BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan etniknya. Penanda etnik di

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

KONSEP HIDUP DAN MATI DALAM LEKSIKON KHAUL BUYUT TAMBI (KAJIAN ETNOLONGUISTIK DI INDRAMAYU)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MITOS DI GUNUNG SLAMET DI DUSUN BAMBANGAN, DESA KUTABAWA, KECAMATAN KARANG REJA, KABUPATEN PURBALINGGA. SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Membicarakan mantra dalam ranah linguistik antopologi tidak akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurshopia Agustina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aprilia Marantika Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai Upacara Tingkapan karena

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

5.1. KESIMPULAN FAKTUAL

Oleh: Rivzal Putra Sakti Mahasiswa Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Nurul Huda, 2013

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

II. Tinjauan Pustaka. masyarakat (Johanes Mardimin, 1994:12). Menurut Soerjono Soekanto, tradisi

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dan doa-doa, manuk mira, dan boras pirma tondi oleh amang, inang,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaenudin, 2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III TRADISI TINGKEPAN PARI DI DESA PANDAN. tidak dapat dengan detail mengetahui semua fenomena-fenomena alam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. akan berkembang. Sebaliknya, jika suatu bahasa yang sedikit dipakai oleh penutur dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya diperoleh dari orang tuanya. Nama tersebut merupakan pertanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyebab banyaknya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tradisional berbeda-beda. Makanan tradisional sendiri merupakan sebuah

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jovi Nuriana Putra, 2015 Pewarisan Nilai Adat Pikukuh Tilu dalam Kepercayaan Sunda Wiwitan

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Novi Pamelasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. media bagi bangsa Indonesia untuk mempelajari kejayaan masa lalu. Hal ini menjadi

PROSESI ADAT MITONI DI TINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN MORAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan warisan nenek moyang yang mengandung nilainilai kearifan lokal. Usaha masyarakat untuk menjaga kebudayaan melalui pendidikan formal maupun nonformal telah menjadi sarana untuk pewarisan kepada generasi penerus. Hal tersebut dilakukan agar kebudayaan tetap hidup dan berkembang. Kebudayaan merupakan ciri atau identitas suatu bangsa. Indonesia merupakan suatu bangsa yang hidup di negara kepulauan yang mempunyai beratus-ratus suku atau etnik yang di dalamnya terkandung beribu-ribu kebudayaan dan bahasa yang beragam. Kebudayaan akan mati ketika proses pewarisan budaya tidak diteruskan lagi. Kebudayaan dan bahasa sangat erat hubungannya karena dengan bahasa budaya dapat dilestarikan. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia bahkan perekam sejarah adalah bukti peran penting bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sibarani (2004: 46) yang menyebutkan bahwa bahasa adalah bagian dari kebudayaan yang erat hubungannya dengan berpikir. Dengan demikian, masyarakat dengan budayanya memiliki cara berpikir tertentu yang diekspresikan dalam bahasanya. Bahasa adalah alat intelektual yang paling fleksibel dan paling berkekuatan yang dikembangkan manusia. Salah satu fungsinya adalah kemampuan merefleksikan dunia dan dirinya sendiri. Bahasa juga dapat mendeskripsikan budaya masyarakat pemakai bahasa itu, dan melalui bahasanya kita dapat memahami budaya pemakai bahasa itu yang di dalamnya tercakup juga cara berpikir masyarakatnya. Salah satu warisan kebudayaan yang kini masih dilestarikan adalah upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. Kebudayaan tersebut masih dapat lestari

2 karena ada peran bahasa sebagai media perekam kebudayaan. Kebudayaan upacara daur hidup manusia di Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu, memiliki ciri khas dengan masyarakat yang berkomunikasi dengan bahasa Jawa dialek Indramayu. Upacara daur hidup manusia tidak hanya dilakukan oleh etnik Jawa, tetapi juga dilakukan oleh etnik yang lain. Namun, perbedaan bahasa antaretnik membagi jangkauan dalam cara pandang yang berbeda. Berdasarkan pandangan orang Jawa, peralihan dari satu fase hidup ke fase hidup yang lain merupakan saat yang penuh bahaya, baik nyata maupun gaib. Untuk menolak atau mengusir bahaya gaib yang mengancam kehidupan individu dan lingkungannya itu, diselenggarakanlah upacara atau slametan. Slametan adalah suatu upacara makan bersama untuk menikmati makanan yang telah diberi doa sebelum dibagi-bagikan. Slametan itu tidak terpisahkan dari pandangan alam pikiran partisipasi orang Jawa yang erat hubungannya dengan kepercayaan kepada unsurunsur kekuatan sakti maupun makhluk-makhluk halus sebab hampir semua slametan ditujukan untuk memperoleh keselamatan hidup dengan tidak ada gangguan-gangguan apapun (Koentjaraningrat, 1993: 347). Menurut Kontjaraningrat (2004), penyelenggaraan upacara pada tiap peralihan tingkat hidup ini disebabkan oleh kesadaran bahwa tiap tingkatan hidup membawa si individu ke dalam suatu tingkat dan lingkungan sosial yang baru dan lebih luas. Upacara-upacara yang merayakan peralihan tingkat hidup manusia dimaksud antara lain adalah upacara patang wulan/ngupat empat bulanan, pitung wulan/memitu tujuh bulanan, slametan lenga upacara agar memudahkan proses persalinan, coplok/puputan akikah, nyukur cukur, dan napakena turuntanah. Beberapa leksikon yang telah disebutkan merupakan sebagian dari banyaknya leksikon dalam fase kehamilan dan fase bayi. Contoh leksikon sesajen kupat (besuke ngrawati beras pari), tantang angin (ririwa ditantang), gedang (rejekie tuntuntundunan), panggangan ayam (besuke luruh sandang pangan taltol), kendi duwure endog menteh (pikirane adem), tumpeng (gunung rejekine

3 sira rangkulana), dan lawe (nglindungi sing makhluk goib). Leksikon kupat mempunyai makna leksikal, yaitu makanan yang terbuat dari beras dengan dibungkus daun pisang atau daun kelapa, sedangkan makna simboliknya adalah besuke ngrawati beras pari (hari esok menyimpan beras dan padi). Makna simbolik diciptakan oleh pandangan hidup masyarakatnya bahwa setiap sesajen tersebut mengandung makna atau simbol lain yang diyakini mereka. Maksud dari hari esok menyimpan beras dan padi adalah semoga bayi yang baru lahir ini hari esok selalu diberi rezeki tanpa kekurangan. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan dengan alam semesta. Barang siapa hidup selaras dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat, dan juga selaras dengan Tuhan Yang Maha Esa, maka ia akan mengalami ketenangan batin. Berkaitan dengan penelitian ini konteks beras dan padi mencerminkan adanya hubungan keselarasan antara manusia dengan Tuhan karena adanya kepercayaan agar selalu diberikan rezeki oleh Tuhannya. Selain itu, terdapat nilai kearifan lokal yaitu adanya harapan dan doa yang positif sehingga memberikan nilai rasa kebahagiaan. Dari leksikon-leksikon tersebut terbukti bahwa lewat bahasalah budaya dapat diwariskan kepada generasi penurus. Namun, pada realitanya nilai-nilai kearifan lokal tersebut terancam hilang karena pengaruh budaya modern. Selain itu, tidak semua masyarakat Rambatan Wetan secara ekonomi mampu mengadakan upacara atau slametan. Dengan demikian, penelitian ini penting dilakukan sebagai salah satu upaya pewarisan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda Rambatan Wetan yang mulai mengenal dunia global. Dalam upacara-upacara daur hidup manusia ini tidak hanya terdapat konsep hidup, tetapi juga ada fungsi sosial. Kerja sama dalam pelaksanaan upacara lebih bersifat moral ketimbang kontraktual. Artinya, praktik saling membantu dalam pelaksanaan upacara tidak berlandaskan pada aturan hukum tertulis. Ketika seseorang melaksanakan upacara maka kerabat, tetangga, dan

4 teman-temannya akan terlibat. Keterlibatan itu mereka lakukan dengan harapan akan mendapat perlakuan yang sama saat dibutuhkan, atau karena mereka pernah mendapatkan bantuan serupa. Dengan demikian, upacara juga memungkinkan terciptanya kerukunan dan gotong royong (social order) yang terpelihara. Penelitian dalam upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu akan dikaji dengan pisau analisis etnolinguistik. Namun, penelitian ini terfokus pada upacaraupacara pada fase kehamilan dan fase bayi saja. Fase-fase tersebut merupakan fase yang dipandang penting karena fase awal memulai kehidupan seorang individu yang mempunyai banyak harapan keselamatan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup. Dalam upacara-upacara fase kehamilan dan fase bayi terdapat kekayaan leksikon yang dikategorikan seperti leksikon peralatan, makanan, kostum, kegiatan, sesajen, dan pelaku yang terlibat. Kemudian peneliti akan mengklasifikasikan dan mendeskripsikan makna yang terkandung sehingga akan menjadi pengetahuan bagi generasi penerus. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat mengungkap nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. B. Masalah Pada bagian ini, akan diuraikan masalah yang menjadi fokus penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah. 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah pada penelitian ini meliputi hal-hal berikut. 1) Pengetahuan dan pendidikan mengubah pandangan masyarakat Rambatan Wetan Indramayu menjadi modern.

5 2) Masyarakat RambatanWetan Indramayu secara ekonomi tidak semua mampu mengadakan upacara tersebut. 3) Masyarakat Rambatan Wetan Indramayu sekarang kurang mengetahui unsurunsur perlengkapan dalam upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi. 4) Fungsi sosial dalam upacara daur hidup manusia terancam hilang sehingga memungkinkan kerukunan dan gotong royong tidak terpelihara. 5) Jika tidak dilakukan penelitian terhadap leksikon-leksikon dalam upacara daur hidup manusia, ilmu pengetahuan lokal yang terdapat dalam leksikon tersebut terancam hilang. 2. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1) Leksikon yang menjadi data dalam penelitian ini dibatasi hanya di dalam upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. 2) Fokus analisis penelitian ini adalah leksikon peralatan, makanan, pakaian, sesajen, dan pelaku yang terlibat. 3) Fungsi dan nilai-nilai kearifan lokal dalam penelitian ini disimpulkan dari keberadaan leksikon dengan makna yang terkandung dalam konteks sosialbudaya dalam masyarakat Rambatan Wetan, KabupatenIndramayu. 3. Rumusan Masalah Pada penelitian ini, dirumuskan masalah-masalah yang nantinya akan dianalisis pada bab pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana klasifikasi bentuk lingual leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu?

6 2) Bagaimana klasifikasi kultural dan deskripsi leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu? 3) Bagaimana makna simbolik yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi bagi masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu? 4) Bagaimana nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut: 1) klasifikasi bentuk lingual leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu? 2) klasifikasi kultural dan deskripsi leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu? 3) makna simbolik yang terkandungdalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi, bagi masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu; 4) nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu (1) manfaat teoretis dan (2) manfaat praktis. Dua manfaat tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

7 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini bisa menambah khazanah pustaka penelitian linguistik secara umum dan etnolinguistik secara khusus. Penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan dalam memahami konsep hubungan antara bahasa dan budaya. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengetahuan kajian etnolinguistik khususnya pada konsep hidup masyarakat Rambatan Wetan pada leksikon upacara daur hidup manusia di Indramayu. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini bisa membantu dalam memahami bagaimana cara masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu memandang dunianya dan memahami nilai-nilai budaya yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi yang selanjutnya dilestarikan sebagai cara pemertahanan budaya masyarakat Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. E. Struktur Organisasi Skripsi Dalam Struktur organisasi ini akan dideskripsikan gambaran umum dalam penyusunan skripsi dari bab I sampai V. Adapun rincian penulisan dimulai dari bab I yang didalamnya berisi latar belakang, masalah (identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah), tujuan penelitian, manfaat penelitian (manfaat teoretis dan manfaat praktis), dan struktur organisasi skripsi. Dalam bab II berisi penelitian terdahulu, etnolinguistik, dan sekilas tentang Desa Rambatan Wetan dan Upacara Daur Hidup Manusia. Dalam bab III berisi metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, sumber data, definisi operasioanal, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Dalam bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan hasil observasi dan pengolahan data dalam bentuk leksikon pada upacara daur hidup

8 manusia di Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. Selanjutnya yang terakhir, bab V berisi kesimpulan dan saran.