BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks syari at Islam, hukuman adalah sesuatu yang mengikuti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang dianggap sebagai suatu tindakan melanggar hukum

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu lama. Di abad 21 ini, aktivitas manusia sangat terbantu

BAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum perundang-undangan, baik hukum Islam maupun hukum

umat Islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan syari ah perbankan konvensional yang diidentikkan dengan riba. 1 Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Assalamu alaikum wr. wb.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara menjamin atas ketertiban dan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

BAB I PENDAHULUAN. trauma terhadap korbannya baik penderitaan lahir maupun batin. Bagong

BAB 1 PENDAHULUAN. hak-hak anak yang terkena masalah hukum. Hal ini terkait penangkapan 3 pelajar SMU

III. METODE PENELITIAN. dari berbagai aspek yaitu teori, sejarah, filosofi,struktur dan komposisi, formalitas

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

III. METODE PENELITIAN. methodus yang artinya adalah cara kerja yaitu untuk memahami objek sasaran ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu yang tidak dapat lepas dari aspek

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perempuan dan anak. Dengan demikian upaya perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

(ubi-ius ubi-societas). Hukum menghendaki kerukunan dan perdamaian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. atau terjepit maka sangat dimungkinkan niat dan kesempatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DARI PERBUATAN MAIN HAKIM SENDIRI SKRIPSI

Kajian yuridis terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak geng nero (studi kasus di Pengadilan Negeri Pati)

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Hukum bukan

BAB IV. kesamaan namun berbeda. Kesamaan dari keduanya adalah sama-sama. siapapun. Dalam suatu hukum sudah ada ketentuan-ketentuan yang

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dalam penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri,

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai extraordinary crime atau kejahatan luar biasa. penerapannya dilakukan secara kumulatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengganggu ketenangan pemilik barang. Perbuatan merusak barang milik. sebagai orang yang dirugikan dalam tindak pidana tersebut.

STUDI KOMPARATIF TENTANG PEMIDANAAN BAGI PELAKU RECIDIVE TINDAK PIDANA PENCURIAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Anak Di Indonesia. hlm Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO. 469 / PID.B / 2010 / PN. SMG. TENTANG PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan

BAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. dijual atau biasa disebut dengan human trafficking. Terutama pada wanita

A. Analisis Putusan Hakim No.193/PID.B/2013/PN.Sda tentang Tindak Pidana

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian empiris atau penelitian lapangan (field

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

BAB I PENDAHULUAN. hampir pada setiap masyarakat termasuk Indonesia hal ini terutama disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h Bulan Bintang, 1957) h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengolahan dan analisis data, dan uji keshahihan data.

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan timbul dalam kehidupan masyarakat karena berbagai faktor

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan mempelajari secara intensif mengenai latar belakang dan dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menentukan secara tegas

BAB I PENDAHULUAN. hukum tidak berdasar kekuasaan belaka. 1 Permasalahan besar dalam. perkembangan psikologi dan masa depan pada anak.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. adanya hukum dalam lingkup Islam yang mengatur mengenai hukuman bagi

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERBANDINGAN PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERTAMA DAN RESIDIVIS.

BAB I PENDAHULUAN. Carok bukan lagi sebagai suatu pertarungan tanding yang ideal, yang dilakukan

PEMIDANAAN SERTA POLITIK HUKUM PIDANA DALAM KUHP/RKUHP DAN PERBANDINGAN DENGAN ISLAM

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( fieldresearch),

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam konteks syari at Islam, hukuman adalah sesuatu yang mengikuti dan dilaksanakan setelah sesuatu perbuatan dilakukan oleh seseorang. 1 Sedangkan menurut Bahasa Indonesia, hukuman adalah suatu siksa atau sejenisnya atau putusan yang dijatuhan hakim. 2 Dua pengertian tersebut akan menghasilkan suatu pengertian bahwa hukuman adalah sesuatu siksa atau sejenisnya yang dijatuhkan oleh hakim melalui keputusan berdasarkan fakta yang terjadi. Pengertian ini secara tidak langsung mengandung aspek-aspek dalam pemberian hukuman yang meliputi: diberikan setelah adanya perbuatan yang melanggar hukum, diputuskan oleh hakim, dan bentuk hukumannya berupa siksa atau sejenisnya. Hukuman dalam ajaran Islam memiliki dua tujuan, yakni tujuan pencegahan dan tujuan pendidikan. Maksud dari tujuan pencegahan adalah bahwa hukuman diberlakukan untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang lain agar tidak meniru melakukan tindakan melanggar hukum setelah melihat bentuk dari hukuman tersebut. Sedangkan maksud dari tujuan pendidikan adalah bahwa hukuman yang diberikan ditujukan agar orang yang telah 1 Lihat dalam Ibrahim Anis et.al, al-mu jam al-wasith, Saudi Arabia: Daar al-ihya al- Turats, t.th., hal. 612. 2 WJS. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, hal. 315. 1

2 terbukti melakukan pelanggaran menjadi jera dan mau menjadi baik setelah adanya hukuman yang dijalani. 3 Dari penjelasan tujuan penjatuhan hukum di atas, tidak berarti hukuman dapat diberlakukan secara sembarangan, baik bentuk maupun pihak yang memutuskan hukuman. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, hukuman hanya dapat diberlakukan bagi orang yang telah terbukti bersalah dan keputusan tersebut ditetapkan oleh hakim melalui proses pembuktian terlebih dahulu. 4 Sebelum proses pembuktian memberikan kejelasan status orang yang dituduh melakukan pelanggaran, maka tetap berlaku prinsip praduga tak bersalah. Hal ini juga tetap berlaku pada pelaku yang telah terbukti tertangkap tangan melakukan suatu tindak pidana. 5 Pada kenyataannya ketentuan dalam suatu hukum tidak selamanya dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan. Tidak jarang sekelompok orang atau bahkan masyarakat melakukan main hakim sendiri (eigenrichting) terhadap pelaku tindak pidana. Hal ini bisa saja terjadi karena factor emosional masyarakat terhadap tindak kejahatan yang terjadi di lingkungan mereka. Banyaknya tindakan kriminal (kriminalitas) yang mengancam keamanan harta benda hingga jiwa masyarakat, telah menjadikan masyarakat jarang atau bahkan meminggirkan keberadaan aturan hukum yang berlaku. 6 Hal ini salah satunya terjadi di lingkungan masyarakat Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Di lingkungan 3 Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1993, hal. 255 4 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, Jakarta: Gema Insani, 2003, hal. 11 5 Ibid., hal. 14 6 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Usul Fikih, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, hal. 105

3 masyarakat Kelurahan Bendan Ngisor, telah terjadi beberapa kasus main hakim sendiri (eigenrichting) terhadap pelaku tindak pidana; seperti perbuatan mesum (zina) dan pencurian. Untuk kasus perzinahan, main hakim sendiri (eigenrichting) diwujudkan dengan aksi penelanjangan hingga aksi pemukulan. Sedangkan pada kasus pencurian, main hakim sendiri (eigenrichting) dilakukan dalam bentuk pemukulan yang berakibat timbulnya luka hingga menyebabkan kematian. 7 Fenomena yang terjadi di Keluarahan Bendan Ngisor di atas, dalam perspektif hukum pidana Islam terkandung beberapa aspek yang menyebabkan masyarakat dapat dianggap melakukan kekeliruan dalam ranah hukum. Kekeliruan tersebut meliputi aspek penetapan hukuman, bentuk hukuman, hingga peluang berubahnya status masyarakat dari korban menjadi pelaku. Hal ini tidak berlebihan karena dalam hukum pidana Islam, pelaku tindak pidana secara sederhana dapat dimaknai sebagai pihak yang melakukan pelanggaran terhadap syari at Allah. 8 Pelanggaran syari at Allah tersebut disebabkan karena adanya pelanggaran terhadap ketentuan hukum yang telah berlaku. Namun demikian, alangkah baiknya hal itu (pengklaiman terhadap status masyarakat) akibat main hakim sendiri (eigenrichting) tidak serta merta ditujukan langsung kepada masyarakat tanpa adanya penjabaran secara teoritis ilmiah. Oleh sebab itu, penulis berkeinginan untuk melakukan penelusuran 7 Kasus main hakim sendiri yang terakhir kali terjadi adalah main hakim sendiri pada kasus pencurian helm di Toko Kita pada tahun 2011. Sebelumnya, terjadi main hakim sendiri terhadap dua orang pelaku pencurian VCD player yang menyebabkan kedua pelaku meninggal dunia serta main hakim sendiri terhadap pelaku pencurian sandal yang menyebabkan pelaku terluka bacok pada bagian lututnya. Wawancara dengan Bapak Sambiyo, Kasi Umum Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang, tanggal 21 September 2011. 8 Topo Santoso, op.cit., hal. 21

4 kasus di atas dalam sebuah penelitian. Hal ini ditujukan untuk lebih menguatkan klaim yang akan diterima oleh masyarakat akibat dari tindakan mereka dalam ranah ilmiah. Dengan demikian, nantinya masyarakat akan lebih dapat mempertimbangkan tindakan mereka, terlebih lagi yang menjadi dasar pertimbanngannya adalah hukum pidana Islam yang notabene adalah agama mayoritas masyarakat Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Penelitian itu sendiri akan diberi judul TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) BAGI PELAKU PIDANA PENCURIAN (Studi Kasus Di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang) B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi main hakim sendiri (eigenrichting) bagi pelaku pencurian di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang? 2. Bagaimana tinjauan hukum pidana Islam terhadap main hakim sendiri (eigenrichting) bagi pelaku pencurian di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang?

5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan pokok masalah di atas terangkum tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi main hakim sendiri (eigenrichting) bagi pelaku pencurian di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. 2. Untuk mengetahui tinjauan hukum pidana Islam terhadap main hakim sendiri (eigenrichting) bagi pelaku pencurian di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharap dapat menambah konstribusi dalam rangka memperkaya khasanah ilmu pengetahuan berkaitan dengan pengembangan pemikiran dalam bidang hukum pidana Islam. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu wacana yang berkaitan dengan praktek main hakim sendiri (eigenrichting) yang sering dilakukan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Islam, dalam kajian hukum Islam. D. Kajian Pustaka Karya hasil penelitian baik berupa buku, artikel, skripsi yang membahas tentang pencurian telah banyak dijumpai. Namun, yang membahas secara khusus tentang main hakim sendiri (eigenrichting) terhadap pelaku pencuri belum di temukan. Akan tetapi ditemukan beberapa karya yang masih ada kaitannya dengan permasalahan ini. Terhadap karya-karya ini kedepan

6 akan dijadikan oleh penulis sebagi bagian refrensi dan rujukan dalam penulisan skripsi ini. Berikut ini beberapa karya ilmiah tersebut diantaranya sebagai berikut: Analisis Formulasi Qishash Dalam Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 178 karya ini berupa skripsi yang ditulis oleh Imron. Penelitian tersebut menyimpulkan 1. Hukum qishash sebenarnya sudah berlaku pada masyarakat Arab dari agama Yahudi dan Nasrani. yang membedakan antara keduanya dengan Islam adalah adanya prinsip musawah (persamaan), karena hukum qishash yang berlaku sebelum Islam adalah pembalasan yang tidak seimbang, misalnya budak dibalas dengan orang merdeka, perempuan dibalas laki-laki. 2. Dilihat dari awal sejarah peradaban Islam maupun dua sumber hukum Islam tersebut (al-qur an dan al-hadits), benar bahwa Islam telah mensyariâ atkan hukum qishash-diyat terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan dengan memberikan sanksi sepadan dengan perbuatan pelaku atau diserahkan kepada ahli waris untuk memilih diantara dua alternatif sanksi tersebut. Dan sebenarnya sebab formulasi hukum qishash-diyat dalam fiqih jinayah (hukum pidana islam) adalah difusi agama Yahudi Nasrani terhadap konstruksi hukum pidana Islam saat itu. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Kendal No. 76/pid. B/2008/pn Kendal Tentang Tindak Pidana Pencurian Dalam Keadaan Memberatkan skripsi yang ditulis oleh Kodar Nifah. Tulisan ini adalah mengaji tentang sebuah produk hukum dari pengadilan yaitu, putusan mengenai tindak pidana pencurian dalam keadaan memberatkan, yang dalam

7 hukum pidana Islam dikategorikan dalam jarimah had, yang hukumanya di potong tangannya. Mekanisme hukuman atau sanksi dalam berbagai permasalahan pidana dalam hukum pidana islam telah dibahas secara detail dalam kitab Al- Tasyrik Al-Jina i Al-Islami karya Abdul Qodir Al-Aduah dalam pembahasannya terdapat klasifikasi pencuri dan hukuman yang menyertainya serta ketentuan-ketentuan lain mengenai hukuman. Karya lain yang masih berupa buku yang berjudul Membumikan Hukum Pidana Islam karya Topo Santoso, S.H., M.H. dalam buku ini berisi sekilas profile hukum pidana islam dan administrasi peradilan pidana islam. Tetapi juga berisi beberapa paparan isu/persoalan pelik yang harus dibahas dan dipecahkan. Asas-asas Hukum Pidana Islam ditulis oleh Ahmad Hanafi, MA dalam buku ini belum begitu dibahas secara detail masalah penghukuman bagi pencuri. pembahasan mengenai penghukuman pencuri tersebut hanya dibahas pada pembahasan jarimah dan pembagiannya. Namun demikian teori hukuman dalam buku ini dibahas secara rinci. Demikian pembahasan mengenai hukuman meliputi tujuan hukum, macam-macam hukuman, hukuman pada hukum positif, pengulangan jarimah, gabungan hukum, pelaksanaan hukuman dan pengurungan hukuman. E. Metodologi Penelitian Di dalam suatu penelitian diperlukan sebuah metode penelitian. Metode penelitian itu sendiri merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

8 menyangkut cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif yaitu penelitian lapangan yang datanya penulis peroleh dari lapangan, baik berupa data lisan maupun data tertulis (dokumen). Sedangkan maksud dari kualitatif adalah penelitian ini bersifat untuk mengembangkan teori, sehingga menemukan teori baru dan tidak dilakukan dengan menggunakan kaidah statistik. 9 Dalam hal ini penelitian diarahkan pada wawancara langsung di lapangan karena yang diteliti adalah fakta sosial tentang main hakim sendiri (eigenrichting) oleh massa bagi pelaku pidana pencurian yang terjadi di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. 2. Sumber Data Sumber data yang penulis gunakan penelitian ini terbagi menjadi 3 macam: a. Sumber data primer Data primer adalah jenis data yang diperoleh berdasarkan penelitian dilapangan melalui prosedur dan tehnik pengambilan data yang berupa interview, observasi dan sebagainya. Dalam penelitian ini 9 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002, hal. 75

9 data primer diperoleh secara langsung dari masyarakat yang ikut terlibat dalam main hakim sendiri (eigenrichting) bagi pencuri serta aparat kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. b. Sumber data sekunder Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen atau literatur-literatur yang mempunyai relevansi terhadap pembahasan skripsi ini. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari beberapa buku, kitab, hadits dan lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi teori tentang hukum pidana Islam, khususnya tentang hukuman secara umum dan hukuman bagi pelaku pencurian dan penganiayaan. 3. Metode Pengumpulan Data Salah satu tahap yang penting dalam proses penelitian ini adalah tahap pengumpulan data. Hal ini karena data merupakan faktor terpenting dalam suatu penelitian, tanpa adanya data yang terkumpul maka tidak mungkin suatu penelitian akan berhasil. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan cara: a. Metode Interview Interview adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan percakapan dengan sumber informasi secara langsung (tatap muka) untuk memperoleh keterangan yang

10 relevan dengan penelitian ini. 10 Metode ini penulis gunakan untuk menggali data dari responden dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Wawancara dengan masyarakat pelaku main hakim sendiri (eigenrichting) bagi pelaku pencurian. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan praktek main hakim sendiri (eigenrichting), motivasi melakukan main hakim sendiri (eigenrichting), serta pengetahuan massa yang terlibat tentang permasalahan yang terjadi. 2) Wawancara dengan aparat Kelurahan Bendan Ngisor. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data terkait dengan deskripsi kasus-kasus pencurian yang terjadi di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. b. Metode Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data berupa sumber data tertulis (yang berbentuk tulisan). Sumber data tertulis dapat dibedakan menjadi: dokumen resmi, buku, majalah, arsip, ataupun dokumen pribadi dan juga foto. 11 Dokumen yang dijadikan arsip dalam penelitian ini adalah dokumentasi mengenai profil Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. 4. Metode Analisis Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya yang penulis lakukan adalah tahap analisa. Ini adalah tahap yang penting 10 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1981, hal. 162. 11 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 71.

11 dan menentukan. Pada tahap ini data penulis kerjakan dan manfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Adapun metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis data deskriptif kualitatif. Maksudnya adalah proses analisis yang akan didasarkan pada kaidah deskriptif dan kualitatif. Kaidah deskriptif adalah bahwasannya proses analisis dilakukan terhadap seluruh data yang telah didapatkan dan diolah dan kemudian hasil analisa tersebut disajikan secara keseluruhan. Sedangkan kaidah kualitatif adalah bahwasanya proses analisis tersebut ditujukan untuk mengembangkan teori bandingan dengan tujuan untuk menemukan teori baru yang dapat berupa penguatan terhadap teori lama, maupun melemahkan teori yang telah ada tanpa menggunakan rumus statistik. 12 Jadi analisis data deskriptif kualitatif adalah analisis data yang dilakukan terhadap seluruh data yang diperoleh untuk mengembangkan dan menemukan teori, kemudian hasil analisis tersebut disajikan secara keseluruhan tanpa menggunakan rumusan statistik. Sedangkan pendekatan analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum (law approach). Penggunaan pendekatan ini tidak lain dikarenakan sebuah proses pengambilan dan penetapan hukum tidak akan dapat dilepaskan dari aspek-aspek kehidupan pada saat proses tersebut berlangsung. 41. 12 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002, hal.

12 F. Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini akan dipaparkan penulis dalam tiga bagian dengan penjelasan sebagai berikut: Bagian awal yang isinya meliputi halaman cover, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstrak, halaman kata pengantar, daftar isi. Bagian isi yang terdiri dari lima bab dengan penjelasan sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan yang isinya latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, Sistem Pemidanaan Pencurian dan Main hakim sendiri (Eigenrichting) dalam Hukum Pidana Islam yang isinya meliputi Pemidananaan dalam Hokum Pidana Islam, Pencurian dalam Pemidanaan Hukum Pidana Islam, dan Main hakim sendiri (Eigenrichting) dalam Pemidanaan Hukum Pidana Islam. Bab III, Deskripsi Main hakim sendiri (Eigenrichting) Bagi Pelaku Pidana Pencurian Di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang yang isinya meliputi Profil Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang, Diskripsi Kasus Main hakim sendiri (Eigenrichting) Bagi Pelaku Pidana Pencurian Di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang, Faktor-Faktor Pendorong

13 Main hakim sendiri (Eigenrichting) Bagi Pelaku Pidana Pencurian Di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. BAB IV Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Main hakim sendiri (eigenrichting) Bagi Pelaku Pidana Pencurian Di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang yang isinya meliputi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Main hakim sendiri (Eigenrichting) Bagi Pelaku Pidana Pencurian Di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang dan Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Main hakim sendiri (Eigenrichting) Bagi Pelaku Pidana Pencurian Di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. BAB V Penutup yang isinya meliputi kesimpulan, saran-saran, penutup. Bagian akhir yang isinya meliputi Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Daftar Riwayat Hidup.