14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering di Desa Bojongsari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, dan waktu penelitian ± 4 bulan dimulai dari bulan Juli tahun 2011 sampai dengan bulan Oktober 2011. Ketinggian tempat ± 90 m dpl, jenis tanah latosol. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, cangkul, ember, timbangan elektrik, oven, spatula baja, kertas, soil tester, termohigrometer, alat tulis, dan sprayer gendong semi otomatis. 3.2.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi gogo (varietas Cere Prontol Bertugi, Genjah Pare, Mlati, dan Situ Bagendit), pupuk (ZA, SP36, dan KCl), air, bambu, insektisida (Imidor 50 SL), fungisida (Dithane M 45), dan insektisida alphadine 450 SL. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini berupa percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, faktor pertama 14
15 adalah varietas padi gogo dan faktor kedua adalah frekuensi penyiangan gulma. Faktor 1. Varietas padi gogo terdiri dari 4 varietas : V1 V2 V3 V4 : Cere Prontol Bertugi : Genjah Pare : Mlati : Situ Bagendit Faktor 2. Penyiangan gulma terdiri dari 5 perlakuan : S0 S1 S2 S3 S4 : Tidak disiang : Disiang 1x (umur 21 hst) : Disiang 2x (umur 21 dan 42 hst) : Disiang 3x (umur 21, 42, dan 63 hst) : Disiang Terus (bebas gulma) 3.3.2 Kombinasi Perlakuan Dari dua faktor yang dicoba tersebut terdapat 20 kombinasi perlakuan. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang 2 kali sehingga terdapat 40 unit/petak percobaan. Kombinasi perlakuan tersebut adalah sebagai berikut. V 1 S 0 V 1 S 1 V 2 S 1 V 3 S 1 V 2 S 0 V 3 S 0 V 4 S 0 V 4 S 1 V 1 S 2 V 2 S 2 V 3 S 2 V 4 S 2 V 1 S 3 V 2 S 3 V 3 S 3 V 4 S 3 V 1 S 4 V 2 S 4 V 3 S 4 V 4 S 4
16 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Persiapan Lahan Lahan dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa tanaman kemudian dicangkul dan diratakan. Setelah itu membuat bedengan sebanyak 40 buah dengan ukuran untuk satu bedengan adalah 1m x 1m dengan tinggi bedengan 20 cm. Jarak antar blok 60 cm, jarak antar bedengan / petak dalam blok 40 cm (Suparyono dan Setyono, 1997). 3.4.2 Persiapan Benih Benih yang akan digunakan terlebih dahulu dirontokkan dari batang padi, kemudian memilih biji padi yang berkualitas yakni biji yang tidak kosong/hampa dan sehat. 3.4.3 Penanaman Penanaman dilakukan pada saat keadaan tanah cukup lembab, tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang basah akan menyebabkan benih mudah busuk. Tetapi sebaliknya, apabila tanah dalam kondisi terlalu kering maka benih tidak tumbuh. Penanaman dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu : 1. Pembuatan lubang tanam Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 2 cm menggunakan tugal dengan jarak 20 x 20 cm. Satu bedengan terdapat 25 lubang tanam (Suparyono dan Setyono, 1997).
17 2. Memasukkan benih Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan setiap lubangnya diisi 4 biji padi gogo kemudian lubang ditutup dengan tanah. 3. Penyulaman Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah tanam dengan tujuan untuk menggantikan benih padi gogo yang tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan menggunakan varietas yang sama dan umur yang sama. 3.4.4 Pemupukan Pemberian pupuk pada tanaman padi gogo dilakukan dengan cara ditaburkan secara merata kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama, campuran ZA (10g), SP36 (5g), dan KCl (4g) / petak diberikan pada saat padi gogo b erumur 21 hst. Kedua, campuran ZA (10g), SP36 (5g), dan KCl (4g) / petak diberikan pada saat padi gogo berumur 35 hst. Ketiga, campuran ZA (8g), SP36 (3g), dan KCl (2g) / petak diberikan pada saat padi gogo berumur 49 hst (Suparyono dan Setyono, 1997). 3.4.5 Pengairan Pada umumnya padi gogo tumbuh di lahan yang kering. Namun, untuk pertumbuhannya dibutuhkan air. Pengairan dilakukan dengan menyiramkan lahan dengan air sebanyak 1 porot (8 liter) / petak atau sampai tanah basah dan air tidak menggenang.
18 3.4.6 Penyiangan Penyiangan dilakukan sesuai masing-masing perlakuan. Pada perlakuan S0 = tidak disiang, S1 = disiang 1x (umur 21 hst), S2 = disiang 2x (umur 21 dan 42 hst), S3 = disiang 3x (umur 21, 42, dan 63 hst), dan S4 = disiang terus (bebas gulma). Penyiangan dilakukan secara manual atau menggunakan tangan (Budi, 2003). 3.4.7 Penyemprotan Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan ketika tanaman padi gogo mulai berumur 21 hari. Dilakukan dengan interval waktu 7 hari sekali secara berselang-seling pemberian insektisida dengan fungisida yang ditujukan untuk mencegah hama dan penyakit selama masa tanam. Insektisida Imidor 50 SL diberikan dengan konsentrasi 1 ml/l, fungisida Dithane M 45 diberikan dengan konsentrasi 3 g/l. Penyemprotan Alphadine 450 SL diberikan dengan konsentrasi 3 ml/l yang bertujuan untuk memberantas burung. Pada tanaman muda (umur < 60 hari), penyemprotan diberikan 0,35 liter / petak atau 1 tangki sprayer gendong / lahan. Pada tanaman umur > 60 hari, penyemprotan diberikan 0,7 liter / petak atau 2 tangki sprayer gendong / lahan. 3.4.8 Panen Padi gogo dipanen pada saat umur 109 hari. Panen dilakukan lebih cepat karena banyak serangan burung yang memakan gabah padi gogo. Cara panen padi gogo dengan mencabut tanaman menggunakan
19 tangan, kemudian dirontokkan menggunakan tangan dan penggaris untuk dilakukan pengamatan. 3.4.9 Pengamatan Variabel yang diamati adalah : a. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai pucuk tanaman tertinggi. Pengukuran dilaksanakan pada umur 14, 28, 42, 56, dan 70 hst (Budi, 2003). b. Jumlah Daun per Rumpun (lbr) Diamati pada saat panen. c. Jumlah Anakan per Rumpun d. Nilai Kompetisi Diamati pada saat panen. Nilai kompetisi dihitung pada saat tanaman padi gogo dipanen, dengan menggunakan rumus : CI S G (Radoservich dan Holt, 1984) Keterangan : CI S G : Nilai kompetisi : Bobot kering total tanaman padi gogo : Bobot kering total gulma
20 Apabila : CI = 1 maka tanaman padi gogo dan gulma mempunyai kemampuan yang sama dalam berkompetisi. CI > 1 maka tanaman padi gogo lebih kompetitif daripada gulma. CI < 1 maka gulma lebih kompetitif daripada tanaman padi gogo. e. Jumlah Gabah/Malai (btr) Dihitung jumlah gabah/malai pada saat panen. f. Indeks Toleransi terhadap Cekaman Gulma ( Stress Tolerance Indeks, STI) Dihitung pada saat tanaman padi gogo panen terakhir. STI dihitung dengan menggunakan rumus : STI Yp Ys Yp 2 (Fernandez, 1993) Keterangan : Yp Ys Yp Ys : Hasil pada kondisi normal : Hasil pada kondisi tercekam : Rata-rata hasil pada kondisi normal : Rata-rata hasil pada kondisi tercekam g. Bobot 1000 Butir Gabah (g) Mengambil 1000 butir gabah setiap tanaman kemudian ditimbang menggunakan timbangan elektrik.
21 h. Bobot Gabah per Rumpun (g) Mengambil gabah setiap rumpun kemudian ditimbang menggunakan timbangan elektrik. 3.5 Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan ditabulasikan terlebih dahulu, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji F untuk mengetahui keragamannya. Apabila perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata, kemudian dilanjutkan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%.