Pemahaman Siswa SMP Terhadap Konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin

dokumen-dokumen yang mirip
Representasi Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Perbedaan Gender

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR SISWA SMP PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER.

Pembentukan Karakter dan Komunikasi Matematika Melalui Model Problem Posing Berbantuan Scaffolding Materi Segitiga

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Komunikasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 19 Januari NCTM, Algebra, diakses dari

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

Analisis Kesalahan siswa Pada Topik Aljabar di Kelas VII.1 SMPN 3 Padangsidimpuan. Oleh: Dr. Ahmad Nizar Rangkuti, S. Si., M. Pd 1.

Representasi Eksternal Siswa dalam Pemecahan Masalah SPLDV Ditinjau dari Kemampuan Matematika

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

PROFIL REPRESENTASI SISWA SMP TERHADAP MATERI PLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR KOLB

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DITINJAU DARI GENDER PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA TENTANG RING PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR 2 DITINJAU DARI PEMIKIRAN KREATIF PADA SISWA KELOMPOK ATAS

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

PROFIL PENGETAHUAN KONSEPTUAL SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PROFIL PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI PERBANDINGAN DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SMP

PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN SISWA SMP BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

RME DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

BAB V PEMBAHASAN. komunikasi matematis peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No : 14

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Progran Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Linda Sunarya NIM.

Profil Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Gender

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kemampuan Number Sense Siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VII pada Materi Bilangan

TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII BERDASARKAN TEORI PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SKRIPSI MARIA R. GRANSIANA

Yaumil Sitta Achir, Budi Usodo, Rubono Setiawan* Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

Kelengkapan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Nilai Mutlak

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif

KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DISERTAI TUGAS PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

PROSES BERPIKIR MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DALAM MEMECAHKAN MASALAH

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN ( ABILITY OF PROBLEM SOLVING FROM DIFERENCES OF SEX )

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN :

KEMAMPUAN ABSTRAKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KLS VIII

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

A. PENDAHULUAN. Moh Zayyadi, Berpikir Kritis Mahasiswa. 11

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Ummi Kalsum Muh. Hasbi Dasa Ismaimuza

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

HASIL ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR PESERTA DIDIK SMK ANTARTIKA 1 SIDOARJO

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 SALATIGA

Analisis Kesalahan Siswa Dilihat dari Skema Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika AYU ISMI HANIFAH

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA TINGKAT IV MATERI SISTEM BILANGAN KOMPLEKS PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS

ANALISIS KESULITAN ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) HARAPAN IBU METRO

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN :

MISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR SISWA KELAS VIII BERDASARKAN PROSES BERPIKIR MASON

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING

A. Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMATERA BARAT

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

Unnes Journal of Mathematics Education

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL PADA SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI 1 WONOGIRI

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN MASALAH OPEN ENDED

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PEMAHAMAN SISWA SMP PADA MASALAH KALIMAT MATEMATIKA

KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN Fitri Kumalasari, Toto Nusantara, Cholis Sa dijah. Universitas Negeri Malang 1

Transkripsi:

Kreano 8 (2) (2017): 119-125 Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano Pemahaman Siswa SMP Terhadap Konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin AY. Nafi i 1 1 Jurusan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Email: abdulnafii@mhs.unesa.ac.id 1 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v8i2.10259 Received : July 2017; Accepted: August 2017; Published: December 2017 Abstrak Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan pemahaman siswa SMP terhadap konsep persamaan linear satu variabel (PLSV) ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek perempuan dan subjek laki-laki mempunyai perbedaan dalam membuat pernyataan tentang ciri-ciri PLSV dan membangun menggunakan model sebab-akibat dari suatu sistem (PLSV). Perbedaan muncul karena subjek perempuan hanya dapat menyebutkan sebagian ciri-ciri PLSV, sedangkan subjek laki-laki melakukan kesalahan dalam menjelaskan akibat yang dihasilkan dari operasi hitung pada suatu PLSV dengan suatu konstanta. Sedangkan dalam menyajikan PLSV ke dalam representasi yang beragam, memberikan contoh PLSV yang berbeda, mengelompokan beberapa kalimat matematika ke dalam contoh dan bukan contoh PLSV, menyimpulkan PLSV dengan alasan logis, serta menyebutkan kesamaan dan perbedaan PLSV dan bukan PLSV kedua subjek tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Abstract This research is a type of qualitative research that aims to describe students understanding of Junior High School on the concept of linear equations of one variable (PLSV) in terms of gender differences. The results showed that female subjects and male subjects are different in making statements about PLSV characteristics and constructing using cause-andeffect models of a system (PLSV). The differences between female subjects and male subjects as follows: mention some of the features of the PLSV, whereas the male subject makes a mistake in explaining the result of the counting operation on a PLSV constantly. Whereas in presenting the PLSV into multiple representations, giving different examples of PLSV, grouping several mathematical sentences into samples rather than examples of PLSV, summarizing PLSV with logical reasons, and mentioning the similarities and differences between PLSV and not PLSV the two subjects didn t perform significant differences. Keywords: understanding; the concept of linear equations one variable; difference sex PENDAHULUAN Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang dinilai memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan banyak permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari yang dalam penyelesaiannya memerlukan matematika. Begitu pentingnya peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan orang yang memahami matematika akan memiliki kesempatan yang signifikan dalam membentuk masa depan. Kemampuan dalam matematika akan membuka pintu untuk masa depan yang produktif, (NCTM, 2000). Melihat pentingnya peranan matematika dalam menyelesaikan masalah sehari-hari, maka matematika sangat perlu diberikan untuk setiap jenjang pendidikan di sekolah. Kemampuan matematika erat kaitannya dengan pemahaman seseorang terhadap konsep matematika, karena pemahaman konsep merupakan hal yang sangat penting dalam belajar 2017 Semarang State University. All rights reserved p-issn: 2086-2334; e-issn: 2442-4218

120 AY. Nafi i, Pemahaman Siswa SMP Terhadap Konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)... matematika, (Godino, 1996). Seseorang dikatakan memahami ketika mereka membangun hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dan pengetahuan mereka sebelumnya. Lebih khusus, pengetahuan masuk terintegrasi dengan skema yang ada dan kerangka kerja kognitif, proses kognitif dalam kategori memahami adalah menginterpretasi, memberikan contoh, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan (Mayer, 2002). Salah satu konsep matematika yang memiliki peranan penting dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari adalah konsep aljabar. Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari telah berhasil diselesaikan dengan konsep aljabar. NCTM (2000) yang menyatakan Algebraic competence is important in adult life, both on the job and as preparation for postsecondary education. All students should learn algebra. Sedangkan salah satu materi aljabar yang sangat penting untuk dipahami siswa adalah materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). PLSV merupakan salah satu materi yang diberikan di awal belajar aljabar, Khuluq (2015, p. 6). Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa untuk memahami konsep PLSV sebelum mereka memahami Aljabar tingkat lanjut. Melihat sangat pentingnya persamaan linear satu variabel baik untuk mememotivasi belajar aljabar maupun untuk memahami konsep aljabar, maka seorang guru perlu melihat pemahaman siswa terhadap konsep persamaan linear satu variabel sebelum melanjutkan materi aljabar yang lebih tinggi. Dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas, secara umum guru akan dihadapkan dengan beberapa siswa laki-laki dan siswa perempuan. Terkait dengan siswa laki-laki dan perempuan, ada beberapa teori yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam beberapa hal. Misalnya, Benbow & Stanley (1980) menyatakan bahwa siswa SMP memiliki perbedaan kemampuan matematika, yang mana siswa perempuan lebih unggul dalam perhitungan, sedangkan siswa laki-laki unggul pada tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan penalaran matematika. Sedangkan Yoenanto (dalam Amir, 2013) yang menjelaskan bahwa siswa pria lebih tertarik dalam pelajaran matematika dibandingkan dengan siswa wanita, sehingga siswa wanita lebih mudah cemas dalam menghadapi matematika dibandingkan dengan siswa pria. Berdasarkan uraian-urain di atas, maka peneliti ingin mendeskripsikan pemahaman siswa SMP terhadap konsep persamaan linear satu variabel ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. Dengan melihat gambaran pemahaman siswa berdasarkan perbedaan jenis kelamin, maka guru dapat merancang rencana pembelajaran yang lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran di kelas. METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Jenis penelitian deskriptif-kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi subjek yang bersifat alami dan mendalam, dimana hasil penelitiannya berupa data deskriptif dari kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara berbasis tes pemahaman konsep PLSV (TPK PLSV) kepada subjek laki-lakidan subjek perempuan secara bergantian. Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Tulang Bawang Tengah dengan subjek seorang perempuan dan seorang laki-laki dengan kemampuan matematika setara (perbedaan skor maksimal 5 dari total skor 100), yang diperoleh dari tes kemampuan matematika (TKM). Sedangkan untuk memperoleh data yang diinginkan peneliti melakukan wawancara berbasis tes pemahaman konsep (TPK) kepada seorang subjek laki-laki dan perempuan secara bergantian. Sebelum instrumen digunakan, soal tes dilakukan uji validitas oleh ahli yaitu 2 dosen dan seorang guru matematika, dan dilakukan uji keterbacaan oleh siswa bukan subjek. Dari wawancara berbasis TPK PLSV tersebut, kemudian peneliti melakukan uji kredibilitas data untuk mengetahui keabsahan data yang diperoleh. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi waktu untuk menguji keabsahan data yang diperoleh.

Kreano 8 (2) (2017): 119-125 121 Pengujian keabsahan melalui triangulasi waktu merupakan pengujian keabsahan yang dilakukan dengan cara peneliti mengambil data dari subjek penelitian yang sama pada waktu yang berbeda. Pada akhirnya, diperoleh data yang konsisten (banyak kesamaan makna) dengan data sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil wawancara berbasis tes pemahaman konsep PLSV diperoleh hasil sebagai berikut. Pemahaman Subjek Perempuan Subjek perempuan membuat kalimat matematika x + 5 + 75 = 200 dengan alasan karena jumlah telurnya 200, kemudian pecah 5, telur yang masih utuh dijual dan bersisa 75, maka jumlah telur yang utuh terjual ditambah banyak telur yang pecah ditambah sisa telur yang utuh sama dengan 200. Sedangkan alasan memunculkan ide x karena terdapat sebagian telur yang masih utuh belum diketahui nilainya. Selain itu subjek perempuan juga membuat kalimat matematika yang lain, yaitu s = 200-5 75, dengan alasan karena jumlah telur yang masih utuh terjual sama dengan jumlah seluruh telur yaitu 200 dikurang telur yang pecah yaitu 5 kemudian dikurang lagi jumlah siswa telur yang utuh yaitu 75. Sedangkan perbedaan kedua kalimat matematika tersebut terletak pada variabelnya. Subjek perempuan juga memberikan 4 contoh PLSV, yaitu 4p + 5 = 15, 6x + 10 = 20, 7x -2 = 32, dan 20 a = a + 30 dengan alasan karena memuat satu variabel, variabelnya berpangkat satu, dan memuat hubungan sama dengan. sedangkan perbedaan contoh yang dibuat dengan contoh yang ada di soal adalah koefesien dan variabelnya. Subjek perempuan mengelompokan b, c, dan e sebagai contoh PLSV, sedangkan a, d, f, dan g bukan termasuk contoh PLSV. Dengan alasan karena contoh b, c, dan e termasuk contoh PLSV karena memuat satu variabel, variabelnya berpangkat satu, dan memuat hubungan sama dengan. Sedangkan contoh yang lain bukan termasuk contoh PLSV karena a memuat dua variabel, b berpangkat dua/ tidak berpangkat satu, f juga tidak berpangkat satu, dan g tidak memuat hubungan sama dengan. Subjek perempuan memberikan 4 ciriciri PLSV, yaitu memuat satu variabel, variabelnya berpangkat satu, memuat hubungan sama dengan, dan memuat semesta pembicaraannya dengan alasan karena suatu PLSV itu harus memiliki satu variabel, variabelnya berpangkat satu, memuat hubungan sama dengan, dan memuat semesta pembicaraan. Sedangkan yang dimaksud memuat semesta pembicaraan adalah memuat angka, contohnya 18 dan 50 pada persamaan 2y + 18 = 50, dengan alasan 18 dan 50 merupakan semesta pembicaraan karena angka, sedangkan 2 pada persamaan 2y + 18 = 50 bukan merupakan semesta pembicaraan karena terdapat variabelnya. Dengan demikian yang dimaksud dengan memuat semesta pembicaraan adalah memuat konstanta. Krismanto (2009) menyatakan bahwa konstanta adalah sebuah lambang atau simbol yang menunjuk pada anggota tertentu pada suatu semesta pembicaraan, karena dalam pembelajaran aljabar di SMP materi yang dibahas atau semestanya adalah bilangan, maka secara terbatas dapat dinyatakan bahwa konstanta adalah lambang atau simbol yang menunjuk pada bilangan tertentu dalam himpunan semestanya. Subjek perempuan juga menyimpulkan bahwa PLSV adalah persamaan yang memuat satu variabel dan variabelnya berpangkat satu, dengan alasan PLSV hanya memuat satu variabel dan variabelnya berpangkat satu, yaitu karena linear satu variabel. Sedangkan persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat hubungan sama dengan, dan kalimat terbuka adalah kalimat yang belum diketahui nilainya. Subjek perempuan menyebutkan perbedaan PLSV dan bukan PLSV, yaitu tanda yang digunakan dan sifat-sifat berlaku. Subjek laki-lakiaki-lakierempuan juga menjelasan bahwa tanda yang digunakan pada PLSV adalah =, dan tanda yang digunakan bukan PLSV <, >, dan lain-lainnya, Sedangkan yang dimaksud sifat-sifat berlakunya adalah sifat-sifat yang berlaku pada PLSV dan bukan PLSV, contohnya sifat ekuivalen untuk perkalian negatif, PLSV selalu ekuivalen, bukan PLSV

122 AY. Nafi i, Pemahaman Siswa SMP Terhadap Konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)... ekuivalen jika tanda hubungnya dibalik. Selain itu, subjek perempuan juga menyebutkan kesamaan PLSV dan bukan PLSV, yaitu memuat satu variabel, variabelnya berpangkat satu, dan penyelesaian dapat menggunakan garis bilangan, sedangkan yang dimaksud penyelesaiannya dapat penggunakan garis bilangan adalah PLSV dan bukan PLSV sama-sama dapat diselesaikan dengan garis bilangan. Dari perbedaan dan kesamaan yang disebutkan subjek perempuan, dapat disimpulkan bahwa subjek perempuan hanya membedakan PLSV dan bukan PLSV berdasarkan pengetahuannya tentang PLSV dan PtLSV. Subjek perempuan menjelaskan bahwa akibat dari menambahkan 2m pada ruas kanan persamaan 4x + 6 = 7, maka persamaan tersebut menjadi bukan termasuk PLSV, karena memiliki 2 variabel, yaitu m, dan x, dan jika ruas kanan persamaan 4x + 6 = 7 dibagi dengan x maka persamaan tersebut termasuk bukan PLSV, karena variabelnya tetap satu tetapi berpangkat dua. Selain itu subjek perempuan juga dapat menjelaskan jika persamaan 4x + 6 = 7 ditambah dengan m dimana m adalah konstanta maka masih PLSV, karena m sudah menjadi konstanta atau angka. Pemahaman Subjek Laki-laki Subjek laki-laki membuat kalimat matematika 200-5 - x = 75, dengan alasan dikarenakan 200 yaitu jumlah awalnya, dan 5, disini 5 butir diantaranya pecah berarti dikurang 5, dan x itu menandakan sebagian telur yang masih utuh terjual, dan hasil akhirnya yaitu 75 butir, sedangkan alasan memunculkan ide x karena sebagian telur yang masih utuh terjual belum diketahui nilainya. Selain itu subjek laki-laki juga dapat membuat kalimat matematika yang lain, yaitu 200 = x + 5 + 75, dengan alasan disini 200 itu adalah nilai awal, 200 butir telur ayam, disini dari x yaitu sebagian telur yang masih utuh terjual yang belum diketahui nilainya, 5 dari 5 butir yang pecah, dan 75 adalah 75 butir yang tersisa, sedangkan perbedaan kedua kalimat matematika tersebut adalah urutan dan kalimat matematika yang awal menggunakan pengurangan, kalau yang baru menggunakan penjumlahan. Subjek laki-laki memberikan contoh PLSV yaitu 6y + 9y = 15, 2(8 y) = 3 + y, dan 30 + 20y = y, dengan alasan karena hanya mempunyai satu variabel dan berpangkat satu, dihubungkan dengan tanda sama dengan, dan merupakan kalimat terbuka, sedangkan perbedaan contoh yang dibuat dengan contoh yang ada di soal adalah yang pertama pada contoh 6y + 9y = 15, ruas kiri kedua-duanya mempunyai variabel tetapi contoh pada soal tidak ada, yang kedua 2(8 y) = 3 + y, ruas kiri terdapat tanda kurung dan ruas kanannya ada proses penambahan sedangkan pada contoh di soal ada yang ruas kirinya terdapat tanda kurung tetapi ruas kanannya tidak terdapat proses penjumlahan, dan yang ketiga 30 + 20y = y, pada contoh di soal tidak ada yang kedua ruasnya ada variabelnya. Selain itu subjek laki-laki juga memberikan contoh lain yaitu 3(y + 6) = 2(y + 8), dengan alasan karena hanya mempunyai satu variabel dan berpangkat satu yaitu y, dihubungkan dengan tanda sama dengan, merupakan kalimat terbuka, sedangkan perbedaan contoh lain tersebut dengan contoh di soal adalah karena contoh pada soal tidak ada yang kedua ruasnya mempunyai tanda kurung. Subjek laki-laki mengelompokan b, c, dan e sebagai contoh PLSV, dan a, d, f, dan g bukan termasuk contoh PLSV. Dengan alasan karena contoh b, c, dan e merupakan contoh PLSV karena hanya mempunyai satu variabel dan berpangkat satu, dihubungkan dengan tanda sama dengan, dan merupakan kalimat terbuka. Sedangkan contoh yang lainnya bukan merupakan PLSV karena a mempunyai dua variabel, d mempunyai dua variabel, f mempunyai variabel berpangkat dua, dan g dihubungkan tanda lebih besar. Subjek laki-laki memberikan 4 ciri-ciri PLSV, yaitu mempunyai variabel hanya satu, variabel berpangkat satu, dihubungkan dengan tanda sama dengan, merupakan kalimat terbuka, dengan alasan karena hanya ke-empat point tersebut point-point penting yang ada di PLSV. Subjek laki-laki menjelaskan bahwa PLSV adalah kalimat terbuka yang hanya mempunyai satu variabel dan berpangkat satu, dan dihubungkan dengan tanda sama dengan, sedangkan alasan PLSV sebagai kalimat terbuka karena belum diketahui nilai

Kreano 8 (2) (2017): 119-125 123 keasliannya atau nilai dari hasil akhir, sedangkan alasan PLSV hanya mempunyai satu variabel dan berpangkat satu, dan dihubungkan dengan tanda sama dengan, karena itu merupakan ciri-ciri PLSV. Subjek laki-laki juga menyebutkan perbedaan PLSV dan bukan PLSV adalah PLSV hanya mempunyai satu variabel dan berpangkat satu, jika dua variabel itu adalah PLDV atau persamaan linear dua variabel, dan PLSV dihubungkan dengan tanda sama dengan, jika dengan tanda lebih kecil, lebih besar, lebih besar atau sama, lebih kecil atau sama maka itu berarti pertidaksamaan satu variabel. Sedangkan kesamaan PLSV dan bukan PLSV adalah keduanya sama-sama kalimat terbuka yang mempunyai variabel dan konstanta, contohnya 2x + 3x = 20, dan 2x + 3x = 5y + 5y 1, dengan alasan nilainya belum diketahui, PLSV tersebut hanya mempunyai satu variabel x dan konstanta 20, sedangkan yang ini bukan PLSV tetapi PLDV karena memiliki variabel x dan y dan konstanta -1, masing-masing memiliki variabel dan konstanta. Dari perbedaan dan kesamaan yang disebutkan, maka subjek laki-laki membedakan PLSV dan bukan PLSV berdasarkan pengetahuannya tentang PLSV, PtLSV, dan PLDV. Subjek laki-laki menjelaskan jika menambahkan 2m pada ruas kanan persamaan 4x + 6 = 7, maka persamaan tersebut menjadi bukan termasuk PLSV, karena PLSV hanya mempunyai satu variabel, tetapi kalimat matematika di atas memiliki dua variabel, yaitu m, dan x, dikarenakan m ditambahkan pada ruas kanan persamaan. Sedangkan jika ruas kanan persamaan 4x + 6 = 7 dibagi x maka persamaan tersebut menjadi bukan PLSV, karena variabelnya ada yang berpangkat dua. Subjek laki-laki juga menjelaskan jika persamaan 4x + 6 = 7 ditambah dengan m dimana m adalah konstanta, maka persamaan tersebut menjadi bukan PLSV, karena m juga walaupun konstanta tetapi juga termasuk sebuah variabel pengganti angka. Selain itu subjek lakilaki juga menjelaskan bahwa yang dimaksud konstanta adalah angka, sedangkan yang dimaksud variabel adalah simbol yang belum diketahui nilainya. Hal ini menunjukan adanya miskonsepsi pada subjek laki-laki tentang konstanta, yang mana konstanta diartikan sebagai angka, sehingga ketika konstanta tersebut dalam bentuk simbol bukan angka, subjek laki-laki berfikir konstanta tersebut menjadi sebuah variabel. Padahal walau dalam bentuk simbol bukan angka, konstanta sudah merujuk pada anggota tertentu pada suatu semesta pembicaraan. Krismanto (2009) menyatakan bahwa konstanta adalah sebuah lambang atau simbol yang menunjuk pada anggota tertentu pada suatu semesta pembicaraan. PENUTUP Simpulan Berdasarkan analisis dan diskusi hasil penelitian pada bab sebelumnya, peneliti membuat kesimpulan tentang pemahaman siswa terhadap konsep persamaan linear satu variabel ditinjau dari perbedaan jenis kelamin sebagai berikut. Pemahaman Subjek perempuan Pemahaman pada subjek perempuan dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Subjek perempuan dapat mempresentasikan soal cerita ke dalam kalimat matematika berbentuk persamaan linear satu variabel dengan cara menuliskan nilai yang diketahui sesuai situasi, dan menggunakan variabel untuk melambangkan nilai yang belum diketahui, serta membuat kalimat matematika yang lain dengan membedakan variabelnya; (b) Subjek perempuan memberikan dengan benar 4 contoh persamaan linear satu variabel dengan cara memperhatikan variabel dan tanda hubung yang digunakan, serta membedakan contoh yang dibuat dengan contoh yang ada di soal berdasarkan koefesien, atau variabelnya; (c) Subjek perempuan mengelompokan dengan benar beberapa kalimat matematika ke dalam contoh persamaan linear satu variabel dan bukan contoh persamaan linear satu variabel berdasarkan variabel, dan tanda hubung yang digunakan; (d) Subjek perempuan menyebutkan ciri-ciri persamaan linear satu variabel dengan melihat syarat yang harus dimiliki persamaan linear satu variabel, yaitu memuat satu variabel, variabelnya berpangkat satu, memuat hubungan sama dengan, dan memuat konstanta; (e) Subjek perempuan menjelaskan persamaan linear satu variabel berdasarkan istilah yang terdapat pada per-

124 AY. Nafi i, Pemahaman Siswa SMP Terhadap Konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)... samaan linear satu variabel, yaitu persamaan yang memuat satu variabel dan variabelnya berpangkat satu karena linear satu variabel, dan menjelaskan persamaan sebagai kalimat terbuka yang memuat hubungan sama dengan, sedangkan kalimat terbuka adalah kalimat yang belum diketahui nilainya; (f) Subjek perempuan membedakan persamaan linear satu variabel dan bukan persamaan linear satu variabel berdasarkan tanda hubung yang digunakan, dan sifat-sifat yang berlaku pada keduanya; dan (g) Subjek perempuan dapat menjelaskan akibat yang dihasilkan dari operasi hitung persamaan linear satu variabel dengan suatu variabel atau konstanta dengan memperhatikan perubahan variabelnya, dan menjelaskan bahwa suatu simbol yang merupakan konstanta adalah angka. Pemahaman Subjek Laki-laki Pemahaman pada subjek perempuan dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Subjek laki-laki dapat mempresentasikan soal cerita ke dalam kalimat matematika berbentuk persamaan linear satu variabel dengan cara menuliskan nilai yang diketahui sesuai situasi, dan menggunakan variabel untuk melambangkan nilai yang belum diketahui, serta membuat kalimat matematika yang lain dengan membedakan urutan, dan operasi hitung yang digunakan; (b) Subjek laki-laki memberikan dengan benar 4 contoh persamaan linear satu variabel dengan cara memperhatikan variabel, tanda hubung yang digunakan, dan jenis kalimat matematikanya, serta membedakan contoh yang dibuat dengan contoh yang ada di soal berdasarkan struktur kalimat matematikanya; (c) Subjek laki-laki mengelompokan dengan benar beberapa kalimat matematika ke dalam contoh persamaan linear satu variabel berdasarkan variabel, tanda hubung yang digunakan, serta jenis kalimat matematikanya, dan mengelompokan dengan benar beberapa kalimat matematika ke dalam bukan persamaan linear satu variabel dengan memperhatikan variabel, dan tanda hubung yang digunakan; (d) Subjek laki-laki menyebutkan ciri-ciri persamaan linear satu variabel berdasarkan point-point penting yang ada di persamaan linear satu variabel, yaitu mempunyai variabel hanya satu, variabelnya berpangkat satu, dihubungkan dengan tanda sama dengan, dan merupakan kalimat terbuka; (e) Subjek laki-laki menjelaskan bahwa yang dimaksud persamaan linear satu variabel berdasarkan ciri-ciri persamaan linear satu variabel yaitu kalimat terbuka yang hanya mempunyai satu variabel dan berpangkat satu, dan dihubungkan dengan tanda sama dengan, serta menjelaskan kalimat terbuka sebagai kalimat yang belum diketahui nilai dari hasil akhirnya; (f) Subjek laki-laki menyebutkan perbedaan persamaan linear satu variabel dan bukan persamaan linear satu variabel berdasarkan variabel, dan tanda hubung yang digunakan pada keduanya; (g) Subjek laki-laki dapat menjelaskan akibat yang dihasilkan dari operasi hitung persamaan linear satu variabel dengan suatu variabel atau konstanta dengan memperhatikan perubahan variabelnya, dan menjelaskan bahwa suatu simbol yang merupakan konstanta adalah variabel. Saran Berdasarkan kesimpulan peneliti terkait gambaran pemahaman subjek perempuan dan subjek laki-laki terhadap konsep persamaan linear satu variabel, maka peneliti kemukakan saran sebagai berikut: (a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rancangan pembelajaran materi persamaan linear satu variabel; (b) Subjek perempuan disarankan untuk diberikan konsep yang lebih rinci terutama tentang ciri-ciri persamaan linear satu variabel, dan mengingatkan siswa yang sedang menyelesaiakn tugas untuk memeriksa kembali jawabannya sebelum mengumpulkan tugasnya, walaupun dalam lembar soal siswa sudah diberikan instruksi untuk mengerjakan dengan teliti dan memeriksa kembali hasil pekerjaannya; (c) Subjek laki-laki disarankan untuk diberikan penanaman konsep yang lebih rinci tentang bentuk umum persamaan linear satu variabel dengan mengaitkan beberapa konsep dalam persamaan linear satu variabel, terutama terkait dengan pengertian konstanta dan variabel, serta memberikan beberapa latihan soal terkait tentang membangun dan menggunakan secara mental model sebabakibat suatu sistem (persamaan linear satu

Kreano 8 (2) (2017): 119-125 125 variabel). DAFTAR PUSTAKA MZ, Z. A. (2013). Perspektif Gender Dalam Pembelajaran Matematika. Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender, 12(1), 15-31. Benbow, C. P., & Stanley, J. C. (1980). Sex differences in mathematical ability: fact or artifact? Science, 210(4475), 1262-1264. Godino, J. D. (1996). Mathematical concepts, their meanings and understanding. In Psychology of Mathematics Education (PME) conference (Vol. 2, pp. 2-417). The Program Committee Of The 18th PME Conference. Universidad de Valencia. Khuluq, M.H. (2015). Developing Students understanding of Linear Equations With One Variable Through Balancing Activities (Doctoral dissertation, Sriwijaya University). Krismanto, A. (2009). Modul Matematika SMP Program Bermutu Kapita Selekta Pembelajaran Aljabar di Kelas VII SMP. Sleman: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika. Mayer, R. E. (2002). Rote versus meaningful learning. Theory into practice, 41(4), 226-232. NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. United States of America: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.