Skenario A. I. Klarifikasi Istilah

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas tutorial Nama : Asri Indriyani Putri NIM :

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

SEJARAH FILOSOFI DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA. Disiapkan oleh: dr. FX. Suharto, M. Kes

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NILAI SENTRAL KEDOKTERAN KELUARGA. Disiapkan oleh: Dr. FX. Suharto, M. Kes

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PDKI (PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA) DAN PERAN DOKTER KELUARGA DI RANAH PELAYANAN PRIMER. OLEH DR. ERDIYANTO, DK (KETUA PDKI CABANG JAMBI)

PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) dan Peran Dokter Keluarga di Ranah Pelayanan Primer. Oleh dr. Erdiyanto, DK (Ketua PDKI Cabang Jambi)

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

PROVINSI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Keluarga PSPD Unja

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Perbedaan jenis pelayanan pada:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA ) DI KABUPATEN BERAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

DOKTER KELUARGA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

Oleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

Transkripsi:

Skenario A Dr. Sukses sudah lama bertugas sebagai dokter UKM ( Upaha Keshatan Masyarakat ) di Puskesmas Makmur. Pada sore hari ia melakukan UKP ( Upaya Kesehatan Perorangan ) sebagai dokter umum yang membuka praktek dirumah dinasnya. Rumah dinas dr.sukses bersebelahan dengan Puskesmas tempat dia bertugas, dr. Sukses di tempat prakteknya melakukan layanan primer. Pasien dr.sukses banyak, dia berpraktek sampai jauh malam, kadang-kadang pagi hari sebelum bertugas di Puskesmas dia masih melayani pasiennya. Hal ini menyebabkan dr. Sukses datang kesiangan, akibatnya yang melayani pasien yang berobat di Puskesmas adalah perawat atau bidan. Di lingkungan wilayah Puskesmas Makmu, ada juga dr.arif yang melakukan layanan primer sebagai dokter keluarga. Dr. Arif melaksanakan UKP seperti yang diamanatkan di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pasiennya tidak sebanyak dr.sukses. Dr. Arif baru mulai berpraktek sebagai dokter keluarga, sarana dan prasarana dr.arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dr.arif adalah pelayanan kedokteran yang komprehensif dan menyeluruh. Dr. Arif berpraktek sebagai dokter keluarga karena dia adalah lulusan Fakultas kedokteran yang menyelenggarakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi ), dan sudah mengikuti pelatihan dokter keluarga yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) cabang setempat. I. Klarifikasi Istilah 1. UKM : upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam organisasi untuk menigkatkan pelayanan kesehatan dan mencegah penyakit. 2. Puskesmas : unit pelaksana teknis kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan layanan kesehatan. 1

3. UKP : setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan 4. Layanan primer : pelayanan kesehatan esensial yang dapat dijangkau oleh individu dan keluarga dalam sebuah komunikasi dengan pembiayaan yang dapat dijangkau dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. 5. Dokter umum : setiap dokter yang melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan medis yang dilakukan dalam bentuk organisasi dan menjalankan pelayanan tingkat primer sesuai peraturan. 6. Perawat : profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga dan masyarakat, sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan dan memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. 7. Bidan : seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk deregister dan memiliki izin yang sah untuk melakukan praktek bidan untuk memberikan dukungan asuhan dan nasehat selama masa hamil, persalinan dan nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi. 8. Dokter Keluarga : dokter yang berprofesi khusus sebagai dokter praktek umum yang menyelenggarakan 2

pelayanan kesehatan primer dengan prinsip-prinsip kedokteran keluarga. 9. SKN : semua kegiatan yang secara bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan utama berupa peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. 10. PDKI : organisasi profesi dokter penyelenggara pelayanan tingkat primer. II. Identifikasi Masalah 1. Dr. Sukses dokter UKM berpraktek UKP sampai jauh malam, kadang-kadang pagi hari sebelum ke Puskesmas ia masih melayani pasiennya sehingga sering datang kesiangan, akibatnya yang melayani pasien di Puskesmas adalah perawat atau bidan. 2. Dr. Arif seorang dokter keluarga, sarana prasarana dipraktek UKPnya belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. III. Analisis Masalah 1. Apa perbedaan dokter umum dan dokter keluarga? 2. a. Apa definisi dokter keluarga dan dokter umum? b. Bagaimana standar kompetensi dokter keluarga? c. Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga? 3. a. Bagaimana konsep dokter keluarga dalam SKN? b. Apa fungsi dokter keluarga dalam SKN? 4. Bagaimana standar praktek dokter keluarga mandiri? 5. Bagaimana perbedaan pelayanan Puskesmas dan dokter keluarga? 6. Bagaimana cara dan pelatihan dokter umum untuk menjadi dokter keluarga? 3

7. Apa yang harus dilakukan dr.arif dan dr.sukses agar sesuai dengan standar pelayanan kesehatan? 8. Bagaimana perbedaan UKP, UKM, dan dokter keluarga? IV. Hipotesis dr. Sukses belum melaksanakan UKP dan UKM sesuai dengan SKN, dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan kesehatan dokter keluarga mandiri berupa sarana dan prasarana. V. Sintesis Dokter Umum Dokter umum adalah setiap dokter yang melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan medis yang dilakukan sendiri atau bersama dalam bentuk organisasi serta menjalankan kegiatan pelayanan tingkat primer sesuai peraturan setempat dengan bersifat kuratif dengan sasaran perorangan dan komunitas. Dokter Keluarga 1. Definisi Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI 1982). Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of Family Physician, 1969) Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan specialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari suatu disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan 4

membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinis, dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan psien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang mengoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy of Family Physician, 1969) llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983). 2. Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. 3. Tugas Dokter Keluarga Tugas dari dokter keluarga adalah : a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan, b. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat, c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit, d. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarga 5

e. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi, f.menangani penyakit akut dan kronik, g. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS, h. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau dirawat di RS, i. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan, j. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya, k. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien, l. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar, m. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus. 4. Wewenang Dokter Keluarga Wewenang dari dokter keluarga adalah : a. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar, b. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat, c. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit, d. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer, e. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal, f.melakukan tindak pra bedah, bedah minor, perawatan pasca bedah di unit pelayanan primer, g. Melakukan perawatan sementara, h. Menerbitkan surat keterangan medis, i. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap, j. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus. 6

5. Standar Kompetensi Dokter Keluarga (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia, 2006) 1. Kompetensi Dasar a. Keterampilan Komunikasi Efektif b. Katerampilan Klinis Dasar c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedis, ilmu klinis, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga. d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinasi, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer. e. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi. f. Mawas diri dan pengembangan diri/ belajar sepanjang hayat. g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik 2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Pimer Cabang Ilmu Utama a. Bedah b. Penyakit Dalam c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan d. Kesehatan Anak e. THT f. Mata g. Kulit dan Kelamin h. Psikiatri i. Saraf j. Kedokteran Komunitas 3. Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut a. Keterampilan melakukan health screening b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut c. Membaca hasil EKG d. Membaca hasil USG e. BTLS, BCLS, dan BPLS 4. Keterampilan Pendukung a. Riset 7

b. Mengajar Kedokteran Keluarga 5. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif 6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis Manajemen klinik dokter keluarga 6. Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga 1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik a. Standar Pelayanan Paripurna b. Standar Pelayanan Medis c. Standar Pelayanan Menyeluruh d. Standar Pelayanan Terpadu e. Standar Pelayanan Berkesinambungan 2. Standar Perilaku dalam Praktik a. Standar Perilaku terhadap Pasien b. Standar Perilaku dengan Mitra Kerja di Klinik c. Standar Perilaku dengan Sejawat d. Standar Pengembangan Ilmu dan Keterampilan Praktik e. Standar Partisipasi dalam Kegiatan Masyarakat di Bidang Kesehatan 3. Standar Pengelolaan Praktik a. Standar Sumber Daya Manusia b. Standar Manajemen Keuangan c. Standar Manajemen Klinik 4. Standar Sarana dan Prasarana a. Standar Fasilitas Praktik b. Standar Peralataan Klinik c. Standar Proses-proses Penunjang Praktik 7. Dokter Keluarga Dalam Sistem Kesehatan Nasional Sistem Kesehatan adalah semua kegiatan yang secara bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan utama berupa peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. 8

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Dasar 1945. Pada hakikatnya, kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam Sistem Kesehatan dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu (1) pemberian pelayanan kesehatan dan (2) pembiayaan upaya kesehatan. Sistem Kesehatan di suatu wilayah memiliki tiga tujuan pokok yaitu: 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah yang bersangkutan 2. Merespons harapan-harapan atau kebutuhan masyarakat wilayah yang bersangkutan sesuai dnegan harga diri atau hak asasi manusia. 3. Memberikan perlindungan financial terhadap kemungkinan dikeluarkannya biaya akibat penyakit yang diderita oleh masyarakat bersangkutan. Sistem kesehatan memiliki 4 fungsi, yaitu 1. Pelayanan kesehatan Merupakan proses memberikan dan mengelola masukan di dalam kegiatan produksi jasa kesehatan yang terjadi dalam suatu tatanan organisasi tertentu. Kesemuanya itu mengarah kepada dilakukannya serangkaian intervensi terhadap masalah-masalah kesehatan yang ada. Dalam hal ini, unsur penting yang perlu diperhatikan adalah hubungan antara pemberi pelayanan dengan pengguna pelayanan, akuntabilitas pemberi pelayanan, manajemen yang dipraktikkan oleh masing-masing pemberi pelayanan, dan hubungan antara berbagai pemberi pelayanan yang ada. 2. Pembiayaan kesehatan Adalah proses penarikan dana dari sumber dana (primer, yaitu rumah tangga atau perusahaan, maupun sekunder, yaitu pemerintah dan lembaga-lembaga donor), penghimpunan dana tersebit di badan-badan tertentu, dan pengalokasian dana untuk kegiatan-kegiatan para pemberi pelayanan. 3. Sumber daya kesehatan Tidak hanya berupa dana, tetapi juga tenaga kesehatan, obat, peralatan kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Pengembangan sumber daya kesehatan melibatkan berbagai organisasi yang 9

menghasilkan sumber daya tersebut, seperti lembaga pendidikan tenaga kesehatan, industri farmasi, lembaga penelitian kesehatan, dan lain-lain. 4. Pengawasan dan pengarahan Adalah fungsi yang harus dipegang oleh aparat pemerintah yang bertanggung jawab di bidang kesehatan. Pengawasan dan pengarahan ini pada hakikatnya terdiri atas penetapan kebijakan kesehatan, pengaturan di bidang kesehatan, serta penilaian kinerja dan penyediaan informasi kesehatan 8. Praktik dokter keluarga 1. Standar Pengelolaan Praktik a. Standar Sumber Daya Manusia Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya. 1) Dokter keluarga Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal perilaku kesehatan. 2) Perawat Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga. 3) Bidan Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga. 4) Administrator klinik Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga. b. Standar Manajemen Keuangan Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional. 10

1) Pencatatan keuangan Keuangan dalam praktik dokter keluarga tercatat secara saksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi. 2) Jenis sistem pembiayaan praktik Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistem pembiayaan fee-for service. c. Standar Manajemen Klinik Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen yang profesional. 1) Pembagian kerja Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masingmasing 2) Program pelatihan Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja terlebih dahulu 3) Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk pusat pelayanan kesehatan. 4) Pembahasan administrasi klinik Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrator klinik. 2. Standar Sarana dan Prasarana a. Standar Fasilitas Praktik Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya. 1) Fasilitas untuk praktik 11

Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien, pegawai, dan dokter yang berpraktik. 2) Kerahasiaan dan privasi Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi pasien. 3) Bangunan dan interior Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau semipermanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien. 4) Alat komunikasi Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya. 5) Papan nama Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh organisasi profesi. b. Standar Peralatan Klinik Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer). 1) Peralatan medis Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata pertama. 2) Peralatan penunjang medis 3) Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama 4) Peralatan nonmedis 12

5) Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan nonmedis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama. c. Standar Proses-Proses Penunjang Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang kegiatan pelayanan dokter keluarga. 1) Pengelolaan rekam medis Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam medis dengan dasar rekam medis berorientasikan pada masalah. 2) Pengelolaan rantai dingin Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya. 3) Pengelolaan pencegahan infeksi Pelayanan dokter keluarga memerhatikan universal precaution management yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya. 4) Pengelolaan limbah Pelayanan dokter keluarga memerhatikan sistem pembuangan air kotor dan limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar klinik 5) Pengelolaan air bersih Pelayanan dokter keluarga mengonsumsi air bersih atau air yang telah diolah sehingga aman digunakan. 6) Pengelolaan obat Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistem pengelolaan obat sesuai prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluarsa. 13

14

15

Perbedaan pelayanan praktik dokter keluarga (PDK) dengan pelayanan praktik dokter umum (PDU) Prinsip dasar PDK PDU di puskesmas & PDU swasta Layanan kontak pertama Ya Ya Layanan sinambung dan jangka panjang Ya Episodik Layanan bersifat personal Ya Tidak Layanan komprehensif Ya,>> promotif dan preventif Ya, >> kuratif Mengutamakan pencegahan Ya Terbatas Koordinasi Ya Tidak Kolaborasi Ya Tidak Berorientasi pada keluarga Ya Tidak Berorientasi pada komunitas Ya Ya pada PDU puskesmas, tidak pada PDU swasta Perbedaan Puskesmas, Dokter Praktek Umum, dan Dokter Keluarga Hal DokterPuskesmas DokterPraktekUmum (swasta) DokterKeluarga WaktuPraktik 08.00 14.00 Sesuai Perjanjian Tidakterikat (minggulibur) TempatPraktik Puskesmas Rumah Pribadi, Tempat sewaan yang dijadikan tempat praktek, klinik, Klinik, Rumah Pasien (Rawat Jalan), Rumah Sakit (rawat inap) Ruang Lingkup Satu Atau Terutama di sekitar Sesuai Perjanjian, Pelayanan Sebagian wilayah tempat praktik terutama di sekitar Wilayah tempat dokter kluarga 16

Kecamatan bertempat tinggal Upaya Kesehatan Lebih tertuju Lebih tertuju kepada Lebih tertuju kepada kepada pelayanan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan kesehatan pribadi perorangan, keluarga perseorangan dan masyarakat Menjalankan Menjalankan lebih kearah kuratif dan masyarakat yang berada di lingkup lingkungan tugas lebih kearah Menjalankan lebih preventif - kuratif 1. Upaya pengobatan kearah promotif Wajib: 1. upaya promosi kesehatan 2. upaya kesehatan lingkungan 3. upaya perbaikan gizi 4. upaya pencegahan dan pemberantasa n penyakit menular 5. upaya kesehatan ibu, anak dan KB 6. upaya pengobatan dasar dasar 2. upaya kesehatan lingkungan 3. upaya perbaikan gizi 4. upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 5. upaya kesehatan ibu, anak. Dan konseling KB rehabilitatif 1. penderita tidak hanya sebagai perorangan, melainkan sebagai bagian dari satu keluarga dan bahkan anggota masyarakat 2. pelayanan kesehatan secara menyeluruh jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan 3. menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan 17

upaya kesehatan kesehatan lanjut. pengembangan puskesamas Masa Kerja Sesuai kontrak Tidak terikat kontrak 1. pemerintah; terikat dengan Dinas dengan badan apapun kontrak dengan Kesehatan pemerintah Kota/Kabupaten (biasanya selama 2 (biasanya 1 tahun, dan dapat diperpanjang) tahun, dan dapat diperpanjang) 2. murni swasta (terikat kontrak dengan si pengguna layanan (bersifat dokter pribadi Pembiayaan 1. pemerintah Out of pocket keluarga) 1. Pemerintah; (anggaran denganasuransikese pembangunan hatan dan anggaran 2. murniswasta; out of rutin) pocket 2. Pendapatan Puskesmas 3. sumber lain (PT. ASKES, JAMSOSTE K, JPSBK/PKPS Pelaksanaan kerja BBM) Terdapat tim Perorangan atau Perorangan kerja puskesmas kelompok Pertanggungjawaba Dinas kesehatan Selama tidak terjadi Badan pengelola n kota/kabupaten kesalahan / keuangan (ASKIN), kelalaian,bertanggungja Dinas Kesehatan wab kepada diri sendiri 18 Provinsi, Keluarga

dan kepada Tuhan yang menyewa jasa Syarat Menjadi Dokter + PNS Dokter Dokter + pelatihan dokter keluarga Aspeksetelahrujuk Tidakterikat Tidakterikat follow up Terikat follow up follow up Perbedaan antara Puskesmas dan Praktik Dokter Keluarga Mandiri (PDKM) sebagai berikut: Puskesmas PDKM Legalitas: Sifat layanan Public good Private good Kategori badan Not for profit For profit hukum Bentuk badan Organisasi pemerintah Perserikatan, PT, koperasi hukum Kepemilikan PEMDA Individu/badan hukum Aset/liability PEMDA Individu/badan hukum Perizinan? Praktik dokter Pajak Bebas pajak Kena pajak Finansial Sumber pendapatan Budget (APBD + APBN) Kapitasi/peserta/bulan Dokter Status pegawai PNS/PPT Bekerja untuk dirinya Tanggung jawab Pada masyarakat yang tingla di wilayah administratif puskesmas Pada individu yang menjadi kliennya Tugas pokok Mencegah terjadinya wabah penyakit Memberantas Memelihara, mengobati dan meningkatkan kesehatan individu yang menjadi kliennya 19

Kompetensi penyakit menular Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah administratifnya Dokter kesehatan masyarakat (dokter+ pelatihan epidemiologi, biostatistik, surveilans, sanitasi & lingkungan. Dokter keluarga (dokter + pelatihan paket A, B, C, D) Cara dan syarat-syarat seorang dokter umum bisa menjadi dokter keluarga Dokter praktik umum (DPU) yang telah memperoleh pendidikan tambahan dan menjalankan praktik dengan menerapkan pendekatan keluarga serta kompetensinya diakui oleh Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia (KDDKI), setelah setara dengan kompetensi dokter keluarga selanjutnya mendapat gelar profesi sebagai Dokter Keluarga (DK). Para DPU yang ingin diakui kompetensinya atau mendapat gelar professional DK dapat mengikuti program konversi PDKI. Para DK ini dalam sistem pelayanan kedokteran terpadu atau terstruktur menjalankan praktiknya di strata pertama. Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer yang berminat menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan agar dokter yang memiliki komitmen menjadi dokter layanan primer mengimplementasikan komitmen tersebut dengan meningkatkan dan menjaga kompetensi dan kinerja profesionalnya sehingga benar-benar mampu dan mau menjadi dokter layanan primer yang mumpuni dan berkedudukan di lini terdepan pelayanan kesehatan di Indonesia. Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat tilik diri (self assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan kegiatan profesional dokter tersebut. Jadi, program konversi tidak dapat diikuti oleh dokter yang tidak praktik atau praktik kurang dari 5 tahun. Pelatihan untuk menjadi dokter keluarga 20

Pelatihan dokter keluarga adalah upaya mendapatkan kompetensi (pengetahuan dan ketrampilan) sesuai standar kompetensi dokter keluarga. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI/ KDKI-FK- Depkes) meliputi empat paket, yaitu: Paket A : Konsep Dokter Keluarga 1. konsep dan wawasan 2. prinsip pelayanan dokter keluarga 3. pengaruh keluarga komunitas dan lingkungan 4. tugas dan fungsi dokter keluarga dalam layanan primer Paket B : Manajemen Klinik Dokter Keluarga 1. management sumber daya manusia 2. management fasilitas 3. management informasi 4. management data Paket C : Keterampilan Klinis 1. Keterampilan klinis non bedah 2. Keterampilan mengatasi keadaan klinis umum 3. Keterampilan meangani masalah klinis khusus 4. Keterampilan menggunakan sarana penunjang 5. Keterampilan medis teknis bedah Paket D : Keluasan Ilmu Dan Penerapannya 1. Masalah kesehatan kelompok usia 2. Masalah kesehatan kelompok khusus Pada kasus : Yang harus dilakukan oleh : dr. Sukses : Membatasi jam praktek, sekaligus jumlah pasien. Profesional dan tanggung jawab sebagai dokter UKM dr. Arif : Memenuhi sarana dan prasarana 1. Standar fasilitas praktik a. Fasilitas praktik 21

b. Kerahasiaan dan privasi c. Bangunan dan interior d. Alat komunikasi e. Papan nama 2. Standar peralatan klinik a. Peralatan medis b. Peralatan penunjang medis c. Peralatan penunjang non medis 3. Standar proses-proses penunjang medik a. Pengelolaan rekam medik b. Pengelolaan rantai dingin c. Pengelolaan pencegahan infeksi d. Pengelolaan limbah e. Pengelolaan air bersih f. Pengelolaan obat 22