BAB V KESIMPULAN & SARAN A. KESIMPULAN Memilih jargon Memang Beda sepertinya sudah dipikirkan betul oleh stasiun televisi swasta nasional Indonesia, TV One. Gebrakan demi gebrakan sebagai strategi memperkenalkan televisi berita yang terdepan mengabarkan untuk menarik perhatian pemirsa diwujudkan dalam berbagai program. Salah satunya adalah program Apa Kabar Indonesia Pagi. Program Apa Kabar Indonesia Pagi adalah sebuah program yang menggabungkan konsep penyampaian berita konvensional dengan jenis program talk show televisi. Meski kemudian TV One mengklaim sebagai program tersebut berjenis program talk show. Program ini pertama kali ditayangkan pada Senin pagi, 12 Februari 2008 dua hari sebelum grand launching menyusup di antara program televisi pagi dari stasiun televisi lain yang menyajikan pasar segmented (wanita & ibu rumah tangga), menjadi tontonan alternatif bagi pasar yang lebih luas, dimulai dari pasar non-gender pada usia 15 tahun. Untuk memenuhi rentang pasar yang lebar itu, program Apa Kabar Indonesia Pagi ini menerapkan tiga terobosan besar; pertama, sebagai program talk show, program Apa Kabar Indonesia Pagi tidak menghadirkan tematik sebagaimana talk show yang lain. Materi yang banyak tidak akan mengurangi esensi ulasan berita yang diinginkan dalam program ini. Karena berita selalu berkembang, karena itu bersiaran setiap hari dan program ini akan terus mengawal 162
isu yang berkembang dan tentu masih menarik bagi publik, kata Setiawan. Dengan pertimbangan bahwa sifat khalayak yang cenderung acak sehingga memiliki multi-interest, maka program ini menawarkan banyak materi perbincangan, tujuannya tak lain agar lebih beragam, sehingga secara visual dan pembahasan tidak akan membuat pemirsa merasa bosan. Kedua, untuk memenuhi selera TV One yang terdepan mengabarkan melalui metode bersiaran langsung di pagi. Siaran pagi dimaksudkan untuk memudahkan bagi publik berpartisipasi dalam diskusi pada program ini. Masyarakat yang berkepentingan bisa menyiarkan agenda mereka di sini, disamping mereka beropini melalui berbagai akses yang kami sediakan dalam segmen-segmen diskusi, terang Setiawan. Ketiga, untuk mendukung kemudahan publik dalam mengakses, pengelola program menggunakan diluar kebiasaan acara talk show yang sering menggunakan studio indoor dengan memilih lobi gedung yang berkonotasi dengan atmosfer santai dan terbuka. Program ini memilih lobi Wisma Nusantara yang berada di bilangan Bundaran Hotel Indonesia dimana media menilainya sebagai simbol perjuangan suara rakyat. Posisi Bundaran HI berada di tengah kota, lokasi ini access-able sehingga dari berbagai penjuru bisa datang ke tempat itu, jelas Kustyanto. Terobosan di atas semakin menguatkan karakter ketersediaan akses bagi publik untuk berpartisipasi dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi. Untuk itu pengelola program Apa Kabar Indonesia Pagi menerapkan dua metode akses yang diperuntukkan publik seperti pada tabel berikut ini: 163
TABEL 5.1 Tipe & karaklteristik pelibatan publik program Apa Kabar Indonesia Pagi TV One METODE MODEL PELIBATAN KETENTUAN DIRECT COMMON MEDIATED KHALAYAK PASIF KHALAYAK AKTIF (1) AGENDA MASYARAKAT (2) PENGADUAN MASYARAKAT (3) VOXPOP/ MOTS (4) TEMPAT KEJADIAN PERKARA - TKP (5) INTERAKTIF (6) MEDIA SOSIAL produser. Tidak mengandung SARA. Bermuatan atau materi positif. produser. Membawa surat keterangan kehilangan asli. dari kepolisian. Dipilih secara acak oleh reporter atau host. Narasumber tidak terkait langsung dengan materi yang didiskusikan. Dipilih secara acak atau terkadang ada pre-interview sekadar untuk mendapatkan persetujuan untuk dimintai keterangannya oleh reporter atau host. Narasumber terkait langsung dengan materi yang didiskusikan. Dilakukan publik di rumah atau dimana saja dengan melalui saluran telepon atau mengiriman teks (SMS) produser. Dalam hal ini nama lengkap dan alamat rumah. Serta materi apa yang akan disampaikan. Disampaikan melalui akun resmi Facebook & Twitter milik program AKIP. produser. Tidak mengandung SARA. Di luar topik perbincangan, kehadiran masyarakat awam dalam program ini sendiri memiliki nilai intrinsik bagi kebutuhan visual yang dituntut dinamis. Sekecil apapun, untuk program ini, partisipasi masyarakat (awam) cukup berkontribusi pada faktor dinamis itu, misalnya melalui Twitter yang akan memperkaya grafis. Spontanitas masyarakat awam dalam metode voxpop atau MOTS menimbulkan dampak entertaining. Metode ini dimanfaatkan pengelola sebagai pengalihan segmen sebelum perbincangan oleh narasumber ahli yang diharapkan tidak memberikan dampak membosankan pada program. 164
Artinya bahwa tujuan pelibatan publik bagi program Apa Kabar Indonesia Pagi masih sebatas untuk kepentingan visual yakni dalam hal ini sebagai hiburan semata. Tidak berlebihan kiranya, mengingat sistem pemerintahan demokrasi di Indonesia belum mampu menopang persaingan industri televisi nasional, sehingga fungsi pelibatan publik sebagai sarana ruang publik dalam kehidupan berpolitik, masih jauh panggang dari api. Sehingga publik oleh pengelola program Apa Kabar Indonesia Pagi dipandang sebagai; pertama, pelengkap atau penambah nilai visual lay-out agar memperoleh gambar dinamis. Kedua, sebagai alat untuk mengubah paradigma program talk show yang baku, kaku, satu arah menjadi program talk show yang santai, menyenangkan, dan tentu dua arah. Meski demikian, kehadiran program talk show seperti program Apa Kabar Indonesia Pagi di industri pertelevisian nasional mengikis paradigma program talk show yang dikenal publik Indonesia sebagai format komunikasi satu arah. Sekaligus menghapus rasa formal yang membosankan pada sebuah program talk show. Kehadiran program Apa Kabar Indonesia Pagi sendiri bagi TV One adalah sebagai terobosan dari format pertelevisian Indonesia yang selama ini terjebak dalam hitam-putih fungsi media televisi antara memilih satu saja fungsi sebagai hiburan atau informatif saja. Program Apa Kabar Indonesia Pagi menjadi cikal dari sebuah kemustahilan dengan menggabungkan kedua fungsi utama tersebut menjadi entertain-journalism. Dengan rasa ini, program Apa Kabar Indonesia Pagi menyuguhkan formasi popular dengan beragam unsur yang ada di dalamnya seperti informalperformance hosted, dynamically visual out-put, spontaneously presenting stage 165
actors, dan prinsip cover both-side melahirkan lakon drama (protagonis dan antagonis). Dengan unsur popular ini, tidak lain sebagai upaya pengelola program Apa Kabar Indonesia Pagi untuk menjual program itu sendiri, baik kepada pengiklan maupun kepada publik. B. SARAN Program Apa Kabar Indonesia Pagi sebagai program yang sudah mendapat perhatian oleh publik, seharusnya mampu memanfaatkannya sebagai potensi bagi peningkatan upaya pelibatan publik dengan lebih fokus. Terlebih publik sudah mengenal program talk show Apa Kabar Indonesia Pagi diketahui publik sebagai media partisipatif. Untuk itu, berikut ini dua saran yang perlu dipertimbangkan untuk pengelola program Apa Kabar Indonesia Pagi yakni; Pertama, mendefinisikan-kembali program Apa Kabar Indonesia Pagi sebagai program talk show untuk publik terlibat secara lebih. Penetrasi upaya ini bisa diwujudkan dalam promo-iklan program Apa Kabar Indonesia Pagi. Dimana semula hanya diperkenalkan sebagai program talk show yang menyegarkan di pagi hari, akan tetapi menekankan juga pada faktor keaksesan bagi publik untuk terlibat dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi sebagai. Kedua, sebagai langkah lanjutan dari tindakan pertama di atas, pengelola program menyediakan tim personel khusus, yang bertugas untuk mewujudkan kerja pelibatan publik ini. Misalnya, di bidang profesional lain fenomena posisi sebagai media social specialist staff telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan publikasi. 166
Ketiga, yang paling penting, dimana sebagai penulisan, karya ilmiah ini masih harus lebih banyak digali lagi lebih mendalam. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan bahwa penulisan mengenai pelibatan publik pada media menjadi studi yang menarik untuk ditelaah, sehingga ada banyak bermunculan penulisan sejenis yang dapat memperkaya khasanah mengenai pelibatan publik khususnya pada media, terutama di Indonesia. 167