EFEKTIVITAS MUTU BERBASIS PRAKTEK, INTERVENSI PENINGKATAN MULTIMODAL UNTUK GASTROENTERITIS PADA ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bayi dan anak-anak di bawah lima tahun mengalami tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang berusia di bawah 5 tahun terdapat kematian di. miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyebab kematian nomer dua di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi pasien merupakan salah satu tugas rumah

PW214 KEPERAWATAN ANAK 1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pelayanan kesehatan dihadapkan pada paradigma baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di bawah tiga tahun rata-rata mengalami 3 episode diare setiap tahun (Kosek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan atau tanpa muntah yang masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di indonesia terutama pada anak-anak. Diare harus

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA N UMUR 19 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DAN DIARE CAIR AKUT DI RSUD SUKOHARJO

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL DISTRES SPIRITUAL DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

Cucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis. lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

BAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama pada anak di negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018

Cairan Rehidrasi Oral Osmolaritas Rendah Dibandingkan Oralit untuk Pengobatan Diare Akut pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

PENANGANAN ORAL HIDRASI DAN KEJADIAN DEHIDRASI ANAK DIARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari empat kali,

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proporsi usia lanjut (WHO, 2005, pp. 8-9). Di Indonesia, data survei kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berinteraksi merupakan kunci kesuksesan yang harus di

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasien dengan kasus infeksi dan penggunaannya dapat bersifat empiris atau

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

A PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA. Paula A. Tahtinen, et all

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN TERHADAP PATIENT SAFETY DALAM KEPERAWATAN ANAK. Oleh : Zubaidah NPM

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mempunyai dua faktor yang berpengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma (Medlinux, (2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

ANALISIS PENERAPAN TEORI SELF CARE OREM PADA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL. Chandra Bagus Ropyanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh yang ditandai dengan sesak

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian obat secara intravena (Smeltzer & Bare, 2001).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T. DENGAN GANGGUAN GASTRO ENTERITIS AKUT DI RUANG MELATI II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

Transkripsi:

EFEKTIVITAS MUTU BERBASIS PRAKTEK, INTERVENSI PENINGKATAN MULTIMODAL UNTUK GASTROENTERITIS PADA ANAK Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manejemen Disusun Oleh: BIYANTI DWI WINARSIH (1006800724) PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2011

EFEKTIVITAS MUTU BERBASIS PRAKTEK, INTERVENSI PENINGKATAN MULTIMODAL UNTUK GASTROENTERITIS PADA ANAK ABSTRAK Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kematian dan kesakitan pada anak tinggi. Letak geografis Indonesia menyebabkan masih banyaknya anak menderita penyakit infeksi. Salah satu penyakit yang banyak terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun adalah gastroenteritis. Penyakit tersebut bisa menyebabkan kondisi dehidrasi maupun mal nutrisi. Hal ini akan membuat resiko kematian yang tinggi. Gastroenteritis dapat dicegah agar tidak terjadi dehidrasi maupun mal nutrisi. tersebut adalamenunjukkan bahwa sebagian besar dari rawat inap dapat dihindari. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan rehidrasi oral. Di beberapa rumah sakit belum menerapkan pemberian oral rehidration therapy secara maksimal tetapi lebih mengedepankan obat obatan antidiare. Di Amerika dikembangkan perawatan anak dengan gastroenteritis menggunakan praktek berbasis mutu dan intervensi multimodal pada penderiata gastroenteritis pada anak. Sistem ini melibatkan multidisiplin yang saling membantu untuk informasi maupun penanganan gastroenteritis. Sistem yang diberikan adalah dengan pendidikan kesehatan pasien, umpan balik kinerja tim dan berpartisipasi dalam tindak lanjut melalui konferensi tim. Hasil yang di dapatkan lama rawat anak lebih pendek dan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dapat lebih ditekan. Hal ini sesuai dengan kondisi anak Indonesia terutama pada keluarga tidak mampu maupun dengan ekonomi yang baik. Apabila strategi ini dikembangkan pada setiap rumah sakit terutama di ruang rawat inap akan mencegah anak terjadi dehidrasi yang bisa memperparah kondisi anak

A. LATAR BELAKANG Gastroenteritis merupakan suatu penyakit yang umum pada anak usia di bawah 5 tahun. Di Amerika terdapar 37 juta kasus gastroenteritis akut setiap tahun. Di Indonesia merupakan penyakit utama kedua yang paling sering menyerang anak anak. Rotavirus adalah penyebab dari 35 % sampai 50 % hospitalisasi karenan gastroenteritis akut, antara 7% dan 17 % disebabkan adenovirus dan 15% disebabkan bakteri. Bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang menderita gastroenteritis akut daripada bayi yang mendapat susu formula. (Wong, 2007) Orang tua yang mempunyai anak menderita gastroenteritis mengalami ketakutan dengan kondis anaknya. Bahkan perawatan ataupun pencegahan yang dilakukan tidak sesuai dan memperparah kondisi anak. Sebagai contoh adalah anak tidak diberikan minum mapun makan karena takut akan buang air terus. Kondisi ini membuat anak menjadi dehidrasi bahkan mal nutrisi. Salah satu strategi yang menjanjikan untuk meningkatkan perawatan untuk Gastroenteritis adalah meningkatkan penggunaan yang tepat dari rehidrasi oral terapi (ORT). ORT memiliki banyak keuntungan dibandingkan terapi intravena, termasuk biaya yang lebih rendah dan aplikasi di beragam pengaturan (termasuk rumah pasien). Dalam pengaturan rawat jalan di mana terapi intravena tidak tersedia, keputusan untuk mengobati dengan intravena terapi mungkin memerlukan rawat inap. ORT digunakan dalam penanganan darurat adalah setara dengan intravena terapi dalam meningkatkan dehidrasi pada 2 jam, dimulai lebih cepat, dan dapat menurunkan rawat inap. Upaya pemberian ORT belum bisa terlaksana dengan baik karena dianggap terlalu lama untuk kesembuhan anak. Orang tua lebih senang jika anaknya mendapatkan obat oabat yang mampu menghentikan diare dengan segera. Kadang perawat maupun dokter lebih berorientasi pada pemberian cairan intravena saja. Akibatnya anak terlalu lama dirawat dan bisa terjadi beberapa komplikasi yaitu : dehidrasi berat, syok hipovolemik, kedang

demam dan bakteriemi. Lama rawat dengan terjadi penurunan imunitas akan mudah terserang penyakit lain. Untuk mengoptimalkan pemberian ORT maka dibuat suatu siatem yaitu intervensi multimodal dimana bisa mengontrol pemberian serta pemberian umpan balik dari intervensi yang diberikan. Perlu dibahas lebih lanjut bagaimana sistem intervensi multimodal ini dilakukan oleh dokter, perawat maupun admistrasi serta bagaiman penerapannya di rumah sakit.

B. KAJIAN LITERATUR Efektivitas Mutu Berbasis Praktek, Peningkatan Intervensi Multimodal untuk Gastroenteritis merupakan jaringan AccessCare termasuk praktek pediatrik yang melayani jumlah terbesar dari pendaftar Medicaid di North Carolina. Populasi target praktek adalah pasien anak anak dibawah 5 tahun. Tujuan Intervensi adalah untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya terkait dengan perawatan gastroenteritis untuk anak-anak dalam jaringan AccessCare. Tujuan kedua adalah untuk menunjukkan efektivitas intervensi yang telah dilakukan oleh pelaksana intervensi multimodal. Pada intervensi multimodal ini menerapkan proyek dalam 2 tahap. Tiga praktek intervensi dipilih untuk berpartisipasi dalam intervensi intensitas tinggidan praktek - praktek intervensi yang mencakup belajar dari praktek berbasis pengembangan praktek intensitas tinggi. Semua praktek-praktek berpartisipasi dalam AccessCare dimasukkan dalam intervensi program. Kepemimpinan dan manajemen di AccessCare melakukan intervensi multimodal berdasarkan kriteria berikut: (1) memiliki seorang pemimpin yaitu dokter yang bersedia untuk berpartisipasi, (2) adanya rumah sakir atau rawat inap yang bisa memberikan perawatan gastroenteritis. (3) adanya klinik klinik rawat jalan di setiap daerah yang siap menerapkan intervensi multimodal. (Adam, 2007) Intervensi multimodal untuk penanganan anak dengan gastroenteritis adalah pemberian ORT diruang tunggu, umpan balik kinerja dari ORT dan pendidikan kesehatan kepada orang tua. Apabila ada anak datang dengan diare maka langsung diberikan oralit secara gratis di ruang tunggu sambil menunggu antrean pemeriksaan. Setelah itu diperiksa kondisi anak setelah minum oralit. Pendidikan kesehatan diberikan kepada orang tua untuk melanjutkan pemberian oralit di rumah. Semua pasien tersebut didokumentasikan oleh bagian administrasi.

Aplikasi strategi intervensi multimodal adalah dimulai proses pemetaan dan analisis meliputi mendokumentasikan, mendiskusikan, dan mengubah proses perawatan. Proses kedua kontrol lokal perbaikan perencanaan oleh tim praktik interdisipliner. Program yang diberikan: (1) pendidikan tentang aplikasi berbasis bukti pedoman; (2) pembinaan dalam perbaikan proses, dan (3) contoh alat klinis dan petunjuknya. Infrastruktur untuk interaksi ini meliputi: (1) kunjungan ke lokasi oleh pimpinan intervensi multimodal untuk memimpin proses latihan pemetaan; (2) konferensi bulanan untuk semua praktek berfokus pada topik perbaikan klinis atau proses, serta seperti berbagi kemajuan praktik Diskusi difokuskan pada keberhasilan dan pelajaran dalam intensitas tinggi praktek, serta menggambarkan penggunaan sejumlah alat berbasis praktik dikembangkan untuk membantu pelaksanaan kantor. Ini alat termasuk warna-kode diagram untuk menjelaskan kantor aliran untuk pasien gastroenteritis, penilaian dehidrasi, pasien pendidikan informasi, dan ORT instruksi untuk dokter dan orang tua. (Carolyn, 2003) Intervensi multimodal tersebut merupakan serangkaian cara yang dilakukan oleh dokter dan perawat dibantu oleh administrasi yang selalu mengevaluasi semua tindakan yang sudah diberikan. Tindakan yang diberikan selalu terdokumentasi sehingga bisa dievaluasi setiap bulan dan dicari solsi untuk peningkatan intervensi. Dalam keperawatan anak lebih mengutamakan pemberian tindakan yang tidak menyebabkan trauma pada anak. Anak yang menderita gastroenteritis lebih baik mendapat ORT dan zinkid yang bisa membantu mencegah terjadinya dehidrasi tanpa terjadi tindakan invasif.

C. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan Penerapan intervensi multimodal memerlukan kesiapan dari pelaksana. Kesiapan tersebut berupa kemampuan perawat dalam pemberian tindakan dan kemapuan dalam pemberian pendidikan kesehatan serta kemampuan administrasi untuk melakukan pendokumentasian. Kerjasama yang baik dengan dokter dan administrasi. Adanya sistem pendokumentasian pada setiap klinik yang berada dibawah pengawasan pimpinan. Dengan cara ini keberhasilan penanganan gastroenteritis dapat dilihat disetiap klinik yang berada daerah jaringan accescare. Proses intervensi multimodal ini dapat diterapkan di Indonesia terutama pada klinik anak. Di Indonesia penerapan intervensi multimodal ini hampir sama dengan penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Bedanya adalah kalau MTBS meliputi lima penyakit yang bisa menyebabkan kematian pada anak dan intervensi multimodal hanya pada anak dengan gastroenteritis saja. Beberapa kendala yang dihadapi adalah ketersediaan oralit dengan rasa yang disukai anak masih sangal minimal, Orang tua lebih menginginkan obat anti diare daripada mendapat ORT dan pendidikan kesehatan. 2. Rekomendasi a. Adanya kerjasama antara perawat, dokter dan administrasi dalam pemberian asuhan kepada anak dengan gastroenteritis. b. Adanya kebijakan dari dinas kesehatan setempat untuk memberikan ORT pada anak dengan gastroenteritis dan pendidiukan kepada orang tua untuk pencegahan. c. Tersedianya sistem dokumentasi yang bisa diisi oleh perawat dengan tidak terlalu menambah beban kerja perawat.

D. DAFTAR PUSTAKA Adam J. Zolotor, Greg D. Randolph. Et al. (2007) Effectiveness of a Practice- Based, Multimodal Quality Improvement Intervention for Gastroenteritis Within a Medicaid Managed Care Network, American Journal of Pediatrics ;120;e644-e650 Ball, Jane, dkk. (2003). Pediatric nursing caring for children. Third edition. New Jersey : Prentis hall Calep K.King, Roger Glass, et all. (2003) Managing Acut Gastroenteritis Among Children, Oral Rehydration, Maintenance and Nutryonal therapy, MMWR, vol 52, No. RR 16. Carolyn Gallagher, 2003. A guidelines-based approach for managing acute gastroenteritis in children, Journal for Specialists in Pediatric Nursing; Jul-Sep 2003 Hockenberry.Marilyn J, Wilson David, (2009) Essentials Pediatric Nursing Eighth Edition, Mosby Elsevier, St Louis. James.Susan Rowen, Ashwill.Jean Weiler. (2007) Nursing Care of Children Principles & Practice Third Edition, Saunders Elsevier, Philadelphia F. Kita MS, Y. Shibata_ BS, 2008 Prescription trends for treatment of paediatric gastroenteritis at a Japanese hospital between 1997 and 2007, Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics (2010) 35, 87 92 Robert Hofmann. 2010, Remarks and questions on the article Prospective randomized double-blind trial of racecadotril comparedwith loperamide in elderly people with gastroenteritis living in nursing homes J Clin Pharmacol (2010) 66:839 Robert Hofmann. 2010. Remarks and questions on the article Prospective randomized double-blind trial of racecadotril compared with loperamide in elderly people with gastroenteritis living in nursing homes Eur J Clin Pharmacol (2010) 66:839