BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juli Volume V - No.

dokumen-dokumen yang mirip
BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Agustus Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. September Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juni Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Mei Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Oktober Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. November Volume V - No.

I. PENGERTIAN A. SIFAT HUJAN

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Desember Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Januari Volume VI - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Februari Volume VI - No.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPANDAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI NABIRE

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR TANGGAL 26 OKTOBER 2017 DI BANDARA PONGTIKU KABUPATEN TANA TORAJA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR TANGGAL 7 MARET 2018 DI LEMBANG TUMBANG DATU SANGALLA UTARA KABUPATEN TANA TORAJA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017)

ANALISIS EKSTRIM DI KECAMATAN ASAKOTA ( TANGGAL 4 dan 5 DESEMBER 2016 )

ANALISIS KLIMATOLOGI BANJIR BANDANG BULAN NOVEMBER DI KAB. LANGKAT, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 26 November 2017) (Sumber : Waspada.co.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

ANALISIS CUACA KEJADIAN KELEMBABAN SANGAT RENDAH TANGGAL 31 JANUARI 2018

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN BANJIR TANGGAL 10 SEPTEMBER 2017 DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, PROVINSI SUMATERA UTARA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

Buletin Meteorologi Penerbangan Edisi XXVII, Maret 2017 I. PENDAHULUAN

ANALISIS TERKAIT HUJAN SANGAT LEBAT (128,1 mm) di BALIKPAPAN

ANALISIS KEJADIAN ANGIN KENCANG DAN HUJAN LEBAT DI KAB. MEMPAWAH KALIMANTAN BARAT TANGGAL 09 AGUSTUS 2017

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

ANALISIS KEJADIAN KABUPATEN SEKADAU, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 19 FEBRUARI 2017

ANALISIS KLIMATOLOGI TERKAIT BANJIR DI KAB. SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 16 dan 18 September 2017)

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

ANALISIS KEJADIAN HUJAN SANGAT LEBAT DISERTAI ANGIN KENCANG DI WILAYAH RASAU JAYA, KAB. KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT TANGGAL 10 SEPTEMBER 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT & PROSPEK CUACA WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR DESEMBER 2016 JANUARI 2017 FORECASTER BMKG EL TARI KUPANG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA

ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM TERKAIT HUJAN LEBAT, BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA BALIKPAPAN DAN PENAJAM PASIR UTARA (PPU) TANGGAL 17 MARET 2018

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, September 2017 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru, GOEROEH TJIPTANTO, M.T.I NIP

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS ANGIN KENCANG DI ABDYA, ACEH BARAT DAN ACEH SELATAN 05 AGUSTUS 2015

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM TANGGAL 9-14 DESEMBER 2016

Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TANGGAL JUNI 2017

KEKERINGAN TAHUN 2014: NORMAL ATAUKAH EKSTRIM?

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KELURAHAN WOLOMARANG, KECAMATAN ALOK, WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (7 JANUARI 2017)

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

ANALISIS KEJADIAN HUJAN SANGAT LEBAT TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI KAB. KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 11 NOVEMBER 2017

ANALISIS ANGIN KENCANG DI KOTA BIMA TANGGAL 08 NOVEMBER 2016

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN BIMA DAN KOTA BIMA TANGGAL DESEMBER 2016

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KONDISI CUACA LAUT SAAT KANDASNYA KAPAL KMP DHARMA KARTIKA DI PERAIRAN TELUK BONE

Transkripsi:

BULETIN METEOROLOGI Juli 2017 Volume V - No. 7 BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724 Telp (0511) 4705198, Faks (0511) 4705098 email : met_bjm@yahoo.com

DAFTAR ISI PENGANTAR I. PENGERTIAN. 2 II. RINGKASAN.. 3 III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JULI 2017...... 4 A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional.. 4 1. El Nino La Nina... 4 2. Dipole Mode... 5 3. Madden Julian Oscillation (MJO).. 5 4. Suhu Muka Laut.. 7 5. Monsun 8 6. Gradien Angin Lapisan Atas... 10 7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM.. 14 B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal... 14 1. Angin... 14 2. Kelembaban Udara. 15 3. Suhu Udara. 16 4. Jarak Pandang Mendatar 18 5. Curah Hujan 19 6. Keadaan Cuaca... 20 7. Kalender Cuaca... 21 III. KEJADIAN CUACA EKSTREM. 22 IV. PRAKIRAAN. 23 A. PRAKIRAAN HUJAN. 23 1. Prakiraan Sifat Hujan Agustus 2017.. 23 2. Prakiraan Curah Hujan Agustus 2017 24 B. Informasi Kelautan.. 25 1. Gelombang..... 25 2. Pasang Surut. 26 Lampiran....... 28

2 A. SIFAT HUJAN I. PENGERTIAN Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. B. NORMAL CURAH HUJAN Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala. C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masingmasing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Januari 1981 s/d Januari 2010, Februari 1981 s/d Februari 2010, Maret 1981 s/d Maret 2010, dan seterusnya. D. INTENSITAS CURAH HUJAN KRITERIA CH CH/hari CH/Jam Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm Lebat 50-100 mm 10-20 mm Sedang 20-50 mm 5-10 mm Ringan 5-20 mm 1-5 mm E. CUACA EKSTRIM Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah: a. Angin kencang diatas 25 knots b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan Cumulunimbus e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 3 0 C atau lebih di atas nilai normalnya.

3 II. RINGKASAN Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Juli 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya 28 0 C. Suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.23 0 C s.d 0.6 0 C yang menunjukkan kondisi lebih hangat dibandingkan normalnya. Indeks SOI pada bulan Juli 2017 sebesar 7.5 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi netral. Nilai OLR rata-rata bulan Juli 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 280 W/m 2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 220 240 W/m 2. Hal ini menunjukan tutupan awan di wilayah Kalimantan Selatan pada bulan Juli masih cukup banyak. Posisi gerak semu matahari pada bulan Juli berada di belahan bumi utara. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah berada di belahan bumi utara. Akan tetapi masih terdapat daerah tekanan rendah dan daerah pertemuan angin di sekitar ekuator, yang berdampak pada masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk sebagian Kalimantan Selatan. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Juli 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 120 400 mm. Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Banjarmasin selama bulan Juli 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Selatan (157.5 202.5 ), kecepatan angin terbanyak adalah 1-4 knot dengan kecepatan angin maksimum mencapai 16 knot. Kelembaban maksimum harian berkisar antara 89-99% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 42-83%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.3 33.6 0 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 21.4 25.4 0 C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada umumnya > 9 km. Selama bulan Juli 2017 terdapat kejadian jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim sebesar 100 meter akibat kabut. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Juli 2017 adalah sebesar 138.7 mm bersifat normal dengan hari hujan sebanyak 15 hari. Kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 15 kali, petir sebanyak 2 kali, kabut sebanyak 3 kali dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 3 kali kejadian.

4 III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JULI 2017 A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL 1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index (SOI) Pada bulan Juli 2017 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.23 0 C s.d 0.6 0 C yang menunjukkan kondisi lebih hangat dibandingkan normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan Juli sebesar 0.23. Indeks SOI pada bulan Juli 2017 sebesar 7.5 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi netral. Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au) Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index) (Sumber: http://www.bom.gov.au)

5 2. Dipole Mode Index (DMI) Nilai DMI bulan Juli 2017 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada dasarian I (-0.26), dasarian II (-0.25s/d -0.15) dan pada dasarian III (-0.15 s/d 0.10). Pada bulan Juli 2017 dominan bernilai negatif yang menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian barat menuju Samudra Hindia bagian timur. Kondisi ini berpotensi menambah intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian Barat. Tabel 1. Nilai DMI Bulan Juli 2017 No. Tanggal DMI 1 1-9 Juli -0.25 2 10-16 Juli -0.14 3 17-23 Juli -0.15 4 24-31 Juli 0.10 Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks (Sumber: http://www.bom.gov.au) 3. Madden Julian Oscillation (MJO) a. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut, sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.

6 Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Juli 2017 (Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=cloudiness) Nilai OLR rata-rata bulan Juli 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 280 W/m 2. Nilai rata-rata OLR terendah 180-200 W/m 2 terdapat di wilayah Papua. Nilai ratarata OLR tertinggi 260-280 W/m 2 terdapat di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif cukup banyak kecuali di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 220 240 W/m 2. Hal ini menunjukan bahwa terdapat tutupan awan yang masih cukup banyak selama bulan Juli 2017. b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO) Pada bulan Juli 2017 fase MJO bergerak dari fase 2 hingga fase 7 (Indian Ocean s/d Western Pasific). Fase MJO pada dasarian ke I berada pada fase 2 (Indian Ocean) kemudian tidak aktif hingga akhir dasarian I. Pada dasarian II MJO bergerak dari fase 2 hingga fase 3 (Indian Ocean) dan melemah pada akhir dasarian II. Sedangkan pada awal dasarian III MJO tidak aktif hingga akhir dasarian III di fase 7 (Western Pasific). Selama bulan Juli 2017, MJO tidak mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia.

7 Gambar 5.Fase MJO Juli 2017 (Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.last40days.gif) 4. Suhu Muka Laut Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Juli 2017 (Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png) Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Juli 2017 di perairan Indonesia dengan nilai 28 0 C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di

8 Samudra Pasifik utara Papua dan perairan Maluku utara. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi. Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Juli 2017 (Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png) Anomali suhu muka laut bulan Juli 2017 di sebagian besar wilayah perairan Indonesia berkisar antara -1.5 s/d 1.5 0 C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia bernilai positif atau lebih tinggi dari normalnya. Daerah perairan Maluku, laut banda dan Papua umumnya bernilai positif sementara di Samudera Hindia Selatan Jawa bernilai negatif. Anomali suhu muka laut bernilai positif atau di atas normal memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut. 5. Monsun Posisi gerak semu matahari pada bulan Juli berada di belahan bumi utara. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah berada di belahan bumi utara. Kondisi ini mengakibatkan masa udara dari belahan bumi selatan bergerak menuju ke belahan bumi utara akan tetapi daerah ekuator masih menjadi daerah pertemuan massa udara sehingga masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk sebagian Kalimantan Selatan.

9 Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Juli 2017 (Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif) Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 8. Daerah tekanan tinggi berada di Australia (1022.0 hpa). Daerah tekanan rendah berada di Asia Selatan (1000.0 hpa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan laut berkisar antara 1010.0 hingga 1012.5 hpa. Berdasarkan gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Juli di wilayah Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Teggara hingga Barat Daya. Sedangkan di Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah barat daya hingga barat. Terdapat wilayah pertemuan angin atau konvergensi di Bangka Belitung dan Kalimantan Utara. Belokan angin atau shearline terjadi di Palembang, Perairan Natua dan Kalimantan Barat. Daerah Netral terdapat di Bengkulu. Berdasarkan kondisi normal angin bulan Juli, daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Selat Karimata hingga Kalimantan Barat dan daerah belokan angin di wilayah Sumatera Utara, Palembang, Sumatera Barat, Laut Jawa, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua. Pola angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau shearline dapat memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut.

10 Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft dan Rata-rata angin 3000ft Juli 2017 (sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG) 6. Gradien Angin Lapisan Atas a. Dasarian Pertama Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Juli 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 1 s/d 3 sel tekanan rendah yaitu di India, Samudera Hindia, Filiphina, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 siklon tropis yang aktif di Filiphina bagian Timur Laut yakni siklon tropis Nanmadol. Siklon tropis Nanmadol aktif mulai dari 02 s/d 05 Juli 2017 dengan tekanan minimum 985 mb dan kecepatan maksimum 55 knot, siklon ini aktif di Filiphina bagian Timur Laut dan bergerak ke Barat Laut yang kemudian berbelok ke Timur Laut, dan punah di Samudera Pasifik.

11 Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Juli 2017 Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Timur Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 0 30 knot, sedangkan di sebelah selatan ekuator dari arah Timur Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 0 30 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Laut China Selatan, Kepulauan Riau, Laut Jawa, bagian Utara Kalimantan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Laut Sulawesi, bagian Utara Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya masa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Laut China Selatan, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Laut Jawa, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua Barat. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 4 hari hujan dengan 3 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang. b. Dasarian Kedua Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Juli 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 6 sel tekanan rendah yaitu di India, Samudera Hindia, Laut China Selatan, Filiphina, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 5 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 siklon tropis yang aktif di Laut China Selatan yakni siklon tropis Talas. Siklon tropis Talas aktif mulai dari 15 s/d 17 Juli 2017 dengan tekanan minimum 990 mb dan kecepatan maksimum 50 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Barat, dan punah di Benua Asia.

12 Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Juli 2017 Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Timur Barat, dengan kecepatan angin 0 45 knot, sedangkan di bagian selatan ekuator angin bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 0-30 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Laut China Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Laut Sulawesi, bagian Utara Papua, dan Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari hujan dengan 6 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas lebat. c. Dasarian Ketiga Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Juli 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 4 s/d 7 sel tekanan rendah yaitu di India, Benua Asia, Samudera Hindia, Laut China Selatan, Filiphina, dan Samudera Pasifik. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 6 siklon tropis yang aktif di Samudera Pasifik dan Laut China Selatan yaitu siklon tropis Noru, Kulap, Roke, Sonca, Nesat, dan Haitang. Siklon tropis Noru aktif mulai dari 21 Juli hingga sekarang (07 Agustus 2017) dengan tekanan minimum 930 mb dan kecepatan maksimum 100 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat hingga Barat Laut. Siklon tropis Kulap aktif mulai dari 21 s/d 25 Juli 2017 dengan tekanan minimum 1002 mb dan kecepatan maksimum 40 knot, siklon

13 ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat, dan punah di tempat yang sama. Siklon tropis Roke aktif dalam waktu satu hari yaitu pada 22 Juli 2017 dengan tekanan minimum 1002 mb dan kecepatan maksimum 35 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Barat Laut, dan punah di tempat yang sama. Siklon tropis Sonca aktif mulai dari 23 s/d 25 Juli 2017 dengan tekanan minimum 994 mb dan kecepatan maksimum 35 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Barat, dan punah di Benua Asia. Siklon tropis Nesat aktif mulai dari 26 s/d 30 Juli 2017 dengan tekanan minimum 960 mb dan kecepatan maksimum 80 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat Laut, dan punah di Benua Asia. Siklon tropis Haitang aktif mulai dari 29 s/d 31 Juli 2017 dengan tekanan minimum 980 mb dan kecepatan maksimum 60 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Timur Laut hingga Utara, dan punah di Benua Asia. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bertiup dari arah Selatan Barat Daya dengan kecepatan angin 0 45 knot, sedangkan di bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 0 30 knot. Daerah pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Laut China Selatan, Bangka Belitung, bagian Utara Kalimantan, dan bagian Utara Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terjadi di wilayah Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 3 hari hujan yaitu dengan intensitas ringan. Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Juli 2017

14 7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Juli 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 120 400 mm. Akumulasi curah hujan 200 mm terjadi di wilayah Banjarmasin, Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala, Kab. Tapin, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Balangan dan Kab. Tabalong. Sedangkan akumulasi curah hujan 200 mm terjadi di wilayah Kab. Kotabaru, Kab. Tanah Bumbu, dan Kab. Tanah Laut. Akumulasi curah hujan bulan Juli 2017 berdasarkan citra satelit TRMM dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan Juli 2017 (Sumber: http://disc2.nascom.nasa.gov/giovanni/tovas/realtime.3b42rt.shtml) B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL 1. Angin Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Juli 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Selatan (157.5 202.5 ) dengan persentase sebesar 16.3 %. Kecepatan angin terbanyak adalah 1-4 knot dengan persentase 34.9% sedangkan kecepatan

15 angin maksimum mencapai 16 knot. Distribusi angin pada bulan Juli 2017 berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Juli 2017 2. Kelembaban Udara Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Juli 2017 berkisar antara 73-93%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 89-99% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 42-83%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 24 sebesar 42% dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 20 dan 25 sebesar 99%. Profil kelembaban harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Juli 2017

16 Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Juli 2017 Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara jam 04.00 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 94 95 %, sedangkan kelembaban udara minimum terjadi antara jam 13.00-15.00 WITA dengan nilai berkisar antara 65-68 %. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 16. 3. Suhu Udara Profil suhu udara rata-rata harian bulan Juli 2017 berkisar antara 25.1 28.4 0 C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.3 33.6 0 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 21.4 25.4 0 C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 33.6 0 C terjadi pada tanggal 30. Sedangkan suhu minimum 21.4 0 C terjadi pada tanggal 23. Profil suhu udara harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada gambar 17.

17 Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Juli 2017 Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Juli 2017 dapat dilihat pada gambar 18. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 08.00 WITA. Ratarata suhu udara maksimum berkisar antara 30.1 30.9 0 C terjadi antara pukul 12.00-14.00 WITA. Rata-rata suhu udara minimum terjadi antara jam 05.00 07.00 WITA dengan suhu berkisar 23.9 24.1 0 C. Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan Juli 2017

18 4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility) Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin bulan Juli 2017 umumnya > 9 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km) terjadi pada pagi hingga dini hari antara pukul 09.00 03.00 WITA. Visibility mulai menurun (< 9 km) antara pukul 03.00-08.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan kabut (halimun) atau hujan. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Juli 2017 Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Juli 2017

19 Selama bulan Juli 2017, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 3 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 100 meter pada tanggal 7. Kondisi ini terjadi akibat adanya kabut tebal di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 20. 5. Curah Hujan Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Juli 2017 adalah sebesar 138.7 mm dengan hari hujan sebanyak 15 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan kumulatif sebesar 66.5 mm dengan 5 hari hujan, dasarian II jumlah curah hujan sebesar 66.0 mm dengan 7 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 6.2 mm dengan 3 hari hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 57.6 mm terjadi pada tanggal 13 Juli 2017. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Juli sebesar 121.0 mm. Dibandingkan dengan normalnya, curah hujan bulan Juli 2017 bersifat Normal. Grafik curah hujan harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Juli 2017 Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Juli 2017 menyatakan bahwa total curah hujan maksimum perjam sebesar 32.0 mm terjadi antara pukul 13.00 14.00 WITA dan curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 25.2 mm yang terjadi pada tanggal 01 Juli 2017. Grafik kejadian hujan harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 22.

20 Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Juli 2017 6. Keadaan Cuaca Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Juli 2017 di Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 15 kali, petir sebanyak 2 kali, kabut sebanyak 3 kali dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 3 kali kejadian. Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Juli 2017

21 7. Kalender Cuaca Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan Juli 2017

22 IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM DASARIAN I a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar Pada tanggal 1, 6, dan 7 dengan jarak pandang mendatar minimum berturut-turut mencapai 200, 800, dan 100 m yang dikarenakan hujan dengan intensitas sedang, dan Kabut Tebal. DASARIAN II a. Hujan Lebat Sangat Lebat Pada tanggal 13 Juli 2017 terjadi hujan dengan intensitas 56.7 mm b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar. NIHIL DASARIAN III a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar. NIHIL

23 V. PRAKIRAAN A. PRAKIRAAN HUJAN 1. Prakiraan Sifat Hujan Agustus 2017 Prakiraan sifat hujan Agustus 2017 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi bawah normal hingga atas normal. Sifat hujan normal (85 115%) diperkirakan di sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan. Sifat hujan bawah normal (51 85%) diperkirakan di Takisung, Kurau, Sungai Pinang, Anjir Muara, Tabunganen. Binuang, Tapin Utara, Kandangan, Telaga Langsat, Labuhan Amas, Murung Pudak, Tanjung, Sungai Loban, Kusan Hilir. Sifat hujan di atas normal (116-150%) diperkirakan di Jorong, Kelumpang Selatan, Gambut, Martapura, Beruntung Baru, Padang Batung, Batang Alai, Murung Pudak, Juai, Banjarmasin, Banjarbaru dan sekitarnya. Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin diprakirakan sifat hujan dalam kondisi normal. Prakiraan sifat hujan bulan Agustus 2017 dapat dilihat pada gambar 25. Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Agustus 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

24 2. Prakiraan Curah Hujan Agustus 2017 Prakiraan akumulasi curah hujan Agustus 2017 di wilayah Kalimantan Selatan secara keseluruhan termasuk dalam kategori rendah hingga menengah antara 50-200 mm. Prakiraan curah hujan sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan dalam kategori rendah antara 50-100 mm. Untuk curah hujan < 50 mm diprakirakan di Sungai Pinang, Danau Salak, Anjir Muara, Tabunganen, Tapin Tengah, Binuang, Bakarangna Kelumpang, Labuhan Amas, Amuntai Utara dan sekitarnya. Sedangkan curah hujan dengan kategori menengah antara 100-200 mm diprakirakan di Jorong, Kotabaru, Kelumpang Selatan, Kusan Hulu, Sungai Loban, Kintap, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Utara, Kusan Hilir dan sekitarnya. Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Landasan Ulin curah hujan diprakirakan antara 50-100 mm. Prakiraan curah hujan bulam Agustus 2017 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada gambar 26. Gambar 26. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Agustus 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

25 B. INFORMASI KELAUTAN 1. Tinggi Gelombang Signifikan Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Agustus Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Agustus di wilayah perairan Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 1.2 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Tenggara. Sedangkan untuk rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan Agustus antara 0.4 hingga 2.0 meter dari arah Tenggara dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa. Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Agustus

26 2. Pasang Surut Informasi prakiraan pasang surut bulan Agustus 2017 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.

27 TIM REDAKSI Pelindung Penanggungjawab Anggota Tim : Irman Sonjaya, M. Si Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling Kepala Seksi Observasi Dan Informasi : 1. Purwo Aji Setiawan 2. Rianita Sekar Utami 3. Uli Mahanani 4. Herin Hutri Istyarini 5. Rezky Yunita 6. Rizqi Nur Fitriani 7. Utari Randiana

28 Lampiran 1 Pasang Surut Air Laut Bulan Agustus 2017

29

30

31

32

33

34 Lampiran 2 Alamat Website Informasi Meteorologi - BMKG www.bmkg.go.id - Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan - Informasi Meteorologi Penerbangan aviation.bmkg.go.id - Informasi Meteorologi Kelautan maritim.bmkg.go.id - Informasi Titik Panas (hotspot) http://satelit.bmkg.go.id/bmkg/index.php?pilih=31 - Informasi Potensi Kebakaran Lahan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan

BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN 2017