BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Rizal Novandi & M.Djazari Halaman 1-20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan. pengalaman dalam melakukan studi di Universitas Negeri Yogyakarta, serta

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. belajar yang dilakukan oleh para peserta didik. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi pada Kompetensi Mengelola Dokumen Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERFIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Belajar terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan di era globalisasi ini menuntut setiap negara terus

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA N 2 KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK E- JURNAL

Transkripsi:

A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Pengertian prestasi belajar menurut Sumadi Suryabrata (2006:297) adalah nilai-nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa selama waktu tertentu. Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) berpendapat bahwa yang dimaksud prestasi belajar adalah penilaian hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Pengertian prestasi belajar menurut Tohirin (2008: 151) merupakan apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Pencapaian pretasi belajar atau hasil belajar siswa, merujuk pada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Muhibbin Syah (2005:141) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Pengertian Akuntansi menurut American Accounting Association yang dikutip Hendi Somantri (2007:19) merupakan proses identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbanganpertimbangan dan keputusan-keputusan oleh para pemakai informasi tersebut. Akuntansi Keuangan adalah bagian akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan

laporan bagi pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok serta pemerintah. Akuntansi keuangan (Financial Accounting ) berfokus pada pengembangan dan komunikasi informasi keuangan pada pemakai eksternal. Delia Uztati (2011: 15) berpendapat bahwa Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan merupakan hasil yang dicapai oleh siswa berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap mata pelajaran Akuntansi Keuangan yang dibuktikan melalui hasil tes dinyatakan dalam bentuk simbol atau angka. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap kompetensi dasar mengenai akuntansi keuangan yang dibuktikan melalui tes pada siswa kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat. Di SMK Negeri 7 Yogyakarta, Akuntansi Keuangan meliputi mengelola kartu piutang dan mengelola persediaan yang diajarkan pada semester gasal, serta aktiva tetap, investasi jangka panjang dan mengelola kartu utang diajarkan pada semester genap. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan di SMK Negeri 7 Yogyakarta diukur melalui tes atau ulangan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan nilai UAS semester gasal. Seorang siswa Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan akan dikatakan tuntas apabila siswa mampu meraih nilai sama atau lebih besar dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 70. b. Pentingnya Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan adalah tingkat keberhasilan siswa

mencapai tujuan yang telah ditetapkan berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap Akuntansi Keuangan yang dibuktikan melalui tes pada siswa kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan merupakan suatu hal yang penting karena merupakan indikator keberhasilan keberhasilan proses KBM kompetensi keahlian akuntansi pada kompetensi dasar mengenai akuntansi perusahaan dagang yang dilaksanakan. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan juga merupakan umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi proses KBM yang telah dilaksanakan serta menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan KBM selanjutnya. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan berguna bagi orang tua siswa untuk mengetahui kemajuan dan prestasi yang dicapai anaknya di sekolah. Orang tua siswa menjadi sadar keadaan anaknya di sekolah dan bisa memberikan bantuan dalam belajar seperti perhatian dalam belajar atau dorongan dalam belajar. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan juga berguna bagi petugas bimbingan di sekolah. Petugas bimbingan akan mengetahui bagian-bagian mana dari usaha siswa di sekolah yang masih memerlukan bimbingan. (Suharsimi Arikunto, 2009:274-275) Berdasarkan uraian di atas maka pentingnya Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut: 1) Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan merupakan indikator keberhasilan keberhasilan proses KBM yang telah dilaksanakan.

2) Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan juga merupakan umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi proses KBM yang telah dilaksanakan dan juga menjadi pertimbangan bagi pelaksanaan KBM selanjutnya. 3) Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan berguna bagi orang tua siswa untuk mengetahui kemajuan dan prestasi yang dicapai anaknya di sekolah. 4) Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan juga berguna bagi petugas bimbingan di sekolah. Petugas bimbingan akan mengetahui bagian-bagian mana dari usaha siswa di sekolah yang masih memerlukan bimbingan. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Menurut M. Dalyono (2009:55-60) pencapaian prestasi belajar seseorang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor yang ada dalam diri orang yang belajar (intern) ada pula faktor yang berasal dari luar (ekstern). 1) Faktor intern a) Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Kesehatan jasmani yang kurang baik, misalnya sakit kepala, demam, pilek, batuk, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk balajar. Kesehatan rohani (jiwa) yang kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan pacar, orang tua atau sebab lainnya yang dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar siswa.

b) Inteligensi dan bakat Inteligensi atau IQ mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai inteligensi yang baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang inteligensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Bila seseorang mempunyai inteligensi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi inteligensinya rendah. c) Minat dan motivasi Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah. Motivasi adalah penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, sedangkan motivasi yang

berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan). Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. d) Cara belajar Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar yang baik harus disertai istirahat yang cukup untuk memberi kesempatan pada mata, otak serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. 2) Faktor eksternal (yang berasal dari luar) a) Keluarga Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anaknya, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu ikut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

b) Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan anak. c) Masyarakat Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orangorang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Namun sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar kurang. d) Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk pikuk orang di sekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semua ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk dapat menunjang proses belajar.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 138). faktorfaktor yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar berasal dari dalam diri individu (faktor internal) maupun berasal dari luar diri individu (faktor eksternal). 1) Faktor internal meliputi: a) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis, misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologis, terdiri atas (1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat, dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi dan penyesuaian diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis 2) Faktor eksternal meliputi: a) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan kelompok. b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. d) Faktor spiritual atau keamanan. Berdasarkan pendapat di atas, maka Prestasi Belajar Akuntansi

Keuangan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) seperti kesehatan jasmani dan rohani, kecerdasan dan bakat, Motivasi Belajar, minat dan cara belajar. 2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal) seperti lingkungan sekitar (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan Lingkungan Teman Sebaya), budaya dan keamanan. 2. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2006: 75) dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Sedangkan menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2006: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Hamzah B Uno (2008:23) menyatakan bahwa hakikat Morivasi Belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa. Siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Menurut Oemar Hamalik (2004:158) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai

tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi dalam belajarnya akan memacu dirinya untuk meraih dan mewujudkan apa yang diinginkannya. Jadi, dalam penelitian ini Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa dalam kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta keterampilan. Sesuai dengan pengertian Motivasi Belajar yang dijelaskan di atas, bahwa tidak perlu dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Di dalam kenyataan Motivasi Belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Oleh karena itu seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa agar dapat mencapai tujuan belajar. Bagi siswa yang sudah mempunyai motivasi, guru bertugas untuk meningkatkan motivasinya, jika guru dapat membangun motivasi siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, diharapkan seterusnya siswa akan meminati pelajaran tersebut. b. Ciri-ciri Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2006 :83), motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses). 4) Mempunyai orientasi ke masa depan.

5) Lebih senang bekerja mandiri. 6) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang- ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 7) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 8) Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini. 9) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Hamzah B Uno (2008:23) berpendapat bahwa indikator Motivasi Belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang tersebut selalu memiliki Motivasi Belajar yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, jika siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya Motivasi Belajar maka seseorang yang belajar akuntansi akan menghasilkan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan yang baik.

c. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2006:85) selain berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi motivasi juga berfungsi sebagai berikut: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka peneliti mengambil beberapa indikator Motivasi Belajar dalam penelitian ini adalah: 1) Tekun menghadapi tugas 2) Keinginan untuk sukses 3) Suka bekerja keras 4) Berorientasi jauh ke depan 5) Adanya penghargaan dalam belajar 6) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Siswa yang mempunyai Motivasi Belajar yang tinggi akan terlihat dengan mengacu pada enam indikator di atas. 3. Lingkungan Teman Sebaya a. Pengertian Lingkungan Teman Sebaya

Selain sebagai makhluk individu, manusia juga memiliki sifat sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan. Demikian juga dalam kehidupan remaja, akan saling berinteraksi dan mempengaruhi antar teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Lingkungan Teman Sebaya merupakan bagian yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan diri remaja dalam pembentukan sikap. Diantara mereka saling mempengaruhi baik dalam bentuk sikap maupun perilaku yang akhirnya akan memberikan nilai-nilai pribadinya dalam keluarga, masyarakat maupun dalam menentukan suatu pilihan. M. Dalyono (2009: 129-130) mengemukakan bahwa: Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi ini misalnya berupa : sifat-sifat genes, interaksi genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasitas intelektual. Secara sosiokultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan, dan penyuluhan adalah termasuk ke dalam lingkungan ini. Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat tinggal anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklim dan flora dan faunanya. Kelompok teman sebaya adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang bersamaan usianya, antara lain kelompok bermain pada masa kanak-kanak, kelompok monoseksual yang hanya beranggotakan anak-anak sejenis kelamin, atau gang yaitu kelompok anak nakal (Umar

Tirtaraharja, La Sulo, 2005: 181). Hertherington dan Parke dalam yang dikutip Desmita (2009:145) menjelaskan bahwa Teman Sebaya (peer) sebagai sebuah kelompok sosial sering didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan sosial atau yang memiliki kesamaan ciri-ciri, seperti kesamaan tingkat usia Dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Teman Sebaya merupakan suatu lingkungan yang terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai kesamaan sosial seperti kesamaan tingkat dengan berbagai karakter individu yang mampu mempengaruhi perilaku individu. Lingkungan teman sebaya termasuk didalamnya Lingkungan Teman Sebaya di lingkungan tempat tinggal maupun di lingkungan tempat belajar. Diantara teman sebaya saling mengadakan interaksi, sehingga terjadi keterlibatan individu di dalamnya yang akhirnya akan terjadi dorongan dan dukungan yang dapat mempengaruhi dan memotivasi seseorang untuk berminat terhadap sesuatu. b. Fungsi Teman Sebaya Menurut Wayan Ardhana yang dikutip oleh Umar Tirtaraharja dan La Sulo (2005: 182), terdapat beberapa fungsi teman sebaya terhadap anggotanya yaitu: 1) Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain. 2) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas. 3) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.

4) Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas. 5) Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak. 6) Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-lain). 7) Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks. Teman baik berperan sebagai kawan, teman bermain atau sahabat harus memiliki sifat-sifat tertentu apabila ingin memuaskan kebutuhan akan teman. Sifat-sifat itu adalah : 1) Memiliki minat dan afeksi terhadap anak 2) Kesamaan minat 3) Kesamaan nilai 4) Kedekatan geografis Lingkungan Teman Sebaya sangat penting bagi perkembangan seorang siswa untuk bisa menunjukkan kemampuan dirinya. Seorang siswa memiliki kesempatan banyak untuk berbicara dengan teman sebayanya, menggunakan bahasa dan persoalan mereka sendiri. Mereka sadar bahwa dirinya dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman lain dalam kelompok, meskipun beberapa saat tertentu mereka kurang dapat memenuhi tuntutan kelompok tersebut. Dalam hubungan persahabatan tersebut, seorang mahasiswa memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut interest, sikap, nilai dan kepribadian.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini Lingkungan Teman Sebaya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seorang siswa baik keputusan dalam bersikap maupun keputusan dalam bertingkah laku. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk Lingkungan Teman Sebaya adalah : 1) Interaksi sosial yang dilakukan a) Interaksi dengan teman sebaya di lingkungan tempat tinggal b) Interaksi dengan teman sebaya di lingkungan sekolah 2) Keterlibatan individu dalam berinteraksi 3) Dukungan teman sebaya. B. Penelitian yang Relevan 1. Destina Saraswati dalam penelitiannya Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010 menunjukan terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bantul Tahun Ajaran 2009/2010 menunjukan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi yang ditunjukkan dengan koefesien korelasi sebesar 0,462 dan koefesien determinasi sebesar 0,214 t hitung lebih besar t tabel (4,295>2,000) pada taraf signifikansi 5%. Persamaan yang terdapat pada penelitian ini yaitu pada variabel

Motivasi Belajar dan perbedaannya terdapat pada variabel bebas lainnya dan lokasi penelitian. 2. Retno Wulansari dalam penelitiannya Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya dan Kemandirian Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Biaya Siswa Kelas XI Reguler Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2009/2010 menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Lingkungan Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Biaya, ditunjukkan dengan koefesien korelasi 0,904 dan koefesien determinan 0,817, pada uji signifikansi diperoleh t hitung sebesar 17, 49 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980 dengan taraf signifikansi 5%. Persamaan yang terdapat pada penelitian ini yaitu pada variabel Lingkungan Teman Sebaya dan perbedaannya terdapat pada variabel bebas lainnya dan lokasi penelitian. 3. Devia Nur Fitriana dalam penelitiannya Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Tahun Ajaran 2010/2011 menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Lingkungan Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Akuntansi yang ditunjukkan dengan koefesien korelasi sebesar 0,209 koefesien determinasi 0,044 dan t hitung 2,264 lebih besar dari t tabel 2,00 dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi yang ditunjukkan dengan koefesien korelasi sebesar 0,235 koefesien determinasi 0,055 dan t hitung 2,554 lebih besar dari t tabel 2,00 dengan taraf signifikansi 5%.. Hasil penelitian ini juga menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan Teman

Sebaya dan Motivasi Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi yang ditunjukkan dengan koefesien korelasi sebesar 0,286 koefesien determinasi sebesar 0,082 dan F hitung 4,937 lebih besar dari t tabel 3.09 dengan taraf signifikansi 5%. Persamaan yang terdapat pada penelitian ini yaitu pada variabel Motivasi Belajar dan variabel Lingkungan Teman Sebaya, perbedaannya terdapat pada variabel terikat dan lokasi penelitian. C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa dalam kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta keterampilan. Motivasi Belajar menjadi pendorong seorang siswa dalam belajar. Siswa yang mempunyai Motivasi Belajar yang tinggi akan giat dan semangat dalam belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan Motivasi Belajar diduga berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Lingkungan Teman Sebaya merupakan suatu lingkungan yang terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai kesamaan sosial seperti kesamaan tingkat dengan berbagai karakter individu yang mampu mempengaruhi perilaku individu. Lingkungan Teman Sebaya bisa berpengaruh positif terhadap perilaku siswa. Kondisi

Lingkungan Teman Sebaya yang baik akan membuat siswa berperilaku positif. Oleh karena itu, Lingkungan Teman Sebaya diduga berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 3. Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Motivasi Belajar merupakan pendorong seorang siswa yang berasal dari diri siswa dalam belajar. Siswa yang mempunyai Motivasi Belajar yang tinggi akan giat dan semangat dalam belajar. Kondisi Lingkungan Teman Sebaya yang baik akan membuat siswa berperilaku positif. Lingkungan Teman Sebaya yang dapat menjadi penambah semangat seorang siswa dalam belajar. Motivasi Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya merupakan faktor penting untuk meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan. Motivasi Belajar merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan Lingkungan Teman Sebaya merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa diduga berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. D. Paradigma Penelitian Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat digambarkan dalam paradigm sebagai berikut:

X 1 Y X 2 Gambar 1. Paradigma Penelitian Keterangan : X 1 = Variabel Motivasi Belajar. X 2 = Variabel Lingkungan Teman Sebaya. Y = Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 = Pengaruh variabel Motivasi Belajar (X 1 ) terhadap variabel Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 (Y). = Pengaruh variabel Lingkungan Teman Sebaya (X 2 ) terhadap variabel Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 (Y). = Pengaruh variabel Motivasi Belajar (X 1 ) dan Lingkungan Teman Sebaya (X 2 ) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 (Y).

E. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Terdapat pengaruh positif Lingkungan Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 3. Terdapat pengaruh positif Motivasi Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.