BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thermosiphon Reboiler adalah reboiler, dimana terjadi sirkulasi fluida

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

Maka persamaan energi,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH BILANGAN REYNOLDS TERHADAP KARAKTERISTIK KONDENSOR VERTIKAL TUNGGAL TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

Cooling Tower (Menara Pendingin)

= Perubahan temperatur yang terjadi [K]

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA VERTIKAL

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

OPTIMASI KONDENSOR SHELL AND TUBE BERPENDINGIN AIR PADA SISTEM REFRIGERASI NH 3

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 1 Open Kettle or Pan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian umum. Refrigerasi adalah aplikasi dari hukum ke dua Termodinamika yang. dinyatakan oleh Clausius.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILASI MINYAK PLASTIK

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

BAB II LANDASAN TEORI

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

RANCANG BANGUN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA HORISONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDINGINAN KOMPRESI UAP

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

E V A P O R A S I PENGUAPAN

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alat Penukar Panas Alat penukar kalor merupakan suatu alat yang mengasilkan perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturnya tinggi ke fluida yang temperaturnya rendah, proses perpindahan panas tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Maksudnya ialah: 1. alat penukar kalor kontak langsung pada alat ini fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau ruangan misalnya ejector, daerator dan lain-lain. 2. alat penukar kalor kontak tidak langsung pada alat ini fluida panas tidak berhubungan langsung (indirect contact) dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panasnya itu mempunyai media perantara, seperti pipa, plat, atau peralatan jenis lainnya. Misalnya kondensor, ekonomiser air. 2.2 Kondensor Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat excharger) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Kondensor biasanya mengubah fasa zat gas menjadi zat cair dari temperatur yang tinggi keluar melewati dinding-dinding kondensor melewati media kondensasi, sebagai akibatnya uap akan didinginkan hingga fasanya berubah menjadi fasa cair pada temperatur rendah. Kondensor berguna membuang kalor ke lingkungan dan mengubah wujud bahan pendingin dari gas menjadi cair. Kondensor akan mengkondensasikan uap yang berasal dari kompresor yang bertemperatur dan bertekanan tinggi menjadi refrigrean cair yang akan mengalir ke katup ekspansi untuk diturunkan tekanannya. Kondensor harus ditempatkan diluar ruangan yang didinginkan agar dapat membuang panasnya keluar. 2.3 Jenis-Jenis Kondensor Kondensor memiliki beberapa jenis yang dapat di kelompokan dari tipe aliran, bidang kontak kondensor, dan media pendinginnya. Laporan Tugas Akhir 2012 5

2.3.1 Surface Kondensor Prinsip kerja surface kondensor steam masuk ke dalam shell kondensor melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor, steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan terkondensasi. Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of condensation) dalam lingkup bahasan kondensor kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensor ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada pemipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya. Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vakum di kondensor. Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalam kondensat akibat adanya udara di kondensor, dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan dikondensor dengan memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlarut pada kondensat akan menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara dari sistem. 2.3.2 Kondensor Horizontal Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor. Gambar 2.1 Kondensor horizontal Laporan Tugas Akhir 2012 6

Kelebihan kondensor horizontal adalah: 1. dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relative berukuran kecil dan ringan. 2. pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah. 3. bentuk sederhana dan mudah dipasang. 4. pipa pendingin mudah dibersihkan. 2.3.3 Kondensor Vertikal Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor. Gambar 2.2 Kondensor vertikal Keterangan : 1. esterfication reactor. 2. vertikal frational column. 3. vertikal kondensor. 4. horizontal kondensor. Kelebihan kondensor vertikal adalah: 1. harganya murah karena mudah pembuatannya. 2. kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangannya. 3. bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin, pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen. Laporan Tugas Akhir 2012 7

2.4 Kondensor Direct-contact Kondensor direct-contact mengkondensasikan steam dengan mencampur langsung dengan air pendingin.direct-contact atau open kondensor digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti : 1. geothermal powerplant. 2. pada powerplant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC). Direct-contact kondensor dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu: 2.4.1 Spray Kondensor Pada spray kondensor, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated. Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower, sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai feedwater.sisanya didinginkan, biasanya didalam dry-closed cooling tower. Air yang didinginkan pada cooling tower disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang. 2.4.2 Barometric dan Jet Kondensor Ini merupakan jenis awal kondensor. Jenis ini beroperasi dengan prinsip yang sama dengan spray kondensor kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacum dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head statis seperti pada barometric kondensor. Atau menggunakan diffuser seperti pada jet kondensor. Gambar 2.3 Barometric dan jet kondensor Laporan Tugas Akhir 2012 8

2.5 Pendinginan Pendinginan pada dasarnya merupakan usaha untuk melepaskan panas dari suatu bahan ke lingkungan yang bersuhu lebih rendah, tetapi kadang-kadang pada proses tertentu dapat melepaskan panasnya pada suhu yang lebih tinggi. Pendinginan juga berarti menurunkan suhu bahan sesuai kebutuhan sehingga kandungan air dalam bahan tidak perlu sampai membeku (Helhman dan Singh, 1981). Proses pendinginan suatu bahan dapat dilakukan dengan mendekatkan pada suatu fluida yang lebih dingin dari bahan itu sendiri. Menurut Kamarudin (1976), fluida yang lebih dingin (refrigran) dapat disirkulasikan dengan cara yang memungkinkan untuk memindahkan panas yang diambil dari bahan yang akan didinginkan. Ditambahkan bahwa proses perpindahan panas dapat terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi. 2.6 Unit Alat Pendingin dan Kondensator Semua sistem pendinginan melakukan pertukaran kalor dengan cara melepaskan kalor ke udara, tetapi ada juga dengan cara lain yaitu dengan melepaskan kalor ke udara melalui kontak langsung dengan air (Lee dan Sears, 1959 dalam Firmansya, 2004). Ditambahkan bahwa berdasarkan zat pendingin yang dipakai, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. alat pendingin dengan udara. Udara sebagai zat pendingin dialirkan ke dalam pendingin dengan bantuan kipas angin.pendingin udara mempunyai komponen utama pipa bersirip yang berliku-liku. Udara mengalir melalui bagian dalam pipa sedangkan pendingin mengalir di luarnya.kebanyakan pendingin jenis ini dilengkapi dengan kipas angin. 2. alat pendingin dengan air. Air sebagai zat pendingin dipompakan ke dalam pendingin. Biasanya air ini setelah keluar dari alat pendingin dialirkan lagi ke pendingin. Jika tersedia air yang banyak, air yang keluar dari alat pendingin langsung dibuang. Alat pendingin dengan air umumnya berbentuk suatu tabung silindris dengan jajaran pipapipa yang terpasang di dalamnya. Kondensor berfungsi sebagai tempat kondensasi refrigran pada saat proses desorpsi, yaitu untuk membuang kalor dan mengubah wujud bahan pendingin dari gas menjadi cair (Heldman dan Singh, 1981). Kondensor merupakan alat untuk membuat kondensasi dengan suhu dan tekanan tinggi.kondensor didinginkan dengan udara dingin dan air yang di pompakan dan di sirkulasikan dalam tabung pada suhu ruang sewaktu Laporan Tugas Akhir 2012 9

bahan pendingin bentuk gas dengan suhu dan tekanan tinggi mengalir dalam pipa sepanjang kondensor.gas tersebut dari luar didinginkan oleh udara dingin sehingga suhunya turun. Setelah suhunya mencapai suhu kondensasi kemudian terjadi proses pengembunan. Wujudnya sedikit demi sedikit berubah menjadi cair tetapi tekanannya masih tetap tinggi.waktu bahan pendingin keluar dari bagian bawah kondensor wujudnya telah seluruhnya menjadi cair. Jenis-jenis kondensor berdasarkan media/zat ysng mendinginkannya dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. air-cooled Condensor, menggunakan udara sebagai media pendinginnya. 2. water-cooled Condensor, menggunakan air sebagai media pendinginnya. 3. evaporative Condensor, menggunakan campuran air dan udara sebagai media pendinginnya. 2.7 Alat Penukar Kalor Shell and Tube Alat penukar kalor jenis shell and tube adalah alat penukar kalor yang paling banyak digunakan dalam berbagai macam industri dan paling sederhana dibanding dengan alat penukar kalor lainnya, hal ini karena: 1. hanya terdiri dari sebuah tube dan shell, dimana tube terletak secara konsentrik yang berada di dalam shell. 2. kemampuannya untuk bekerja dalam tekanan dan temperatur yang tinggi. 3. kemampuannya untuk digunakan pada satu aliran volume yang besar. 4. kemampunnya untuk bekerja dengan fluida kerja yang mempunyai perbedaan satu aliran volume yang besar. 5. tersedia dalam berbagai bahan atau material. 6. kontruksi yang kokoh dan aman. 7. secara mekanis dapat beroperasi dengan baik dan handal (reliability tinggi). Pada jenis alat penukar kalor ini, fluida panas mengalir di dalam tube sedangkan fluida dingin mengalir di luar tube atau di dalam shell, karena kedua aliran fluida melintasi penukar kalor hanya sekali, maka susunan ini disebut penukar kalor satu lintasan (singlepass), jika kedua fluida ini mengalir dalam arah yang sama, maka penukar kalor bertipe dua lintasan (paralle flow) gambar 2.4. Jika kedua aliran itu mengalir dalam arah yang berlawanan, maka penukar kalor ini bertipe aliran lawan (counter flow) gambar 2 (Kreith, 1997). Laporan Tugas Akhir 2012 10

1. aliran sejajar (paralel flow) kedua jenis fluida masuk dari satu sisi secara bersamaan mengalir pada arah yang sama dan keluar dari satu sisi yang lain yang sama. Gambar 2.4 Aliran sejajar kondensor 2. aliran berlawanan arah (counter flow) dua jenis fluida masuk dari arah yang berlawanan dan keluar pada sisi yang berlawanan pula. Gambar 2.5 Aliran berlawanan kondensor Shell and Tube kondensor atau kondensor tipe tabung dan pipa yang digunakan pada kondensor yang berukuran kecil hingga besar. Biasanya digunakan untuk air pendingin berupa ammonia dan freon. Seperti pada gambar didalam kondensor tabung dan pipa, terdapat banyak pipa pendingin, dimana air pendingin mengalir di dalam pipa-pipa tersebut, ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada plat pipa, sedangkan diantara plat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi aliran air yang melewati pipa dan mengatur agar kecepatannya cukup tinggi, yaitu 1,5-2 m/s. Gambar 2.6 Shell and tube kondensor Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian keluar pada pipa bagian atas, jumlah saluran maksimum yang dapat digunakan sebanyak 12, semakin banyak Laporan Tugas Akhir 2012 11

jumlah saluran yang digunakan maka semakin besar tahanan aliran air pendingin. Pipa pendingin ammonia biasa terbuat dari baja sedangkan untuk freon biasa terbuat dari pipa tembaga. Jika menginginkan pipa yang tahan terhadap korosi bias menggunakan pipa kuningan atau pipa cupro nikel, pipa stainless. 2.8 Kondensor Shell and Coil Kondensor tabung tank oil banyak digunakan pada unit pendingin dengan freon refrigerant berkapasitas kecil, misalnya untuk penyegar udara, pendingin air, dan sebagainya. Seperti gambar dibawah ini, kondensor tabung dan koil dengan tabung pipa pendingin di dalam tabung yang dipasang pada posisi vertikal.koil pipa pendingin tersebut biasanya dibuat dari tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip. Gambar 2.7 Kondensor shell and coil Pada kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di dalam koil pipa pendingin.disini endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan menggunakan zat kimia (detergent). Adapun ciri-ciri kondensor tabung tank oil sebagai berikut : 1. harganya murah karena mudah dalam pembuatannya. 2. kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah dalam pemasangannya. 3. tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu pmbersihan dengan menggunakan detergent. 2.9 Kondensor Tube and Tubes Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa coaksial dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar yang melintang dari atas ke bawah.sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam berlawanan arah, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah. Pada mesin pendingin berkapasitas rendah dengan freon sebagai refrigerant, pipa dalam dan pipa luarnya terbuat Laporan Tugas Akhir 2012 12

dari tembaga. Gambar dibawah ini menunjukkan kondensor jenis pipa ganda, dalam bentuk koil pipa dalam dapat dibuat bersirip atau tanpa sirip. Gambar 2.8 Kondensor tube and tubes Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2 m/s. sedangkan perbedaaan temperatur air keluar dan masuk pipa pendingin (kenaikan temperatur air pendingin di dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10 C. laju perpindahan panas relatf besar. Adapun ciri-ciri kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut : 1. konstruksi sederhana dengan harga yang memadai. 2. dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran refrigerant dan air pendingin yang berlawanan. 3. penggunaan air pendingin relatif kecil. 4. sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen. 5. pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak tidak mungkin dilaksanakan. Penggantian pipa pun sulit dilaksanakan. 2.10 Komponen Alat Penghasilan Asap Cair 2.10.1 Pirolisis Pirolisis adalah pengembangan dari teknik karbonisasi kayu atau bahan sejenis yang berkembang di masyarakat umumnya dengan pembakaran kayu atau bahan sejenisnya langsung dalam suatu tungku, drum, lubang yang ditutup sehingga tidak menggunakan oksigen dengan suhu tinggi dalam waktu tertentu, dimana asap yang dihasilkan dari pembakaran tidak dilepaskan ke udara, tetapi dikondensasi sehingga terbentuk cairan hitam yang disebut asap cair atau cairan pirolygneous liquor/crud (Hendra, 1992). Pirolisis berasal dari dua kata yaitu pyro berarti panas dan lysis berarti penguaraian atau degradasi, sehingga pirolisis berarti penguraian biomassa karena panas pada suhu lebih dari 150 C (Kamaruddin et al. 1999). Menurutnya dalam pirolisis terdapat dua Laporan Tugas Akhir 2012 13

tingkatan proses, yaitu pirolisis primer dan pirolisis sekunder dan dapat di definisikan sebagai berikut: 1. pirolisis primer adalah pirolisis yang terjadi pada bahan baku dan berlangsung pada suhu kurang dari 600 C, hasil penguraian yang utama adalah karbon (arang). Pirolisis primer dibedakan atas pirolisis primer lambat dan cepat. Pirolisis primer lambat terjadi pada proses pembuatan arang. Pada laju pemanasan lambat (suhu 150 C-300 C) proses pirolisis ini bekerja. 2. pirolisis sekunder yaitu pirolisis yang terjadi atas partikel gas/uap hasil pirolisis primer dan berlangsung diatas suhu 600 C. 2.10.2 Asap Cair Asap cair merupakan cairan hasil kondensasi asap hasil pirolisa kayu atau bahan sejenis untuk memberikan aroma dan rasa. Asap cair berwarna coklat muda sampai coklat tua yang mempunyai daya bunuh terhadap mikroba dan mempunyai daya anti oksidan yang berefek terhadap keawetan produk (Purnama, 1997). 2.10.3 Reaktor Pirolisis Reaktor Pirolisis adalah alat pengurai senyawa-senyawa organik yang dilakukan dengan proses pemanasan tanpa berhubungan langsung dengan udara luar dengan suhu 300-600 0 C. Reaktor pirolisis dibalut dengan selimut dari bata dan tanah untuk menghindari panas keluar berlebih, memakai bahan bakar kompor minyak tanah atau gas. Proses pirolisis menghasilkan zat dalam tiga bentuk yaitu padat, gas dan cairan (Buckingham, 2010). Cara penggunaan alat ini yaitu dengan memasukkan sampel ke dalam reaktor pirolisis dan ditutup rapat.reaktor kemudian dipanaskan selama 5 jam.destilat yang keluar dari reaktor ditampung dalam dua wadah.wadah pertama untuk menampung fraksi berat, sedangkan wadah kedua untuk menampung fraksi ringan.fraksi ringan ini diperoleh setelah dilewatkan tungku pendingin yang dilengkapi pipa berbentuk spiral. 2.10.4 Pipa Penghubung Pipa penghubung merupakan bagian komponen dari alat penghasil asap cair yang berfungsi sebagai penghubung antara reaktor pirolisis dengan kondensor. Asap dari proses pembakaran pirolisa akan mengalir menuju kondensor akibat adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan temperatur antara reaktor piirolisis dengan kondensor. Laporan Tugas Akhir 2012 14

2.11 Perhitungan Energi pada Proses Kondensasi di Kondensor Pada prinsipnya asap cair merupakan asap (fasa gas) yang terkondensasi menjadi cair (fasa cair), percobaan ini difokuskan pada proses kondensasi asap cair untuk memprediksi proses kondensasi asap cair dapat digunakan persamaan sebagai berikut: 1. energi yang dibutuhkan untuk menurunkan temperatur uap asap dari temperatur pirolisis (200-400 C) sampai titik didih air (100 C) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Q 1 = m.cp.( Tu 2 Tu 1 ).(2.1) Q 1 = energi yang dibutuhkan M = massa asap cair yang diharapkan (diperhitungkan) Cp = panas sensible air Tu 1 = temperatur air mendididh Tu 2 = temperatur pirolisa 2. energi yang dibutuhkan untuk perubahan uap asap menjadi cair dapat digunakan persamaan sebagai berikut : Q 2 = m.lp..(2.2) Q 2 = Energi yang di butuhkan untuk mencair M = massa asap cair yang diharapkan (diperhitungkan) Lp = panas latent untuk mengembun. 3. energi yang dibutuhkan untuk menurunkan temperatur asap cair dari temperatur titik didih air (100 C) sampai temperatur proses kondensasi yang diharapkan yaitu 20 C. Q 3 = M.Cp. (Tu 2 Tu 3 ) (2.3) Q 3 = energi yang dibutuhkan m = massa asap cair yang diharapkan (diperhitungkan) Cp = panas sensibel air Tu 2 = temperatur air mendidih Tu 3 = temperatur proses kondensasi yang diharapkan 4. energi Total Qtot = Q 1 + Q 2 + Q 3...(2.4) 2.11 Asas Black Asas black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black (Wikipedia.com). Asas ini menjabarkan : Laporan Tugas Akhir 2012 15

1. jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas member kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama. 2. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas. 3. Benda yang idinginkan melepasa kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan Asas black berbunyi : pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah (Wikipedia.com) Secara umum rumus Asas Black adalah Qlepas= Qterima Dimana : Qlepas adalah jumlah kalor yang dilepas oleh zat Qterima adalah jumlah kalor yang diterima oleh zat Rumus penjabaran dari rumus diatas : M1 x Cp x ΔT = M2 x Cp x ΔT Keterangan M1= adalah massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi Cp1= adalah kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi T1= adalah temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur yang lebih tinggi T a = Temperatur akhir pencampuran kedua benda M 2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah C 2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah T 2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah 2.12 ΔT (Log Mean Temperature Difference) Perubahan suhu pada penggabungan dua fluida yang berbeda antara fluida asap dan fluida air yang digunakan untuk mengetahui energi panas pada proses kondensasi ΔT LMTD = T asap,i T air,o ( T asap,o T air,i ) ln T asap,i T air,o ( T asap,o T air,i ) Laporan Tugas Akhir 2012 16

1. T (asap, i) : temperatur asap input 2. T (asap,o) : temperatur asap output 3. T (air, i) : temperatur air input 4. T (air, o) : temperatur air output Laporan Tugas Akhir 2012 17