BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 8 FOUNDATIONS OF PLANNING

Pengertian dan Urgensi Perencanaan Tujuan dan Rencana Menetapkan Tujuan dan Mengembangkan Rencana Masalah Kontemporer dalam Perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sumber : Penulis (2014)

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN (planning)

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efisiensi dan efektivitas dari suatu tindakan (Tangen 2004: ). Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

Dasar-dasar. Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada. Salah satu unsur yang terpenting dalam organisasi adalah pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi kinerja karyawan yang dimiliki. Kinerja karyawan adalah hasil

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT TEMPO SCAN PASIFIC, TBK DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan persaingan yang begitu ketat dan kompeten, hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik di dalam

Kebijakan Manajemen Risiko

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya secara lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena kinerja pemerintah telah mengarah ke good governance.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut dengan human resources, merujuk kepada orang-orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PT. SINAR SEMESTA KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntabilitas merupakan salah satu unsur pokok perwujudan good governance yang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mariya (2009) di koperasi KANINDO

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Mangkunegara (2000) mengartikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Secara lebih dalam kinerja juga diartikan sebagai pencapaian pegawai diluar tupoksi yang melekat padanya, sehingga dapat menciptakan produktivitas yang lebih baik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Barry (2002) kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan. Dari pendapat tersebut, tindakan nyata dari setiap pegawai merupakan suatu proses untuk mencapai kinerja yang baik. Seperti pendapat Rivai (2004) yang menyatakan bahwa, kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja atau performance adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi (Moeheriono, 2009 : 60). Sedangkan Robertson (dalam Mahsun, 2006 : 25) menyatakan bahwa 8

pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Selain itu, pengukuran kinerja menurut Lohman (dalam Mahsun, 2006 : 25) ialah suatu aktivitas penilaian pencapaian target target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi. Sementara Alam (2012) berdasarkan teori yang diketahuinya menyatakan bahwa Pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang penting dalam proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional pada sebuah perusahaan seperti merger, akuisisi, dan emisi saham. Melalui penilaian, perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangan yang tepat, menentukan phase out terhadap unit-unit bisnis perusahaan yang tidak produktif, menetapkan balas jasa (reward) internal dan menentukan harga saham secara wajar. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya, sedangkan pengukuran kinerja kontemporer menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang berkesinambungan. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi kinerja sebenarnya. 9

Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Oleh karenanya, menurut model mitra - lawyer (dalam Moeheriono, 2009 : 61), kinerja individu pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor : (1) harapan mengenai imbalan, (2) dorongan, (3) kemampuan, (4) kebutuhan dan sifat, (5) persepsi terhadap tugas, (6) imbalan internal dan eksternal, (7) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja atau performance merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggungjawab masing masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Dapat disimpulkan pula beberapa aspek yang mendasar dan paling pokok dari pengukuran kinerja, yaitu : 1. Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi, dengan menetapkan secara umum apa yang diinginkan oleh organisasi sesuai dengan tujuan, visi dan misinya. 2. Merumuskan indikator kinerja dan ukuran kinerja, yang mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, sedangkan indikator kinerja mengacu pada pengukuran kinerja secara langsung yang berbentuk keberhasilan utama dan indikator kinerja kunci. 3. Mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi, menganalisis - 10

hasil pengukuran kinerja yang dapat diimplementasikan dengan membandingkan tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi. 4. Mengevaluasi kinerja dengan menilai kemajuan organisasi dan pengambilan keputusan yang berkualitas, memberikan gambaran atau hasil kepada organisasi seberapa besar tingkat keberhasilan tersebut dan mengevaluasi langkah apa yang diambil organisasi selanjutnya. 2.1.2. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan kondisi yang mencerminkan keadaan keuangan suatu perusahaan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan (Sawir, 2005). Menurut Irham Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan - aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Menurut Munawir (2002), dilaksanakannya pengukuran kinerja keuangan memiliki beberapa tujuan, yaitu : 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, yang mencakup baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. 3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal secara produktif. 4. Untuk mengetahui stabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya sehingga tetap stabil, kemampuan itu diukur dari kemampuan- 11

perusahaan membayar pokok hutang dan beban bunga tepat waktunya tanpa mengalami hambatan. Selanjutnya menurut Munawir (2002), dengan tujuan tersebut, pengukuran atau penilaian kinerja keuangan mempunyai beberapa peranan bagi perusahaan diantaranya : Penilaian kinerja keuangan dapat mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan, untuk menentukan atau mengukur efisiensi setiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, untuk menilai dan mengukur hasil kerja pada tiap - tiap bagian individu yang telah diberikan wewenang dan tanggungjawab, serta untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. Hasil pengukuran kinerja keuangan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan sangat perlu menyesuaikan kondisi perusahaan dengan alat ukur pengukuran kinerja keuangan yang akan digunakan, serta tujuan pengukuran kinerja keuangan tersebut agar mendapatkan informasi yang tepat tentang pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Ada beberapa alat ukur pengukuran kinerja keuangan, namun yang paling populer yaitu pengukuran kinerja berdasarkan rasio rasio keuangan dan pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep Economic Value Added (EVA) atau konsep nilai tambah ekonomi. Pengukuran kinerja berdasarkan rasio keuangan seringkali kurang mencerminkan kinerja yang sebenarnya, perusahaan yang tampak terlihat baik kinerjanya padahal sebenarnya tidak mengalami peningkatan dan bahkan menurun. Untuk itu diperlukan suatu alat ukur kinerja yang menunjukkan prestasi yang sebenarnya yang mampu 12

mendorong aktivitas atau strategi yang menambah nilai ekonomis, seperti konsep EVA. Konsep EVA atau konsep nilai tambah ekonomi tersebut bukanlah sesuatu yang baru sebagai alat penilaian kinerja keuangan, konsep EVA mampu mengukur kinerja sampai dengan unit organisasi yang terkecil. Namun, dengan beberapa kelebihan EVA dibandingkan dengan alat penilai kinerja sebelumnya, bukan berarti EVA tidak memiliki kekurangan. 2.2. Manajemen Keuangan 2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif (Robbins dan Coulter, 2010 : 7). Sedangkan pengertian Manajemen Keuangan menurut Brigham dan Houston yang diterjemahkan oleh Dodo, H. Dan Herman, W (2001) yaitu bidang yang terluas dari tiga bidang keuangan, dan memiliki kesempatan karir yang sangat luas. Adapun tiga bidang keuangan tersebut menurut Brigham dan Houston yang diterjemahkan oleh Dodo, H. Dan Herman, W (2001) adalah : a. Keuangan perusahaan (Corporate finance), merupakan penerapan konsep konsep keuangan untuk pengambilan keputusan keuangan untuk level perusahaan, sedangkan untuk level individu disebut sebagai personal finance. Bidang ini adalah bidang keuangan yang berhubungan dengan operasi suatu perusahaan dari sudut pandang perusahaan tersebut. b. Investasi (Investment), adalah bidang keuangan yang juga berhubungan dengan keputusan pendanaan perusahaan, tetapi dilihat dari sudut pandang pihak pemberi modal (investor) bukan dari pihak perusahaan. 13

c. Pasar keuangan dan perantara (Financial market and intermediaries), adalah bidang keuangan yang juga berhubungan dengan keputusan pendanaan perusahaan, tapi dari sudut pandang pihak ketiga, seperti pasar modal, pasar uang, bank, dan sebagainya. Manajemen keuangan atau keuangan perusahaan yang mencakup semua keputusan dalam perusahaan. Pengertian Manajemen Keuangan menurut Weston dan Copeland yang diterjemahkan oleh Jaka, W. dan Kirbrandoko (2002) yaitu Manajemen keuangan dapat dirumuskan oleh fungsi dan tanggung jawab para manajer keuangan. Fungsi pokok manajemen keuangan yaitu menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden pada suatu perusahaan. 2.2.2. Fungsi Manajemen Keuangan Selain fungsi pokok tersebut di atas, fungsi manajemen lainnya menurut para ahli secara umum memiliki kesamaan dengan fungsi manajemen menurut Fayol (dalam Robbins dan Coutler, 2010 : 9), ada 4 fungsi utama dari manajemen yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing), dan Pengendalian dan Pengawasan (Controlling). 2.2.2.1. Fungsi Perencanaan (Planning) Robbins dan Coutler (2010 : 190) dalam bukunya menyatakan Perencanaan (Planning) adalah fungsi manajemen yang melibatkan pendefinisian tujuan organisasi, penentuan strategi untuk mencapai tujuan itu, dan pengembangan rencana untuk mengintegrasikan serta mengkoordinasikan kegiatan kerja mereka. Perencanaan berhubungan dengan hasil akhir (apa) dan sarana (bagaimana). Ketika kita menggunakan istilah planning, yang kita maksudkan adalah perencanaan formal. Dalam 14

perencanaan formal, tujuan khusus yang mencakup periode waktu khusus akan didefinisikan. Tujuan ini ditulis dan dibagikan ke semua anggota organisasi untuk mengurangi ketidakjelasan serta menciptakan pemahaman umum tentang apa yang harus dilakukan. Terakhir, ada rencana khusus untuk mencapai tujuan tujuan tersebut. Selanjutnya, menurut Robbins dan Coutler (2010 : 191), ada beberapa alasan manajer harus melakukan perencanaan yaitu : 1. Perencanaan memberikan arah kepada para manajer dan non manajer. 2. Perencanaan mengurangi ketidakpastian dengan mendorong para manajernya memandang ke depan, mengantisipasi perubahan, mempertimbangkan dampak perubahan, dan mengembangkan respons yang tepat. 3. Perencanaan juga meminimalkan pemborosan dan kekosongan. 4. Perencanaan menetapkan tujuan atau standar yang digunakan dalam pengendalian. Perencanaan sering disebut fungsi manajemen yang utama karena menentukan dasar untuk semua hal lainnya yang dilakukan para manajer ketika mengelola, memimpin, dan mengendalikan. Perencanaan melibatkan dua aspek penting yaitu tujuan dan rencana. Dalam perencanaan, manajer menetapkan tujuan dan mengembangkan rencana. Ada lima langkah yang harus diikuti manajer dalam menetapkan tujuan menurut Robbins dan Coutler (2010 : 198) : 1. Mereview misi atau tujuan organisasi. 2. Mengevaluasi sumber daya yang tersedia. 3. Menentukan tujuan secara individu atau dengan masukan dari pihak lain 4. Menulis tujuan dan mengomunikasikannya kepada semua yang perlu tahu. 5. Mereview hasil dan apakah tujuan telah tercapai. 15

Selanjutnya proses pengembangan rencana dipengaruhi oleh tiga faktor kontijensi yaitu tingkatan organisasi, tingkat ketidakpastian lingkungan, lamanya komitmen masa depan; dan oleh pendekatan perencanaan yang mengikutinya (Robbins dan Coutler, 2010 : 199). 2.2.2.2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian (Organizing) adalah fungsi manajemen yang melibatkan menyusun dan menstrukturisasi pekerjaan untuk mencapai sasaran organisasi (Robbins dan Coutler, 2010 : 238). Biarpun tugas ini tidak selalu dipahami dengan baik atau dihargai, pengorganisasian menjadi tugas penting bagi seorang manajer. Saat tujuan dan rencana organisasi telah ditetapkan, fungsi organisasi ini menjalankan proses mengamati bagaimana tujuan dan rencana tersebut diwujudkan. Ketika manajer mengorganisasi, mereka mendefinisikan tugas tugas apa saja yang perlu dituntaskan dan menciptakan suatu struktur yang memungkinkan aktivitas tugas tersebut diselesaikan secara efisien dan efektif. Menurut Robbins dan Coutler (2010 : 239), tujuan pengorganisasian yaitu : 1. Membagi pekerjaan ke dalam tugas tugas dan departemen yang spesifik. 2. Menugaskan pekerjaan dan tanggungjawab yang terkait dengan pekerjaan individu. 3. Mengoordinasikan beragam tugas organisasi. 4. Menghimpun berbagai pekerjaan ke dalam unit unit. 5. Menjalin hubungan diantara individu, kelompok, dan departemen. 6. Membuat hierarki wewenang yang formal. 16

7. Mengalokasikan dan menempatkan sumber sumber daya organisasi. Setelah struktur organisasi ditetapkan, kini tiba waktunya mencari orang orang yang bisa mengisi pekerjaan yang telah ditetapkan. Di sinilah peranan manajemen sumber daya manusia. Peran ini begitu penting dalam melibatkan jumlah yang tepat bagi orang yang tepat di posisi yang tepat dan waktu yang tepat. Selama proses pengorganisasian, manajer harus memahami apa yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan tim. Selain itu, adanya perubahan adalah hal yang selalu hadir bagi organisasi, demikian pula bagi manajer. Karena perubahan itu tidak bisa dihindari, manajer harus belajar bagaimana mengelolanya dengan baik. Karena inovasi selalu dikaitkan dengan upaya pengubahan organisasi, manajer harus mengetahui cara mengelolanya juga. 2.2.2.3. Fungsi Pengarahan (Directing) Pengarahan (Directing) merupakan fungsi manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan yang lainnya. Fungsi pengarahan dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya. Fungsi pengarahan sejalan dengan fungsi kepemimpinan. Robbins dan Coutler (2010 : 146) dalam bukunya menyatakan bahwa Kepemimpinan (Leading) adalah fungsi manajemen yang melibatkan memotivasi, memimpin, dan tindakan lainnya yang 17

melibatkan interaksi dengan orang orang lain untuk mencapai sasaran organisasi. Setelah orang orang dipekerjakan dan masuk ke dalam suatu organisasi, manajer harus mengawasi dan mengoordinasi pekerjaan mereka sehingga tujuan organisasi bisa dikejar dan diraih. Inilah fungsi memimpin dalam manajemen. Karena fungsi tersebut melibatkan orang orang di dalam organisasi, hal ini menjadi fungsi yang penting. Akan tetapi, justru karena melibatkan orang orang, fungsi ini juga cukup menantang. Keberhasilan mengelola orang orang melibatkan pemahaman terhadap sikap, perilaku, kepribadian, motivasi, dan sebagainya. Selain itu, hal ini menuntut rantai komunikasi yang efektif dan efisien. 2.2.2.4. Fungsi Pengendalian Dan Pengawasan (Controlling) Pengendalian dan pengawasan (Controlling) adalah fungsi manajemen yang melibatkan tindakan tindakan pengawasan (monitoring), perbandingan (comparing), dan koreksi (correcting) terhadap kinerja dan hasil pekerjaan (Robbins dan Coulter, 2010 : 182). Pengendalian yang efektif memastikan kegiatan telah dilakukan dengan cara yang menghasilkan pencapaian tujuan. Keefektifan pengendalian ditentukan oleh bagaimana pengendalian itu dapat membantu karyawan dan manajer mencapai tujuan mereka. Perencanaan dapat dilakukan, struktur organisasi dapat dibuat untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang efisien, dan karyawan 18

dapat diarahkan melalui kepemimpinan yang efektif. Tetapi, tidak ada jaminan bahwa kegiatan yang berjalan telah sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin diraih oleh karyawan dan manajer telah benar benar tercapai. Pengendalian itu penting, karena pengendalian membantu manajer mengetahui apakah tujuan perusahaan telah tercapai, atau jika belum, apa alasannya. Menurut Robbins dan Coulter (2010 : 183), Ada tiga alasan dari pentingnya pengendalian yaitu mengetahui apakah tujuan dan rencana telah tercapai dan tindakan apa yang harus diambil; pemberdayaan karyawan; serta melindungi perusahaan dan asetnya. 2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian telah dilakukan dalam menganalisis fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), serta pengendalian dan pengawasan (controlling) yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan suatu organisasi. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian oleh Budiyarto di Tahun 2004 berjudul Pengaruh Perencanaan Strategis Terhadap Kinerja Finansial Divisi Divisi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan hasilnya menyebutkan bahwa hipotetsis yang menyatakan bahwa perencanaan strategis berpengaruh terhadap kinerja finansial divisi tidak seluruhnya terbukti. Dari keempat divisi yang diteliti yaitu divisi regional V, divisi network, divisi regional II, divisi multimedia, hanya divisi regional II dan divisi multimedia yang menunjukkan konsistensi dan komitmen terhadap perencanaan strategis. 19

Selanjutnya, Nurlaila di Tahun 2008, melakukan penelitian pengaruh perencanaan dan pengawasan anggaran terhadap kinerja manajerial pada SKPD Kabupaten Aceh Barat. Dari hasil penelitian membuktikan secara parsial pengawasan anggaran memberikan pengaruh yang signifikan dan dominan dalam membentuk kinerja manajerial. Sementara perencanaan anggaran walaupun berkorelasi signifikan namun kurang berdampak langsung terhadap peningkatan kinerja manajerial aparat pemerintahan Kabupaten Aceh Barat. Pada tahun 2011 penelitian dilakukan oleh Rosmawati. Penelitian merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan Nurlaila. Penelitian tersebut berjudul Pengaruh Perencanaan Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Manajerial Pada SKPD Kabupaten Aceh Utara Dengan Partisipasi Sebagai Variabel Moderating. Penelitian memperoleh hasil yaitu perencanaan anggaran dan pengawasan anggaran, secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di pemerintahan Kabupaten Aceh Utara dengan variabel pemoderasi berupa partisipasi anggaran yang memperkuat variabel perencanaan dan pengawasan anggaran. Penelitian selanjutnya di Tahun 2012 dilakukan oleh Rina Tresnawati yaitu Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. Dari penelitiannya diperoleh hasil bahwa efektivitas pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung, berarti hipotesis yang diberikannya dapat diterima. Penelitian terakhir oleh Amir Ahmari dan Syamsul Amar Tahun 2014-20

dengan penelitian berjudul Pengaruh Perencanaan, Pelaksanaan Dan Pengendalian Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Kepulauan Mentawai. Penelitiannya memperoleh hasil yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian anggaran berpengaruh secara positif dan signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, dimana perencanaan anggaran mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap kinerja SKPD. Berikut tabel penelitian terdahulu yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan serta fungsi pengendalian dan pengawasan terhadap kinerja keuangan. Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu Tahun Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 2004 Budiyarto Pengaruh Perencanaan Strategis Terhadap Kinerja Finansial Divisi Divisi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Dependen : Kinerja Finansial Divisi Divisi Independen : Perencanaan Strategis Hipotesis yang menyatakan bahwa perencanaan strategis berpengaruh terhadap kinerja finansial divisi - divisi tidak seluruhnya terbukti. Dari keempat divisi yang diteliti hanya divisi regional II dan divisi multimedia yang menunjukkan konsistensi dan komitmen terhadap perencanaan strategis. 21

Tahun Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 2008 Nurlaila Pengaruh Perencanaan Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Manajerial Pada SKPD Kabupaten Aceh Barat Dependen : Kinerja Manajerial SKPD Independen : Perencanaan, Pengawasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara parsial pengawasan anggaran memberikan pengaruh yang signifikan dan dominan dalam membentuk kinerja manajerial. Sementara perencanaan anggaran walaupun berkorelasi signifikan namun kurang berdampak langsung terhadap peningkatan kinerja manajerial aparat pemerintahan Aceh Barat. 2011 Rosmawati Pengaruh Perencanaan Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Manajerial Pada SKPD Kabupaten Aceh Utara Dengan Partisipasi Dependen : Kinerja Manajerial Independen : Perencanaan, Pengawasan Perencanaan anggaran dan pengawasan anggaran, secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di pemerintahan Kabupaten Aceh Utara dengan variabel pemoderasi berupa partisipasi anggaran yang memperkuat 22

Tahun Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian Sebagai Variabel Moderating Moderasi : Partisipasi variabel perencanaan dan pengawasan anggaran. 2012 Rina Pengaruh Dependen : Efektivitas Tresnawati Efektivitas Kinerja Instansi pengendalian intern Pengendalian Pemerintah berpengaruh positif dan Intern Terhadap signifikan terhadap Kinerja Instansi Independen : kinerja instansi Pemerintah Di Efektivitas pemerintah di Dinas Dinas Pengendalian Pendapatan Daerah Pendapatan Intern Kota Bandung. Daerah Kota Bandung 2014 Amir Ahmari Pengaruh Dependen : Perencanaan, Dan Syamsul Perencanaan, Kinerja Satuan Pelaksanaan, dan Amar Pelaksanaan Dan Kerja Perangkat Pengendalian anggaran Pengendalian Daerah (SKPD) berpengaruh secara positif dan signifikan Terhadap Kinerja Independen : baik secara langsung Satuan Kerja Perencanaan maupun tidak langsung Perangkat, terhadap kinerja SKPD Daerah (SKPD) Pelaksanaan pada Pemerintah Kabupaten, Kabupaten Kepulauan Kepulauan Pengendalian Mentawai. Mentawai 2015 Bakri Wahid Pengaruh Efektivitas Pengendalian Dependen : Pelaksanaan Efektivitas pengendalian berupa perencanaan, umpan balik, dan interaksi 23

Tahun Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian Terhadap Pelaksanaan Berbasis Kinerja Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo Berbasis Kinerja Independen : Efektivitas Pengendalian berpengaruh positif dan signifikan secara simultan dan parsial terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo. 2.4. Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan teori dan masalah penelitian, maka peneliti mengembangkan kerangka konsep penelitian yang akan diuji secara simultan dan parsial sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.1. Fungsi Perencanaan (X1) Fungsi Pengorganisasian (X2) Fungsi Pengarahan (X3) H1 H2 H3 Kinerja Keuangan (Y) Fungsi Pengendalian dan Pengawasan (X3) H4 H5 Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 24

Kerangka konseptual menurut Sekaran (2014 : 127) merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian didasarkan. Kerangka konseptual adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi juga berperan dalam menyusun kerangka konseptual. Dari gambar kerangka konseptual di atas dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan empat variabel dependen (X) yaitu fungsi perencanaan (X1), fungsi pengorganisasian (X2), fungsi pengarahan (X3), serta pengendalian dan pengawasan (X4), serta satu variabel independen (Y) yang digunakan adalah kinerja keuangan. 2.5. Hipotesis Penelitian Menurut Sekaran (2014 : 135), hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka konseptual yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 2.5.1. Pengaruh Fungsi Perencanaan Terhadap Kinerja Keuangan Berbagai studi telah mempelajari hubungan antara perencanaan dengan kinerja. Meskipun sebagian besar telah memperlihatkan hubungan yang positif secara umum, kita tidak dapat mengatakan bahwa organisasi yang secara resmi melakukan perencanaan selalu mengalahkan organisasi 25

yang tidak melakukan perencanaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya perencanaan resmi diasosiasikan dengan hasil keuangan yang positif. Kemudian, tampaknya melakukan perencanaan kerja yang baik dan mengimplementasikan rencana tersebut memainkan bagian yang lebih besar dalam menghasilkan kinerja yang tinggi dibandingkan seberapa besar perencanaan itu dilakukan. Berikutnya, dalam studi dimana perencanaan resmi tidak menghasilkan kinerja yang lebih tinggi, lingkungan eksternal sering menjadi alasan. Ketika kekuatan eksternal membatasi pilihan manajer, mereka mengurangi dampak perencanaan terhadap organisasi. Terakhir, hubungan perencanaan dengan kinerja tampak dipengaruhi oleh kerangka waktu perencanaan. Jadi, setidaknya diperlukan empat tahun perencanaan resmi sebelum perencanaan itu mulai mempengaruhi kinerja. Masih banyak yang belum diketahui dari hubungan fungsi perencanaan dengan kinerja keuangan. Oleh karena uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis pertama sebagai berikut : H1 : Fungsi Perencanaan Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan 2.5.2. Pengaruh Fungsi Pengorganisasian Terhadap Kinerja Keuangan Sebelumnya telah diketahui bahwa fungsi pengorganisasian didefinisikan sebagai penyusunan dan strukturisasi pekerjaan untuk mencapai sasaran organisasi. Ini adalah proses yang penting di mana para manajer merancang suatu struktur organisasi. Kebanyakan manajer kini memandang kegiatan membagi aktivitas pekerjaan ke dalam tugas tugas terpisah sebagai mekanisme pengorganisasian yang penting karena hal ini membantu 26

pekerjaan lebih efisien. Dari uraian tersebut, peneliti merasa perlu munguji kebenarannya, sehingga penelitian ini mengajukan hipotesis kedua sebagai berikut : H2 : Fungsi Pengorganisasian Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan 2.5.3. Pengaruh Fungsi Pengarahan Terhadap Kinerja Keuangan Pelaksanaan tugas dengan pengarahan terhadap suatu kegiatan kepada semua karyawan dilakukan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien. Pengarahan dilakukan oleh pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Dengan adanya pengarahan yang baik oleh seorang pemimpin, maka karyawan akan merasa diperhatikan karena selalu dibimbing. Perasaan merasa diperhatikan menjadikan seorang karyawan bersemangat dalam bekerja dan meningkatkan kinerjanya. Dari uraian tersebut, peneliti merasa perlu munguji kebenarannya, sehingga penelitian ini mengajukan hipotesis ketiga sebagai berikut : H3 : Fungsi Pengarahan Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan 2.5.4. Pengaruh Fungsi Pengendalian Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Keuangan Pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan mengendalikan semua karyawan agar menaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana organisasi. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikandan penyempurnaan rencana. Pengendalian dan pengawasan mencakup kedisiplinan dan pelaksanaan tugas tugas rutin. 27

Karyawan yang disiplin dengan sendirinya mampu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Pekerjaan yang tepat waktu dapat mempengaruhi meningkatnya kinerja. Oleh karena uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis keempat sebagai berikut : H4 : Fungsi Pengendalian Dan Pengawasan Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan 2.5.5. Pengaruh Fungsi Perencanaan, Fungsi Pengorganisasian, Fungsi Pengarahan, Serta Fungsi Pengendalian Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan penelitian Amir Ahmari dan Syamsul Amar Tahun 2014 yaitu Pengaruh Perencanaan, Pelaksanaan Dan Pengendalian Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, dimana memperoleh hasil yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian anggaran berpengaruh secara positif dan signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang mana perencanaan anggaran mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap kinerja SKPD. Dari uraian tersebut, peneliti merasa perlu munguji kebenarannya, dan mengembangkannya dengan menambah satu variabel yaitu fungsi pengorganisasian, sesuai dengan 4 fungsi utama manajemen keuangan. Sehingga penelitian ini mengajukan hipotesis kelima sebagai berikut : 28

H5 : Fungsi Perencanaan, Fungsi Pengorganisasian, Fungsi Pengarahan Serta Fungsi Pengendalian Dan Pengawasan Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan 29