BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes RI, 2009). kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. memilih barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fasilitas kesehatan telah mengalami pergeseran paradigma, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, masyarakat kini sudah mengerti

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari (Noor, 2001). World Health Organization (WHO)

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa akan datang yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuknya perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku tertutup dan terbuka

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan. layanan kesehatan adalah hak setiap warga negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

BAB1 PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap perkembangan strategi pemasaran. Dunia ini harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

I. PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai abdi masyarakat merupakan pihak yang bertanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan mau tidak mau harus berlomba untuk memberikan pelayanan

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit pada era globalisasi berkembang sebagai industri padat karya, padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam jumlah yang besar dan beragam kualitasnya. Dalam pengalaman sehari-hari ketidakpuasan pasien yang paling sering dikemukakan dalam kaitannya dengan sikap dan prilaku petugas kesehatan rumah sakit, antara lain: keterlambatan pelayanan dokter dan perawat, dokter sulit ditemui, lamanya proses masuk rawat, keterbatasannya obat dan peralatan ketersediaannya sarana serta ketertiban dan kebersihan rumah sakit (Muninjaya, 2012). Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Komponen pelayanan rumah sakit mencakup 20 pelayanan. Bardasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Pembangunan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah telah mengupayakan dengan berbagai program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). SJSN pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta atau anggota keluarga. Menurut perkiraan yang diperoleh dari kantor perburuhan internasional hanya sekitar 20-30% dari total penduduk dunia yang memiliki akses kepada tunjangan tunai jaminan sosial yang menguntungkan, 70-80% selebihnya hidup dalam kondisi sosial yang tidak terjamin meski ada kemajuan dalam hak-hak asasi. Angka ini menunjukan besarnya permasalahan yang harus dihadapi dunia saat ini. Untuk negara-negara berkembang indonesia sekitar 20% yang mendapatkan jaminan sosial sesuai dengan prinsip-prinsip asuransi yang menguntungkan bagi pesertanya (Chazali, 2013). Filsafat negara Indonesia yaitu pancasila terutama sila ke-5 mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga terdapat pada UU 36 tahun 2009 yang dinyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya dibidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau, dan sebaliknya setiap orang juga mempunyai untuk turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 pasal 20 ayat 1 juga menegaskan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui SJSN bagi upaya kesehatan perorangan. Mewujudkan komitmen global tersebut, pemerintah bertanggung jawab

atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui BPJS kesehatan yang merupakan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan (Penpres RI Nomor 12 Tahun 2013). SJSN merupakan program yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat indonesia untuk melaksanakan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial dan UU N0. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (Mundihartono, 2012 ). Berdasarkan UU No. 40 tahun 2004 bahwa asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberi perlindungan kepada peserta atas resiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya. Dengan demikian Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia saat ini merupakan bagian dari SJSN. Tujuannya adalah agar semua penduduk indonesia di lindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang layak (UU No. 40 tahun 2004) Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 menetapkan bahwa Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan yang diimplementasikan dimulai 1 januari 2014. Secara operasional pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden (UU No. 24 tahun 2011). Tujuan khusus dari BPJS tahun 2014 terdiri dari 8 sasaran yaitu : (1) BPJS Kesehatan mulai beroperasi (2), BPJS Kesehatan mengelola jaminan kesehatan

setidaknya bagi 121,6 juta peserta (sekitar 50 juta masih dikelola Badan lain) (3) Paket manfaat medis yang dijamin adalah seluruh pengobatan untuk seluruh penyakit. Namun, masih ada perbedaan kelas perawatan di rumah sakit bagi yang mengiur sendiri dan bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah, (4) Rencana Aksi Pengembangan fasilitas kesehatan tersusun dan mulai dilaksanakan,(5) Seluruh peraturan pelaksanaan (PP, Perpres, Peraturan Menteri, dan Peraturan BPJS) yang merupakan turunan UU SJSN dan UU BPJS telah diundangkan dan diterbitkan (6) Paling sedikit 75% peserta menyatakan puas, baik dalam layanan di BPJS maupun dalam layanan di fasilitas kesehatan yang dikontrak BPJS, (7) Paling sedikit 65% tenaga dan fasilitas kesehatan menyatakan puas atau mendapat pembayaran yang layak dari BPJS, (8) BPJS dikelola secara terbuka, efisien, dan akuntabel (Mundihartono, 2012). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan merupakan badan hukum publik yang dibentuk oleh pemerintah untuk mewujudkan terlaksananya program jaminan kesehatan nasional (JKN) yang ditujukan bagi seluruh masyarakat di indonesia karena kepersetaan bersifat wajib, BPJS kesehatan menargetkan semua penduduk indonesia terdaftar sebagai peserta JKN paling lambat pada tanggal 1 januari 2019 dengan tingkat kepuasan 85% (http://bpjs-kesehatan.go.id.com, 2014). Kepuasan konsumen dapat diartikan sebagai suatu sikap konsumen ditinjau dari kesukaan atau ketidaksukaan terhadap pelayanan yang pernah dirasakan. Kepuasaan konsumen merupakan reaksi perilaku setelah pembelian, hal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian uang yang sifatnya terus menerus

terhadap pembelian jasa yang sama dan akan mempengaruhi ucapan konsumen terhadap produksi yang dihasilkan Penanganan keluhan merupakan satu komponen untuk menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan, baik yang bersifat administratif maupun bersifat medis. Permasalahan bisa terjadi antara peserta dan fasilitas kesehatan; antara peserta dan BPJS kesehatan; antara BPJS kesehatan dan fasilitas kesehatan; atau antara BPJS kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatan. Mekanisme yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan ketidakpuasan para pihak tersebut adalah: 1) Jika peserta tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan, peserta dapat mengajukan pengaduan kepada fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS dan atau BPJS kesehatan. 2) Jika peserta dan/atau fasilitas kesehatan tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari BPJS kesehatan maka dapat menyampaikan pengaduan kepada Menteri Kesehatan (Kemenkes RI, 2013). Rumah Sakit Islam Malahayati merupakan rumah sakit umum swasta yang bergerak dalam bidang pelayanan medis atau kesehatan masyarakat, yang bertujuan untuk membantu pemerintah serta melayani masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan baik kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Rumah sakit ini berkembang menjadi rumah sakit swasta yang berada dilingkungan Yayasan RSIM dan berada dibawah pimpinan direktur RSIM dan merupakan rumah sakit kelas c. Sumber daya manusia di Rumah Sakit Islam Malahayati terdiri dari tenaga medis yang berjumlah 21 orang, sedangkan tenaga paramedis keperawatan sebanyak 183 orang, tenaga non keperawatan sebanyak 25 orang dan tenaga non kesehatan berjumlah 86 orang (Profil RSIM, 2014).

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak RSIM Medan berupa pelayanan medis yaitu medical check up, dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis/sub spesialis seperti anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, syaraf THT, mata, kulit dan kelamin, jantung, bedah tulang, jiwa, urologi, dan bedah syaraf. Pelayanan penunjang yaitu laboraturium patologi klinik, x-ray, USG, EKG, fisioterapi, konsultasi gizi, farmasi dan hemodialisa (Pofil RSIM, 2014). Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dan dibandingkan antara pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang dirasakan oleh peserta. Dengan demikian ada dua faktor utama yang mempengaruhi mutu pelayanan dalam kaitan dengan kepuasan yang pertama pelayanan yang diharapkan dan kedua pelayanan yang dirasakan (Pohan, 2007). Menurut Kotler (1997) dalam rangkuti (2008), kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara kinerja yang dirasakan dan yang diharapkan. Zeitham dan Berry (1985) oleh Tjiptono (2005) mengemukakan ada 5 dimensi yang digunakan untuk mengukur kulitas pelayanan yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Hasil penelitian Liharris (2010) tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bunda Thamrin Medan bahwa bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan dan perhatian memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien rawat. Berdasarkan survei awal yang dilakukan penulis dengan mewawancarai 10 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan pada bulan september tahun 2014, pelayanan di RSIM Medan diketahui bahwa dalam proses penerimaan

pasien rumah sakit ini mudah dilakukan dan cepat namun untuk mendapatkan ruangannya pasien harus menunggu lama di UGD sebelum dipindahkan ke ruanganny, jam kunjungan dokter yang tidak pasti kapan datangnya, dan persediaan obat yang sering tidak tersedia sesuai kebutuhan, serta kebersihan yang kurang dijaga. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang Pengaruh Faktor Provider dan Karakteristik Konsumen Terhadap Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014. 1.2 Rumusan Masalah. Bagaimana Pengaruh Faktor Provider dan Karakteristik Konsumen Terhadap Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014. 1.3 Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Faktor Provider dan Karakteristik Konsumen Terhadap Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014. 1.4 Manfaat Penelitian. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat secara ilmiah, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan atau pengetahuan tentang Pengaruh Faktor Provider dan Karakteriktik Konsumen

Terhadap kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014. 2. Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat dapat memberikan masukan bagi instansi terkait demi peningkatan pelaksanaan program 3. Manfaat secara akademis, secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang Pengaruh Faktor Provider dan Karakteristik Konsumen Terhadap kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014.