BAB I PENDAHULUAN. Dala m Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 1 dinyatakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah PTK. Idealnya sistem pendidikan yang baik dan berkualitas apabila input

BAB I PENDAHULUAN. itu pendidikan harus dibakali dan dibenahi sejak dari awal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No 20 tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, maka berkaitan dengan kinerja guru diperlukan adanya totalitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

PROFESI GURU DALAM KENYATAAN DAN HARAPAN OLEH: H. MOHAMAD SURYA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar para siswa disetiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

ETIKA PROFESI GURU TIK

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki peserta didik tersebut. Guru adalah orang yang paling berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar, dalam proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG. Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memberdayakan anak adalah dengan menanamkan kelonggaran bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dala m Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode, rasa tanggung jawab, pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual, dan kesejawatan, yaitu rasa kebersamaan di antara sesama guru. Sementara itu, perwujudan unjuk kerja profesional guru ditunjang dengan jiwa profesionalisme yaitu sikap mental yang senantiasa mendorong untuk mewujudkan diri sebagai guru professional. Sejalan dengan kebijakan pemer intah, pengembangan pendidikan lebih ditekankan pada masalah relevansi, efisiensi pendidikan dengan model MBS dan kurikulum berbasis kompetensi yang dikemas dalam kurikulum 2004. Pendidikan lebih ditekankan pada upaya membangkitkan semangat generasi muda sebagai calon penerus bangsa untuk memiliki tidak saja rasa ingin tahu dan kemampuannya, tetapi yang paling penting saat ini adalah kemauan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan bangsa (Mulyasa, 2008:12). 1

Untuk itu diperlukan guru yang kreatif, professional dan menyenangkan sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif, suasana pembelajaran yang menantang dan mampu membelajarkan dengan menyenangkan seakan-akan sedang jalan-jalan di mall (Mulyasa, 2008:12) Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara lain, memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidangnya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Dengan persyaratan semacam ini, maka tugas seorang guru bukan lagi knowledge based, tetapi lebih bersifat competency based, yang menekankan pada penguasaan secara optimal konsep keilmuan dan perekayasaan yang berdasarkan nilai-nilai etika dan moral (Sidi, 2003:39). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 tentang Standar Nasional Pendidikan, disebutkan bahwa guru atau pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni : kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Satu diantara keempat kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, yaitu 1. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, 2. pemahaman terhadap peserta didik, 3. Pengembangan kurikulum, 4. Perancangan pembelajaran, 5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan 2

dialogis, 6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran, 7. Evaluasi proses dan hasil belajar, 8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Guru menjadi komponen yang paling utama dalam dunia pendidikan. Kinerja guru yang baik akan menunjang proses pembelajaran yang baik pula. Meskipun diakui komponen lain, seperti fasilitas penunjang juga akan mempengaruhi kinerja guru, namun keterpanggilan seorang pendidik untuk terus meningkatkan dedikasi, dan profesionalis menya mampu mengatasi berbagai kendala yang menghadang. Guru menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 mengatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian. Maka kalau guru tidak mampu melaksanakan amanah UU ini bisa dikatakan bahwa guru tersebut tidak memiliki tupoksi. Hal ini menjadi indikator kinerja guru utama apabila ingin disebut sebagai guru profesional. Era saat ini guru dituntut untuk kreatif maksudnya guru harus banyak akalnya dalam melaksanakan tugas kesehariannya sebagai tenaga kependidikan. Kedepannya guru harus kreatif dalam menggunakan multi media. Guru harus menerapkan ICT dalam proses pembelajaran. Sehingga suatu saat guru harus mengkondisikan siswa untuk mencari materi pembelajaran dari internet, karena guru bukan satu satunya sumber belajar. Sehingga siswa akan mengalami proses perubahan setelah mereka 3

mendapatkan pembelajaran. Guru yang kurang banyak akal, mengajar hanya secara konvensional maka guru yang demikian ini tidak bisa disebut sebagai guru kreatif. Ditangan guru kreatif seorang siswa penakut akan menjadi siswa yang pemberani, siswa pemalu akan menjadi mudah bergaul, siswa pendiam menjadi ramah, siswa yang memiliki ketergantungan akan menjadi mandiri, siswa yang tidak tahu menjadi ingin tahu, siswa yang pasif menjadi aktif, dan masih banyak lagi perubahan siswa yang negatif menjadi positif. Perubahan sikap dan kemampuan tersebut diperoleh siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru secara kreatif. Selaras dengan tupoksi, guru dituntut kreatif dalam segala hal utamanya kreatif dalam mengkreasi media pembelajara. Students were particularly week in problems that assess undestanding of abstract concepts, the ability to discriminate between scientific terms, and the ability to apply scientific knowlodge in novel or realistic situations. (Journal Science Learning of Hongkong Secondary Student, 2003). Dengan media pembelajaran ya ng berupa sarana yang memberikan pengalaman visual audio maupun audio visual kepada siswa sehingga dapat mendorong belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak dan juga mempertinggi daya serap belajar (Arsyad, 2005 : 96). Guru harus berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indra. Semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah inf ormasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. 4

Dengan demikian siswa diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan mudah baik pesan-pesan yang disajikan. Media pembelajaran mampu membantu guru dalam menjalankan tugasnya tersebut. Levie & Lentz (1982) dalam Arsyad (2005:16), mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual adalah fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Menurut Benni Agus Pribadi dalam Fatah Syukur (2005:125) yang dikutip Musfiqon, media pembelajaran berfungsi membantu memudahkan belajar bagi semua siswa dan juga memudahkan proses pembelajaran bagi guru, memberikan pengalaman lebih nyata, menarik perhatian siswa lebih besar, semua indra siswa dapat diaktifkan, dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya. ( Musfiqon, 2012 :33) Menurut Sukarwiti (1988) dalam Depdiknas (2005), ada beberapa keuntungan yang dapat diraih dengan menggunakan media yaitu: meningkatkan motivasi siswa; mencegah kebosanan siswa dalam mengikuti suatu proses belajar mengajar; menjadikan proses belajar mengajar berjalan lebih sistematis; memudahkan siswa memahami insturksi guru dalam proses belajar mengajar; memperkuat pemahaman siswa pada konteks pelajaran yang diharapkan. Melihat begitu pentingnya media pembelajaran sebagai alat untuk transfer informasi, maka guru mata pelajaran harus aktif mengenali karakteristik KD (Kompetensi Dasar) mata pelajaran maupun karakteristik siswa sehingga kedepan bisa kreatif untuk menciptakan media pembelajaran. 5

Meskipun demikian, interview dan observasi yang di lakukan terhadap 20 guru di SMP Negeri 1 Musuk, Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menciptakan maupun mengelola media pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Sekolah ini memiliki banyak media pembelajaran yang memadai baik berupa audio, visual maupun media gerak kinestetik, sehingga penulis berkeinginan untuk mendiskripsikan pengelolaan media pembelajaran di SMP N 1 Musuk. Upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas guru dalam menggunakan dan menciptakan media pembelajaran ini telah dilakukan oleh berbagai pihak, meskipun frekuensi penyelenggaraannya masih kurang. Diantaranya teguran dan ajakan kepala sekolah, namun hasilnya masih belum sesuai dengan yang di harapkan. Berikut ini kondisi kemampuan guru SMP Negeri 1 Musuk dalam mengelola media pembelajaran. Kondisi ini bisa dilihat dari wawancara mendalam kami dengan beberapa guru. Bu Hesti, seorang guru di sekolah ini menyatakan:...mengajar di dua sekolah sudah melelahkan apalagi masih dituntut untuk menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang akan disampaikan. Kemudian kami mewancarai seorang guru senior di sekolah ini, namanya Bp Mislam dia mengatakan:...saya sudah mengajar lebih dari 30 tahun, mengajar PKn dan ternyata tidak gampang untuk memilih media mata pelajaran ini, misalnya sekarang ini saya mengajar materi otonomi daerah, coba media apa yang bisa saya gunakan... 6

Kemudian kami mewancarai guru yang masih baru, dia mengajar mata pelajaran IPS, dia mengatakan:...saya sering repot untuk menggunakan media pembelajara pak, tapi saya pernah menggunakan media permainan kartu untuk menyampaikan materi jenis jenis kebutuhan, sebenarnya anak-anak suka pak waktu pembelajaran menggunakan media tapi waktu itu saya kesulitan memantau kegiatan anak-anak. Dari hasil wawancara dengan guru di sekolah ini dapat diperoleh gambaran bahwa guru-guru disini belum bisa memilih media pembelajaran dan belum bisa mengatur waktu dengan tepat. Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti merasa terpanggil untuk mencoba memberikan sumbangan pemikiran tentang pengelolaan media pembelajaran di SMP Negeri 1 Musuk. Dalam penelitian ini penulis selain melakukan pengamatan dan wawancara terhadap guru dan siswa, juga mencari data dari kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin, orang tua, dan manager merupakan sentral pengelolaan dedikasi untuk meningkatkan kinerjanya secara profesional yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu kepala sekolah merupakan model bagi warga sekolah, yang dapat menjadi contoh serta tauladan. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian di atas, fokus penelitian adalah bagaimana karakteristik pengelolaan media pembelajaran guru SMP Negeri 1 Musuk. Fokus penelitian ini dibagi menjadi 3 sub fokus, yaitu: 7

1. Bagaimana karakteristik kemampuan guru dalam pengelolaan media pembelajaran di SMP Negeri 1 Musuk? 2. Bagaimana karakteristik strategi atau cara meningkatka n kemampuan guru dalam mengelola media pembelajaran di SMP Negeri 1 Musuk? 3. Bagaimana karakteristik pengelolaan media pembelajaran di SMP Negeri 1 Musuk? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam pengelolaan media pembelajaran di SMP Negeri 1 musuk 2. Mengetahui strategi atau cara meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola media pembelajaran 4. Mengetahui bagaimana karakteristik pengelolaan media pembelajaran di SMP Negeri 1 Musuk? D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendidikan Sebagai sumbangan pengetahuan dalam memberikan petunjuk-petunjuk teknis yang efektif dengan memberikan pelatihan untuk membenahi kualitas tenaga pendidik yang berkaitan dengan pemanfaataan media pembelajaran. 8

2. Bagi Kepala Sekolah Sebagai sumbangan pengetahuan dalam memberikan pembinaan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan profesional. 3. Bagi warga sekolah Sebagai sumbangan pengetahuan dan pedoman dalam melaksanakan tugas sehari-hari untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 4. Bagi Komite sekolah dan masyarakat Sebagai sumbangan pengetahuan dalam menyiapkan infra struktur sebagai indikator keberhasilan sekolah sehingga or ientasi pelayanan sekolah akan terpenuhi dengan optimal. E. Difinisi Operasional 1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 2. Media adalah perantara atau pengantar (Arsyad, 2005:3) 3. Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran (Arsyad, 2005:4) 4. Pengelolaan media pembelajaran adalah proses yang memberikan pengawasan dalam pelaksanaan terhadap penciptaan dan penggunaan media pembelajaran untuk pencapaian tujuan dengan menggerakkan tenaga guru. 9