BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ras, etnis, bahasa dan juga agama yang beragam, karena itulah Indonesia disebut sebagai

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Latar Belakang Tujuan Manfaat Metode Survei. 2

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian

I. PENDAHULUAN. kehidupan baru yang penuh harapan akan terjadinya berbagai langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di

BAB I PENDAHULUAN. tantang terbesar yang dihadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dituntut kerjasama dari semua pihak khususnya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari sisi manajemen, yang meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang didasarkan kepada Undang-Undang. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Derah, menekankan adanya

BAB I PENDAHULUAN. pusat mengalami perubahan. Jika sebelumnya pemerintah bersifat sentralistik

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas sumber daya alam, sumber daya potensial yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN. (pemerintah) berdasarkan Undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPKA) Kota

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BAB 1 PENDAHULUAN Bentuk Usaha Dinas Pendidikan Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KANTOR KAS DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan publik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. pembangunan. Oleh karena itu peran masyarakat dalam Pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ada didaerahya. Berbagai hal yang berhubungan dengan pembangunan tersebut tentu selalu

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. 2.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah sekarang ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat. Hal ini nampak baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Remunerasi PNS lebih diartikan sebagai sistem penggajian dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Setiap kegiatan yang dilakukan suatu organisasi tentu membutuhkan berbagai

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA LANGSA,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bergulirnya otonomi daerah, terjadi perubahan paradigma

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA LANGSA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. daerah membutuhkan sumber-sumber penerimaan yang cukup memadai. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan berisikan data yang menggambarkan keadaan. keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu sehingga pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. untuk membiayai kegiatannya, maka pemerintah daerah juga menarik pajak

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

JURNAL TESIS. Oleh : RR. LAKSMI HANDAYANINGSIH NPM :

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 48 TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi desentralistik dengan memberikan otonomi yang seluas-luasnya pada

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. instansi yang menyelenggarakan fungsi pelayanan kepada publik.

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum DPPKAD Kabupaten Bone Bolango

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi masalah yang sangat strategis dan menjadi sorotan publik. Kinerja birokrasi disinyalir masih relatif rendah dan belum sepenuhnya bisa memenuhi harapan dan pilihan publik. Banyak masalah strategis yang dihadapi dalam birokrasi publik untuk melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab yang telah diamanatkan. Disamping berasal dari kompleksitas masalah lingkungan internal birokrasi publik, masalah tersebut juga berasal dari lingkungan eksternal, yakni berupa dinamika masyarakat dan tumbuh kembangnya masalah yang dihadapi oleh masyarakat sebagai pihak yang dilayani. Untuk mengatasi belum optimalnya kinerja birokrasi dalam melaksanakan tugas pokoknya, birokrasi perlu dibangun kembali. Pembangunan kembali birokrasi ini diarahkan pada peningkatan kompetensi dan profesionalisme birokrasi dalam melaksanakan tugas utamanya. Salah satu pendekatan membangun birokrasi yang profesional adalah membangun birokrasi melalui aspek atau dimensi kelembagaan. Membangun birokrasi dari dimensi perangkat kelembagaan, berarti melakukan penataan kembali baik lembaga (organisasi) maupun struktur kelembagaan. Lembaga yang dibentuk harus benar-benar lembaga yang dibutuhkan oleh masyarakat dan sesuai dengan kondisi, potensi, dan karakteristik yang dimiliki daerah. 1

Simamora didalam buku Mangkunegara (2009:14) bahwa kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : 1. Faktor individual yang terdiri dari : Kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan demografi. 2. Faktor psikologis yang terdiri dari : Persepsi, attitude, personality, pembelajaran, dan motivasi. 3. Faktor organisasi yang terdiri dari : Sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, dan desain pekerjaan. Membangun birokrasi dengan pendekatan kelembagaan menjadikan struktur organisasi menjadi variabel yang cukup penting terhadap kinerja yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan proses pengorganisasian, dan proses ini tercermin dalam struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan susunan sistem hubungan antar posisi kepemimpinan yang ada dalam organisasi. Hal ini merupakan hasil pertimbangan dan kesadaran tentang pentingnya perencanaan atas penentuan kekuasaan, tanggung jawab, spesialisasi setiap anggota organisasi. Karena itu, Robbins (2008:214) menyatakan bahwa struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Untuk mencapai keberhasilan, suatu organisasi perlu merumuskan kebutuhan, dan tujuan organisasi. Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan tersebut, diperlukan sejumlah tindakan yang harus dilakukan oleh anggota organisasi yaitu dengan menetapkan desain pekerjaan. 2

Desain pekerjaan yaitu spesifikasi isi, metode dan hubungan berbagai pekerjaan secara individu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pribadi pemegang pekerjaan secara individu maupun tim (Sunarto, 2005:78). Desain pekerjaan akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh setiap pegawai, apabila desain pekerjaan yang diberikan kurang jelas akan mengakibatkan pegawai kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya yang akan mempengaruhi kinerja pegawai, hal ini dapat mengakibatkan pekerjaan tidak tercapai dengan baik. Desain pekerjaan mutlak diperlukan oleh setiap instansi pemerintahan karena dalam desain pekerjaan, yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan atau sekelompok pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah jelas dan pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Desain pekerjaan senantiasa mempengaruhi seluruh kondisi dasar perilaku individu-individu dalam pemerintahan dengan menciptakan motivasi pada setiap pegawai yaitu dengan cara membuat desain pekerjaan yang jelas signifikansi tugasnya, keberagaman tugas yang dikerjakan dan apakah pekerjaan yang dibuat dapat mengembangkan kemampuan pegawainya dan pemimpin adalah faktor dominan yang paling mempengaruhi bagaimana desain pekerjaan itu dibuat. Pemerintah Kota Langsa dalam rangka pengelolaan pendapatan daerah sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Qanun Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan Kota Langsa membentuk struktur organisasi Bidang Pendapatan pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset 3

(DPKA). Bidang Pendapatan mempunyai tugas melakukan pengelolaan penerimaan dari sektor pendapatan asli daerah, dana perimbangan, maupun lainlain pendapatan daerah yang sah. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pendapatan mempunyai fungsi mengembangkan potensi penerimaan, melakukan operasional lapangan dan memantau evaluasi dan pelaporan realisasi penerimaan pendapatan. Berdasarkan pra survey yang dilakukan penulis, bahwa struktur organisasi DPKA Kota Langsa yang digunakan saat ini adalah hasil dari proses restrukturisasi organisasi berkesinambungan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Langsa dalam rangka untuk menunjang dan menjalankan roda organisasi kepemerintahan secara efektif dan efisien. Pemerintah Kota Langsa yang merupakan daerah otonomi hasil dari pemekaran Kabupaten Aceh Timur pada tahun 2004 membentuk kelengkapan perangkat organisasi pelaksana pemerintahan dalam bidang pendapatan daerah berdasarkan Qanun Kota Langsa Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Langsa. Seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat, maka restrukturisasi organisasi merupakan salah satu upaya pendekatan yang harus dilakukan agar kinerja organisasi tetap optimal dalam memberikan pelayanan dan mengatasi masalah-masalah yang terus berkembang. Setelah Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Langsa dibentuk pada tahun 2004, restrukturisasi organisasi dilakukan pada tahun 2007 dengan menyederhanakan struktur organisasi DISPENDA menjadi sebuah Bidang Pendapatan yang berada didalam struktur 4

organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Langsa yang terdiri dari 2 Sub Bidang yaitu Pendaftaran dan Penetapan; dan Sub Bidang Penagihan. Kemudian restrukturisasi pada tahun 2008 dilakukan dengan pengembangan Bidang Pendapatan dari 2 Seksi menjadi 3 Seksi yaitu Seksi Pajak, Seksi Retribusi dan Seksi Pendapatan Lain-lain. Dengan bentuk struktur organisasi lini dan staf, Bidang Pendapatan dipimpin oleh 1 Kepala Bidang yang membawahi 3 Kepala Seksi. Restrukturisasi organisasi yang dilakukan tentunya memberi dampak terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang yang disesuaikan dengan bentuk struktur organisasi. Kelemahan yang terjadi secara umum adalah munculnya pemikiran di masing-masing setiap bagian/seksi untuk lebih mengutamakan tugas dibagiannya dan selalu dibutuhkan proses adaptasi bila restrukturisasi organisasi dilakukan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh beberapa pegawai bahwa setiap adanya restrukturisasi maka pegawai membutuhkan adaptasi kembali dalam melakukan koordinasi, baik koordinasi yang dilakukan terhadap antar sesama pegawai maupun koordinasi terhadap pimpinan sehingga hal ini dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi yang tegas dari pimpinan untuk mendorong para staf dari setiap seksi agar turut berpartisipasi secara aktif dan kesatuan tindakan yang terarah pada suatu sasaran yang telah ditentukan. Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, desain pekerjaan pada Bidang Pendapatan DPKA Kota Langsa telah ditetapkan dengan Peraturan Walikota Langsa Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi 5

Pejabat Struktural di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Kota Langsa. Desain pekerjaan yang ditetapkan pada Bidang Pendapatan DPKA Kota Langsa tentunya harus terus disesuaikan dan disinergikan dengan restrukturisasi organisasi yang dilakukan. Hal ini diperlukan agar tumpah tindih tugas yang diberikan tidak terjadi dan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Hal yang terjadi terhadap pelaksanaan desain pekerjaan di Bidang Pendapatan DPKA Kota Langsa adalah masih adanya kesalahan-kesalahan dilakukan pegawai dalam melakukan pekerjaannya serta masih banyaknya pegawai yang mengerjakan tugas setelah adanya arahan dari atasan, walaupun pimpinan sudah memberikan rincian tugas dan cara pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat mempengaruhi tingkat hasil kinerja yang telah ditetapkan. berikut : Hasil kinerja pegawai dapat dilihat dari pencapaian target pada tabel Tabel 1.1 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Langsa Periode Tahun 2011 s/d 2013 No Tahun Target Realisasi % 1 2011 23.866.686.445,00 19.596.467.649,00 82,11 2 2012 21.070.197.945,00 15.725.768.669,00 74,64 3 2013 64.236.271.011,87 57.117.127.234,61 88,92 Sumber : DPKA Kota Langsa Berdasarkan Tabel 1.1 tampak bahwa rekapitulasi PAD yang diperoleh pada tahun mencapai 82,11% sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan realisasi menjadi 74,64% dan realisasi mengalami kenaikan kembali melebihi pencapaian tahun 2012 menjadi 88,92% di tahun 2013. Secara umum dari tahun 6

2011 sampai dengan tahun 2013, realisasi yang diperoleh belum mencapai target yang telah ditetapkan. Penurunan di tahun 2012 tidak terlepas dari adanya mutasi jabatan pada posisi pimpinan baik untuk Kepala Bidang dan masing-masing Kepala Seksi, sehingga hal ini dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap realisasi dari target yang telah ditetapkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Karena proses adaptasi dan peran pimpinan yang dibutuhkan baik dalam pembagian tugas dan wewenang maupun tingkat pengawasan yang diberikan terhadap aktivitas tugas pada desain pekerjaan tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja pegawai. Oleh karena itu penyesuaian struktur organisasi dan desain pekerjaan mutlak diperlukan dalam mengantisipasi perkembangan masalah-masalah yang akan dihadapi organisasi dan sebagai metode untuk memelihara dan meningkatkan kinerja pegawai, Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan kajian lebih lanjut tentang Pengaruh Struktur Organisasi dan Desain Pekerjaan Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPKA) Kota Langsa. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah : Apakah struktur organisasi dan desain pekerjaan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPKA) Kota Langsa? 7

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur organisasi dan desain pekerjaan terhadap kinerja pegawai pada Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPKA) Kota Langsa. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Bidang Pendapatan DPKA Kota Langsa Sebagai masukan dan kontribusi bagi perkembangan organisasi dalam mempertimbangkan penentuan kebijakan yang berhubungan dengan restrukturisasi organisasi, dan redesain pekerjaan dalam peningkatan kinerja organisasi secara berkelanjutan. 2. Bagi Peneliti Memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama kuliah serta menambah wawasan peneliti dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya dalam memahami peran struktur organisasi dan desain pekerjaan terhadap kinerja pegawai. 3. Bagi Pihak Lain Bermanfaat sebagai pedoman dan bahan referensi yang nantinya akan dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang sumber daya manusia, khususnya yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini. 8