UJI EFEKTIVITAS PENGAWET BENZALKONIUM KLORIDA DALAM DUA MACAM OBAT TETES MATA NAFAZOLIN HIDROKLORIDA YANG BEREDAR DI PASARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Sohadi Warya, Sulistianingsih, Arie Dewi Munigar Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, Jatinangor-Sumedang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

2011, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republ

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG METODE ANALISIS KOSMETIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

SKRIPSI NABILA UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,025% DENGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Uji Pembandingan Efektivitas Antiseptik Strong Acidic Water terhadap Antiseptik Standar Etanol 70%

PENGUJIAN POTENSI SEDIAAN INJEKSI KERING AMOKSISILIN-KLAVULANAT PADA VARIASI WAKTU PENYIMPANAN

1. Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL NAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS FARMASI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG METODE ANALISIS KOSMETIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Standar Mikrobiologi dan Uji Mikrobiologi untuk Bahan dan Produk Farmasi. Marlia Singgih Wibowo

LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR KULTUR JARINGAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik yang dilakukan secara in vitro.

Uji Efektivitas Pengawet (AET) dalam Sediaan Obat. Marlia Singgih Wibowo Sekolah Farmasi ITB Februari 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. D. Alat dan bahan Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI DIAN ARTHA KUSUMA WARDITYA

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

DAYA HAMBAT DEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Muhamad Rinaldhi Tandah 1

diisolasi dari contoh kecap dengan menggunakan media SDA, sedikit sekali populasinya. Hal ini tentunya dikarenakan komposisi media tersebut kurang dap

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. sampel. Penentuan kadar optimal disinfektan. Penentuan efektivitas disinfektan. data. Skema 4.1 Rancangan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

Y ij = µ + B i + ε ij

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung

SEDIAAN OBAT MATA PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan April Bahan dan Alat.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

Teknik Isolasi Bakteri

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

SKRIPSI YUDHA SASMITA RACHMAN UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN

Teknik Isolasi Bakteri

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Analisis Hayati PENETAPAN POTENSI ANTIBIOTIKA SECARA MIKROBIOLOGI. Oleh : Dr. Harmita

Transkripsi:

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET BENZALKONIUM KLORIDA DALAM DUA MACAM OBAT TETES MATA NAFAZOLIN HIDROKLORIDA YANG BEREDAR DI PASARAN Sohadi Warya, Sulistianingsih, Heni Satya Wijayanti Jurursan Farmasi FMIPA Universitas Padjadjaran, Jatinangor-Sumedang ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai uji efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida 0,01% dalam dua sediaan tetes mata yang beredar di pasaran. Pengujian dilakukan terhadap 2 produk, yaitu produk O yang mengandung Nafazolin Hidroklorida dan produk Z yang mengandung Nafazolin Hidroklorida dan Seng Sulfat. Uji efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida dilakukan terhadap 4 mikroba uji, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli dan Candida albicans. Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diuji secara statistika menggunakan desain eksperimen faktorial 4x8x2 dan uji Newman Keuls. Hasil penelitian menunjukkan pengawet Benzalkonium Klorida dalam produk O dan Z efektif mematikan mikroba uji dan mencegah terjadinya kontaminasi. Pengujian statistika menggunakan desain eksperimen faktorial 4x8x2 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida pada produk O dan produk Z. Uji Newman Keuls menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pengawet Benzalkonium Klorida dalam mematikan Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Kata kunci; Benzalkomium klorida, Tetes mata, Nafazolin hidroklorida ABSTRACT A research concerned preservative effectiveness testing of Benzalkonium Chloride 0,01% of two multidose eye drops preparation that was available commercially has been done. The research studied 2 products, product O contained Nafazolin Hidrochloride and product Z contained Nafazolin Hidrochloride and Zinc Sulfas. Its applied to Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeroginosa and Candida albicans as test organisms. The data of this research is tested statiscaly using design of factorial experiment 4x8x2 and Newman Keuls testing. The result showed that Benzalkonium Chloride 0,01% as preservative of product O and product Z was effective to destroytest organisms and to prevent from contamination. Statistic test using design of factorial experiment 4x8x2 showed that there was not a significant difference of preservative effectiveness of Benzalkonium Chloride contained in product O and product Z. Newman Keuls testing showed that there was significant difference of preservative effectiveness of Benzalkonium Chloride to destroy Staphylococcus aureus and Candida albicans. Keywords: Benzalconium chloride, Eyedrops, Nafazolin Hydrochloride PENDAHULUAN Setiap larutan tetes mata yang mengandung bahan pengawet harus tidak mengiritasi serta dapat mencegah berkembang atau masuknya mikroorganisme dengan tidak sengaja ke dalam larutan obat mata ketika wadah terbuka selama pemakaian. Selain itu, harus diperhatikan juga sifat dari pengawet, seperti kelarutan dari pengawet dan efek yang terjadi pada zat aktifnya (Ansel, H. C., 1989). Larutan Benzalkonium Klorida mempunyai range aktivitas antibakteri yang 1

lebar, khususnya terhadap bakteri gram positif. Benzalkonium Klorida mempunyai sifat higroskopis dan mungkin juga dapat dipengaruhi oleh cahaya, air dan logam (Pelczar, 1996). Benzalkonium Klorida merupakan senyawa turunan amonium kuartener yang digunakan pada formulasi farmasetik sebagai pengawet. Senyawa ini bersifat surfaktan kationik, yang aktivitasnya akan tidak aktif oleh sabun dan surfaktan anionik (Remington, J. P., 1975). Benzalkonium Klorida tidak tercampurkan dengan aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresein, hidrogen peroksida, hidroksipropil metilselulosa, iod, kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan nonionik dalam konsentrasi tinggi, permanganat, protein, salisilat, garam-garam perak, sabun, sulfonamida, tartrat, seng oksida, seng sulfat, beberapa macam karet dan plastik (Wade, A.,1994). Untuk mengetahui efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida dalam obat tetes mata yang mengandung Nafazolin Hidroklorida dan obat tetes mata yang mengandung Nafazolin Hidroklorida dan Seng Sulfat, maka akan dilakukan pengujian efektivitas pengawet Benzalkonium klorida yang dilakukan selama 28 hari penyimpanan dengan menggunakan mikroba uji. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan Uji Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini berupa sediaan tetes mata ganda yang terdiri dari dua macam produk, yaitu : 1. Produk O (produk yang mengandung Nafazolin Hidroklorida sebagai zat aktif dan Benzalkonium klorida 0,01% sebagai pengawet). 2. Produk Z (produk yang mengandung Nafazolin Hidroklorida dan Seng Sulfat sebagai zat aktif dan Benzalkonium Klorida 0.01% sebagai pengawet). Mikroba Uji Pada penelitian ini mikroba uji yang digunakan adalah : Bakteri : Staphylococcus aureus (Biofarma), Pseudomonas aeruginosa (Biofarma) dan Escherichia coli (Biofarma). Jamur : Candida albicans (Biofarma). Media Uji Media uji yang digunakan untuk pengembangan mikroba uji segar adalah agar nutrien untuk pertumbuhan bakteri dan agar Sabouraud Dextrose untuk pertumbuhan jamur, karena sesuai untuk pertumbuhan masing-masing mikroba uji. Sedangkan media uji yang digunakan untuk penghitungan jumlah mikroba uji viabel adalah agar nutrien. Metode Penelitian 1. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel obat tetes mata sebagai bahan uji untuk uji efektivitas pengawet adalah melalui pengambilan secara acak dua obat tetes mata yang beredar di pasaran, terdiri atas satu obat tetes mata yang mengandung Nafazolin Hidroklorida sebagai zat aktif dan Benzalkonium Klorida sebagai pengawet dan satu obat tetes mata yang mengandung Nafazolin Hidroklorida dan Seng Sulfat sebagai zat aktif dan Benzalkonium Klorida sebagai pengawet. 2. Pembuatan Media Uji Cara pembuatan media uji untuk pertumbuhan dan penghitungan jumlah mikroba uji viabel adalah sebagai berikut : Media Agar Nutrien Ditimbang agar nutrien sebanyak 28 gram, masukkan ke dalam erlenmeyer, larutkan dalam 1 liter aquadest yang telah dididihkan terlebih dahulu, kemudian larutkan sempurna di atas penangas air. Tutup dengan kapas yang telah dibalut kain kasa. Sterilkan dengan menggunakan sterilisasi A, pemanasan dengan otoklaf. Media Agar Sabouraud Dextrose Ditimbang agar Sabouraud Dextrose sebanyak 65 gram, masukkan ke dalam Erlenmeyer, larutkan dalam 1 liter aquadest yang telah dididihkan terlebih dahulu, kemudian larutkan sempurna di atas penangas air. Tutup dengan kapas yang telah 2

dibalut kain kasa. Sterilkan dengan menggunakan sterilisasi A, pemanasan dengan otoklaf. 3. Pembuatan Suspensi Mikroba Uji Sebelum pengujian dilakukan, inokulasikan permukaan media uji dengan biakan mikroba uji untuk mendapatkan persediaan mikroba uji segar. Masingmasing mikroba uji diinokulasikan pada agar miring dengan media yang sesuai yang telah diberi tanda dengan nama mikroba uji yang akan dikembangkan. Inkubasi biakan bakteri pada suhu 30-35 C selama 18-24 jam dan biakan jamur pada suhu 20-25 C selama 48 jam. Untuk memanen biakan bakteri dan jamur digunakan larutan NaCl 0,9% steril, dengan cara mengambil 1 koloni mikroba yang tumbuh di permukaan agar kemudian disuspensikan dalam NaCl 0,9% steril dalam tabung steril. Ukur absorbansi dengan menggunakan panjang gelombang tertentu. Tambahkan NaCl 0,9% steril jika perlu untuk mengurangi jumlah angka mikroba uji sehingga jumlah mikroba uji dalam sediaan segera setelah inokulasi adalah 100.000-1.000.000 cfu/ml. 4. Prosedur Kerja Siapkan masing-masing 4 buah obat tetes mata produk A dan B, kemudian tandai dengan nama mikroba uji yang akan diinokulasikan. Inokulasi masing-masing wadah dengan menggunakan suspensi mikroba uji menggunakan perbandingan 0,10 ml inokulum setara dengan 20 ml volume sampel (sampel yang diuji bervolume 5 ml dan 10 ml, jadi suspensi yang diinokulasikan ke dalam sampel adalah 0,025 ml dan 0,05 ml), campurkan. Di samping itu, tetapkan juga jumlah awal mikroba uji yang dimasukkan ke dalam sediaan dengan menggunakan metode pengenceran dan cawan tuang (jumlah awal mikroba uji dalam sediaan segera setelah inokulasi adalah 100.000-1.000.000 cfu/ml). Inkubasikan wadah yang telah diinokulasi pada suhu ruangan. Kemudian lakukan pengamatan pada hari ke 1, 2, 3, 4, 7, 14, 21 dan 28 setelah inokulasi. Setelah itu tetapkan jumlah mikroba viabel pada tiap selang waktu tersebut dengan metode lempeng agar. Hitung perubahan kadar dalam persen tiap mikroba uji selama penguj ian berlangsung. Lakukan pengujian ulang terhadap masing-masing 4 buah obat tetes mata produk A dan B dengan prosedur yang sama. 5. Analisis Data Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida pada sediaan produk O dan Z karena pengaruh penambahan seng sulfat pada sediaan produk Z, maka data yang diperoleh dari pengujian diolah secara statistika menggunakan desain eksperimen faktorial. Setelah itu dilanjutkan dengan uji Newman Keuls untuk mengetahui efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida terhadap masing-masing mikroba uji pada produk O dan Z. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Perhitungan Jumlah Awal Mikroba Uji Setelah dilakukan penanaman dengan menggunakan metode cawan tuang dan media agar nutrien didapat jumlah awal ratarata biakan masing-masing mikroba uji yang terdapat dalam setiap obat tetes mata O dan Z seperti tertera pada tabel 2.1 berikut : Tabel 1 Jumlah awal rata-rata mikroba uji dalam cfu (colony forming units) per ml untuk uji efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida pada obat tetes mata Nafazolin Hidroklorida dan obat tetes mata campuran Nafazolin Hidroklorida dan Seng Sulfat. Mikroba Uji PERCOBAAN I PERCOBAAN II SA 960.000 984.000 PA 770.000 956.000 EC 900.000 694.000 CA 784.000 960.000 Keterangan : SA = Staphylococcus aureus ; PA = Pseudomonas aeruginosa ; EC = Escherichia coli ; CA = Candida albicans 3

Berdasarkan tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa jumlah awal rata-rata setiap mikroba untuk uji efekt ivitas pengawet Benzalkonium Klorida yang diinokulasikan ke dalam bahan uji memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia Edisi ke-4, yaitu jumlah mikroba di dalam sediaan uji segera setelah inokulasi adalah antara 100.000 dan 1.000.000 cfu/ml. 2. Hasil Perhitungan Jumlah Mikroba Uji dalam Rentang Waktu Pengamatan Setelah dilakukan penginokulasian biakan masing-masing mikroba uji pada obat tetes mata O dan Z, dilakukan penginkubasian dan penanaman dengan cara metode lempeng agar untuk mengetahui jumlah mikroba viabel per ml. Hasil perhitungan jumlah mikroba uji selama 28 hari pengujian, dengan pengamatan pada hari ke 1, 2, 3, 4, 7, 14, 21 dan 28 setelah inokulasi tercantum pada tabel 2.2 berikut : Tabel 2 Jumlah mikroba pada uji efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida dalam obat tetes mata Nafazolin Hidroklorida dan obat tetes mata campuran Nafazolin Hidroklorida dan Seng Sulfat selama 28 hari pengamatan. Percobaan I : Hari SA PA EC CA Pengamatan O Z O Z O Z O Z 1 1.000 0 0 1.000 1.000 2.000 0 2.000 2 0 0 0 1.000 0 1.000 1.000 4.000 3 0 0 0 0 0 0 6.000 11.000 4 0 0 0 0 0 0 24.000 19.000 7 0 0 0 0 0 0 167.000 113.000 14 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 0 0 Percobaan II : Hari SA PA EC CA Pengamatan O Z O Z O Z O Z 1 2.000 0 0 1.000 1.000 2.000 0 2.000 2 0 0 0 1.000 0 1.000 1.000 4.000 3 0 0 0 0 0 0 6.000 11.000 4 0 0 0 0 0 0 24.000 19.000 7 0 0 0 0 0 0 167.000 113.000 14 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 0 0 Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa pengawet Benzalkonium Klorida dapat menurunkan jumlah semua mikroba uji, baik bakteri (Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli) maupun jamur (Candida albicans) mulai dari hari ke-14 selama 28 hari pengujian. Dengan melihat jumlah awal mikroba uji dan jumlah mikroba uji setelah diinokulasikan dalam rentang waktu pengamatan selama 28 hari dapat dihitung persentase rata-rata pengurangan mikroba uji, hasil perhitungan tertera pada tabel 2.3. 1

Tabel 3 Persentase rata-rata pengurangan mikroba uji dalam rentang waktu pengamatan selama 28 hari pada uji efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida dalam obat tetes mata Nafazolin Hidroklorida Percobaan I : Hari SA PA EC CA Pengamatan O (%) Z(%) O(%) Z(%) O(%) Z(%) O(%) Z(%) 1 99,89 100 100 99,87 99,89 99,78 100 99,74 2 100 10 100 99,87 100 99,89 99,87 99,49 3 100 100 100 100 100 100 99,23 98,59 4 100 100 100 100 100 100 96,94 97,58 7 100 100 100 100 100 100 78,69 85,59 14 100 100 100 100 100 100 100 100 21 100 100 100 100 100 100 100 100 28 100 100 100 100 100 100 100 100 Percobaan II : Hari SA PA EC CA Pengamatan O(%) Z(%) O(%) Z(%) O(%) Z(%) O(%) Z(%) 1 99,79 100 99,79 99,89 99,57 99,71 99,89 99,79 2 100 100 99,79 100 100 100 99,69 98,75 3 100 10 99,89 100 100 100 99,17 98,54 4 100 100 100 100 100 100 96,77 97,19 7 100 100 100 100 100 100 85,10 92,92 14 100 100 100 100 100 100 100 10 21 100 100 100 100 100 100 100 100 28 100 100 100 100 100 100 100 100 Dari tabel persentase rata-rata pengurangan jumlah mikroba uji di atas dapat dilihat : 1. Pada percobaan I dan II, jumlah mikroba uji Staphylococcus aureus berkurang 100% pada hari kedua pada obat tetes mata O, sedangkan pada obat tetes mata Z pada hari pertama. 2. Pada percobaan I, jumlah mikroba uji Pseudomonas aeruginosa berkurang 100% pada hari pertama pada obat tetes mata O, sedangkan pada obat tetes mata Z pada hari ketiga. Pada percobaan II, jumlah mikroba uji Pseudomonas aeruginosa berkurang 100% pada hari keempat untuk obat tetes mata O, sedangkan pada obat tetes mata Z pada hari kedua. 3. Pada percobaan I, jumlah mikroba uji Escherichia coli berkurang 100% pada hari kedua pada obat tetes mata O, sedangkan pada obat tetes mata Z pada hari ketiga. Pada percobaan II, jumlah mikroba uji Escherichia coli berkurang 100% pada hari kedua pada obat tetes mata O dan Z. 4. Pada percobaan I dan II, jumlah mikroba uji Candida albicans berkurang 100% pada hari ke-14 pada obat tetes mata O dan Z. - 2 -

KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh jumlah awal rata-rata mikroba uji yang terdapat dalam sediaan segera setelah inokulasi adalah antara 100.0 0 dan 1.000.000 cfu/ml, yang sesuai dengan persyaratan dalam Farmakope Indonesia edisi ke-4 untuk uji efektivitas pengawet. Dari hasil uji dapat dilihat bahwa pengawet Benzalkonium Klorida 0.01% dalam obat tetes mata Nafazo lin Hidroklorida yang beredar di pasaran adalah efektif menurunkan jumlah semua mikroba uji, yaitu Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli dan Candida albicans, sampai 100% mulai dari hari ke-14 dan mencegah kontaminasi selama 28 hari masa pengujian, begitu juga pada obat tetes mata campuran Nafazolin Hidroklorida dan Seng Sulfat. Berdasarkan hasil pengujian secara statistika, yaitu dengan menggunakan desain eksperimen faktorial 4x8x2 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pengujian dengan menggunakan produk tetes mata yang berbeda, yang berarti tidak terdapat perbedaan efekt ivitas pengawet Benzalkonium Klorida pada obat tetes mata Nafazolin Hidroklorida dan obat tetes mata campuran Nafazolin Hidroklorida dan Seng Sulfat. Dari uji Newman Keuls diperoleh bahwa secara signifikan yang paling tidak efektif pada pengujian efektivitas pengawet Benzalkonium Klorida pada kedua tetes mata adalah mikroba uji Candida albicans. Sedangkan berdasarkan urutan data diperoleh bahwa pengawet Benzalkonium Klorida pada kedua tetes mata paling efektif terhadap mikroba uji Staphylococcus aureus. DAFTAR PUSTAKA Ansel, H. C.. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed ke-4. Jakarta : UI Press. Hal : 540-556. Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional. Ed ke-4. Jakarta : Depkes RI. Hal : 316-317. Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Ed ke-4. Jakarta : Depkes RI. Hal 12-14, 130-131, 847-852, 854-862. Hoover. 1975. The Science and Practise of Pharmacy. Philedelphia : College of Pharmacy and Science. Page : 1492-1497, 1500-1502. Jenkins, W. A., Osborn, K. R. Packaging Drugs and Pharmaceuticals. Pensylvania : Technomic Publisher Company, Inc. Page : 284-385. Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri III. Penerjemah : Siti Suyatmi. Edisi ke-3. Jakarta : UI Press. Hal : 1317. Martindale. 1982. The Extra Pharmacopoeia, 28 th Edition. London : The Pharmaceutical Press. Page : 1101-1102. Nolanol, George. 1979. General Biologi. London : The CV Mosby Company. Page : 431. Pelczar, Michel J., E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Hal : 85-88, 135-139. 1

Remington, J. P.. 1975. Remington S Pharmaceutical Science, 15 th Pennsylvania : Mack Publishing Company. Page : 1088-1089. Edition. Siswandono, dkk. 1998. Prinsip-Prinsip Rancangan Obat. Surabaya : Airlangga University Press. Hal : 39-41, 126-127. Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen. Edisi ke-4. Bandung : Tarsito. Hal : 109-141. Turco, S., King, R. E. 1979. Sterile Dossage Forms. Edisi ke-2. Philadelphia : Lea & Febiger. Page : 357-358. Voigt, Rudolf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah : Dr. Noerono Suwandhi. Yogyakarta : UGM Press. Hal : 522-526, 528-529. Wade, Ainley., Weller, Paul J. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Second Edition. London : The Pharmaceutical Press. Page : 27-29. -. 1973. British Pharmacopeia. London : The Pharmaceutical Press. Page : 46-47. -. 1980. United State Pharmacopeia, 15 th Edition. Rockville : USP Convention, Inc. Page : 1211-1212. ii