BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Indonesia, erat terkait dan tidak dapat ditinjau selalu diperankan

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

2015 PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan sehari-harinya. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan dirinya dengan baik dibandingkan bank yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB V PENUTUP. Devisa periode dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat pesat. Hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai. lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary atau

BAB III METODE PENELITIAN. (2010:27) metode kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir ini berdampak pada makin banyaknya bank-bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk melandasi segenap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMELS PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan lembaga keuangan kepercayaan masyarakat yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lintas pembayaran. Dalam Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah departement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar berada pada

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

2016 PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BERMASALAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan mempunyai kekuatan dan peluang yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

PENGGUNAAN METODE CAMELS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK BNI TAHUN

Bab I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Dalam memasuki era globalisasi ekonomi, terutama sejak memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya fatwa Majelis Ulama Indonesia yang telah menfatwakan haram atas bunga bank menyebabkan lahirnya bank Syariah di Indonesia yang mampu menjawab kebutuhan lembaga keuangan yang bebas dari hal yang diharamkan masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank konvensional juga terdiri dari dua jenis yaitu bank umum syariah (BUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). BUS adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan BPRS adalah bank syariah yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Saat ini, bank yang menjalankan kegiatan tidak berdasarkan syariah dapat membuka cabang yang dalam prinsip penerapannya menggunakan prinsip syariah dengan seiring perkembangan dunia perbankan, sehingga di dalam bank tersebut terdapat dua sistem yakni sistem syariah dan sistem konvensional atau biasa dikenal dual banking system. Bank konvensional yang membuka usaha syariah dinamakan Unit Usaha Syariah (UUS). Perkembangan bank umum syariah di Indonesia cukup pesat, hal ini terlihat dari kinerja keuangan bank umum syariah yang baik. Beberapa fakta pesatnya perkembangan pertumbuhan bank umum syariah dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Dana pihak ketiga, jumlah dana masyarakat yang ditempatkan di bank umum Keterangan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Jun 10 Bank Umum 1,127,937 1,287,102 1,510,834 1,753,292 1,950,712 2,096,036 Bank syariah 15,581 19,347 28,011 36,852 52,271 58,078 Market share 1.38% 1.50% 1.85% 2.10% 2.68% 2.77% Sumber : www.syariahmandiri.co.id (2010) Tabel 1.2 Pembiayaan, jumlah dana yang disalurkan kepada masyarakat Pembiayaan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank Umum 695,648 792,297 1,002,012 1,307,688 1,437,930 1,586,492 Bank Syariah 12,405 16,113 20,717 26,109 34,452 46,260 Market share bank syariah 1.78% 2.03% 2.07% 2.00% 2.40% 2.92% Sumber : www.syariahmandiri.co.id (2010) Tabel 1.3 Asset, total kekayaan yang dimiliki oleh bank umum syariah Asset Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank umum 1,469,827 1,693,850 1,986,501 2,310,557 2,534,106 2,678,265 Bank syariah 20,880 26,722 33,016 49,555 66,090 75,205 Market share bank syariah 1.42% 1.58% 1.66% 2.14% 2.61% 2.81% Sumber : www.syariahmandiri.co.id (2010) Berdasarkan data yang ditampilkan di atas dapat kita lihat bahwa market share yang dimiliki bank umum syariah terus meningkat dan terus mendapat perhatian dari masyarakat. Hal ini mendorong terjadinya persaingan yang ketat baik antara bank umum syariah maupun dengan bank umum konvensional yang menuntut bank-bank umum syariah untuk memiliki kinerja kuangan yang baik untuk dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia, jumlah bank umum syariah baik yang tergolong ke dalam bank devisa dan bank non devisa adalah

sebanyak 10 (sepuluh) perusahaan yang sebagian besar adalah unit usaha syariah. Unit usaha syariah ini merupakan bagian dari bank-bank umum konvesional besar seperti Bank Mandiri, Bank BCA, dan bank-bank ternama lainnya. Apabila dilihat dari total asset setiap bank umum syariah tersebut, maka akan terlihat dua bank umum syariah yang memiliki total asset yang cukup besar bila dibandingkan bank umum syariah yang lain. Asset kedua bank tersebut berada dalam rentang Rp10M- Rp30M, seperti yang terlihat dari tabel di bawah ini. Tabel 1.4 Aktiva Bank Umum Syariah (per 30 september 2010 dalam jutaan rupiah) No. Nama Bank Total Asset (Rp) Bank Devisa 1. Bank Negara Indonesia Syariah 6.088.008 2. Bank Muamalat Indonesia 17.725.347 3. Bank Syariah Mandiri 28.053.984 4. Bank Mega Syariah 4.455.914 Bank Non-Devisa 1. Bank Central Asia Syariah 806.872 2. Bank Rakyat Indonesia Syariah 6.073.535 3. Bank Jabar Banten Syariah 1.644.620 4. Bank Panin Syariah 342.945 5. Bank Syariah Bukopin 2.163.300 6. Bank Victoria Syariah 281.366 Sumber : Bank Indonesia, 2010 (diolah Penulis) Berdasarkan data yang ditampilkan di atas maka terlihat bahwa hanya Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri yang memiliki asset di atas yang lainnya, yakni masing-masing Rp 17.725.347 dan Rp 28.053.984 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua bank ini adalah bank yang memimpin pangsa pasar bank syariah di Indonesia. Apabila kita hanya merujuk pada jumlah asset yang diperoleh bank itu saja maka akan sangat tidak relevan bila kita mengatakan bahwa bank yang dimaksud sudah berkinerja baik. Total asset tersebut hanya bisa dijadikan acuan untuk menentukan seberapa besar perusahaan tersebut. Banyak

instrumen yang dapat dijadikan alat untuk mengukur kinerja perusahaan perbankan yang salah satunya adalah melalui rasio keuangan. Bank Indonesia sebagai bank sentral sekaligus sebagai bank regulator tentunya tidak ingin kejadian tahun 1997-1998 terulang kembali, untuk itu Bank Indonesia semakin memperketat pengaturan dan pengawasannya terhadap Perbankan Nasional Indonesia dengan selalu menilai kinerja perbankan. Salah satu penilaian kinerja yang dapat dilakukan adalah kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Tingkat kesehatan bank untuk menilai kinerja ini banyak menggunakan rasio keuangan sebagai alat hitungnya. Melalui rasio keuangan yang dihitung dari laporan keuangan bank secara berkala maka dapat menunjukkan kualitas suatu bank. Salah satu metode yang lazim dilakukan untuk menilai kinerja bank syariah adalah peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 yang dalam penilaiannya menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity Market Risk). Dalam hal ini penulis tidak menggunakan aspek management dikarenakan bukan merupakan aspek keuangan selain itu juga tidak menggunakan aspek Sensitivity Market Risk dikarenakan keterbatasan data yang diperoleh oleh penulis, mengingat untuk mengukurnya diperlukan data historis bank yang mana data tersebut tidak tersedia di dalam laporan kauangan bank. Oleh karena itu penulis membatasi penelitian dengan hanya menggunakan rasio-rasio dari aspek permodalan (capital), kualitas aktiva produktif (Asset), rentabilitas (earning), dan likuiditas (liquidity) bank umum syariah. Apabila melihat dari size atau ukuran perusahaan yang digambarkan oleh

total asset maka Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia merupakan bank yang sebanding bila dibandingkan bank umum syariah yang lain. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti kinerja bank umum syariah salama periode 2007-2009 yang akan dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah skripsi dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia dengan Rasio CAMELS B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah seperti yang disebutkan di bawah ini. 1. Bagaimana kinerja keungan Bank Syariah Mandiri dilihat dari rasio capital, asset, earning, dan liquidity selama 2007-2009? 2. Bagaimana kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dilihat dari rasio capital, asset, earning, dan liquidity selama 2007-2009? 3. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia selama 2007-2009? C. Batasan Masalah Mengingat adanya keterbatasan waktu, ilmu, dan kemampuan penulis maka penulis membuat beberapa batasan masalah pada aspek metode CAMELS. Rasiorasio yang digunakan dari setiap aspek akan ditunjukkan dari tabel di bawah.

Tabel 1.5 Batasan Masalah Aspek Permodalan (capital) Kualitas Aktiva produktif (asset) Rentabilitas (earning) Likuiditas (liquidity) Rasio yang dipakai KPMM KAP NOM, ROA, ROE, dan BOPO STM Pemilihan Bank Muamalat Indonesia sebagai pembanding kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri didasarkan pada alasan karena (1) Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum syariah pertama yang didirikan di Indonesia; (2) dan Bank Muamlat Indonesia merupakan bank yang sebanding dengan Bank Syariah Mandiri, yakni dilihat dari total asset bank-bank umum syariah yang lain. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang rasio Capital, kualitas aktiva produktif (asset), Earning, dan Liquidity pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia, serta perbandingan di antara kedua bank tersebut. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan seperti yang akan dijelaskan di bawah ini. a. Mengetahui rasio Capital, kualitas aktiva produktif, Earning dan, Liquidity Bank Syariah Mandiri selama 2007-2009 b. Mengetahui rasio Capital, kualitas aktiva produktif, Earning, dan Liquidity Bank Muamalat Indonesia selama 2007-2009

c. Mengetahui perbandingan rasio Capital, kualitas aktiva produktif, Earning, dan Liquidity, antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia selama 2007-2009 E. Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan dan tujuan penelitian, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Sebagai masukkan dan menambah wawasan bagi peneliti tentang kinerja perbankan syariah di Indonesia. b. Dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi manajemen bank dalam pengembangan dan memajukan pengelolaan bank. c. Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam menentukan lembaga keuangan bank yang sehat. d. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. F. Kerangka Konseptual Bank syariah adalah badan usaha keuangan yang membutuhkan kepercayaan masyarakat untuk menjalankan usahanya. Salah satu alat yang dapat dinilai oleh masyarakat khususnya pemerintah dan Bank Indonesia adalah mengenai kinerja keuangan. Kinerja keuangan perbankan yang biasa digunakan dan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia adalah penilaian tingkat kesehatan bank.

Penilaian tingkat kesehatan bank dinilai berdasarkan beberapa aspek yaitu permodalan, kualitas asset, rentabilitas (earning), dan likuiditas. Aspek-aspek tersebut akan dihitung dan dibandingkan terhadap dua perusahaan yaitu Bank Syariah mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Perhitungan dan perbandingan akan didasarkan pada batasan masalah yang telah diuraikan di awal. Pertama-tama kedua bank yakni Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia dihitung masing-masing untuk setiap aspek kesehatan bank sehingga akan terlihat hasil dan kinerja dari kedua bank tersebut. Setelah nilai tersebut diperoleh maka tahap selanjutnya adalah membandingkan kinerja kedua bank tersebut sehingga diperoleh tingkat kesehatan dan kinerja mana yang lebih baik. BANK UMUM SYARIAH BANK MUAMALAT INDONESIA BANK SYARIAH MANDIRI Kinerja keuangan Capital Asset Earning Liquidity Kinerja keuangan Capital Asset Earning Liquidity Dibandingkan Gambar 1.1 Kerangka konseptual

Melalui kerangka konseptual ini terlihat bahwa kinerja keuangan kedua bank dihitung, dinilai serta dianalisis secara terpisah yang kemudian akan dibandingkan satu sama lainnya. Hasil perbandingan ini akan memperlihatkan bagaimana kinerja keuangan masing-masing bank serta bank yang mana yang lebih baik kinerja keuangannya. Melalui hasil perbandingan ini diharapkan akan memberikan informasi yang bermanfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan.