KINERJA APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TOMBATU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Michael S. Mantiri 1

dokumen-dokumen yang mirip
KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KAMPUNG KILIARMA DISTRIK AGIMUGA KABUPATEN MIMIKA PROPINSI PAPUA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia. mengamanatkan bahwa dengan upaya memajukan kesejahteraan umum dan

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

Kata Kunci : Efektivitas, Pelayanan Publik. A. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Masalah :

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

Oleh : LIDYA CHRISTINE MONTUNG NIM ABSTRAKSI. sebut pemenuhan kebutuhan akan sebuah layanan yang dilakukan oleh organisasi pemerintah

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DESA

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan

SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

2012, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peraturan baru di bidang pengelolaan keuangan Negara dan searah, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. (madebewind) yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya. pelayanan kepada masyarakat di tingkat desa dibentuklah sebuah

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dan pemerintah di daerah adalah dalam bidang public service

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam

I. PENDAHULUAN. Desa menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang. Pemerintahan Daerah, merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

Bab II Perencanaan Kinerja

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

I. PENDAHULUAN. Menurut BPKP (2002) kegiatan pengawasan adalah salah satu fungsi. manajemen yang merupakan unsur penting dalam rangka meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

KAJIAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penyelenggaraan Pelayanan Publik masih dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Banyaknya pemahaman yang berbeda mengenai good governance

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 2 Tahun 2007 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang

BAB II TINJAUAN TEORI YANG DIGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, terjadi perubahan paradigma pelayanan administrasi publik. Pada era 80-an

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

BERITA NEGARA. No.1110, 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. Informasi Publik. Pelayanan. Standar.

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MALINAU KOTA KABUPATEN MALINAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perkembangan zaman, khususnya Negara Indonesia yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBENTUKAN DESA ELFANUN KECAMATAN PULAU GEBE KABUPATEN HALMAHERA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH KONTRAK PELAYANAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN LEMBAGA BIROKRASI PUBLIK PADA KANTOR DESA

Transkripsi:

KINERJA APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TOMBATU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Michael S. Mantiri 1 Abstrak Kebijakan otonomi desa diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah desa dalam pelayanan publik; namun dalam kenyataan masih banyak pemerintah desa yang belum dapat mewujudkan kinerja pelayanan publik sesuai yang diharapkan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Aparatur Pemerintah Desa dalam pelayanan publik di Kecamatan Tombatu Kabupaten Minahasa Tenggara. Kinerja publik dilihat dari empat aspek yaitu efektivitas, efisiensi, responsivitas dan kualitas pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat efektivitas pelayanan publik masih terkategori sedang dan rendah dilihat dari tingkat kemampuan dalam menyusun, mengembangkan dan melaksanakan program dan kegiatan pelayanan publik secara berhasil; tingkat efisiensi pelayanan publik masih dikategorikan sedang dan rendah dilihat dari kemampuan melaksanakan pelayanan publik secara cepat (waktu), tepat (biaya), dan mudah (prosedur dan mekanisme pelayanan); Tingkat responsivitas pelayanan publik masih terkategori sedang dan rendah dilihat dari tingkat keselarasan program dan kegiatan pelayanan yang ditetapkan/dilaksanakan dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat; Tingkat kualitas pelayanan masih terkategori sedang dan rendah dilihat dari kemampuan dalam menyenggaarakan pelayanan publik yang berkualitas dan memuaskan masyarakat dari segi prosedur dan mekanisme pelayanan, persyaratan teknis dan administratif pelayanan, transparansi biaya pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan, dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan. Kata Kunci : Kinerja, Aparatur Pemerintah Desa, Pelayanan Publik. 1 Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Unsrat.

Pendahuluan Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Parangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Dari penegasan peraturan perundangundangan tersebut jelas bahwa Desa merupakan unit pemerintah terendah yang diakui dalam system penyelenggaraan pemerintahan nasional. Ini dapat berarti bahwa Pemerintah Desa merupakan organisasi pemerintah terdepan di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, oleh karena itu, Pemerintah Desa dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya di dalam penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan harapan masyarakat. Harus diakui bahwa pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah terus mengalami pembaharuan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian, pembaharuan dari kedua sisi tersebut belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih sering diposisikan sebagai pihak yang tidak berdaya dan termaginalisasikan dalam kerangka pelayanan. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik juga menyatakan bahwa dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih diperhadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah pembangunan yang kompleks. Sementara itu tatanan baru masyarakat diperhadapkan pada harapan dan tantangan global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi, investasi dan perdagangan. Kondisi seperti ini perlu disikapi secara bijak melalui langkah-langkah kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan dalam berbagai aspek pembangunan. Untuk itu diperlukan konsepsi tentang pelayanan publik yang berisi nilai, persepsi, dan acuan perilaku yang mampu mewujudkan hak asasi manusia sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945 dapat diterapkan sehingga masyarakat memperoleh pelayanan sesuai dengan harapan dan cita-cita tujuan nasional. Kehadiran Undang-Undang Pelayanan Publik Nomor 25 Tahun 2009 dimaksudkan untuk memenuhi kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan public; terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundangundangan; dan terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kehadiran

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja organisasi penyelenggara pelayanan publik, tidak terkecuali organisasi pemerintah desa sebagai institusi pemerintah terdepan atau yang paling dekat dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Untuk mewujudkan kinerja optimal Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan publik maka harus didukung dengan adanya sumberdaya manusia aparatur yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas, serta tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan yang memadai. Namun dari prasurvei di Kecamatan Tombatu kondisi sumberdaya aparatur pemerintah desa serta sarana/prasarana dan fasilitas pelayanan belum terwujud secara memadai. Kondisi tersebut telah berdampak pada kinerja yang tidak maksimal dari Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dari prasurvei menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Desa dalam pelayanan publik masih banyak kelemahan baik pada aspek efektivitas pelayanan, efisiensi pelayanan, responsivitas pelayanan, dan kualitas layanan. Kelemahan pada aspek efektivitas dapat dindikasikan oleh ketidakmampuan pemerintah desa dalam mengembangkan dan melaksanakan program pelayanan kepada masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugas pemerintah desa. Kelemahan kinerja pada aspek efisiensi dapat diindikasikan oleh ketidakmampuan pemerintah desa melaksanakan pelayanan kepada masyarakat secara cepat, tepat, dan mudah baik dari segi waktu, biaya maupun prosedur pelayanan. Kelemahan kinerja pada aspek responsivitas dapat diindikasikan oleh ketidakmampuan pemerintah desa dalam menanggapi atau memenuhi harapan atau tuntutan masyarakat secara cepat dan tepat. Sedangkan kelemahan kinerja pada aspek kualitas layanan dapat diindikasikan oleh ketidakmampuan pemerintah desa dalam melaksanakan pelayanan yang memuaskan masyarakat mengenai prosedur pelayanan, persyaratan teknik dan administrasi pelayanan, tanggung jawab aparat pelayanan, dan waktu penyelesaian pelayanan. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dalam penelitian ini peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta yang berhubungan dengan fenemena yang diamati. Fokus dalam penelitian ini ialah kinerja aparatur pemerintah desa dalam pelayanan publik, yang secara operasional didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan pemerintah desa dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya. Kinerja atau tingkat keberhasilan pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik tersebut diamati melalui beberapa aspek, sebagai berikut: a. Efektivitas pelayanan; ialah tingkat sejauh mana pemerintah desa dapat mengembangkan dan melaksanakan program pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan ruang lingkup tugasnya; b. Efisiensi pelayanan; ialah tingkat sejauh mana pemerintah desa dapat melaksanakan pelayanan kepada masyarakat secara cepat (waktu), tepat (biaya), dan mudah (prosedur dan mekanisme pelayanan); c. Responsivitas; ialah tingkat sejauh mana pemerintah desa dapat menanggapi dan memenuhi harapan, keinginan, dan tuntutan masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan publik;

d. Kualitas layanan; ialah tingkat sejauh mana pemerintah desa dapat melaksanakan pelayanan yang memuaskan masyarakat dari segi prosedur dan mekanisme pelayanan, persyaratan teknis dan administratif pelayanan, transparansi biaya pelayanan, waktu pennyelesaian pelayanan, tanggung jawab dalam memberikan pelayanan, dan lainlain. Hasil Penelitian Hasil penelitian mendeskripsikan tentang kinerja publik, khususnya dilihat dari beberapa aspek yang dipakai dalam penelitian ini yaitu efektivitas pelayanan, efisiensi pelayanan, responsivitas pelayanan, dan kualitas pelayanan. Sebagai salah satu aspek kinerja organisasi pelayanan publik maka efektivitas pelayanan pada penelitian ini dilihat dari segi tingkat kemampuan pemerintah desa menyusun, mengembangkan dan melaksanakan program dan kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya. Hasil wawancara dengan informan yang ada di desa-desa Kecamatan Tombatu ternyata diperoleh gambaran bahwa tanggapan/penilaian mereka terhadap tingkat efektivitas pelayanan publik oleh pemerintah desa ternyata bervariasi, namun yang lebih dominan adalah yang menilai tingkat efektivitas pelayanan publik masih terkatategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga masyarakat desa berpandangan bahwa pemerintah desa mampu menyusun, mengembangkan dan melaksanakan program dan kegiatan pelayanan publik secara efektif. Oleh karena itu ditarik kesimpulan bahwa kinerja pemerintah desa dalam pelayanan publik dilihat dari indikator efektivitas masih berada pada kategori cukup baik. Indikator kedua yang dipakai untuk menilai kinerja pelayanan publik pemerintah desa adalah efisiensi. Dalam hal ini, efisiensi pelayanan dilihat dari segi tingkat kemampuan pemerintah desa melaksanakan pelayanan kepada masyarakat secara cepat (waktu), tepat (biaya), dan mudah (prosedur dan mekanisme pelayanan). Berdasarkan hasil tabulasi data diperoleh gambaran bahwa ternyata kebanyakan responden masyarakat menilai tingkat efisiensi pelayanan publik oleh pemerintah desa masih terkategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemerintah desa untuk menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara efisien (dilihat dari segi kecepatan/waktu, ketepatan/biaya, dan kemudahan/prosedur dan mekanisme pelayanan) masih terkategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa kinerja pemerintah desa dalam pelayanan publik dilihat dari indikator efisiensi adalah masih terkategori sedang sampai rendah. Aspek ketiga yang digunakan untuk menilai kinerja pelayanan publik pemerintah desa adalah tingkat responsivitas pelayanan, yaitu tingkat kemampuan untuk menyusun dan mengembangkan program dan kegiatan pelayanan yang selaras dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat; atau dengan kata lain adalah tingkat kemampuan pemerintah desa dalam merespon kebutuhan dan kepentingan masyarakat dalam pelayanan publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemerintah desa dalam menyusun dan mengembangkan program dan kegiatan pelayanan publik yang selaras dengan

kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat masih terkategori sedang; dengan kata lain, kemampuan pemerintah desa dalam merespon kebutuhan dan kepentingan masyarakat dalam pelayanan publik masih terkategori sedang sampai rendah. Berdasarkan hasil penelitian itu sehingga disimpulkan bahwa kinerja publik dilihat dari aspek responsivitas masih terkategori sedang sampai rendah. Aspek keempat yang dipakai dalam menilai kinerja pemerintah desa dalam pelayanan publik adalah kualitas pelayanan yaitu tingkat kemampuan pemerintah desa menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas dan memuaskan masyarakat dari segi prosedur dan mekanisme pelayanan, persyaratan teknis dan administrative pelayanan, transparansi biaya pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan, dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan. Hasil tabulasi dan analisis data menunjukkan bahwa tingkat kualitas pelayanan publik oleh pemerintah desa dilihat dari segi prosedur dan mekanisme pelayanan, persyaratan teknis dan administrasi pelayanan, transparansi biaya pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan, dan tanggung jawab dalam memberikan dan menyelesaikan pelayanan. Keseluruhan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dilihat dari aspek kinerja yang dipakai dalam penelitian ini yaitu efektivitas, efisiensi, responsivitas, dan kualitas layanan ternyata kinerja pemerintah desa dalam pelayanan publik masih berada pada kategori rendah sampai sedang. Ini artinya bahwa pemerintah desa belum mampu melaksanakan menunjukkan tingkat efektivitas, efisiensi, responsivitas dan kualitas yang baik/tinggi dalam pelayanan publik; dengan kata lain, pemerintah desa belum mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang efektif, efisien, responsif dan berkualitas. masih kurangnya kinerja pemerintah desa dalam pelayanan publik sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil penelitian ini perlu dikaji lebih jauh faktor-faktor penyebabnya. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor yang berkorelasi atau berpengaruh terhadap kinerja publik. Dengan mengetahui faktorfaktor yang berkorelasi atau berpengaruh terhadap kinerja publik, maka akan dapat ditentukan strategi dan kebijakan peningkatkan kinerja pemerintah desa dalam pelayanan publik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan bahwa kinerja pemerintah desa yang ada di Kecamatan Tombatu dapat dikategorikan sudah cukup baik dari beberapa aspek, namun dari aspek lainnya perlu ditingkatkan yaitu: 1. Efektivitas pelayanan yang menyangkut ketepatan pelaksanaan pelayanan publik, dimana perlu peningkatan sumber daya aparatur pemerintah desa dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masingmasing. 2. Efisiensi pelayanan menyangkut waktu layanan dalam memberikan pelayanan masih memerlukan waktu yang lama, sehingga membuat masyarakat menunggu untuk penyelesaian pelayanan tersebut. Saran

1. Kinerja pemerintah desa dalam pelayanan publik perlu dilakukan upaya-upaya peningkatannya baik pada aspek efektivitas, efisiensi, responsivitas maupun kualitas pelayanan. 2. Untuk mewujudkan peningkatan kinerja pemerintah desa dalam pelayanan publik, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Peningkatan kompetensi aparat pemerintah desa melalui pelatihan; b. Peningkatan prasarana dan sarana pelayanan publik yang representatif dan memadai seperti kantor, peralatan kantor, dan fasilitas pelayanan lainnya. c. Pembinaan penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah kabupaten perlu dilakukan secara intensif kepala semua aparat pemerintah desa. Yang Responsif, Hakim Publishing, Bandung. DAFTAR PUSTAKA Dwiyanto, A, dkk. 2002, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Yogyakarta. Dunn W.N., 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, terjemahan, UGMPress, Yogyakarta. Kurniawan, A. 2005, Transformasi Pelayanan Publik, PT. Pembaharuan, Yogyakarta. LAN dan BPKP, 2000, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Modul Sosialisasi Sistem AKIP, LAN-RI, Jakarta. Lukman, S. 2000, Manajemen Kualitas Pelayanan Publik, STIA-LAN Press, Jakarta. Moenir, H. 2002, Manajemen Pelayanan Umum, Bumi Aksara, Jakarta. Rusli, B. 2013, Kebijakan Publik: Membangun Pelayanan Publik