BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada penelitian ini dihasilkan perangkat pembelajaran ditinjau dari kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan, berikut penjabarannya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. 1. Hasil Pengembangan Perangkat pembelajaran yang dihasilkan pada penelitian ini berupa RPP dan LKS dengan RPP pada materi pokok Trigonometri untuk SMA kelas X MIPA dengan pendekatan Problem Solving Learning approach using Search, Solve, Create, and Share (SSCS). Berikut analisisnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP dirancang berdasarkan pada langkah-langkah yang ada pada bab sebelumnya. Berikut uraian hasil pada langkah-langkah yang telah dilaksanakan pada tahap perancangan. 1) Mengkaji silabus Melakukan kajian silabus untuk menentukan indikator pencapaian kompetensi 2) Mengidentifikasi materi pembelajaran 60
Materi pembelajaran ditentukan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi. Adapun materi pembelajaran pada RPP ditunjukkan oleh tabel 14 berikut. Tabel 14. Materi Pembelajaran pada RPP RPP ke 1 2 Materi Pembelajaran Aturan sinus dan aturan cosinus Luas segitiga sembarang dan fungsi trigonometri dengan lingkaran satuan 3 4 Grafik fungsi trigonometri Tes hasil belajar 3) Menentukan tujuan Tujuan pembelajaran ditentukan berdasarkan pada Kmpetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi. 4) Mengembangkan kegiatan pembelajaran Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dimaksud disini yaitu dengan pendekatan Problem Solving Learning approach using Search, Solve, Create, and Share (SSCS). 5) Penjabaran jenis penilaian Penjabaran jenis penilaian dirancang dalam pembelajaran yaitu dengan teknik penilaian berupa tes. Dalam hal ini instrumen tes yang dirancang berbentuk uraian. 6) Menentukan alokasi waktu 61
Alokasi waktu ditentukan berdasarkan pada Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi. 7) Menentukan sumber belajar Sumber belajar yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa berbasis Problem Solving Learning approach using Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dan BSE Matematika SMA/MA/SMK/MAK kelas X semester 2 tahun 2016. Draft RPP yang telah dirancang kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Adapun masukan dari dosen pembimbing adalah lebih diperjelas lagi pada kegiatan inti dengan menuliskan kegiatan siswa dan kegiatan guru. Setelah dilakukan revisi atau koreksi/masukan dari dosen pembimbing, tahap selanjutnya adalah validasi. Adapun yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah Bapak Musthofa, S.Si., M.Sc dan Ibu Rosita Kusumawati, S. Si., M. Sc selaku ahli materi. Berikut revisi RPP berdasarkan saran validator. 1) Perbaikan kegiatan siswa dalam RPP Sebelum revisi 62
Setelah revisi Gambar 2. Kegiatan siswa sebelum revisi Gambar 3. Kegiatan siswa setelah revisi 63
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) Penyusunan kerangka LKS didasarkan pada hasil tahap analisis. LKS ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, isi, dan akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul, halaman identitas, kata pengantar dan daftar isi. Pada bagian isi terdiri dari materi yang akan dipelajari yang meliputi beberapa subab, yaitu aturan aturan sinus, aturan cosinus, luas segitiga pada segitiga sembarang, fungsi trigonometri dengan lingkaran satuan, dan grafik fungsi trigonometri. Sedangkan pada bagian akhir terdapat daftar pustaka. Secara rinci kerangka LKS yang dirancang sebagai berikut. SAMPUL HALAMAN IDENTITAS KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Aturan Sinus Aturan Cosinus Luas Segitiga pada Segitiga Sembarang Fungsi Trigonometri dengan Lingkaran Satuan Grafik Fungsi Trigonometri DAFTAR PUSTAKA 64
Adapun tampilan dan desain dari LKS yang dikembangkan adalah sebagai berikut. a) SAMPUL Terdiri dari judul LKS, kurikulum yang digunakan, identitas pemilik LKS, sasaran LKS, gambar pendukung, dan nama penulis. Berikut tampilan sampul LKS yang dikembangkan. Gambar 4. Desain sampul LKS b) HALAMAN IDENTITAS Berisi informasi terkait penyusunan LKS, yaitu nama penulis LKS, nama pembimbing, nama penilai, ukuran kertas yang digunakan, dan software yang digunakan. Berikut tampilan dari halaman identitas LKS. 65
Gambar 5. Tampilan halaman identitas LKS c) KATA PENGANTAR Berisi ucapan syukur penulis, gambaran isi LKS, dan harapan penulis. Berikut tampilan kata pengantar LKS. Gambar 6. Tampilan kata pengantar LKS d) DAFTAR ISI Berisi hal-hal yang terdapat dalam LKS disajikan dengan nomor halamannya. Berikut tampilan daftar isi LKS. 66
Gambar 7. Tampilan daftar isi LKS e) Halaman pembuka setiap sub-topik Berisi tentang judul sub-topik, permasalahan, indikator pencapaian kompetensi. Berikut salah satu contoh tampilan halaman pembuka sub-topik. Gambar 8. Tampilan halaman pembuka sub-topik f) DAFTAR PUSTAKA Berisi sumber referensi yang digunakan penulis untuk menyusun LKS. 67
LKS ini dikembangkan dengan memperhatikan kesesuaian isi materi dan pendekatan problem solving serta disesuaikan dengan syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Lebih jauh, pendekatan problem solving tampak awal sub-topik disajikan materi untuk kemudian menemukan konsep sendiri melalui kegiatan yang disajikan. Kegiatan yang disajikan disesuaikan dengan langkahlangkah pelajaran SSCS (Search, Solve, Create, and Share). Sebelum masuk pada kegiatan SSCS siswa terlebih dahulu mengerjakan kegiatan menyelidiki konsep yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada tahap Search siswa tuntut untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, dan fokus pada investigasi. Masalah yang diidentifikasi siswa dalam kegiatan ini yaitu penerapan aturan sinus, aturan cosinus, luas segitiga pada segitiga sembarang, fungsi trigonometri dengan lingkaran satuan, dan grafik fungsi trigonometri, yang dapat diketahui dari pertanyaan dalam setiap wacana yang disajikan. Gambar 9. Kegiatan tahap Search 68
Pada tahap Solve siswa mendata konsep yang sudah diperoleh dan melakukan rencana mereka, membuat hipotesis atau menjawab pertanyataan tentang masalah pada setiap sub-topik. Tahap Solve siswa dituntut berpikir untuk menjawab pertanyaan tentang masalah pada setiap sub-topik. Selanjutnya, siswa membuktikan jawabannya dengan konsep yang sudah diperoleh pada tahap Search. Gambar 10. Kegiatan tahap Solve Pada tahap Create siswa membuat produk dalam skema kecil dan menyajikan data sebagai solusi. Gambar 11. Kegiatan tahap Create 69
Pada tahap Share siswa mengkomunikasikan hasil penyelidikan yang telah dilakukan pada tahap Create berupa presentasi kelompok dan membuat kesimpulan. Gambar 12. Kegiatan tahap Share Setelah dirancang LKS yang dikembangkan kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Adapun masukan dari dosen pembimbing adalah sebagai berikut. 1) LKS lebih dipersingkat agar tidak memakan banyak tempat 2) Soal pada LKS lebih baik berkaitan dengan kehidupan seharihari. Kemudian setelah dilakukan revisi atau koreksi/masukan dari dosen pembimbing, tahap selanjutnya adalah validasi. Adapun yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah Bapak Musthofa, S.Si., M.Sc dan Ibu Rosita Kusumawati, S.Si., M.Sc selaku ahli materi, serta Bapak Nur Hadi Waryanto, S.Si., M.Eng selaku ahli media. Berikut revisi RPP berdasarkan saran validator. 1) Memperkecil titik-titik pada kolom identitas pemilik LKS serta penghilangan kata matematika wajib & kata oleh 70
Sebelum revisi Gambar 13. Tampilan kolom identitas pemilik LKS sebelum revisi Setelah revisi Gambar 14. Tampilan kolom identitas pemilik LKS setelah revisi 2) Perubahan susunan kalimat pada judul LKS Sebelum revisi Gambar 15. Penulisan judul LKS sebelum revisi Setelah revisi 71
Gambar 16. Penulisan judul LKS setelah revisi 3) Perubahan tampilan judul pada subtopik LKS Sebelum revisi Gambar 17. Tampilan judul subtopik LKS sebelum revisi Setelah revisi Gambar 18. Tampilan judul subtopik LKS sebelum revisi 72
4) Perbaikan redaksi soal Sebelum revisi Setelah revisi Gambar 19. Redaksi soal sebelum revisi Gambar 20. Redaksi soal setelah revisi 5) Perbaikan gambar pada redaksi soal Sebelum revisi 73
Gambar 21. Tampilan gambar pada masalah 2 sebelum revisi Setelah revisi Gambar 22. tampilan gambar pada masalah 2 setelah revisi Sebelum revisi 74
Gambar 23. Tampilan gambar redaksi soal pada masalah 3 sebelum revisi Setelah revisi Gambar 24. Tampilan gambar redaksi soal pada masalah 3 setelah revisi 6) Perbaikan ketidakjelasan teks atau gambar pada LKS Sebelum revisi Gambar 25. Tampilan gambar pada masalah 4 sebelum revisi 75
Setelah revisi Gambar 26. Tampilan gambar pada masalah 4 setelah revisi Sebelum revisi Gambar 27. Tampilan grafik pada materi sebelum revisi Setelah revisi 76
Gambar 28. Tampilan grafik pada materi setelah revisi 7) Perbaikan pada materi LKS Sebelum revisi Gambar 29. Materi pada LKS sebelum revisi Setelah revisi 77
Gambar 30. Materi pada LKS setelah revisi 2. Kevalidan Dalam analisis kevalidan perangkat pembelajaran ini terdiri dari analisis kevalidan RPP dan kevalidan LKS. a. Kevalidan RPP Berdasarkan pada penilaian kevalidan RPP oleh ahli materi yang telah dilakukan, maka hasil analisis untuk setiap aspek yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 15 berikut. 78
Tabel 15. hasil analisis penilaian RPP Indikator Validator 1 Validator 2 Identitas Mata Pelajaran 20 16 Rumusan Tujuan/Indikator 25 20 Pemilihan Materi 20 20 Metode Pembelajaran 17 16 Kegiatan Pembelajaran 22 20 Penutup 5 4 Pemilihan Media/Sumber Belajar 13 12 Penilaian Hasil Belajar 21 20 Kebahasaan 12 12 155 140 X 147,5 Kriteria Valid Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa RPP yang dikembangkan memenuhi kriteria minimal cukup valid dengan skor rata-rata 147,5 dari skor maksmal 5 dengan kriteria valid. Oleh sebab itu RPP dapat dikatakan memenuhi prinsipprinsip pengembangan RPP seperti yang telah tercantum dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses dan telah memenuhi prinsip-prinsip pendekatan problem solving. b. Kevalidan LKS Berdasarkan pada penilaian kevalidan LKS oleh ahli materi dan ahli media yang telah dilakukan, maka hasil analisis untuk setiap aspek yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 16. 79
Tabel 16. hasil analisis LKS menurut ahli materi Komponen Validator 1 Validator 2 Aspek didaktik 22 15 Aspek konstruksi 33 14 Aspek teknis 9 5 Kualitas materi/isi 45 22 Kesesuaian LKS dengan pendekatan problem solving approach using 24 14 search, solve, create, and share Jumlah 133 70 X 101,5 Kriteria Cukup valid Tabel 17. hasil analisis LKS menurut ahli media Komponen Validator Ukuran LKS 8 Desain kulit LKS 26 Desain isi LKS 44 X 78 Kriteria Cukup valid Terlihat pada tabel diatas bahwa LKS menurut ahli materi telah memenuhi kriteria minimal cukup valid dengan skor rata-rata 101,5 dan diperoleh skor rata-rata 78 dari ahli media dengan kriteria cukup valid. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena telah memenuhi syarat didaktis, syarat konstruksi, dan syarat teknis (Hendro darmojo dan R.E. Kaligis, 1992: 41-46) dan sesuai dengan prinsip pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Oleh karena itu, penilaian kevalidan RPP dan LKS masing masing memenuhi kriteria valid dan cukup valid. Hal ini dapat disimpulkan 80
bahwa perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan problem solving yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid karena masing-masing komponen penilaian menunjukkan kriteria minimal cukup valid. 3. Kepraktisan Analisis kepraktisan perangkat pembelajaran ini didasarkan pada angket respon siswa dan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Analisis dari masing-masing data adalah sebagai berikut. a. Kepraktisan berdasarkan angket espon siswa Angket respon siswa dibagikan pada pertemuan terakhir setelah dilaksanakan tes hasil belajar yaitu pada hari Sabtu, 20 Mei 2017. Penilaian dilakukan dengan mengisi angket respon siswa yang terdiri dari 20 butir pernyataan. Selanjutnya dilakukan analisis angket respon siswa dengan rata-rata 58,03. Hal ini dikatakan cukup praktis menurut tabel kriteria pada bab sebelumnya. Adapun contoh pengisian angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 2.4 dan tabulasi data angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 2.7. b. Kepraktisan berdasarkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Perangkat pembelajaran yang diujicobakan adalah RPP dan LKS dengan metode pembelajaran Problem Solving Learning approach using Search, Solve, Create, and Share (SSCS). Perangkat 81
pembelajaran tersebut disusun untuk empat kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan 4 x 45 menit, 3 x 45 menit, 3 x 45 menit, dan 2 x 45 menit. Uji coba dilakukan pada siswa kelas X MIPA SMA N 1 Prambanan Klaten pada tanggal 6-20 Mei 2017. Secara rinci waktu pelaksanaan uji coba disajikan pada Tabel 18 berikut. Tabel 18. Rincian waktu pelaksanaan ujicoba Hari/tanggal Pertemuan ke- Waktu Sabtu, 6 Mei 2017 1 4 x 45 menit Selasa, 9 Mei 2017 2 3 x 45 menit Selasa,16 Mei 2017 3 3 x 45 menit Sabtu, 20 Mei 2017 4 2 x 45 menit Dalam setiap pertemuan, pengamat (observer) mengamati jalannya proses pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Hasil pengamatan tersebut dituangkan dalam lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Adapun hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajran disajkan pada Tabel 19 berikut. Tabel 19. Analisis lembar keterlaksanaan pembelajaran Pertemuan Persentase Keterlaksanaan Kriteria ke- Pembelajaran 1 83,33% Baik 2 86,11% Baik 3 79,41% Cukup 4 100% Sangat baik 82
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang terlaksana telah memenuhi sebagian kualifikasi praktis, karena rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran memilki kriteria baik. Pengisian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 2.5 dan tabulasi hasil analisis lembar keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 2.8. Berdasarkan hasil angket respon siswa diperolaeh skor rata-rata 58,03 dari skor maksimal 4 dengan kriteria cukup praktis. Hal ini berarti siswa memberikan respon positif terhadap kebermanfaatan perangkat yang dihasilkan. Dari lembar observasi tersebut diperoleh persentase rata-rata keterlaksanaan pembelajaran 87,21% dengan kriteria baik. Hal ini berarti keterlaksanaan pembelajaran yang dirancang dalam RPP hampir terlaksana seluruhnya. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan problem solving yang dikembangkan memenuhi kualifikasi praktis karena masing-masing komponen penilaian menunjukkan kriteria minimal cukup praktis dan baik. 4. Keefektifan Tes hasil belajar dilaksanakan pada pertemuan keempat, pada tanggal 20 mei 2017 dan diikuti oleh 34 siswa kelas X MIPA 1 SMA N 1 Prambanan Klaten. Tujuan diadakannya tes hasil belajar adalah untuk 83
mengetahui keefektifan RPP dan LKS yang diujicobakan. Tes hasil belajar ini terdiri dari 5 soal uraian. Alokasi untuk mengerjakan tes hasil belajar adalah 60 menit. Hasil dari tes hasil belajar yaitu terdapat 31 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 3 siswa mendapat nilai dibawah KKM, dimana KKM yang ditentukan oleh sekolah adalah 75. Hasil dari analisis tes hasil belajar menyatakan bahwa rata-rata nilai tes hasil belajar adalah 80, 65 dengan presentase ketuntasan mencapai 91,17% dengan kriteria sangat baik. Hal ini berarti bahwa perangkat pembelajaran memenuhi kualifikasi efektif karena presentase ketuntasan tes hasil belajar memenuhi kriteria minimal baik. Tabulasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran 2.9. B. Pembahasan Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah diuraikan, pengembangan perangkat pembelajaran yang dilaksanakan dengan langkahlangkah pengembangan ADDIE yang terdiri dari Analysis (Analisis), Design (perancangan), Development (pengembangan), Implementation (implementasi), dan Evaluation (evaluasi) menghasilkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS materi pokok Trigonometri untuk SMA kelas X MIPA dengan pendekatan Problem Solving Learning approach using Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dengan kriteria valid, praktis, dan efektif. 84
Pada tahap analisis dilakukan tiga komponen analisis yaitu analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik siswa. Dari analisis tersebut dikatahui bahwa masih terbatasnya perangkat pembelajaran matematika yang digunakan disekolahan, penguasaan materi trigonometri yang masih lemah, dan siswa disana masih cenderung menghafal rumus dari pada memahaminya. Setelah itu, dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap perancangan. Pada tahap perancangan dilakukan perancangan RPP dan LKS serta dilakukan pula penyusunan instrumen penelitian. Rancangan RPP dibuat untuk empat pertemuan yang mencakup empat KD dan rancangan LKS dibuat sebanyak lima LKS (sub-topik). Sementara instrumen penelitian yang dirancang meliputi lembar penilaian RPP, lembar penilaian LKS oleh ahli materi, dan lembar penilaian LKS untuk ahli media untuk mengukur kevalidan, angket respon siswa dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengukur kepraktisan, dan tes hasil belajar siswa untuk mengukur keefektifan. Pada tahap Pengembangan dilakukakan RPP didasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan RPP seperti yang telah tercantum dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016. Pengembangan LKS dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian isi materi dan pendekatan problem solving serta disesuaikan dengan syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Sedangkan untuk instrumen penelitian pada penelitian ini diadaptasi dari 85
angket yang telah digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Primaningtyas Nur Arifah. Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Hasil dari konsultasi tersebut kemudian dijadikan sebagai perbaikan perangkat pembelajaran. Selanjutnya dilakukan validasi perangkat pembelajaran oleh tiga dosen ahli, yaitu dua dosen ahli materi dan satu dosen ahli media. Ahli materi memvalidasi RPP dan LKS, sedangkan ahli media memvalidasi LKS yang ditinjau dari media pembelajaran. Berdasarkan hasil penilaian pada RPP, diperoleh skor rata-rata 147,5 dari skor maksmal 5 dengan kriteria valid. Oleh sebab itu RPP dapat dikatakan memenuhi prinsip-prinsip pengembangan RPP seperti yang telah tercantum dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses dan telah memenuhi prinsip-prinsip pendekatan problem solving. Meskipun telah memenuhi kriteria sangat valid, namun ada saran dari validator untuk diperbaiki kata-kata yang digunakan. Saran kemudian ditindaklanjuti sebagai bahan untuk melakukakan revisi guna memperbaiki RPP agar lebih baik dan layak untuk diimplementasikan dalam pembelajaran. Sementara hasil penilaian LKS diperoleh skor rata-rata 101,5 dari ahli materi dengan kriteria cukup valid dan skor rata-rata 78 dari ahli media dengan kriteria cukup valid. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran 86
karena telah memenuhi syarat didaktis, syarat konstruksi, dan syarat teknis (Hendro darmojo dan R.E. Kaligis, 1992: 41-46) dan sesuai dengan prinsip pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Meskipun demikian, masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki menurut validator yaitu pada gambar tampilan soal, gambar/ teks yang tidak jelas, penulisan redaksi soal, pemambahan materi, dan perbaikan cover LKS. Oleh karena penilaian kevalidan RPP dan LKS masing masing memenuhi kriteria sangat valid dan cukup valid. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan problem solving yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid karena masing-masing komponen penilaian menunjukkan kriteria minimal cukup valid. Setelah melakukan validasi dan revisi perangkat pembelajaran selanjutnya adalah tahap implementasi. Pada tahap ini peneliti melakukan ujicoba perangkat pembelajaran di SMA N 1 Prambanan Klaten kelas X MIPA 1 pada tanggal 6-20 Mei 2017. Adapun ujicoba ini diantaranya untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Kegiatan yang dilakukan meliputi ujicoba perangkat, pengisian lembar keterlaksanaan pembelajaran, pelaksanaan tes hasil belajar, dan penyebaran angket respon siswa. Selama ujicoba, proses pelaksaannya menggunakan RPP dan LKS dengan pendekatan problem solving. Secara umum kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan, diantaranya: berdo a, menyampaikan KD yang akan dicapai, dan motivasi. Selanjutnya pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran 87
menggunakan langkah-langkah SSCS (Search, Solve, Create, and Share) yang disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran Kurikulum 2013, yaitu mengamati, menanya, mengasosiasi mencoba, mengkomunikasikan. Selama pelaksanaan ujicoba, terdapat beberapa kendala yang muncul pada proses pembelajran, diantaranya: a. Kurangnya kemandirian siswa dalam mengerjakan permasalahan b. Proses diskusi berjalan kurang baik karena waktu yang kurang c. Pada tahap share tak sedikit siswa yang kurang memperhatikan ketika kelompok lain sedang presentasi. d. Beberapa siswa kurang aktif Berdasarkan hasil angket respon siswa diperoleh skor rata-rata 58,03 dari skor maksimal 4 dengan kriteria cukup praktis. Hal ini berarti siswa memberikan respon positif terhadap kebermanfaatan perangkat yang dihasilkan. Selain angket respon siswa, kepraktisan juga diukur dari hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung pengamat (observer) mengamati jalannya pembelajaran dan mengisi lembar observasi pelaksaaan pembelajaran. Dari lembar observasi tersebut diperoleh persentase rata-rata keterlaksanaan pembelajaran 87,21% dengan kriteria baik. Hal ini berarti keterlaksanaan pembelajaran yang dirancang dalam RPP hampir terlaksana seluruhnya. Oleh karena angket respon siswa terhasap pembelajran berupa RPP dan 88
LKS dengan pendekatan problem solving memenuhi kriteria cukup praktis dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajran memenuhi kriteria sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dikembangkan memenuhi kualifikasi praktis. Dalam pelaksanaan ujicoba juga dilaksanakan tes hasil belajar. Tujuannya adalah untuk mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran dalam proses pembelajaran. Berdasarkan analisis hasil tes hasil belajar diperoleh nilai rata-rata 80,65 dengan presentase ketuntasan mencapai 91,17%. Hal ini berarti bahwa perangkat pembelajar dikualifikasikan efektif. Tahap terakhir penelitian ini adalah evaluasi, pada tahap ini peneliti melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum terpenuhi dari perangkat pembelajaran yang dihasilkan guna perbaikan kedepannya. Perbaikan tersebut diantaranya perbaikan gambar pada LKS yang buram/ tidak jelas dan perbaikan RPP pada kegiatan siswa. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan problem solving yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid, praktis, dan efektif. Dengan begitu, diharapkan perangkat pembelajran yang dikembangkan dapat digunakan tidak hanya disekolah tempat uji coba, tetapi pada lingkup yang lebih luas lagi. 89