Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik

dokumen-dokumen yang mirip
KEBERHASILAN OKULASI VARIETAS JERUK MANIS PADA BERBAGAI PERBANDINGAN PUPUK KANDANG ABSTRAK

III.METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH UMUR BATANG BAWAH DAN KONDISI BATANG ATAS TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN GRAFTING JAMBU METE

HASIL DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN PENELITIAN. Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang. berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang 25 cm.

III. MATERI DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

KAJIAN KLONALISASI MANGGA PODANG URANG UMUR PRODUKTIF SECARA SAMBUNG PUCUK KLONALISASI STUDY OF PODANG URANG MANGO PRODUCTIVE AGE IN PUCUK CONNECT

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan digunakan 80%. Pada umur 1-2 MST dilakukan penyulaman pada benih-benih

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Penggunaan Benzil Amino Purin (BAP) pada Okulasi Jeruk Keprok (Citrus reticulata)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK

Repositori FMIPA UNISMA

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

HASIL. Tabel 2 Pengaruh media terhadap pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran pada sebelas aksesi jarak pagar

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang

KOMPATIBILITAS BATANG BAWAH NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPYLLUS LAMK) KULTIVAR BEKA-3 DAN TULO-5 TERHADAP BERBAGAI ENTRIS TERPILIH ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Lama Penyimpanan Entris terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Beberapa Varietas Avokad

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

Pertumbuhan Mata Tunas Jeruk Keprok (Citrus nobilis) Hasil Okulasi pada Berbagai Media Tanam dan Umur Batang Bawah Rough Lemon (C.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

PERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Posisi Sayatan dan Penyisipan Entris pada Batang Bawah terhadap Keberhasilan Penyambungan dan Kecepatan Pertumbuhan Benih Manggis

~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI INDOLE BUTYRIC ACID (IBA) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK PUCUK JAMBU AIR (Syzygium semarangense Burm. F.

EFEKTIVITAS KONSENTRASI GIBERELIN (GA3) PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG KOPI (Coffea canephora) DALAM MEDIA CAIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

III. METODE PENELITIAN

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

Transkripsi:

Biocelebes, Juni 2011, hlm. 22-30 ISSN: 1978-6417 Vol. 5 No. 1 Tingkat Keberhasilan Okulasi Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Abdul Hamid Noer 1) dan Yusran 2) 1,2) Fakultas Pertanian Universitas Tadulako E.mail: ABSTRACT Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan dosis pupuk organik granul terhadap keberhasilan okulasi pada tanaman jeruk telah dilaksanakan bulan Maret-Juli 2010. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah varietas jeruk yang terdiri dari 2 macam yaitu varietas Keprok So E dan varietas Keprok Tejakula. Faktor kedua adalah dosis pupuk organik granul yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: tanpa pupuk organik granul, pupuk organik granul 200 g, pupuk organik granul 400 g, dan pupuk organik granul 600 g, sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan yang diulang tiga kali dan total percobaan adalah 24 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Keprok So E memberikan waktu mencapai 50% tumbuh tunas yang lebih baik. Pupuk organik granul dosis 200 g memberikan waktu mencapai 50% tumbuh tunas, persentase okulasi jadi, persentase bibit mati, panjang tunas, jumlah daun pada tunas, dan diameter tunas yang lebih baik dibanding dengan dosis lainnya. Terdapat interaksi antara perlakuan varietas dan takaran pupuk organik granul terhadap panjang tunas, jumlah daun pada tunas, dan diameter tunas okulasi 12 MSO. Key words: Okulasi, Keprok So E, Keprok Tejakula,. PENDAHULUAN Jeruk merupakan satu jenis tanaman hortikultura yang buahnya dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Jeruk merupakan salah satu jenis buah yang banyak disukai masyarakat karena rasanya yang segar. Menurut beberapa peneliti di Amerika, cairan buah jeruk mengandung zat kimia yang disebut bioflavinoid yang penting untuk mencegah pendarahan pada pembuluh nadi, mencegah terjadinya kemunduran mental dan fisik, serta dapat mengurangi adanya luka memar (Sunaryono, 1981). Pengembangan tanaman jeruk ditentukan oleh ketersediaan bibit yang bermutu pada saat tanam yang tepat dan dengan harga terjangkau. Tanaman jeruk yang dibudidayakan secara komersial umumnya menggunakan bibit yang berasal dari penempelan atau okulasi. Selain mudah dalam pelaksanaan, persentase keberhasilan okulasi hidup juga relatif tinggi. Supriyanto (1990) menyatakan bahwa di Indonesia penempelan merupakan metode baru perbanyakan tanaman jeruk secara konvensional. 22

Teknik penyambungan tanaman adalah penggabungan batang atas dan batang bawah dari dua jenis tanaman yang berbeda. Batang atas diharapkan untuk perkembangan dan pertumbuhan cabang, tunas serta produksi buah yang tinggi dengan kulitas yang baik. Batang bawah diharapkan untuk perkembangan sistem perakarannya yang kokoh, dapat beradaptasi pada kondisi tanah yang kurang subur dan terhadap penyakit tanah. Tanaman hasil penyambungan tersebut diharapkan akan memiliki sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh batang atas dan batang bawah (Susanto dkk., 1999). Salah satu keberhasilan dalam okulasi adalah hubungan keserasian antara batang atas dan batang bawah sehingga proses penyambungan dan penempelan dapat menjalin persatuan yang normal dan mampu mendukung pertumbuhan batang atas (Hartman dan Kester, 1983). Selain itu kebutuhan hara dalam pertumbuhan bibit juga memegang peranan penting keberhasilan okulasi sehingga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Pupuk organik granul diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hara bibit tanaman jeruk. Penggunaan pupuk organi granul selain penyediaan hara juga berperan dalam perbaikan sifat fisik dan biologi tanah. Untuk itu penelitian ini dilaksanakan untuk melihat pengaruh varietas jeruk terhadap keberhasilan okulasi serta ingin mengetahui peranan pupuk organik terhadap pertumbuhan bibit jeruk. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2010, bertempat di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Mautong. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah varietas jeruk yang terdiri dari 2 macam yaitu K1= varietas Keprok So E, K2= varietas Keprok Tejakula. Faktor kedua adalah dosis pupuk organik granul yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: G1= tanpa pupuk organik granul, G2= pupuk organik granul 200 g, G3= pupuk organik granul 400 g, G4= pupuk organik granul 600 g. Dari rancangan tersebut diperoleh 2 x 4 = 8 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi diulang 3 kali sehingga terdapat 8 x 3 = 24 unit percobaan. Tiap unit digunakan 10 bibit sehingga diperlukan 24 x 10 = 240 bibit. Aplikasi pupuk disesuaikan dengan dosis perlakuan dan diberikan pada saat bibit telah dipindahkan dalam polibag yang bervolume 2 kg setelah satu bulan atau satu bulan sebelum dilakukan okulasi. Benih jeruk yang digunakan untuk batang bawah berasal dari jeruk jenis lokal (sapuan). Untuk penelitian ini di gunakan batang bawah yaitu 12 bulan. Persiapan batang bawah dilakukan melalui dua tahapan yaitu pendederan dan penanaman dibedengan. Entris yang akan digunakan dalam okulasi berasal dari tanaman jeruk manis varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula yang telah memenuhi beberapa kriteria sebagai pohon induk. Kriteria tersebut antara lain pohon induk harus bebas dari hama dan penyakit serta telah diketahui kualitas buah yang dihasilkan pada beberapa musim sebelumnya. Pada saat pengambilan entris jeruk Keprok So E dan Keprok Tejakula, biasanya entris yang berasal di bagian tengah dari cabang-cabang pohon induk. Selain bagian tengah batang, entris dapat diambil dari cabang-cabang yang tidak terlalu tua ataupun tidak terlalu muda di bagian lain dari pohon induk karena dikhawatirkan sel-sel pada cabang yang muda belum aktif sedangkan sel-sel pada 23

pada batang yang tua dikhawatirkan tidak aktif lagi membelah. Sehari sebelum okulasi, dilakukan penandaan letak penempelan entris pada batang bawah yaitu 10 cm dari permukaan tanah dengan menggunakan spidol. Selain itu, dilakukan pula pemangkasan daundaun yang berbeda disekitar daerah penempelan yang telah ditandai sebelumnya. Kedua hal ini bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan okulasi. Okulasi dilakukan setelah 8 minggu bibit beradaptasi dengan lingkungan barunya okulasi dilakukan pada pagi hari dengan tujuan untuk mengurangi penguapan dari tanaman yang diokulasi. Okulasi dilakukan dengan metode Forkert. Daerah pada batang bawah yang ingin diokulasi dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, batang diiris secara melintang sampai pada kayunya. Kemudian kulit batang tersebut dikelupas ke bawah kira-kira 2-3 cm. Kulit batang yang telah terkelupas tadi dipotong dan disisakan ¼ bagiannya. Kemudian entris diambil dari pohon induk dengan cara sayatan. Besarnya entris harus lebih kecil atau sama ukurannya dengan irisan yang telah dibuat tadi. Entris yang telah dipersiapkan sebelumnya disisipkan kebalik kulit batang bawah yang telah dikelupas. Lalu hasil okulasi tadi diikat dengan plastik dari bawah ke atas hingga seluruh entris tertutup. Hal ini ditujukan agar hasil tempelan tidak mudah diterobos oleh air hujan dan mencegah kebusukan. Penempelan dilakukan pada batang bawah dengan ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. Pada waktu hasil okulasi berumur 2-3 minggu, dilakukan pengamatan terhadap entris. Jika entris tersebut tetap berwarna hijau segar dan tetap melekat kuat pada batang bawah, maka ikatan dari okulasi tersebut dapat dibuka. Setelah itu, dilakukan looping (pembengkokan batang bawah ke arah yang berlawanan dengan letak penempelan entris, kemudian batang bawah diikatkan ke ajir untuk menjaga agar pohon tetap melengkung). Looping ini bertujuan agar unsur-unsur dan asimilat fotosintesis yang diperlukan pada daerah yang telah diokulasi tetap terpenuhi oleh batang bawah dan diharapkan pertumbuhan tunas lebih kuat karena adanya translokasi unsur-unsur dan asimilat fotosintesis tersebut. Setelah tunas tumbuh, dilakukan pemotongan 1 cm dari daerah okulasi dengan posisi miring terhadap bagian dari batang bawah yang sebelumnya telah dibengkokkan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan tunas hasil okulasi. Data yang diperoleh diproses serta dianalisis melalui komputer dengan menggunakan program Statistical Analysis System (SAS). Apabila dalam analisis ragam perlakuan menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. 24

HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu Mencapai 50% Tumbuh Tunas (hari) Tabel 1. Waktu Mencapai 50% Tumbuh Tunas (hari) Keprok So E Keprok Tejakula 28,67 27,33 29,33 30,00 29,33 27,33 30,33 31,33 Ratarata 29,00 b 27,33 c 29,83 ab 30,50 a Rata-rata 28,53 b 29,58 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada baris atau kolom yang sama, tidak berbeda pada DMRT 5%. Penelitian yang dilakukan pada penggunaan varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula pada berbagai dosis pupuk organik dapat memperlihatkan tingkat keberhasilan okulasi yang berbeda. Keberhasilan okulasi dapat disebabkan oleh pengaruh interaksi batang bawah dan batang atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Keprok So E menghasilkan hasil yang lebih baik dibanding kulitivar Keprok Tejakula dilihat dari waktu mencapai 50% tumbuh tunas yang lebih cepat dan panjang tunas umur 12 MSO. Hal tersebut diduga bahwa varietas Keprok So E yang digunakan sebagai entries lebih kompetibel dengan batang bawah sehingga pertautannya dapat tumbuh lebih baik. Harmann dkk, (1997) menyatakan bahwa keberhasilan penyambungan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain daya gabung, hubungan kekerabatan antara batang atas dengan batang bawah, spesies tanaman, cara penyambungan, suhu lingkungan, kadar air tanah dan tanaman, aktivitas pertumbuhan batang bawah, keterampilan pelaksana dan serangan hama, penyakit dan virus. Persentase Okulasi Jadi (%) Tabel 2. Persentase Okulasi Jadi (%) 6, 8, 10, dan 12 MSO Persentase Okulasi Jadi 6 MSO 8 MSO 10 MSO 12 MSO 88,33 a 70,00 b 88,33 a 70,00 b 88,33 a 70,00 b 88,33 a 70,00 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, masing-masing perlakuan tidak berbeda pada pada DMRT 5 %. 25

Pemberian pupuk organik granul sebanyak 200 gram memberikan persentase okulasi jadi yang lebih baik dibanding dosis lainnya. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk organik dengan dosis 200 g sudah optimal bagi pertumbuhan tanaman jeruk, sehingga kemampuan tanaman dalam melaksanakan aktivitas fisiologinya berjalan dengan baik termasuk pembelahan dan pembesaran sel, selanjutnya pembentukan organ akan memacu perpanjangan tunas, jumlah daun serta diameter batang. Persentase Bibit Mati (%) Tabel 3. Persentase Bibit Mati (%) 12 MSO Rata-rata 11,67 bc 8,33 c 16,67 b 22,85 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, masing-masing perlakuan tidak berbeda pada pada DMRT 5%. Tingkat keberhasilan okulasi memerlukan asupan hara yang cukup sehingga lebih mudah bertaut. Jumlah kebutuhan unsur hara dikaitkan dengan kebutuhan tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Jika unsur hara kurang tersedia, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Akan tetapi pada konsentrasi yang terlalu tinggi, unsur hara esensial dapat juga menyebabkan keracunan bagi tumbuhan (Lakitan, 2007). Hasil penelitian pada pemberian pupuk organik dengan dosis 400 g dan 600 g belum menyebabkan keracunan pada tanaman jeruk, akan tetapi menghasilkan tingkat persentase bibit mati yang lebih tinggi dibanding penggunaan pupuk organik 200 g. Panjang Tunas (cm) Tabel 4. Panjang Tunas (cm) 6, 8, dan 10 MSO 6 MSO 8 MSO 10 MSO 13,17 b 15,33 a 11,83 b 8,83 c 32,83 b 36,33 a 31,17 b 27,33 c 37,00 b 42,50 a 36,50 bc 34,67 c Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, masing-masing perlakuan tidak berbeda pada pada DMRT 5% 26

Tabel 5. Panjang Tunas (cm)12 MSO Keprok So E r 41,33 b p 48,67 a pq 42,33 a s 40,67 a Keprok Tejakula r42,33 a s45,67 b rs40,33 b s40,00 a Rata-rata 41,83 47,17 41,33 40,33 Rata-rata 43,25 42,08 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada baris (a,b) atau kolom (p,q yang sama, tidak berbeda pada DMRT 5%. Pertumbuhan tunas dapat terjadi setelah pertautan antara entries dan batang bawah. Pertautan terjadi akibat kompatibilitas yang cukup erat sehingga berlangsung pertumbuhan selanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik granul 200 g menghasilkan panjang tunas yang lebih tinggi dibanding penggunaan dosis lainnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemberian dengan dosis 200 g dapat merangsang pertumbuhan tunas jauh lebih tinggi disebabkan ketersediaan nutrisi yang telah mencukupi. Menurut Hartmann and Kester (1983), cadangan makanan akan diubah menjadi energi yang diperlukan oleh jaringan tanaman untuk proses penyembuhan luka yang diakibatkan oleh okulasi. Keberhasilan penyambungan pada tanaman banyak ditentukan oleh kondisi batang bawah yang digunakan dan keadaan entris serta teknik penyambungan. Jawal et al., (1988 a ) menyatakan bahwa kondisi batang bawah yang digunakan harus mengandung cadangan makanan dan hormon yang seimbang dengan entris untuk mempercepat proses pertautan. Jumlah Daun pada Tunas (helai) Tabel 6. Jumlah Daun pada Tunas (helai) 6, 8, dan 10 MSO 6 MSO 8 MSO 10 MSO 9,33 b 11,17 a 8,17 c 6,83 d 18,67 b 21,83 a 18,33 b 16,83 c 24,00 b 26,50 a 24,00 b 22,83 c Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, masing-masing perlakuan tidak berbeda pada pada DMRT 5%. 27

Tabel 7. Jumlah Daun pada Tunas (helai) 12 MSO Keprok Keprok So E Tejakula r26,33 a p30,67 a qr28,67 a qr26,67 a q26,33 a p29,67 b q26,00 b q26,67 a 26,33 30,17 27,33 26,50 Rata-rata 28,08 27,08 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada baris (a,b) atau kolom (p,q) yang sama, tidak berbeda pada DMRT 5%. Pertumbuhan tunas di ikuti oleh pertumbuhan daun pada tunas, sehingga jumlah daun pada tunas semakin banyak mengikuti pertumbuhan tunas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik granul 200 g menghasilkan panjang tunas yang lebih tinggi sehingga diikuti oleh pertumbuhan jumlah daun pada tunas yang lebih banyak dibanding pemberian pupuk pada dosis lainnya. Interaksi juga terjadi pada umur 12 MSO dimana varietas So E pada penggunaan pupuk organik 200 g menghasilkan jumlah daun pada tunas yang lebih banyak dan menghasilkan jumlah daun yang lebih sedikit pada penggunaan dosis lainnya. Penggunaan varietas So E juga memberikan hasil yang signifikan pada jumlah daun pada tunas dibanding varietas Tejakula. Hal tersebut menunjukkan bahwa varietas So E memiliki kompatibilitas yang lebih tinggi sehingga tingkat keberhasilan okulasi lebih tinggi pula. Diameter Tunas Okulasi (cm) Tabel 8. Diameter Tunas Okulasi (cm) 6 dan10 MSO 6 MSO 10 MSO r r r 1,02 a 1,12 a 0,82 b 0,80 b 1,98 b 2,32 a 2,02 b 1,92 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, masing-masing perlakuan tidak berbeda pada pada DMRT 5%. 28

Diameter tunas okulasi merupakan salah satu komponen pertumbuhan tanaman. Pertambahan panjang tunas sebagai akibat dari proses pertumbuhan tanaman diikuti pula dengan bertambahnya ukuran diameter tunas. Secara umum penggunaan pupuk organik granul 200 g mengalami peningkatan yang cukup besar setiap pengamatannya. Keberhasilan okulasi dan diameter tunas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti entris yang digunakan, aktivitas kambium batang bawah serta kandungan hormon dari batang bawah. Penggunaan entris yang tidak bertangkai dapat meningkatkan keberhasilan okulasi serta diameter tunas (Jawal et al., 1988 b ). Hatta dkk (1993) menambahkan bahwa pembelahan sel pada bibit yang diokulasi dengan metode forkert berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan metode okulasi lainnya sehingga diameter batang bibit lebih besar. Tabel 9. Diameter Tunas Okulasi (cm) 8 MSO Keprok So E q1,533 b p1,767 b p1,700 a q1,533 a Keprok Tejakula q1,733 a p2,000 a r1,433 b s1,367 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada baris (a,b) atau kolom (p,q) yang sama, tidak berbeda pada DMRT 5%. Tabel 10. Diameter Tunas Okulasi (cm) 12 MSO Keprok So E Keprok Tejakula r2,167 a q2,200 a p2,400 b p2,467 a q2,266 a r2,133 b s2,133 a r2,133 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada baris (a,b) atau kolom (p,q) yang sama, tidak berbeda pada DMRT 5%. 29

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Keprok So E memberikan waktu mencapai 50% tumbuh tunas yang lebih baik. 2. Pupuk organik granul dosis 200 g memberikan waktu mencapai 50% tumbuh tunas, persentase okulasi jadi, persentase bibit mati, panjang tunas, jumlah daun pada tunas, dan diameter tunas yang lebih baik dibanding dengan dosis lainnya. 3. Terdapat interaksi antara perlakuan varietas dan takaran pupuk organik granul terhadap panjang tunas, jumlah daun pada tunas, dan diameter tunas okulasi 12 MSO. DAFTAR PUSTAKA Hartmann, H.T dan D.E Kester, 1983. Plant Propagation Principles and Practices Fourth Edition. Prentice-Hall of India Privace Limited. New Delhi. (Garcinia mangostana). Penel Hort Vol 3 (2). ---------------, 1988 b. Pengaruh Mata Tempel Bertangkai dan Tidak Bertangkai pada Okulasi Hijau Tanaman Durian Otong, Kane, dan Sunan. Penel Hort Vol 3 (3). Lakitan, B., 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Sunaryono, H, 1981. Pengenalan Jenis Tanaman Buah-buahan. Universitas Terbuka, Jakarta. 233p Susanto, S., A. Rahayu, dan B. S. Purwoko, 1999. Penampilan Pertumbuhan Batang Atas Jeruk Besar Cikoneng dan Nambangan pada Empat Jenis Batang Bawah. Comm.Ag. 5(1):31-37. Supriyanto, A., 1990. Pengelolaan Pembibitan Jeruk Bebas Penyakit dalam Kantong Plastik. Sub Balai Penelitian Hortikultura Tlekung. 15p. --------------, D.E. Kester and F.T Davies Jr, 1997. Plant Propagation Sixth Edition. Prentice-Hall Inc. Engleward, div. New York, 727p. Hatta, M., Sabir, dan L. Hutagalung, 1993. Pengaruh Cara Okulasi dan Stadia Umur Entris Terhadap Keberhasilan Okulasi Sirsak. Jurnal Hortikultura 3 (2): 1-3. Jawal, M, I. Sutarto, dan H. Sularjono, 1988 a. Pengaruh Panjang Entris dan Model Sambungan pada Bagian Batang Bawah Muda dan Setengah Tua Tanaman Manggis 30