dioptimalkan penggunaannya untuk memenuhi permintaan kredit masyarakat maka dana yang dihimpun akan tidak berputar dengan baik untuk menghasilkan pendapatan bunga sehingga laba yang diperoleh bank akan berkurang. Sebaliknya, jika bank kekurangan dana, akibatnya bank tidak dapat memenuhi kebutuhan kewajiban jangka pendek sehingga akan mendapat pinalti dari bank sentral. Untuk hasil uji parsial yang terakhir, Risiko Kecukupan Modal (CAR) memiliki nilai prob sebesar 0,8373 yang berada di atas taraf signifikansi sebesar 5% dan nilai koefisien regresi negatif yaitu -0,004757. Dengan demikian, keputusan yang diambil

adalah menerima H05 dan menolak Ha5 yang artinya Risiko Kecukupan Modal (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) perbankan. Hal ini sejalan dengan penelitian Agustiningrum (2013) yang menyebutkan bahwa tingkat CAR suatu bank tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas yang akan diperoleh. CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas disebabkan karena pada umumnya bank akan berusaha mempertahankan tingkat CAR minimum pada 8% sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Menurut Dendawijaya (2009) tingkat CAR tidak berpengaruh pada profitabilitas perbankan karena uang atau dana yang dimiliki oleh bank tidak hanya berasal dari modal sendiri melainkan juga dapat berasal dari pihak lainnya seperti pinjaman dari pihak luar. Selain itu, menurut Silvanita (2009) pada umumnya perusahaan perbankan tidak mau menetapkan CAR yang terlalu tinggi karena CAR yang tinggi dapat mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi usahanya. Hal itu disebabkan semakin besarnya cadangan modal yang digunakan untuk menutupi risiko kerugian. Terhambatnya ekspansi usaha akibat tingginya CAR yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank tersebut. V. DAFTAR PUSTAKA Andini, Putri. (2016). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BI Rate, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Perbankan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015). Jurnal Manajemen Indonesia. Agusta, Florencia Sendy. (2015). Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, dan Permodalan terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Empiris pada Bank Domestik dan Bank Asing Periode 2011-2013). Jurnal Manajemen Indonesia. Anggreni, Made Ria dan I Made Sadha Suardhika. (2014). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Risiko Kredit, dan Suku Bunga Kredit pada Profitabilitas. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9.1 (2014): 27-38. Bratanovic, Sonja Brajovic dan Van Greuning, Hennie. 2011. Analyzing Banking Risk (Analisis Risiko Perbankan). The World Bank diterjemahkan oleh Salemba Empat. Jakarta. Dendawijaya, Lukman. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Direksi Bank Indonesia dengan surat keputusan No. 23/67/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991, telah menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank.

Eng, Tan Sau. (2013). Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL & CAR terhadap ROA Bank Internasional dan Bank Nasional Go Public Periode 2007-2011. Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 1 No.3 Juli September 2013. Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit : Rajawali Pers. Jakarta. Latumaerissa, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat. Jakarta Selatan. Mahardika, Dewa. 2015. Mengenal Lembaga Keuangan. Gramata Publishing. Bekasi. Pandia, Frianto. (2012). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Bank Indonesia No. 17/11/PBI/2015 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensial Peraturan Bank Indonesia No: 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 18 /PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Sriyana, Jaka. (2014). Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Ekonisia Sukma, Yoli Lara. (2013). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal dan Risiko Kredit terhadap Profitabilitas (Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan Surat keputusan Direksi BI No. 26/20/Kep/DIR dan SE BI No. 26/2/BPPP masingmasing tanggal 29 Mei 1993, tentang menetapkan kewajiban penyediaan modal minimum Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan