BAB I PENDAHULUAN. system keuangan di Indonesia. Pengertian Bank menurut Undang-Undang No.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Apakah tata kelola perusahaan (good corporate governance) masih

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan tujuan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan berbeda. Hal ini menimbulkan potensi konflik kepentingan antara

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang popular. Alasan Corporate Governancemenjadi topik yang popular adalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya pemisahaan antara fungsi kepemilikan (ownership) dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. komisaris yang lebih besar dari jumlah direksi. Dari penelitian Bank

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Indonesia dan negara-negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tidak sedikit pula bank yang tutup akibat kondisi krisis ekonomi. memberikan jasanya dalam bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab perusahaan. Dalam menghadapi persaingan usaha kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dividen (dividend policy). Keputusan pembagian dividen seringkali menimbulkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. gairah kerja dan kemampuan lainnya. Pesatnya perkembangan perbankan di. diperlukan suatu pengawasan terhadap bank-bank tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendapatkan profit tetapi untuk untuk memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil pelaporan yang menunjukkan kondisi serta

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di dunia, dikawasan Asia,

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perbankan saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah suatu lembaga keuangan yang memiliki peran system keuangan di Indonesia. Pengertian Bank menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang No.10 tahun 1998 dalam pasal 1 angka 2, Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat yang berbentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Melalui perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, Bank melayani kebutuhan pembiayaan serta memperlancar system pembayaran bagi semua sector perekonomian. Perbankan di Indonesia mempunyai tujuan yang strategis. Dalam pasal 4 Undang-Undang perbankan tahun 1992, tujuan perbankan adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan pasal tersebut, perbankan sangat berperan aktif dalam memajukan perekonomian suatu Negara. Bank yang berfungsi menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada masyarakat telah membantu penyediaan modal usaha sehingga menggerakan sektor riil.pergerakan sector riil yang baik, akan berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan nasional. Di Indonesia awalnya pada tahun 1980 dan 1990, terjadi 1

2 perubahan di dunia Perbankan. Setiap Bank memiliki kebebasan untuk mencari nasabah sendiri, hal ini didukung oleh ketetapan pemerintah dengan mengeluarkan paket kebijakan Oktober 1998 (pakto88) dan UU RI No.7 tahun 1992 yang membuat perbankan berkembang pesat. Kebijakan ini ditandai denga lahirnya Bank-Bank swasta baru, dan menawarkan berbagai jenis produk perbankan seperti Deposit, Giro, Tabungan dan lainnya kepada masyarakat luas. Untuk memenuhi kebutuhan pinjaman dana, Bank meawarkan produk dalam bentuk kredit sebagai sumber pendapatan dari kegiatan operasionalnya. Melihat peranan bank yang sangat strategis, banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Salah satu tujuan penting pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham. Atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham & Houston, 2006). Nilai perusahaan ditetapkan melalui kinerja manajemen dan kinerja keuangan perusahaan. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai performing measurement yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau kefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Menurut Martono dan Agus Harjito (2008) mengatakan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan sangan berpebgaruh positif terhadap bagi berbagai pihak diantaranya investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas perusahaan yang telah

3 dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi, 2003). Kinerja keuangan dapat diukur dengan beberapa pendekatan rasio keuangan, baik likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, aktivitas maupun rasio pasar. Kebijakan dan keputusan para investor dalam menginvestasikan modalnya kedalam perusahaan lebih dipengaruhi oleh rasio profitabilitas yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan rasio lainnya, karena investor menganggap bahwa rasio profitabilitas dapat memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian atau keuntungan yang akan diterima oleh investor dari investasinya. Hastuti (2005) menyatakan bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidak terkonsenmtrasinya kepemilikan, manipulasi laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Suatu perusahaan dengan manajemen yang menerapkan system pengelolaan yang baik akan memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada para stakeholdersnya. Oleh karena itu, manajemen berkewajiban memberikan informasi akurat tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Tetapi hal ini sering menjadi permasalahan inti terhadap hubungan antara manajer dengan pihak investor, pemberian informasi dan hak-hak yang kurang sesuai menjadi suatu permasalahan yang disebut masalah keagenan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Warsono dkk (2009) menyatakan hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan para investor (principal). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sihingga memicu biaya keagenan (agency cost). Corporate

4 governance sangat berkaitan dengan bagaimana membuat para investor yakin bahwa manajer tidak akan menggelapkan atau menginvestasikan kedalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan modal yang telah ditanamkan oleh investor. Perhatian dunia terhadap corporate governance (CG) mulai meningkat tajam sejak negara-negara di Asia dilanda krisis ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Asia Development Bank (ADB) menyimpulkan bahwa penyebab terjadinya krisis ekonomi di negara-negara Asia adalah: 1. Mekanisme pengawasan dewan komisaris (board of director) dan komite audit (audit committee) suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam melindungi pemegang saham. 2. Pengelolaan perusahaan yang belum professional sehingga penerapan konsep CG diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan pemegang saham. Corporate Governance (CG) merupakan mekanisme administrasi untuk meluruskan hubungan antara pemegang saham, komite audit, dewan komisaris dan kelompok yang berkepentingan (stakeholders). Upaya pengembangan CG ditujukan untuk mendorong optimalisasi alokasi atau penggunaan sumber daya perusahaan agar pertumbuhan dan kepemilikan perusahaan terjaga. Corporate Governance secara tradisional berfokus pada problem pemisahan kepemilikan dan control terhadap manajemen. Namun secara definitive CG merupakan system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang

5 saham (stakeholders value) serta mengalokasi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (Tangkilisan,2003). Penerapan corporate governance masih menjadi permasalahan yang penting dalam dunia perbankan. Semenjak krisis keuangan yang melanda Indonesia tahun 1997 telah menghancurkan berbagai sendi perekonomian salah satunya perbankan yang mengakibatkan krisis perbankan terparah dalam sejarah perbankan nasional yang menyebabkan kinerja perbankan nasional. Dalam seminar restrukturisasi perbankan di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja perbankan, antara lain semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan, yang menyebabkan bank harus menyediakan cadangan penghapusan hutang yang cukup besar sehingga mengakibatkan kemampuan bank memberikan kredit menjadi terbatas, dampak likuiditas yang menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana yang secara besar-besaran, semakin turunnya permodalan bank, banyak bank yang tidak mampu melunasi kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah, manajemen yang tidak professional (Dewayanto, 2008). Pemerintah Indonesia telah berusaha keras terkait kasus manipulasi laporan keuangan dengan terus melakukan perbaikan dan corporate governance yang lebih baik, karena masih banyak perusahaan di Indonesia yang belum menerapkan corporate governance dalam perusahaannya, dilakukan penelitian oleh Sulistyanto dan Nugraheni (dikutip oleh Fanny, 2010).

6 System Corporate Governance diperlukan dalam menciptakan produk atau jasa dalam mengalokasikan biaya kepada produk sehingga harga pokok produk dapat di tetapkan secara akurat dan dalam jumlah yang wajar. Para akuntan manajemen perlu mendapatkan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang setiap hubungan yang ada antara perusahaan dengan nasabah. Dalam jangka panjang pelaksanaan CG dapat meningkatkan kinerja atau nilai perusahaan karena meningkatkan kepercayaan investor dan menguntungkan pemegang saham (nilai saham dan dividen yang diterima meningkat) memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh ruturn atas investasi mereka. Menurut kajian yang diselenggarakan oleh Bank Dunia, lemahnya implementasi system tata kelola perusahaan atau yang biasa dikenal dengan istilah corporate governance merupakan salah satu penentu factor parahnya krisis yang terjadi di Asia Tenggara (The World Bank, 1998, dalam Oktapiyani, 2009). Kelemahan tersebut terlihat dari minimnya pelaporan kinerja keuangan, kurangnya pengawasan atas aktivitas manajemen oleh Dewan Komisaris dan Auditor, serta kurangnya intensif eksternal untuk mendorong terciptanya efisiensi di perusahaan melalui persaingan yang fair. Lemahnya penerapan corporate governance inilah yang menjadi pemicu utama terjadinya berbagai sekandal keuangan pada bisnis perusahaan. Banyak pihak yang mulai berpikir bahwa penerapan corporate governance menjadi suatu kebutuhan di dunia bisnis sebagai barometer akuntabilitas dari suatu

7 perusahaan. Penerapan corporate governance juga menjadi permasalahan yang penting dalam dunia perbankan. Perusahaan good corporate governance membutuhkan pihak atau kelompok untuk memonitor implementasi kebijakan direksi, oleh karena itu Dewan Komisaris merupakan bagian pokok dari mekanisme corporate governance. Dewan komisaris memegang peranan penting dalam mengarahkan strategi dan mengawasi jalannya perusahaan serta memastikan bahwa para manajer benar-benar meningkatkan kinerja perusahaan sebagai bagian dari pencapaian tujuan perusahaan. Dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas (Sam ani, 2008). Ukuran Dewan komisaris sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Semakin banyak personel yang menjadi Dewan Komisaris, dapat berakibat semakin buruknya kinerja yang dimiliki perusahaan (Yermack 1996, Einsberg, Sundgre, dan Wells 1998, dan Jensen, 1993). Penelitian terdahulu juga menyatakan bahwa ukuran Dewan Komisaris berpengaruh negative secara signifikan terhadap manajemen laba, semkin sedikit dewan komsaris maka semakin banyak tindak kecurangan karena sedikitnya dewan komisaris memungkinkan bagi organisasi tersebut (Yu, 2006), Chtourou, Berdard, dan Corteau (2001) dan Xie, Davidson, dan Dadalt (2003). Dampak Indepenensi dewan komisaris terhadap kinerja keuangan perusahaan masih menghasilkan beberapa kesimpulan. Penelitian yang dilakukan oleh Dulewitzc (dalam

8 Sam ani, 2008) menyatakan bahwa semakin banyak dewan komisaris independen memiliki hubungan positif dengan arus kas pada total aktiva dan perputaran penjualan. Sedangkan beberapa penelitian menyatakan berdampak negative terhadap kinerja perusahaan (Baysinger, Kosnik dan Turk, 1991). Berkaitan dengan ukuran dewan direksi, beberapa peneliti menemukan hasil yang berbeda. Dalton et al, (dalam Sam ani, 2008) menyatakan adanya hubungan positif antara ukuran dewan direksi dengan kinerja perusahaan. Sedangkan Einsber, dkk (1998) menyatakan bahwa ada hubungan yang negative antara ukuran dewan dengan kinerja perusahaan. Kepemilikan oleh Institusional juga dapat menurunkan agency cost, karena dengan adanya monitoring yang efektif oleh pihak institusional menyebabkan penggunaan utang menurun (Moh d, dkk, 1998 dalam Madiastuti dan Machfudz, 2003). Hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Faisal (2005) menyatakan bahwa hubungan antara kepemilikan institusional dengan biaya keagenan (agency cost) adalah negative, kepemilikan institusional belum efektif sebagai alat memonitor manajemen dalam meningkatkan nilai perusahaan. Agency theory (Jensen dan Meekling 1976) menggambarkan pihak manajemen sebagai agen lebih banyak tahu tentang perusahaan dan bisa memanfaatkan posisinya tersebut untuk keuntungan pihaknya. Hal ini akhirnya mendesak akan adanya suatu system pengawasan yang baik yang dikenal dengan CG (corporate governance), untuk memberi jaminan keamanan atas dana atau asset yang tertanam pada perusahaan tersebut sekaligus efisiensinya. CG akan bermanfaat untuk mempermudah memperoleh

9 modal, cost of capital jadi lebih rendah, dan berpengaruh baik pada harga saham, dengan demikian penerapan CG dimungkinkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan baik terhadap net profit margin (NPM) maupun return on assets (ROA) yang menjadi sinyal yang direspon para investor mempengaaruhi nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Retno dan Priantinah (2012) menunjukan bahwa 1) CG berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan variebel control SIZE dan Leverage pada perusahaan yang terdaftardi BEI periode 2007-2010. 2)pengungkapan CSR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel control SIZE, jenis industry, profitabilitas, dan leverage pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2010. 3) GCG dan pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2010. Berdasarakan uraian latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap pertumbuhan laba perusahaan (studi kasus perusahaan perbankan yang terdaftra di BEI periode (2009-2012). B. Rumusan Masalah Menurut Berge dan Ridder (1999) dalam penelitian sebelumnya, menghubungkan kinerja perusahaan dengan corporate governance tidak mudah dilakukan. Mekanisme corporate governance memiliki beberapa

10 indicator yang berupa dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, kepemilikan institusional. Banyak penelitian yang menguji keterkaitan antara corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Beberapa penelitian menunjukan tidak ada hubungan corporate governance terhadap kinerja keuangan. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Dily, et al. (1998), demikian juga yang dilakukan oleh Gompers dkk (2003) yang menemukan hubungan positif anatara indeks corporate governance dengan kinerja perusahaan jangka panjang. Berdasarkan hasil uraian penelitian terdahulu tersebut maka permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan? 2. Apakah ukuran dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan? 3. Apakah Dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan? 4. Apakah komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan? 5. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja keuangan.

11 2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan. 3. Untuk mengetahui pengaruh dewan direksi terhadap kinerja keuangan. 4. Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan. 5. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi peneliti, bahan penelitian dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya, dan menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang manajemen keuangan, khususnya tentang corporate governance diperusahaan perbankan. b. Bagi investor, hasil penelitian diharapkan mampu menjadi dasar pertimbangan dalam berinvestasi c. Bagi akademis diharapkan dapat memberi masukan terhadap isu tentang penerapan corporate governance (CG) yang mempengaruhi kinerja nkeuangan khusunya pada perusahaan perbankan. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan atau bahan pembanding bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis ataupun penelitian yang lebih luas.

12 2. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengetahuan tentang kinerja keuangan pada khusunya. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa jurusan ekonomi manajemen dan akuntansi untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pedoman pustaka untuk penelitian lebih lanjut. E. Sistematika Penulisan Skripsi Sisitematika penulisan ini dibagi menjadi 5 bagian dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan merupakan bagian yang menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah yang diambil, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II Tinjauan pustaka merupakan bagian yang menjelaskan landasan teori corporate governance dan pengaruhnya terhadap tingkat laba perusahaan, kajian-kajian penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis. BAB III Metode penelitian merupakan bagian yang menjelaskan bagaimana penelitian ini dilaksanakan secara operasional. Dalam bagian ini diuraikan mengenai definisi dan operasional variable, metode pengumpulan data, metode analisis, analisis regresi linear berganda serta pengujian hipotesis.

13 BAB IV Hasil dan pembahasan merupakan bagian yang menjelaskan deskripsi objek penelitian, analisis data dan pembahasan. BAB V Penutup merupakan bagian yang terahir. Bagian ini memuat kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran untuk rekomendasi penelitian berikutnya.