BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB IV ANALISIS JUAL BELI HASIL TANAH WAKAF. Nomor. 41 Tahun 2004 tentang wakaf. bertentangan dengan ketentuan Syariah Islam.

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

DAFTAR PUSTAKA. Al-Bakri. I anatu Ath-Thalibin. Juz 3. Kairo: Isa Halabi.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI TANAH WAKAF MUSHALLA AKIBAT LUAPAN LUMPUR LAPINDO

BAB IV. mensyaratkan kekekalan di dalamnya dengan membeli sesuatu harta yang lain

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

RUISLAG BENDA WAKAF DALAM HUKUM POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. tidak pula diizinkan untuk dipindah milikkan 1. sangat lama dan sudah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala.

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN HARTA WAKAF Emas DI DESA NEROH KECAMATAN MODUNG KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. terutama mengenai praktiknya, faktor yang mempengaruhinya, dan dampaknya, maka

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak boleh diwariskan. Namun,

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pendapat Imam Al-Sarkhasi (mazhab Hanafiyyah) tentang Istibdal harta

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus.

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB IV ANALISIS DATA

Pendapat Ulama Hanafiyah dan Ulama Syafi iyah Tentang Penarikan Kembali Harta yang Sudah Dihibahkan (Studi Komparatif)

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi


BAB V PENUTUP. 1. Praktik alih fungsi tanah wakaf di Desa Handil Bakti Kecamatan Alalak, ialah: dan berubah dibangun kantor desa (Kasus II).

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf

BAB III ANALISIS HUKUM RUISLAG TANAH WAKAF

KABUPATEN SIDOARJO. menganalisis ragam pandangan tokoh agama kecamatan Taman tentang. benda wakaf yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan

BAB V ANALISIS KOMPARATIF PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT PENDAPAT EMPAT MADZHAB DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. Syariat Islam adalah hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT bagi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB IV ANALISIS PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF MENURUT UU WAKAF NO 41 TAHUN 2004 PASAL 40 WAKAF NO 41 TAHUN 2004 PASAL 40

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati

Oleh Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS., Pakar Asuransi Syariah

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG ALIH FUNGSI BENDA WAKAF A. ANALISIS PENDAPAT IBNU QADAMAH TENTANG ALIH FUNGSI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

Oleh H.M. Cholil Nafis, Ph.D, Wakil Sekretaris Badan Wakaf Indonesia.

BAB II TINJAUAN HUKUM TERHADAP WAKAF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF INDONESIA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN WAKAF BERSYARAT DI YAYASAN DIAN INSANI KECAMATAN PEDURUNGAN LOR KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa,

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

MENJUAL TANAH WAKAF MENURUT IBNU TAIMIYYAH SKRIPSI. Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) OLEH ZURRYATI

BAB IV ANALISIS PENARIKAN TANAH WAKAF UNTUK MEMBAYAR HUTANG AHLI WARIS

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

Ji a>lah (ا لج ع ال ة) artinya janji hadiah atau upah. 1

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Khiya>r merupakan salah satu akad yang berkaitan erat dengan jual

DAFTAR PUSTAKA. Abdillah Muhammad Abi bin Ismail al-bukhari, Shahih Bukhari, (Indonesia: Maktabah Dakhlan, t.th) juz II.

BAB V PENUTUP. harta milik tidak sempurna di Veeva Rent Car n Motor Malang maka peneliti

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SELURUH HARTA KEPADA ANAK ANGKAT DI DESA JOGOLOYO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman ad-dimasyqi bin Syaikh al- Allamah Muhammad, Fiqh Empat

BAB V PENUTUP. dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Mekanisme pembiayaan istishna: nasabah datang ke bank untuk

BAB IV. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM dan UU NO.7 TAHUN 2011 TERHADAP PENUKARAN MATA UANG RUSAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

DAFTAR PUSTAKA. A. Karim, Adiwarman Bank Islam Analisis Fiqih dan keuangan (Jakarta: RajaGrafindo Persada.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB II TUGAS NADZIR DALAM PENGELOLAAN OBYEK WAKAF. dilaksanakan oleh nadzir yang mendapatkan kepercayaan dari pewakif untuk

BAB III WAKAF HAK PELAYANAN. sekaligus, ialah dimensi religi dan dimensi sosial ekonomi 1. Dimensi religi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

RESUME TESIS WAKAF DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Study Naratif Wakaf Produktif dan Pengembangannya melalui Investasi)

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid Mazhab Syafi i dan mazhab Hanbali berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan orang yang mewakafkan. 1 Menurut mazhab syafi i dan mazhab Hanbali, setiap ikrar wakaf menghilangkan hak milik yang berwakaf dan hartanya itu akan menjadi milik hak Allah semata-mata. Alasannya ialah hadist Umar bin Khattab yang menyebutkan bahwa tanah wakaf yang diberikan tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan, dan tidak boleh diwariskan. Hal ini berarti bahwa pihak yang berwakaf dilarang menarik kembali harta yang diwakafkan. Dalam kontek ini ulama Syafi i dan Hanbali berpendapat bahwa harta yang diwakafkan tersebut sudah keluar dari hak milik si wākif. 2 Mazhab Syafi i dan mazhab Hanbali mensyaratkan agar Mauqūf alaih adalah ibadat menurut pandangan Islam saja, tanpa memandang keyakinan wākif. Karena itu sah wakaf muslim dan non muslim kepada badan-badan sosial seperti penampungan, tempat peristirahatan, badan kebajikan dalam Islam seperti masjid. 3 1 Mashunah Hanafi, Fiqh Praktis, (Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2015), hlm. 119. 2 Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 112. 3 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Op. Cit, hlm. 47. 70

71 Menurut penulis perbedaan pendapat dari menjual harta wakaf, Menurut pendapat ulama Syafi i, bila sebuah bangunan masjid wakaf runtuh sehingga orang tidak mungkin lagi shalat didalamnya, maka hal itu diserahkan kepada seseorang, termasuk kepada wākif atau ahli warisnya, dan tidak boleh pula dijual atau diganti oleh orang lain karena bangunan itu sepenuhnya merupakan hak Allah. Akan tetapi, bila dalam keadaan terpaksa, seperti bangunan masjid itu sudah terlalu sempit dan rusak, maka bangunan tersebut boleh dijual atau ditukar yang uang penjualan itu dijadikan dana pembangunan masjid yang lebih baik lagi. Demikian juga halnya dengan benda-benda wakaf lainnya, yang boleh dijual atau ditukar bila dalam keadaan terpaksa. Penjualan atau penukarannya mestilah dengan harga yang patut atau dengan materi yang seimbang. Dari pernyataan di atas Imam Syafi i mengatakan harta yang sudah diwakafkan itu tidak dapat dimiliki lagi dengan keadaan apapun, baik dengan dijual, dihibahkan dan di wariskan. Imam Syafi i melarang menjual belikan benda wakaf dengan alasan antara lain: 1. Merujuk kepada hadist nabi: ان شئت حبست أصلها وتصدقت بها. قال: فتصدق بها عمر, انه ال يباع أصلها. واليوهب واليورث. Jika kamu menginginkannya, tahanlah asalnya dan shadaqahkan hasilnya. Maka bershadaqahlah Umar, tanah tersebut tidak boleh dijual, dihibahkan dan diwariskan. 4 4 Imam Abi al-husain Muslim, Shahih Muslim, Juz II, (Beirut, Darul al-kutub, t. t.), hlm. 84.

72 2. Bahwa wakaf adalah masuk akad tabarru (pelepasan hak), yaitu memindahkan hak milik dari pemilik pertama kepada yang lain. 3. Di dalam jual beli hanya boleh dilakukan pada barang-barang yang dimiliki. Sedangkan harta wakaf kepemilikannya sudah beralih menjadi milik Allah. Maka harta wakaf tidak bisa diperjual belikan. 5 Sedangkan pendapat mazhab Hanbali membolehkan menjual harta wakaf berupa bangunan masjid sekalipun, baik ia masih utuh atau sudah runtuh. Penjualan atau penukaran itu dimaksudkan untuk melestarikan dan memaksimalkan nilai-nilai wakaf. Harta wakaf apa saja boleh dijual atau diganti dengan yang lebih bermanfaat. 6 Jika permadani masjid usang, maka boleh dijual. Pangkal pohon jika sudah terbelah atau hampir pecah dan tidak bisa dipakai kecuali untuk dibakar agar tidak hilang atau hilang tempatnya tanpa manfaat, dengan begitu mamanfaatkan harta wakaf walaupun hanya sedikit dan kemudian dikembalikan kepada harta wakaf lebih baik dari pada hilang semuanya, dan ini tidak masuk dalam kategori menjual harta wakaf karena memang sudah dihukumi tidak ada dan ini pendapat yang rājih (unggul) dan jika dijual, maka uangnya diberikan untuk kepentingan masjid. Tetapi jika masih bisa dimanfaatkan dengan dibuat batu tulis, maka tidak boleh dijual namun hakim berijtihad dan digunakan untuk sesuatu yang lebih dekat dengan tujuan wakaf. 5 Muhammad Jawad Mughinyah, Fiqh Lima Mazhab: Ja fari, Hanafi, Maliki, Syafi I, Hanbali, (Jakarta: PT. Lantera Basritama), hlm. 666. 6 Helmi Karim, Op. Cit, hlm. 115.

73 Jika masih roboh dan tidak bisa diperbaiki lagi atau rusak karena roboh umpamanya, maka tidak boleh dijual secara mutlak sebab masih bisa dimanfaatkan pada saat itu untuk shalat di tanahnya, dan sebab bisa dikembalikan seperti sebelumnya dan dengan ini masjid berbeda dengan kuda perang, jika dia besar dan tidak bisa dibawa perang maka boleh dijual. 7 Adapun reruntuhan masjid jika kayu-kayunya masih bisa dimanfaatkan, maka harus dijaga walaupun harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman jika takut diambil orang lain dan jika takut diambil orang lain dan jika tidak bisa dimanfaatkan lagi, maka dibuatkan masjid yang lain di dekatkan dan tidak boleh membangun sekolah dengan bata untuk membuat masjid, permadani dan lampu-lampunya sama hukumnya dengan reruntuhan masjid. 8 Namun menurut pendapat penulis, benda wakaf tersebut suatu ketika sudah bisa tidak ada manfaatnya, atau kurang memberi manfaat banyak atau demi kepentingan umum kecuali harus melakukan perubahan benda wakaf tersebut, seperti menjual, mengubah bentuk/sifat, memindahkan ketempat lain, atau menukar dengan benda lain. Sehingga dari hal-hal ini menyimpulkan ada beberapa macam pengalih yang mungkin dialami dari benda wakaf: 7 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqih Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 428. 8 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Op. Cit, hlm. 429

74 1. Mengganti benda wakaf dengan masih memiliki nilai yang sama dan guna yang sama. 2. Mengganti benda wakaf dengan menjualnya kemudian dibelikan benda wakaf lainnya. 3. Mengganti benda wakaf dengan memiliki nilai yang sama dan guna yang lain. Namun para ulama berpendapat dalam masalah ahli fungsi wakaf. Sebagian membolehkan dan sebagian yang lain melarangnya. Sebagian ulama syafiiyah dan malikiyah berpendapat bahwa benda wakaf yang sudah tidak berfungsi tetap tidak boleh dijual, ditukar atau digantikan dan dihibahkan. Karena dasar wakaf itu sendiri bersifat abadi, sehingga kondisi apapun benda wakaf tersebut harus dibiarkan sedemikian rupa. Dasar yang digunakan mereka adalah hadist nabi yang diriwayatkan umar oleh Ibnu Umar, dikatakan bahwa benda wakaf tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan diwariskan. Namun Ibnu Qudamah salah satu ulama mazhab Hanbali membolehkan untuk menjual, mengubah, mengganti atau memindahkan benda wakaf tersebut supaya bisa berfungsi atau mendatangkan maslahat sesuai tujuan wakaf, atau menukar untuk mendapatkan maslahat yang lebih besar bagi kepentingan umum, Khususnya kaum muslimin. 9 Beliau tidak membedakan benda wakaf itu berbentuk masjid atau bukan masjid. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal larangan menjual hanya bagi harta wakaf yang masih dimanfaatkan untuk kebutuhan. Tapi harta wakaf yang sudah tua dan 9 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 1999), hlm. 667.

75 hampir tidak dapat dimanfaatkan, boleh dijual dan uangnya dibelikan lagi penggantinya seperti membangunkan kembali bangunan masjid yang runtuh. 10 Jadi menurut penulis, hasil penjualan dan uang hasil dari harta wakaf atau reruntuhan bangunan masjid yang dijual, digunakan kembali untuk kemaslahatan ummat. Baik dengan mengalih fungsikan mendirikan masjid yang lain, membangunan bangunan wakaf yang telah rubuh seperti tiang masjid dan atap-atap masjid. Yang mana penggantinya tersebut dapat mendatangkan kemaslahatan atau manfaat yang lebih besar dari pada tujuan wakaf. Dalam hal ini, Ibnu Qudamah mengambil alasan dengan perbuatan Umar bin Khattab yang telah mengganti masjid Kufah yang lama dengan masjid yang baru, juga tempatnya beliau pindahkan sehingga tempat masjid yang lama menjadi pasar. 11 Adapun menurut penulis juga, berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 dalam Pasal 4 dan Pasal 5, bahwasanya wakaf bertujuan memanfatkan harta wakaf secara fungsinya dan berfungsi mewujudkan potensi dan manfaatkan harta wakaf untuk untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejehteraan umum. Dari pernyataan tersebut, mengisyaratkan bahwa dalam mengelola benda wakaf dilakukan semaksimal mungkin, sehingga mampu meningkatkan kemanfaatannya. Peningkatan ini dapat dilakukan dengan mengintensifkan pengelolaan benda wakaf di samping dilakukan dengan mengembangkan wakaf yang baru. Namun untuk meningkatkan kemanfaatan benda 10 Wahbah Az-Zuhaili, Op. Cit, hlm. 668. 11 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm. 344.

76 wakaf tersebut harus izin dengan nadzir bedasarkan Pasal 45 dan Pasal 48 ayat (1) yang menyatakan nazhir wajib mengelola dan mengembangkan benda wakaf sesuai dengan peruntukan yang tercantum dalam akta ikrar wakaf dan pengembangan benda harta wakaf harus berpedoman dengan BWI. Begitu juga dalam pasal 49 ayat (1), perubahan status harta benda wakaf dalam bentuk penukaran dilarang kecuali dengan izin tertulis dari menteri berdasarkan pertimbangan BWI. Jadi, menjual dan mengembangkan harta wakaf untuk kepentingan kemaslahatan untuk kepentingan ummat sangat sesuai dengan tujuan wakaf dan ketentuan umum tentang wakaf dalam Pasal 4, Pasal 1 ayat (1) dan ayat (4). Dizaman modern ini ijtihad individu barang kali tidak bias lagi memecahkan,asalah yang ada, dan harus diperlukan sekarang adalah lembaga ijtihad yang beranggotakan ulama dari segi disiplin ilmu. Dengan demikian, salah satu masalah dapat ditinjau dari berbagai aspek, sehingga terciptalah kemaslahatan ummat dan cara penyelesaian,asalah itu dapat dipikirkan bersama-sama. Walaupun demikian kita tetap mengharapkan ijtihad fardhi, sebab ijtihad semacam inilah yang menyinari jalan kea rah ijtihad kolektif, dengan berbagai topangan yang diberikan dalam bentuk studi yang mendalam atau hasil penelitian yang murni dan bersih. 12 12 Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,1995), hlm. 95.