Oleh: Rivzal Putra Sakti Mahasiswa Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Rivzal Putra Sakti Mahasiswa Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako"

Transkripsi

1 STUDI TENTANG TATA CARA MASYARAKAT TO KAILI RAI DALAM MEMPERTAHANKAN BUDAYA DAN ADAT MELALUI UPACARA NOGUNTI VO DI KELURAHAN BAIYA KECAMATAN PALU UTARA DITINJAU DARI NILAI-NILAI PANCASILA Oleh: Rivzal Putra Sakti Mahasiswa Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu; 1) Mendeskripsikan makna simbol-simbol dan nilai- nilai yang terkandung dalam upacara Nogunti Vo pada masyarakat to Kaili Rai di Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara, ditinjau dari nilai-nilai Pancasila, dan 2) Mendeskripsikan upaya masyarakat to Kaili Rai di Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara dalam mempertahankan adat atau budaya upacara Nogunti Vo. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian, menunjukkan: 1) Simbol simbol yang digunakan pada upacara Nogunti Vo yang dilakukan oleh masyarakat to Kaili Rai Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara yaitu; Kelapa, pakaian warna kuning, gunting, telur, beras kuning, beras putih, daun siranindi, lilin, pinang dan sirih, serta Al-Quran dan 2) Nilai-nilai Pancasila pada upacara Nogunti Vo yaitu; a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan nilai keimanan, ketaqwaan dan keselarasan; b) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mencerminkan nilai Keselarasan dan Keberadaban; c) Sila Persatuan Indonesia mencerminkan nilai Kebersamaan dan nilai persatuan dan kesatuan; d) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mencerminkan nilai kedamaian, musyawarah untuk mencapai mufakat, dan kebijaksanaan; dan e) Sila Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia mencerminkan nilai keadilan dan kesejahteraan. Selanjutnya, upaya yang untuk mempertahankan dan melestarikan adat atau budaya yaitu melaksanaan upacara adat Nogunti Vo secara turun temurun sesuai tata cara, kaidah pelaksanaan dan persyaratan simbol-simbol yang digunakan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu upacara adat Nogunti Vo merupakan ucapan selamat kedua, pemberian nama melalui pengurbanan hewan, dan ungkapan rasa syukur atas karunia Allah SWT yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Kata kunci: Masyarakat Kaili, Upacara No Gunti Vo, Nilai-nilai Pancasila Pendahuluan Kebudayaan sebagai warisan menurut penulis, merupakan keharusan sistem yang telah di kembangkan oleh para leluhur selama berabad-abad yang lalu, yang di dalamnya mengandung banyak ilmu pengetahuan yang perlu diresapi dan dilestarikan serta dijadikan acuan dalam merancang suatu bentuk kerangka kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik yang bernorma. Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 1

2 Sebagai bangsa yang memiliki warisan budaya yang timbul dan berkembang dalam ratusan suku bangsa dengan ciri khas tersendiri, maka sewajarnyalah jika sebagai bangsa Indonesia selalu berusaha menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur dari budaya segenap suku bangsa tersebut, sebagai bagian yang sangat penting dari kebudayaan nasional. Selain menjalankan salah satu dari syariat agama, nogunti Vo adalah salah satu unsur budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya dan sampai saat ini masih eksis dilakukan. Semua aspek budaya suku Kaili di dikaji lebih dalam dan dilestarikan berdasarkan nilainilai pancasila yang harus di lestarikan, sebagai upaya pelestarian dan pengembangan. Adat atau budaya daerah merupakan aset kebudayaan nasional yang tidak lepas dari peranan masyarakat sebagai pendukung kebudayaan tersebut. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat mempunyai arti penting dalam kelestarian kebudayaan suatu daerah. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo (gunting rambut) oleh masyarakat to Kaili di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara. Upacara adat Nogunti Vo (gunting rambut) adalah salah satu budaya atau tata cara/adat istiadat yang diwariskan oleh para leluhur yang dianggap salah satu tradisi yang patut dilestarikan karena dianggap sebagai kewajiban bagi orang tua yang mempunyai anak (bayi), yang dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu dan berdasarkan syariat agama Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas mendorong peneliti untuk mengkaji salah satu aspek yaitu berkaitan dengan tata cara masyarakat to Kaili Rai Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara dalam mempertahankan budaya dan adat di ditinjau dari nilai-nilai Pancasila dengan melakukan penelitian yang berjudul Studi Tentang Tata Cara Masyarakat to Kaili Rai dalam Mempertahankan Budaya dan Adat melalui Upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara ditinjau dari Nilai-Nilai Pancasila. Metode Penelitian Berdasarkan pada masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang menggambarkan masalah-masalah yang berhubungan dengan kajian penelitian ini dengan memberi penjelasan yang lengkap tantang tata cara masyarakat to Kaili dalam mempertahankan budaya dan adat di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara ditinjau dari nilai-nilai Pancasia. Jenis penelitian yang digunakan adalah Interaktif dan Partisipatoris yang melibatkan beberapa sumber informasi, termasuk tokoh adat dan masyarakat di Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara. Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 2

3 Analisis data dilakukan selama dan setelah penelitian karena penelitian ini adalah kualitatif. Data yang terkumpul akan dianalisis melalui tiga tahap, yaitu: reduksi, penyajian, kemudian penyimpulan data dan diinterpresentasikan. Ketiga tahapan analisis data tersebut, oleh I.G.A.K. Wardani, dkk. (2006:2.31). Hasil Penelitian Gambaran Umum Pemerintahan Tanah Kaili Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam rangkah studi tentang tata cara masyarakat To Kaili Rai dalam mempertahankan budaya dan adat melalui upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara ditinjau dari nilai Pancasila. Selanjutnya Nur Djarudin Abdullah (1976:10 ) menyatakan bahwa Nogunti Vo merupakan upacara adat kedua bagi seorang bayi. Dalam upacara adat ini, sekaligus dilakukan pemberian nama kepada Bayi melalui pemotongan kambing yang disebut Aqiqah. Segala persiapan dilakukan sebagaimana mestinya. Berdasarkan tata cara pelaksanaan upacara No Gunti Vo tersebut, maka berikut di paparkan hasil penelitian berdasarkan hasil observasi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam upacara adat No Gunti Vo. a. Hasil Observasi Upacara Adat Nogunti Vo Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo, nilai-nilai Pancasila tercermin dari segala aktivitas yang berlangsung. Nilai-nilai yang dimaksud seperti sebelas nilai yang dipaparkan oleh Amiruddin Umar Said (2009:10) yaitu nilai kedamaian, keimanan, ketakwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan, kebeberdaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, kebijaksanaan dan kesejahteraan. Nilai-nilai tersebut merupakan cerminan nilai-nilai Pancasila yaitu: 1) Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa Nilai-nilai yang merupakan cerminan dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu: Nilai Keimanan. Pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo melibatkan unsur-unsur keagamaan atau adanya pembacaan ayat-ayat suci Al- Quran dan pembacaan do a. 2. Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Nilai- nilai yang merupakan cerminan dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yaitu: Keselarasan merupakan keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 3

4 ketaatan, karena setiap mahkluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan porposional, sehingga timbul suasana harmoni, tentram, dan damai. 3. Sila Ketiga Persatuan Indonesia Nilai- nilai yang merupakan cerminan dari sila Persatuan Indonesia yaitu: Kebersamaan. Kerja sama dan gotong royong dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo meruapakan hal yang paling penting agar upacara adat dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan serta syarat yang ditetapkan dan Persatuan dan kesatuan. Pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo dilakukan bagi agama Islam merupakan sunnah Rasul yang wajib dilakukan. 4. Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Nilai yang merupakan cerminan dari sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan yaitu: kedamaian. Dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo tidak terdapat konflik atau kekerasan. Sikap sosial yang dilaksanakan secara selaras, serasi dan seimbang menimbulkan keteraturan, ketertiban, dan ketentraman. Semua unsur yang terlibat memiliki pengendalian diri yang tinggi tidak ada perebutan kepentingan. Musyawarah untuk mencapai mufakat, Setiap keputusan yang diambil merupakan menggambarkan hasil olah pikir dan olah rasa yang bersumber dari hati nurani dan bersendi pada kebenaran, keadilan dan keutamaan dan memberi ketentraman. 5. Sila Kelima Keadilan Sosial basi seluruh Rakyat Indonesia Nilai yang merupakan cerminan dari sila Keadilan Sosial basi seluruh Rakyat Indonesia yaitu: Keadilan. Dalam upacara adat Nogunti Vo, nilai-nilai keadilan tercermin dalam suatu sikap yang tidak membeda-bedakan. Semua kalangan masyarakat yang melaksanakan upacara adat Nogunti Vo mendapat perlakuan yang sama dan menerima sikap sosial yang sama dari setiap unsur dalam masyarakat. Keadilan merupakan hal yang paling utama dalam upacara adat Nogunti Vo. Hasil Wawancara Wawancara dilakukan terhadap dua belas informan yang sudah ditetapkan. Wawancara dilakukan untuk memperoleh penjelasan pembanding dengan temuan peneliti berdasarkan hasil observasi, memperkuat validitas hasil observasi. Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 4

5 1. Simbol-simbol dalam upacara Nogunti Vo tersebut yaitu: Kelapa,Pakaian adat warna kuning, Gunting, Telur, Beras Kuning, Beras Putih, Daun Siranindi, Lilin, Pinang dan Sirih, Al- Quran. 2. Masyarakat to Kaili Rai melaksanakan upacara adat Nogunti Vo selain sebagai budaya yang dilakukan secara turun temurun warisan leluhur atau nenek moyang juga dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur orang tua dikaruniai seorang anak baik laki-laki maupun perempuan. 3. Masyarakat Kaili Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara mengganggap upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya. Alasan yang mendasari pernyataan tersebut menurut salah satu informan, bahwa upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya karena jika tidak dilestarikan maka akan berdampak lunturnya nilai-nilai atau adat-istiadat. 4. Apakah upacara adat Nogunti Vo dilakukan oleh masyarakat to kaili Rai tanpa kecuali? pertanyaan tersebut mempunyai perolehan jawaban yang yang sama, yang menyatakan ya memberikan alasan bahwa adat tersebut harus dilaksanakan tanpa terkecuali, karena apabila tidak dilaksanakan berarti tidak melaksanakan salah satu syariat agama dan tidak menghargai dan ikut melestarikan budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang kita. 5. Apakah orang akan menderita beban mental apabila tidak melaksanakan Nogunti Vo? Alasan informan menjawab ya karena jika tidak dilakukan orang tua akan terus menerus merasa tidak menyelesaikan kewajibannya sebagai orang tua. 6. Apakah semua syarat harus dipenuhi ketika melakukan upacara adat Nogunti Vo? yang menjawab ya memberikan alasan bahwa jika tidak memenuhi semua persyaratan menurut adat istiadat setempat, pelaksanaan upacara tidak tidak dapat dilaksanakan. 7. Apakah upacara adat Nogunti Vo memberikan dampak yang tidak baik jika tidak dilakukan sesuai dengan tata cara pelaksanaannya, tidak memenuhi semua persyaratan yang ditentukan, atau tidak dilaksanakan sama sekali. Jawaban ya disertai alasan alasan yaitu dampak yang tidak baik jika dilakukan upacara tidak sesuai dengan tata cara pelaksanaannya yaitu memungkinkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. 8. Apakah semua masyarakat To Kaili Rai melakukan upacara adat Nogunti Vo? ya informan memberikan alasan bahwa jika tidak melakukan adat istiadat setempat maka masyarakat memiliki filterisasi sehingga tidak mudah terpengaruh dan salah menafsirkan perkembangan Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 5

6 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sehingga dapat terkontaminasi dengan budaya luar sebagai salah satu dampak globalisasi. 9. Apakah masyarakat To Kaili Rai merasakan manfaat upacara adat Nogunti Vo? Semua informan memberikan jawaban ya. Pernyataan tersebut disertai alasan bahwa suatu upacara adat adalah kewajiban yang harus dilakukan untuk melestarikan budaya yang diwariskan nenek moyang atau para leluhur. 10. Apakah ada upaya lain yang dilakukan masyarakat To Kaili Rai ditinjau dari nilai-nilai pancasila selain melestarikan upacara adat Nogunti Vo? Semua informan menjawab Ya. Alasannya sama, Sebelum pada tahapan Nogunti Vo, dilakukan upacara ketika bayi dalam kandungan Nilama/Nolengga, setelah lahir; Nikama, Nisawiraka, dan Patampuluh, dan berikutnya barulah Nogunti Vo. 11. Apakah ada sanksi dari ketua adat jika ada masyarakat To Kaili Rai yang tidak melakukan upacara adat Nogunti Vo? Semua instrumen menjawab ya, dengan alasan yang sama bahwa jika tidak melaksanakan upacara adat Nogunti Vo, maka akan diberi teguran dan merasa dikucilkan dalam lingkungan masyarakat setempat. I. PEMBAHASAN Penelitian melalui observasi dan wawancara dilakukan oleh peneliti sebagai untuk menetapkan sumber informasi tentang tata cara masyarakat to Kaili Rai dalam mempertahankan budaya dan adat melalui upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara ditinjau dari Nilai-nilai Pancasila. Sebagaimana hasil penelitian yang dikemukakan di atas, hasil tersebut akan dibahas untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara teori-teori serta penafsiran dan penjelasan dengan temuan atau teori yang terungkap di lapangan. Berikutnya nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo, dijelaskan dalam pembahasan berikut. 1. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai keimanan, ketaqwaan dan keselarasan tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu unsur kebudayaan bangsa. Pembacaan ayat-ayat suci AL- Quran dan pembacaan do a menunjukkan suatu sikap yang menggambarkan keyakinan akan adanya kekuatan transedental yang disebut Tuhan Yang Maha Esa. Upacara adat Nogunti Vo, merupakan bagian dari wujud keimanan serta doa yang dipanjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 6

7 2. Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Nilai Keselarasan dan Keberadaban tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo. Demi menuju keselarasan hidup, maka dalam behubungan dengan orang lain telah dikembangklan sikap dan perilaku pengendalian diri keselarasan merupakan keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan ketaatan. Setiap mahkluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan porposional, agar tercipta suasana keharmonisan, ketentraman, dan kedamaian. 3. Sila Ketiga Persatuan Indonesia. Nilai Kebersamaan dan Nilai Persatuan dan kesatuan tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo. Kerja sama dan gotong royong dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo meruapakan hal yang paling penting agar upacara adat dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan. 4. Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Nilai kedamaian, Musyawarah untuk mencapai mufakat, dan Kebijaksanaan tercermin dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo tidak terdapat konflik atau kekerasan, yang ada hanyalah suatu sikap sosial yang dilaksanakan secara selaras, serasi dan seimbang sehingga menimbulkan keteraturan, keterlibatan, dan ketentraman. Nilai yang terkandung pada sila ini adalah menutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan cara bermusyawarah untuk mencapai kata mufakat (Ruliana Kuswartinah, 2009: 14) Sila Kelima Keadilan Sosial basi seluruh Rakyat Indonesia. Nilai Keadilan dan Kesejahteraan merupakan cerminan dari sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Dalam upacara adat Nogunti Vo, nilai keadilan tercermin dalam suatu sikap yang tidak membeda-bedakan. Semua kalangan masyarakat yang melaksanakan upacara adat Nogunti Vo mendapat perlakuan yang sama dan menerima sikap sosial yang sama dari setiap unsur dalam masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan sepuluh butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada, beberapa alasan yang mendasari jawaban pertanyaan. Alasan penjasan tersebut diantaranya: 1 Ruliana Kuswartinah, Ayo Belajar Kewarganegaraan. Solo: Penerbit PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, hal 14. Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 7

8 1. Upacara adat Nogunti vo menggunakan simbol-simbol dan yang mempunyai manfaat dan makna yang sangat tinggi. Simbol simbol tersebut yaitu: a. Kelapa; agar anak yang digunting rambutnya akan menjadi anak yang berguna bagi orang tua dan keluarganya sesuai dengan kegunaan kelapa. Manfaatnya adalah digunakan sebagai tempat untuk menyimpan rambut. b. Pakaian adat warna kuning; Melambangkan warna Emas (kerajaan) c. (dahulunya hanya digunakan oleh keturunan raja, namun demi sekarang sudah digunakan untuk semua kalangan) untuk menjaga kelestarian dari syarat ini, saat ini sudah digunakan oleh semua kalangan, yang melambangkan tidak adanya perbedaan. Manfaatnya lambang kebesaran. d. Artinya semua manusia diciptakan sama sebagai mahkluk yang paling mulai di atas semua mahkluk dan mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. e. Gunting untuk menggunting rambut. f. Telur; melambangkan keselamatan bayi. Sebagai simbol keselamatan. g. Beras Kuning melambangkan keselamatan bayi sebagai simbol keselamatan. h. Beras Putih; agar makanan yang dimakan kelak dapat membuat anak sehat dan tumbuh besar. Manfaatnya sebagai simbol kesehatan dan pertumbuhan. i. Daun Siranindi; agar anak tersebut keberadaanya di tengah keluarga dapat menjejukkan. Manfaatnya sebagai simbol kesejukkan. j. Lilin; agar masa depan anak akan terang seperti nyala lilin. Manfaatnya sebagai simbol terang. k. Pinang dan Sirih; agar anak tersebut mulus perjalanan hidupnya dan kuat, seperti pinang dan sirih. Manfaatnya sebagai sibol perjalanan hidu yang kuat dan kokoh. l. Al-Quran; agar anak tersebut kelak dapat menjadi anak yang saleh dan saleha serta dapat membaca Al-Quran dengan baik dan lancar. Manfaatnya sebagai simbol keagamaan. 2. Masyarakat to Kaili Rai melaksanakan upacara adat Nogunti Vo selain sebagai budaya yang dilakukan secara turun temurun warisan leluhur atau nenek moyang juga dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur orang tua dikaruniai seorang anak baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, rasa syukur tersebut diwujudkan dengan melaksanakan aqiqah yang seperti yang disunnatkan oleh Nabi Muhammad dan dilakukan berdasarkan syariat agama Islam. Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 8

9 3. Masyarakat Kaili Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara mengganggap upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya. Alasan yang mendasari pernyataan tersebut menurut salah satu informan, bahwa upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya karena jika tidak dilestarikan maka akan berdampak lunturnya nilai-nilai atau adat-istiadat yang menanamkan nilai keagamaan dan dapat memberikan peluang kepada generasi kita menerima budaya lain yang tidak sesuai dengan tradisi atau budaya kita yang memiliki pola atau kaidah berdasasarkan syariat agama Islam. 4. Apakah upacara adat Nogunti Vo dilakukan oleh masyarakat to kaili Rai tanpa kecuali? pertanyaan tersebut mempunyai perolehan jawaban yang yang sama, yang menyatakan ya memberikan alasan bahwa adat tersebut harus dilaksanakan tanpa terkecuali, karena apabila tidak dilaksanakan berarti tidak melaksanakan salah satu syariat agama dan tidak menghargai dan ikut melestarikan budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang kita. 5. Apakah orang akan menderita beban mental apabila tidak melaksanakan Nogunti Vo? Alasan informan menjawab ya karena jika tidak dilakukan orang tua akan terus menerus merasa tidak menyelesaikan kewajibannya sebagai orang tua. Dan adat dapat memberikan kepribadian yang baik kepada anak. 6. Apakah semua syarat harus dipenuhi ketika melakukan upacara adat Nogunti Vo? yang menjawab ya memberikan alasan bahwa jika tidak memenuhi semua persyaratan menurut adat istiadat setempat, pelaksanaan upacara tidak tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu harus memerlukan kesiapan secara rohani maupun secara material. 7. Apakah upacara adat Nogunti Vo memberikan dampak yang tidak baik jika tidak dilakukan sesuai dengan tata cara pelaksanaannya, tidak memenuhi semua persyaratan yang ditentukan, atau tidak dilaksanakan sama sekali. Jawaban ya disertai alasan alasan yaitu dampak yang tidak baik jika dilakukan upacara tidak sesuai dengan tata cara pelaksanaannya yaitu memungkinkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya si tidak menurut atau patuh pada orang tua. 8. Apakah semua masyarakat To Kaili Rai melakukan upacara adat Nogunti Vo? ya informan memberikan alasan bahwa jika tidak melakukan adat istiadat setempat maka masyarakat memiliki filterisasi sehingga tidak mudah terpengaruh dan salah menafsirkan perkembangan Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 9

10 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sehingga dapat terkontaminasi dengan budaya luar sebagai salah satu dampak globalisasi. 9. Apakah masyarakat To Kaili Rai merasakan manfaat upacara adat Nogunti Vo? Semua informan memberikan jawaban ya. Pernyataan tersebut disertai alasan bahwa suatu upacara adat adalah kewajiban yang harus dilakukan untuk melestarikan budaya yang diwariskan nenek moyang atau para leluhur. 10. Apakah ada upaya lain yang dilakukan masyarakat To Kaili Rai ditinjau dari nilai-nilai pancasila selain melestarikan upacara adat Nogunti Vo? Semua informan menjawab Ya. Alasannya sama, banyak upaya yang dilakukan ditinjau dari nilai Pancasila selain upacara adat Nogunti Vo. Sebelum pada tahapan Nogunti Vo, dilakukan upacara ketika bayi dalam kandungan Nilama/Nolengga, setelah lahir; Nikama, Nisawiraka, dan Patampuluh, dan berikutnya barulah Nogunti Vo. 11. Apakah ada sanksi dari ketua adat jika ada masyarakat To Kaili Rai yang tidak melakukan upacara adat Nogunti Vo? Semua instrumen menjawab ya, dengan alasan yang sama bahwa jika tidak melaksanakan upacara adat Nogunti Vo, maka akan diberi teguran dan merasa dikucilkan dalam lingkungan masyarakat setempat. II. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa upacara adat Nogunti vo adalah ucapan selamat kedua sekaligus pemberian nama melalui pengurbanan hewan dan ungkapan rasa syukur atas karunia Allah SWT, kemudian nilai-nilai yang terkandung dalam upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara, dan keterkaitannya dengan dengan nilai-nilai Pancasila adalah nilai kedamaian, keimanan, ketaqwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan, keberadaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, serta kebijaksanaan dan kesejahteraan serta upaya masyarakat To Kaili Rai di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara dalam mempertahankan dan melestarikan adat atau budaya Upacara Nogunti Vo adalah melakukan upacara adat secara turun temurun sesuai dengan tata cara pelaksanaan, persyaratan dan alat atau bahan yang digunakan. Adapun saran-saran yang diajukkan yaitu: Hendaknya kita menyadari bahwa sebagai bagian dari suku bangsa dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dalam diri tertanam nilai-nilai Pancasila yang penerapannya dapat dilihat dari nilai kedamaian, keimanan, Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 10

11 ketaqwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan, keberadaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, serta kebijaksanaan dan kesejahteraan. Sebagai bagian dari keberagaman Suku Bangsa dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kita dapat melaksanakan, memelihara dan melestarikan adat istiadat atau budaya daerah setempat terutama adat istiadat atau budaya yang di dalammnya terdapat nilai-nilai Pancasila dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi untuk mengkaji keberagaman yang merupakan ciri khas dan karakteristik Bangsa Indonesia ditinjau dari nilai-nilai Pancasila. DAFTAR PUSTAKA Amiruddin Umar Said, 2009 Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan (berlaku di lingkungan sendiri), Palu; Sulawesi Tengah. Nur Djarudin Abdullah, Hukum Adat Kaili, Palu; Sulawesi Tengah. Ruliana Kuswartinah, Ayo Belajar Kewarganegaraan. Solo: Penerbit PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Wardani, I.G.A.K. Dkk Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta; Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Terbuka. Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan.. Page 11

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah ideologi bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari Pancasila. Sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila

Lebih terperinci

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, 2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang

Lebih terperinci

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : FAUZAN AZIZ NIM : 11.02.8001 PROG. STUDI JURUSAN DOSEN : PENDIDIKAN PANCASILA : D3 MI : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM 1 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan resmikan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur. Didalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para

Lebih terperinci

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR Disusun oleh : Sani Hizbul Haq 11.11.5585 Kelompok F Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. JURUSAN S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DESA PANCASILA DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA Diajukan oleh: Muhammad choirul mustain 11.11.4897 Kelompok D(S1-TI) Dosen: Tahajudin S, Drs Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA Disusun Oleh : M. Rizky Ramadhan 11.12.5974 Kelompok : Nusantara Dosen Pengampu : Mohammad Idris P.Drs,MM Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA

MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA Dosen : Dr. Abidarin Rosidi M.M. Disusun Oleh : Reenato Gilang 11.11.5583 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi?

Lebih terperinci

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing : Pancasila dan Budaya STMIK Amikom Yogyakarta oleh : Rossidah 11. 02. 8043 ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika pembimbing : Drs. M. Kalis Purwanto, MM 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI i ii BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum. Wr. Wb.

Assalamu alaikum. Wr. Wb. Assalamu alaikum. Wr. Wb. PENGERTIAN FILSAFAT FILSAFAT phile (cinta) shopia (kebijaksanaan) Dr. I. R. J Gred Ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip yang diketahui dengan kekuatan budi kodrati

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN PANCASILA DALAM DUNIA PENDIDIKAN. Kurangnya pemahaman nilai luhur Pancasila saat ini menjadi salah satu hal

PENINGKATAN PEMAHAMAN PANCASILA DALAM DUNIA PENDIDIKAN. Kurangnya pemahaman nilai luhur Pancasila saat ini menjadi salah satu hal 1 PENINGKATAN PEMAHAMAN PANCASILA DALAM DUNIA PENDIDIKAN Julia Bea Kurniawaty julia_bea@yahoo.com Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indraprasta PGRI Jakarta Kurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan proses komunikasi dan informasi menyebabkan terjadinya pergeseran dan perubahan

Lebih terperinci

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan Sumber: ibnulkhattab.blogspot.com Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah untuk Menentukan Suatu Peraturan. 2. Macam-Macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong,

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Kebudayaan Indonesia Akar dari Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun Oleh: Nama : Alif Rizki Andriawan NIM : 11.11.5193 Kelompok Prodi dan Jurusan : E : S1 TI Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr,

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sebuah ciri dari masyarakat di suatu daerah. Contoh nyata dari kebudayaan di masyarakat adalah adanya berbagai macam pakaian adat, tradisi,

Lebih terperinci

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu

Lebih terperinci

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si.

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si. PANCASILA Modul ke: 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen

Lebih terperinci

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 KURIKULUM 2013 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peninggalan nenek moyang yang sangat berbeda latar belakangnya. Keragaman

BAB I PENDAHULUAN. peninggalan nenek moyang yang sangat berbeda latar belakangnya. Keragaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gorontalo merupakan salah satu di antara ratusan suku bangsa yang ada di Nusantara, sama halnya dengan suku lainnya yang memiliki kebudayaan sebagai peninggalan nenek

Lebih terperinci

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta Bangsa Indonesia ber-pancasila Pancasila : Persatuan Indonesia STMIK AMIKOM Yogyakarta Disusun Oleh : Nama : ITA PERMATAHATI NIM : 11.12.5648 Kelompok : BAHASA / H Jurusan : S1 SI - 2011 Dosen : Mohammad

Lebih terperinci

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang sedang berkembang menuju pribadi yang mandiri untuk membangun dirinya sendiri maupun masyarakatnya.

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA DEMOKRASI PANCASILA Disusun oleh Nama : Mirzaq Affan Nursy NIM : 11.11.4825 Kelompok Prodi/Jurusan Dosen : C : S1 Teknik Informatika : Tahajudin S, Drs STMIK AMIKOM YOGYAKARTA DEMOKRASI PANCASILA ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : II/MPR/1978 TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara I. Hakikat Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda antara kebudayaan yang satu dengan yang lain. Namun, Perbedaan tersebut tidak menjadikan

Lebih terperinci

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Disusun Oleh : Galang Swawinasis (11.02.8059) Dosen Pembimbing : Kalis Purwanto Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya hukum di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dimulai dari zaman sebelum penjajahan sampai dengan zaman di mana Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya cara berfikir masyarakat pada masa sekarang ini. Ternyata tak jarang juga dapat menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat multikultural. Setiap wilayah memiliki corak dan kekhasannya masing-masing,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DALAM WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokratis yang memiliki berbagai macam suku, agama, ras, adat-istiadat, dan budaya yang majemuk. Penduduk Indonesia yang beragam mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) 1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek

Lebih terperinci

Disusun oleh : Passadewa NIM : Kelompok : Hak Asasi Program Studi : S1 Jurusan : Sistem Informasi Nama Dosen

Disusun oleh : Passadewa NIM : Kelompok : Hak Asasi Program Studi : S1 Jurusan : Sistem Informasi Nama Dosen PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Disusun oleh : Passadewa NIM : 11.12.5793 Kelompok : Hak Asasi Program Studi : S1 Jurusan : Sistem Informasi Nama Dosen : Drs. Muhammad Idri P.MM KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

C. Perilaku sesuai dengan Norma dalam Kehidupan Sehari-hari

C. Perilaku sesuai dengan Norma dalam Kehidupan Sehari-hari Tabel 4.3 Peraturan dalam Berbagai Kehidupan No Aturan yang Berlaku Tujuan Manfaat (Diri sendiri, Masyarakat, Bangsa dan Negara) Kesimpulan (arti penting) 1 2 3 4 5 C. Perilaku sesuai dengan Norma dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian 195 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap penduduk Kelurahan Cigugur Kabupaten Kuningan tentang

Lebih terperinci

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan warisan nenek moyang yang mengandung nilainilai kearifan lokal. Usaha masyarakat untuk menjaga kebudayaan melalui pendidikan formal maupun nonformal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag 3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KRAMA ADAT SASAK

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KRAMA ADAT SASAK WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KRAMA ADAT SASAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NILAM FAHRIDA A 220080068 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin dalam berbagai kebudayaan lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan

Lebih terperinci

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Artikel MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Sunartiningsih, SE Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa keluarga sejahtera didefinisikan sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan

Lebih terperinci

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DESA MADU SARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 2 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA ADAT MARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 2 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA ADAT MARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM, 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 2 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA ADAT MARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM, Menimbang : a. b. c. bahwa sebagai upaya pelestarian adat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS Salah satu adat perkawinan di Paperu adalah adat meja gandong. Gandong menjadi penekanan utama. Artinya bahwa nilai kebersamaan atau persekutuan atau persaudaraan antar keluarga/gandong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, didalamnya memiliki keragaman budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa yang luar biasa. Kebudayaan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : MUNAFIAH

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI NILAI GOTONG-ROYONG DAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT (Studi Kasus pada Kegiatan Malam Pasian di Desa Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASIR Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Peraturan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Modul ke: 15TEKNIK. Pancasila dan implementasi terhadap sila pertama. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi.

PENDIDIKAN PANCASILA. Modul ke: 15TEKNIK. Pancasila dan implementasi terhadap sila pertama. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila dan implementasi terhadap sila pertama Fakultas 15TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Sila Pertama Sila Pertama Pancasila Dalam Hubungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai banyak kelebihan. Inilah yang disebut potensi positif, yakni suatu potensi yang menentukan eksistensinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Setiap suku atau etnik yang terdapat pada Negara kita Indonesia pasti memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berisi mengenai simpulan yang dikemukakan penulis sebagai analisis hasil temuan dalam permasalahan yang di kaji.

Lebih terperinci

PANCASSILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PANCASSILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PANCASSILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : ADE SEPTIAWAN ARDIYANTO N.I.M : 11.01.2842 KELOMPOK : B PROGRAM STUDI : DIPLOMA 3 JURUSAN DOSEN : TEKNIK INFORMATIKA : IRTON,SE,M.Si SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Bima Propinsi NTB adalah sebagian dari kesatuan NKRI, adalah sebuah daerah yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tentunya dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar negara, sebab dasar negara merupakan rambu bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

Lebih terperinci

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila 5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila Disusun Oleh : Kelompok 2 Kelas : XII IPA 3 Devi Elfiani (07) Dhea Gita Fitri (08) Mahendra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN KEPALA DESA KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PENGURUS RUKUN TETANGGA (RT)/RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR, Menimbang Mengingat : : a. bahwa

Lebih terperinci

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA Rowland Bismark Fernando Pasaribu 9/9/2013 Penyajian perkuliahan Pendidikan Pancasila dimimbar Perguruan tinggi berdasarkan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP DISUSUN OLEH: Nama :Vincensius. P. Palimbong NIM : 11.11.5009 Kelompok : D Jurusan : TI (Teknik Informatika) TUGAS DIBUAT UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MATAKULIAH PANCASILA

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA. Dosen Pembimbing: Mohammad Idris. P, Drs, MM

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA. Dosen Pembimbing: Mohammad Idris. P, Drs, MM TUGAS AKHIR MAKALAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA Dosen Pembimbing: Mohammad Idris. P, Drs, MM Disusun Oleh: Hesti Andriani Rahayu 11.12.6067 S1-SI STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

KATA PENGANTAR. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, : bahwa untuk

Lebih terperinci