Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji daktilitas aspal

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji sifat tahan lekang batu

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Penentuan perilaku rangkak tarik dan keruntuhan rangkak geosintetik

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji geser langsung batu

Semen portland komposit

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Analisis kadar abu contoh batubara

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Metode uji kekuatan tusuk statis geotekstil dan produk sejenisnya dengan batang penekan berdiameter 50 mm

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Metode uji indeks tahanan tusuk geomembran dan produk sejenisnya

Biji kakao AMANDEMEN 1

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Bambu lamina penggunaan umum

Kulit masohi SNI 7941:2013

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton

Cara uji penyulingan aspal cair

Cara uji kelarutan aspal

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Bibit babi Bagian 4 : Hampshire

Susu segar-bagian 1: Sapi

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

ADOPSI STANDAR AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIAL MENJADI STANDAR NASIONAL INDONESIA

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Rambu evakuasi tsunami

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

Embrio ternak - Bagian 1: Sapi

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

Bibit sapi potong - Bagian 2: Madura

Tata cara pemulihan aspal dari larutan dengan penguap putar

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Bibit sapi perah holstein indonesia

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Metode uji deteriorasi geotekstil akibat kondisi terekspos cahaya, kelembapan, dan panas dengan peralatan tipe xenon arc

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi Standard atmospheres for conditioning and/or testing Specifications ICS 19.020 (ISO 554 1976, IDT) Badan Standardisasi Nasional

ISO 1976 All rights reserved BSN 2014 untuk kepentingan adopsi standar ISO menjadi SNI Semua hak dilindungi Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Prakata BSN 2014 i Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi merupakan adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 554-1976, Standard atmospheres for conditioning and/or testing Specifications. SNI ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01/S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja Geoteknik Jalan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 03.1:2007 dan dibahas dalam rapat teknis/konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 25 Juli 2013 di Bandung oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para narasumber, pakar, dan lembaga terkait.

Pendahuluan Idealnya pengondisian dan/atau pengujian harus ditentukan pada satu kondisi atmosfer. Namun, dalam praktiknya, kondisi tersebut belum dapat diterapkan mengingat keragaman kondisi iklim dan sulitnya menetapkan tabel yang mencantumkan nilai pengurangan terhadap satu kondisi atmosfer dari hasil pengujian yang diperoleh dari beragam pengujian dan/atau pengondisian pada kondisi atmosfer. Untuk itu, dalam setiap pengondisian dan/atau pengujian, misalnya pengujian geosintetik harus dipilih salah satu kondisi atmosfer yang tercantum dalam dokumen ini. BSN 2014 ii

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan tiga kondisi atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian dengan nilai tidak terlalu bervariasi dari kondisi lingkungan umumnya. Satuan yang digunakan dalam standar ini dinyatakan dalam SI. 2 Spesifikasi BSN 2014 1 dari 1 Standard atmospheres for conditioning and/or testing Specifications 1 Scope This International Standard lays down three standard atmospheres for conditioning and/or testing which are not very different from ordinary ambient conditions Tabel 1 - Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian Kondisi standar Temperatur Kelembapan relatif Tekanan o C % kpa 23/50 23 50 Antara 86 27/65 27 65 Antara 86 20/65 20 65 Antara 86 Toleransi Toleransi normal (toleransi besar) Tabel 2 - Toleransi Keterangan Kondisi atmosfer yang direkomendasikan Untuk tropis daerah Umumnya diaplikasikan pada kondisi tertentu Temperatur Kelembapan relatif o C % + 2 + 5* Toleransi kurang + 1 + 2* *Dengan demikian batas dari kelembapan relatif adalah Toleransi normal : (45% sampai 55%) dan (60% sampai 70%) Toleransi kurang : (48% sampai 52%) dan (63% sampai 67%)