BAB I PENDAHULUAN I.1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN I.1

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I Pendahuluan. Tabel I. 1 Target dan Realisasi Produksi pada Masing-masing Komponen Pesawat A320 Periode Januari-September 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Tabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

BAB 1 PENDAHULUAN. harulah memiliki keunggulan kompetitif yang dapat di capai dengan

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap perusahaan harus dapat bersaing secara global baik di pasaran nasional

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada Proyek Single Aisle lebih memfokuskan pada pembuatan komponen pesawat A320. Komponen pesawat A320 terbagi menjadi 3 komponen yaitu Leading Edge

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1

TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 %

PENDAHULUAN. Pada masa sekarang inisudah banyak sekali industri manufaktur yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang terbuat dari bahan baku

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto.

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi dan aplikasi yang luas terhadap sektor industri seperti industri kemasan untuk otomotif. Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing industri plastik di Indonesia melalui kebijakan strategis yang diterapkan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan perdagangan bebas dun ia. Kondisi tersebut mendorong perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk yang baik dari segi kualitas dan kuantitas berdasarkan spesifikasi yang diinginkan konsumen (Kompas.com). Menurut (Gasperz, 2002), kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan ( Meeting The Needs of Customers). Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan dan produk yang dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik, serta diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar. Sehingga setiap perusahaan sudah seharusnya mengoptimalkan kualitas perusahaan dengan upaya meminimasi jenis kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah atau pemborosan pada seluruh proses produksi dengan menerapkan metode Lean Manufacturing. Lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan atau waste dan meningkatkan nilai tambah ( value added) produk ( barang dan jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value) (Gaspersz & Fontana, 2011). Melalui penerapan lean diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam peningkatan kualitas produk di setiap bagian proses produksi, salah satunya di CV. Gradient. 1

CV. Gradient merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang injeksi plastik. CV Gradient berada di Jalan Situ Batu No. 18 Buah Batu-Bandung 40265, perusahaan ini didirikan pada tahun 1993. Sistem produksi dari CV. Gradient adalah make to order. Sistem produksi make to order sehingga spesifikasi produk yang diproduksi berbeda-beda sesuai dengan pesanan pelanggan. Pelanggan tetap CV. Gradient adalah Astra Honda Motor (AHM) dengan produk yang dipesan adalah Spring Guide XXX sehingga setiap bulan CV. Gradient memproduksi produk tersebut secara kontinu. Aliran proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient akan digambarkan pada Gambar I.1. Gambar I. 1Aliran Proses Produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient Gambar I.1 merupakan aliran proses produksi yang memberikan gambaran secara umum mengenai proses pembuatan Spring Guide XXX di CV. Gradient. Suppliers proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient adalah PT. Chandra Asri dan PT. Inter Aneka. Inputs yang menjadi bahan baku dalam proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient adalah biji plastik ( polypropylene) dan pewarna. Proses produksi Spring Guide XXX dimulai dari proses penggantian 2

molding sesuai dengan produk yang akan diproduksi, dilanjutkan dengan proses penimbangan biji plastik ( polypropylene) ke dalam timbangan duduk sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan, proses penimbangan zat pewarna SP 45 Intra Black ke dalam timbangan duduk sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan, proses pencampuran material dan pewarna ke dalam mesin mixer untuk dijadikan bahan baku dari proses produksi Spring Guide XXX, penutupan tabung mesin mixer, mesin mixer dihidupkan dan di setting selama 10 menit, pengeluaran material dari mesin mixer dan ditampung dalam wadah (baskom), pemasukan material ke hopper mesin injection molding, proses pencetakan, proses inspeksi dan pemisahan penyangga diantara Spring Guide XXX, proses memasukkan produk ke kantong plastik, proses sealing kantong plastik yang telah terisi oleh produk Spring Guide XXX sebanyak 100 pcs. Output yang dihasilkan pada proses produksi di CV. Gradient, yaitu berupa produk Spring Guide XXX dan customer dari CV. Gradient adalah Astra Honda Motor. Selanjutnya, jumlah pesanan serta realisasi produksi produk dari bulan Januari hingga November 2016 akan digambarkan pada Tabel I.1 yang menunjukkan perbandingan antara total pesanan dan jumlah produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient. Tabel I. 1 Total Permintaan dan Realisasi Produksi Spring Guide XXX Periode Januari-November 2016 Bulan Total Permintaan Realiasasi Produk Gap Produksi (Pcs) %Ketercapaian Produksi Januari 248000 248000 0 100.00 % Februari 354300 350100-4200 98.81 % Maret 427600 382600-45000 89.48 % April 404400 382600-21800 94.61 % Mei 424000 420400-3600 99.15 % Juni 448000 448000 0 100.00 % Juli 378000 349000-29000 92.33 % Agustus 406000 264900-141100 65.25 % September 400000 400000 0 100.00 % Oktober 392000 376700-15300 96.10 % November 376000 341400-34600 90.80 % (Sumber : Data Produksi CV. Gradient Tahun 2016) 3

Berdasarkan Tabel I.1 dapat dilihat bahwa dari bulan Januari hingga November 2016 menunjukkan jumlah produksi pada beberapa bulannya mengalami produksi berlebih dan bahkan terdapat pada bulan-bulan terjadi tidak ketercapaian produksi. Ketidaktercapaian produksi ini terjadi karena adanya beberapa faktor, seperti kerusakan mesin yang cukup sering terjadi sehingga proses produksi menjadi terhambat atau mengganggu alur produksi yang sedang berlangsung, kekurangan material yang terjadi di hopper, temperatur diberikan pada saat pemanasan material dan pengisian material pada cavity mesin injeksi yang tidak tidak stabil. Upaya yang dilakukan CV. Gradient dalam mengatasi masalah mesin rusak, dengan melakukan perbaikan pada part mesin yang mengalami kerusakan, seperti mengganti peer yang rusak, di mana peer ini digunakan sebagai salah satu komponen pendorong untuk membuka dan menutup molding, melakukan pengaturan kembali pada temperatur mesin injection molding untuk mengurangi produk cacat, dan memperbaiki kembali produk cacat dengan rework. Perusahaan telah melakukan berbagai usaha untuk mengatasi permasalahan atau persoalan yang terjadi pada proses produksi meskipun hal tersebut telah dilakukan ketidaktercapaian produksi masih ditemukan akibat mesin rusak, kekurangan material di hopper, dan temperatur pada mesin injeksi tidak stabil sehingga produk yang dihasilkan menjadi cacat dan hal yang dilakukan perusahaan untuk meminimasi hal tersebut dengan proses rework. Aktivitas proses perbaikan kembali (rework) pada produk cacat termasuk ke dalam kategori waste defect karena aktivitas tersebut tidak memberikan nilai tambah (non value added) dalam proses produksi. Pemborosan ( waste) merupakan segala aktivitas atau kegiatan kerja yang tidak memberikan nilai tambah dalam proses transformasi input (karyawan, fasilitas gedung dan peralatan pabrik, material, modal, energi, informasi, dan manajerial) menjadi output (barang jadi) sepanjang value stream harus dihilangkan guna meningkatkan nilai produk (barang dan jasa) ke pasar (Gaspersz & Fontana, 2011). Jenis-jenis waste (pemborosan) yang terjadi pada proses produksi Spring Guide XXX dapat diketahui melalui hasil pengamatan secara langsung (observasi) dengan mengamati mulai dari proses awal hingga produk tersebut jadi pada lantai 4

produksi serta hasil penyebaran kuisioner yang diberikan kepada responden yang memahami proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient, seperti operator, teknisi, mandor dan kepala produksi. Hasil observasi dan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan dalam mengidentifikasi waste selanjutnya dibandingkan berdasarkan teori-teori waste. Persoalan yang berpotensi menyebabkan waste dan ditemukan ketika melakukan observasi pada setiap workstation/ proses produksi Spring Guide XXX akan dijelaskan tabel I.2 adalah sebagai berikut : Tabel I. 2 Persoalan dan Identifikasi Waste Hasil Observasi No. Workstation/Process Persoalan 1 2 3 Proses pencampuran material Proses pencetakan Spring Guide XXX Proses penggantian molding Waktu menunggu material yang telah dicampur pada mesin mixer untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk Komponen peer yang rusak ketika proses membuka dan menutup cetakan molding di mesin injeksi, hal ini disebabkan oleh kecepatan pada mesin yang diberikan terlalu besar Sirkulasi cooling mesin pada mesin injeksi yang kurang lancar karena terdapat butiran-butiran kecil besi Temperatur nozzle tidak stabil dikarenakan terdapat lelehan plastik yang sudah kering dan menempel pada daerah sekitar nozzle Material pada hopper yang tidak terisi penuh dikarenakan operator kurang memperhatikan kapasitas material pada hopper Proses penggantian molding yang membutuhkan waktu lama di mana operator harus mencari alat-alat pemasangan molding, mencari molding, dan pemindahan molding secara manual (Sumber Data : Hasil Pengolahan Penulis, 2016) Identifikasi waste Waste waiting Waste Waiting Waste Waiting Waste Defect Waste Defect Waste Motion, Waiting Berdasarkan Tabel I.2 ditemukan beberapa persoalan yang terjadi pada proses produksi Spring Guide XXX dan identifikasi waste yang berhubungan. 5

Identifikasi waste pada CV. Gradient berikutnya, dilakukan dengan wawancara dan penyebaran kuesioner untuk mengidentifikasi waste yang sering terjadi dalam proses produksi. Pertanyaan yang diberikan pada kuesioner ini berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan tingkat indikasi waste selama proses produksi yang dikategorikan menjadi Seven plus One Type of Waste yaitu defect products, over production, inventory, motion, over processing, transportation, dan waiting time (Gaspersz & Fontana, 2011) dan kuesioner digunakan untuk memverifikasi mengenai permasalahan waste yang terjadi di lantai produksi perusahaan dan memprioritaskan nilai waste yang akan dijadikan objek penelitian. Berikut merupakan hasil persentase waste yang akan digambarkan pada tabel I.3. No Tabel I. 3 Persentase Waste Waste Persentase Waste 1 DEFECTS 22% 2 MOTION 21% 3 WAITING TIME 21% 4 INVENTORIES 11% 5 OVERPRODUCTION 9% 6 TRANSPORTATION 9% 7 PROCESS 6% Berdasarkan hasil persentase waste yang digambarkan pada Tabel I.3 diperoleh nilai persentase waste dari yang tertinggi hingga terendah selama proses produksi Spring Guide XXX berlangsung. Nilai dari masing-masing waste adalah Defects (22%), Motion (21%), Waiting Time (21%), Inventories (11%), Overproduction (9%), Transportation (9%), dan Process (6%). Berdasarkan hasil persentase wasteyang dipilih adalah tiga waste dengan nilai persentase yang tertinggi dan akan dijadikan fokus penelitian, yaitu Defects (22%), Motion (21%), dan Waiting Time (21%). Objek penelitian ini akan difokuskan pada waste defects, sedangkan waste motion akan dijelaskan oleh Tia Zahari NIM 1102130171 dan waste waiting time akan dijelaskan oleh Kuntari Puspa Sari NIM 1102130169. Waste defect adalah salah satu jenis pemborosan yang timbul karena terdapat produk yang mengalami cacat (Gaspersz & Fontana, 2011). Berikut merupakan 6

perbandingan data jumlah produk dengan jumlah defect pada produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient. Tabel I. 4 Perbandingan Jumlah Produk dan Jumlah Defect Produksi Spring Guide XXX Periode Juni-November 2016 di CV. Gradient Bulan Total Produk (Pcs) Total Defect (Pcs) Defect Rate(%) Juni 154300 794 0.51 % Juli 97600 349 0.36 % Agustus 165700 479 0.29 % September 197600 486 0.25 % Oktober 188100 386 0.21 % November 142800 966 0.68 % Rata-Rata 0.38 % Berdasarkan Tabel I.4 terlihat hubungan antara jumlah produk dengan jumlah defect, dan persentase defect pada produk Spring Guide XXX dengan rata-rata defect sebesar 0,38 % dan nilai defect tertinggi terjadi pada bulan November 2016 yaitu 0.68 % dan jenis defect yang paling dominan adalah jenis short mold dengan persentase sebesar 48.68 % serta total defect sejumlah 1667 pcs. Perusahaan memberikan standar bahwa produk cacat hanya dapat dilakukan rework sebanyak 3 kali, setelah 3 kali produk cacat tidak dapat dilakukan proses pengerjaan ulang kembali ( rework). Dua faktor yang diduga menjadi akar penyebab masalah dari waste defect tersebut, diantaranya adalah dari segi metode dan man untuk proses Spring Guide XXX. Jenis defect yang terjadi dan usaha yang telah dilakukan perusahaan untuk menanggulangi defect akan dijelaskan pada Tabel I.5 dan I.6 Tabel I. 5 Jenis defect yang terjadi pada proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient No Gambar Jenis defect Ciri-ciri defect Penyebab 1 Shoot awal (Burss) Diameter produk yang dibagian bawah yang berbentuk lingkaran tidak sesuai standar Cooling time yang diberikan kurang 7

Shoot awal (Flashing) Kondisi produk pada bagian tepi terdapat material berlebih Kondisi molding kurang baik dikarenakan faktor usia pemakaian molding dan sering terjadinya benturan dengan mesin 2 Short Mold Kondisi pada produk yang tidak berbentuk penuh secara 100% 3 Crack Kondisi produk kasar dan terdapat bintik-bintik berupa bercak Temperatur nozzle tidak stabil serta kekurangan material yang terjadi di hopper dikarenakan operator kurang memperhatikan kondisi material di hopper Kondisi molding kurang baik 4 Belang Salah satu sisi produk terdapat garis di tengah Material kurang terisi 5 Kempot Kondisi daerah sekitar tulang produk yang berbentuk melengkung Tower yang digunakan sebagai penyalur air untuk cooling mesin tidak berjalan lancar dan cooling mesin panas 8

6 Nyangkut Produk yang tertinggal pada ejector (tidak semua produk yang turun dari ketika proses pencetakan 7 Silver Salah satu bagian produk yang berwarna mengkilap Kondisi molding yang terlalu panas Bekas semprotan minyak silikon yang menempel di molding pada saat proses penggantian molding berlangsung (Sumber Data : Hasil Pengolahan Penulis, 2016 dan 2017) Tabel I. 6 Penyebab Defect dan Usaha yang Telah dilakukan Oleh CV. Gradient No Faktor Penyebab defect 1 Faktor metode Temperatur nozzle yang tidak stabil akibat adanya lelehan plastik yang sudah kering dan menempel pada daerah sekitar nozzle 2 Faktor man Kekurangan material yang terjadi di hopper dikarenakan operator kurang memperhatikan kondisi material yang terdapat di hopper Upaya yang telah dilakukan perusahaan Menurunkan temperatur sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan melakukan perbaikan pada nozzle yang rusak serta mengganti nozzle dengan yang baru Mengisi material di hopper sampai hopper terisi penuh Berdasarkan Tabel I.6 dijelaskan mengenai jenis defect dan usaha yang telah dilakukan perusahaaan dalam meningkatkan kualitas produk dan menurunkan defect rate. Namun, usaha yang dilakukan tersebut masih belum mampu mengurangi produk dengan kondisi kurang bagus atau cacat setiap bulannya. 9

Permasalahan mengenai waste defect yang terjadi akan diselesaikan dengan menerapkan konsep lean manufacturing. Oleh karena itu, upaya yang pertama kali dilakukan adalah memetakan aliran informasi dan material dengan value stream mapping dan process activity mapping current state. Permasalahan waste defect akan diidentifikasi faktor-faktor dominan penyebab masalahnya menggunakan fishbone diagram dan akar permasalahan dari faktor-faktor dominan penyebab persoalan diidentifikasi dengan 5 whys, sehingga diperoleh hasil analisis faktor penyebab dominan waste defect. Analisis 5W + 1H digunakan untuk membuat usulan rancangan perbaikan. Gambaran solusi yang akan diusulkan peneliti dalam rangka meminimasi waste defect berupa temperatur nozzle tidak stabil serta terjadinya kekurangan material dikarenakan operator kurang memperhatikan kondisi material yang terdapat di hopper. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, usulan perbaikan yang diusulkan peneliti berupa bidang ilmu andon dan instruksi kerja. Berdasarkan urgensi permasalahan dan metode lean manufacturing yang akan digunakan untuk pemberian usulan perbaikan dalam upaya meminimasi waste defect Penerapan Lean Manufacturing Untuk Meminimasi Waste Defect Pada Proses Produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang terdapat di perusahaan, persoalan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor apa yang menjadi penyebab dominan terjadinya waste defect pada proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient? 2. Bagaimana usulan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mereduksi faktor-faktor dominan penyebab waste defect pada proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Mengidentifikasi faktor penyebab dominan terjadinya waste defect pada proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient. 10

2. Memberikan usulan perbaikan yang dapat meminimasi faktor dominan penyebab terjadinya waste defect pada proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient. I.4 Batasan Penelitian Penelitian memiliki batasan masalah agar pembahasan masalah terfokus dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan maka penulis membatasi permasalahan pada : 1. Data produksi yang digunakan adalah data dari bulan Januari hingga November 2016 dan data perbandingan jumlah produk dan jumlah defect periode Juni sampai dengan November 2016. 2. Kelayakan dari usulan dalam penelitian ini tidak dibahas. 3. Perhitungan biaya yang diperlukan dalam penerapan usulan tidak di bahas pada penelitian ini. 4. Penelitian yang dilakukan ini hanya sampai di tahap usulan perbaikan, tidak sampai pada tahap implementasi. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini yaitu : 1. Menginformasikan mengenai faktor-faktor penyebab waste defect pada proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient. 2. Perusahaan dapat mengendalikan waste defect yang ditemukan di lantai produksi, sehingga dapat mengoptimalkan proses produksinya dengan harapan target produksi dapat tercapai dan dijadikan bahan pertimbangan CV. Gradient. I.6 Sistematika Penulisan Penulisan ini dibagi ke dalam beberapa pembahasan, yang setiap bagiannya akan diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: 11

Bab I Pendahuluan Bab pertama menjelaskan mengenai latar belakang persoalan yang dijadikan landasan untuk menemukan permasalahan atau waste yang ditemukan pada proses produksi Spring Guide XXX di CV. Gradient, rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan dari penelitian, batasan dalam penelitian, manfaat dari penelitian yang dilakukan, dan sistematika penulisan dari penelitian yang dilakukan. Bab II Landasan Teori Bab kedua menjelaskan mengenai teori yang relevan dengan persoalan yang diteliti, meliputi teori lean manufacturing serta teori pendukung untuk rancangan usulan perbaikan. Sumber literatur yang digunakan diperoleh dari referensi buku-buku dan jurnal penelitian yang berkaitan dengan topik permasalahan pada penelitian ini dan disertakan pada daftar pustaka. Bab III Metodologi Penelitian Bab ketiga menjelaskan mengenai langkah-langkah penelitian secara rinci dengan menggunakan pendekatan lean manufacturing. Langkah penelitian dimulai dari persiapan penelitian, tahap pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan data primer dan sekunder, tahap usulan dan analisis perbaikan atau pemecahan masalah, dan terakhir adalah tahap kesimpulan dan saran yang diberikan kepada perusahaan sebagai hasil dari penelitian. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab keempat menjelaskan mengenai mengenai tahap pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan untuk penelitian dalam meminimasi waste defect. Data yang dikumpulkan adalah jumlah produksi, jumlah data defect perusahan berisi segala data yang diperlukan untuk penelitian beserta pengolahannya, serta hasil pengolahan data yang nantinya akan dianalisis di bab berikutnya. 12

Pengolahan data meliputi tahap define yang mendefinisikan permasalahan waste defect yang terjadi, tahap measure yang melakukan pengukuran waktu siklus untuk menghasilkan produk Spring Guide XXX, tahap analyze yang menganalisis akar penyebab dari permasalahan yang terjadi, tahap improve yang memberikan usulan perbaikan dari setiap faktor dan akar penyebab dari permasalahan. Bab V Analisis Bab kelima menjelaskan tentang analisis dari hasil pengolahan data untuk rancangan usulan dalam perbaikan proses produksi Spring Guide XXX berupa analisis terhadap kelebihan dan kekurangan dari rancangan usulan. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab keenam menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran bagi CV. Gradient dan penelitian selanjutnya. 13