BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh dan fungsi fisiologis kematangan organ-organ seksual. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), sedangkan pada remaja putra mengalami pollutio (mimpi basah pertama). Selain mengalami perkembangan fisik remaja juga mengalami perkembangan psikologis, ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang sedang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja. Terbatasnya pengetahuan pada remaja mengenai masalah seksual, mengakibatkan merasa ingin tahu dan coba-coba dalam bentuk tingkah laku. Dorongan rasa ingin tahu dan mencari tahu tentang masalah seksual 1
2 mendorong remaja untuk bereksperimen sehingga timbulah perilaku seksual. Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku. Dorongan yang datang pada masa remaja lebih kuat dan dorongan seks tersebut menyebabkan ketegangan-ketegangan yang menuntut kepuasan dan sukar sekali untuk dikendalikan, maka munculah perilaku-perilaku seksual pada remaja, yang salah satunya adalah perilaku seksual masturbasi. Laporan penelitian yang dilaporkan oleh SIECUS (Sex Information and Education Council of the United States) menunjukkan bahwa 88% remaja laki-laki pada umur 16 tahun melakukan masturbasi dan remaja perempuan sebanyak 62%. Frekuensinya makin meningkat sampai pada masa sesudah pubertas. Mereka mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenis yang sebaya. Masturbasi ini dilakukan sendiri-sendiri dan juga dilakukan secara mutual dengan teman sebaya sejenis kelamin, tetapi sebagian dari mereka juga melakukan masturbasi secara mutual dengan pacar. (Soetjiningsih, 2004:42). Dorongan seksual remaja putri dirangsang oleh hal-hal yang menyentuh emosi seperti perasaan romantis atau khayalan. Masturbasi yang biasanya dilakukan dengan menyentuh payudara maupun vulva (alat kelamin bagian luar). Ada juga yang memasukkan jari atau benda-benda lain ke dalam vagina, tangan atau jari 20%, bantal 15%, kursi 15%, pensil atau bolpoin 13%, lantai 11%. Studi yang dilakukan oleh Pilar PKBI Jawa Tengah pada 2005 menunjukkan 63,33% mahasiswi mengenal sedikit masturbasi.
3 Informasi diperoleh melalui media cetak (buku atau majalah) 36,66%, teman sebaya 33,33% dan melalui media elektronik 16,66%. Responden yang pernah melakukan masturbasi sebanyak 46,66%. Sedangkan yang masih melakukan sampai saat ini 26,66%, sisanya 23,33% menyatakan tidak pernah. Frekuensi masturbasi, 20% menyatakan jika ingin saja, kadang-kadang 13,33% dan sebulan sekali 6,66%. Penelitian Sarwono pada remaja SMA di Jakarta yang berumur 16-18 tahun menunjukkan bahwa remaja pria lebih banyak tahu tentang masturbasi, yaitu 96% dan lebih banyak melakukan masturbasi 92%. Pada remaja putri pengetahuan tentang masturbasi 56% dan yang pernah melakukan masturbasi 21% dan yang tidak pernah 79%. Menurut Sarlito perilaku seksualitas pada remaja dipengaruhi oleh faktor-faktor meningkatnya seksualitas, penundaan usia perkawinan, adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media, komunikasi keluarga, pergaulan yang makin bebas, ketaatan beragama. Menurut Monks dan Knoers, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual yaitu usia dan jenis kelamin. Gunarsa mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi remaja berperilaku seksual adalah informasi seks lewat teknologi canggih serta media massa, kurangnya informasi mengenai seks dari orang tua, kaburnya nilai-nilai moral yang dianut, dan faktor hormonal. Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja adalah perkembangan fisik, yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Yang kedua adalah perkembangan kognitif. Menurut Piaget (dalam
4 Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Masyarakat masih menganggap tabu segala sesuatu yang berhubungan dengan seks, termasuk antara lain pembicaraan, pemberian informasi, dan pendidikan seks. Ada beberapa sekolah yang merasa tidak perlu memberikan pendidikan seks pada siswanya, sehingga tidak dimasukkan dalam kurikulum. Oleh karena itu remaja mencari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya membahasnya dengan teman sebaya, membaca buku-buku tentang seks, atau mengadakan percobaan dengan masturbasi, bercumbu atau bersenggama. Beberapa aktifitas seksual yang sering dijumpai pada remaja yaitu sentuhan seksual, membangkitkan gairah seksual, seks oral, seks anal, masturbasi, dan hetero seksual. Berdasarkan studi pendahuluan di SMA Negeri I Subah Kecamatan Subah Kabupaten Batang pada tanggal 14 April 2010 didapatkan hasil 20 dari 30 siswa kelas XI dan XII di SMA Negeri 1 Subah pernah melakukan rangsangan pada diri sendiri (masturbasi) (Pujiati, 2008). Bertolak dari permasalahan di atas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai Pengetahuan, Sikap dengan Praktek Seks Remaja (Masturbasi) di SMA Negeri 1 Subah Tahun 2010 B. Perumusan Masalah Mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik merumuskan masalah sebagai berikut Adakah hubungan antara
5 Pengetahuan, Sikap dengan Praktek Seks Remaja (Masturbasi) di SMA Negeri 1 Subah Kecamatan Subah Kabupaten Batang tahun 2010? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Praktek Seks Remaja (Masturbasi) di SMA Negeri 1 Subah Kecamatan Subah Kabupaten Batang tahun 2010. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan tentang seks (masturbasi) pada remaja di SMA Negeri 1 Subah. b. Mendeskripsikan sikap tentang seks (masturbasi) pada siswa di SMA 1 Negeri Subah c. Mendeskripsikan praktek tentang seks (masturbasi) di SMA Negeri 1 Subah. d. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja tentang seks (masturbasi). e. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan praktek remaja tentang seks (masturbasi). f. Menganalisis hubungan antara sikap dengan praktek remaja tentang seks (masturbasi).
6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi, pengetahuan remaja tentang seks terutama masturbasi bisa bertambah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Sebagai bahan informasi khususnya orang tua untuk meningkatkan pengawasan pada anak- anak yang memasuki usia remaja. b. Bagi Prodi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan perilaku seks. c. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti bahwa remaja memerlukan pengawasan dan pengetahuan tentang perilaku seks, terutama tentang masturbasi. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan landasan teori di atas keaslian dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. 1 No Judul Jenis 1 Korelasi Minat Terhadap Media Pornogra fi dan Perilaku Penelitian kuantitatif korelasion al Variabel Lokasi dan Waktu 2 Variabel SMA Negeri 8 Semarang Tahun 2006 Hasil Ada korelasi yang signifikan minat terhadap media pornografi dan perilaku melakukan masturbasi remaja putri dengan koefisien korelasi mencapai 0,663.
7 Mansturb asi pada remaja Putri. (Oleh Endah Setyanin gsih) 2 Persepsi Remaja Tentang Penyimp angan Seksual (Masturb asi) Di SMA Gajah Mada 01 Margoyo so Pati, (Diah Titik) Deskriptif 1 Variabel SMK Gajah Mada 01 Margoyoso Pati, tahun 2008. Remaja setuju bahwa masturbasi termasuk penyimpangan seksual Mengacu pada hasil penelitian yang sudah dilakukan, perbedaannya dengan rencana yang akan diteliti terletak pada lokasi serta waktu penelitian. Pada rencana yang akan diteliti menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Subah tahun 2010. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Diah Titik hanya menggunakan satu variabel, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.