BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

Irama Sirkadian. Anastasia Tri Anggarwati. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan dapat menyebabkan sulit tidur (Potter dan Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia saat ini. Gawai elektronik digunakan untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

Anesty Claresta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al.,

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami

ABSTRAK PAPARAN CAHAYA BIRU MEMPERBAIKI GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF DAN MENURUNKAN KADAR MELATONIN SERUM PADA PERAWAT KERJA GILIR RSUP SANGLAH DENPASAR

commit to user BAB V PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik

I. PENDAHULUAN. banyak dan menyebar rata di seluruh daerah Indonesia. Sayang, ayam yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. industri kimia atau industri manufaktur yang menggunakan mesin yang

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu proses penting dalam kehidupan manusia. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah penyakit tidak menular

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan belajar (learning) dan mengingat (memory) termasuk salah

I. PENDAHULUAN. sering ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. The Anxiety and

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi gangguan tidur pada remaja mengalami peningkatan selama 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

ENYAHKAN INSOMNIA ( SULIT TIDUR)

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan (Hurlock,

PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

BAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. optimal bagi manusia. Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia, membagi

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kesadaran tetapi masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau rangsang lainnya. 1 Tidur diperlukan untuk mengembalikan energi, termoregulasi dan perbaikan jaringan sehingga berpengaruh terhadap fungsi kognitif terutama pada konsolidasi memori. 2 Pada orang dewasa, kebutuhan tidur pada setiap individu berbeda, namun durasi tidur yang diperlukan rata-rata 7-8,5 jam perhari. Waktu tidur minimal yang dapat ditoleransi adalah sekitar 6 jam. 3 Durasi tidur yang tidak cukup dapat mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan peningkatan sekresi kortisol. Selain itu, dapat menyababkan gangguan sistem imun dan perubahan metabolik seperti resistensi insulin. Kondisi kurang tidur mengakibatkan penurunan fungsi kognitif seperti penurunan daya ingat dan perubahan suasana hati (mood). 4 Keadaan tidur seseorang dapat dinilai secara kuantitas dan kualitas. 5 Kuantitas tidur dinyatakan dalam jumlah jam yang dihabiskan untuk tidur sedangkan kualitas tidur di tunjukkan dari kedalaman tidur seseorang. Kualitas dan kuantitas tidur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah penyakit, lingkungan, gaya hidup, dan stres emosional. Menurut National Sleep Foundation, seseorang yang kurang tidur memiliki risiko untuk membuat banyak kesalahan seperti berpikir dan bekerja lambat dan sulit mengingat sesuatu. Kesalahan tersebut dapat menganggu produktivitas individu. 6 1

Prevalensi penderita sleep deprivation atau kurang tidur pada orang dewasa meningkat setiap tahun. Berdasarkan data yang diperoleh pada usia lebih dari 18 tahun memiliki persentase yang meningkat dari 7,6% pada tahun 1975 menjadi 9,3% pada tahun 2006. 7 Kondisi kurang tidur dikalangan dewasa muda terutama mahasiswa dapat menimbulkan banyak efek, seperti berkurangnya konsentrasi belajar, gangguan memori, dan gangguan kesehatan. Pada saat belajar, dibutuhkan proses mengingat. Ingatan merupakan pengetahuan yang disimpan dan dapat diingat kembali. Informasi atau pengetahuan yang dapat kita ingat jumlahnya sangat terbatas sehingga rentan terhadap kelupaan. Organ yang berkaitan dalam proses ingatan atau memori adalah otak. Bagian otak yang paling berperan dalam ingatan adalah hipokampus bagian medial lobus temporalis dan merupakan bagian dari sistem limbik. 8 Dewasa muda yang mengalami hambatan dalam proses belajar disebabkan oleh rasa mengantuk dan lelah akibat kurang tidur. 9 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh kurang tidur terhadap memori jangka pendek. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut : Apakah kurang tidur dapat berpengaruh terhadap memori jangka pendek? 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kurang tidur terhadap memori jangka pendek. 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan bahwa kurang tidur berpengaruh terhadap memori jangka pendek serta hasil penelitian ini digunakan untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kurang tidur dapat berpengaruh terhadap memori jangka pendek. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran Tidur adalah suatu periode istirahat bagi tubuh yang ditandai dengan penurunan kesadaran yang bersifat reversibel terhadap rangsangan dari luar. Tidur memiliki fungsi yang penting bagi kesehatan, tetapi banyak orang yang mengalami gangguan tidur dan masalah tidur. Kurang tidur dapat mengganggu fungsi otak akibat stres oksidatif atau radikal bebas yang meningkat sehingga berdampak pada penurunan kognitif dan fungsional. 10 Sleep-wake cycle pada manusia mengikuti irama sirkadian yang diatur oleh suprachiasmatic nucleus (SCN) yang terletak di hipotalamus anterior pada otak. 11 Tidur sebagian besar disebabkan oleh umpan balik ke suprachiasmatic nucleus (SCN), khususnya pada reseptor melatonin 10. Melatonin adalah antioksidan endogen yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar yang terletak pada midline, melekat pada ujung posterior dari third ventricle di otak. Melatonin dilepaskan sebagai respon terhadap gelap sehingga sering disebut hormone of darkness. 12 Sekresi melatonin meningkat pada malam hari dan mencapai puncak pukul 02.00-04.00 pagi, dan berkurang secara bertahap sampai siang hari dimana konsentrasi melatonin paling rendah. Penurunan 3

produksi dan sekresi melatonin menyebabkan perubahan sistemik dalam proses metabolisme, seperti metabolisme energi yang menurunkan fungsi otak sehingga mengarah ke gangguan tidur dan mental. Melatonin mempunyai efek protektif untuk melawan sleep deprivation atau kurang tidur dengan melibatkan sistem asamγ-aminobutirat (GABAergic). Pada penelitian K..J.Kwon et al. (2011), dilaporkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan defisit kognitif dan melatonin dapat mengembalikan disfungsi kognitif tersebut dengan melibatkan regulasi dari stres oksidatif melalui aktivasi glial dan penurunan ekspresi Fragile X Mental Retardation Protein (FMRP) di dalam neuron. Tidur memiliki peran protektif terhadap kerusakan oksidatif karena pada saat kurang tidur terjadi peningkatan dari produksi oksidan dan penurunan aktivitas antioksidan. Jika pertahanan antioksidan di dalam tubuh tidak mampu menetralisirnya, maka akan menimbulkan keadaan yang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif termasuk Reactive Oxygen System (ROS) berperan dalam disfungsi otak. Disfungsi otak berkaitan dengan kelainan ukuran hipokampus karena perubahan sistem redoks. 10 Hipokampus merupakan bagian otak yang paling rentan mengalami kerusakan karena memiliki kapasitas antioksidan paling rendah. Hipokampus merupakan daerah otak yang memiliki peran untuk memori atau ingatan. Pengolahan informasi dalam hipokampus merupakan proses yang kompleks dan di pengaruhi oleh beberapa neurotransimter dan neuromodulator, termasuk glutamat,asam γ-aminobutirat (GABA), Acetylcholine (ACH),dan serotonin (5-HT, 5-hydroxytryptamine). 13 Hal di atas dapat menyebabkan kerusakan pada otak sehingga dapat terjadi gangguan kognitif, memori dan konsentrasi. Berdasarkan kerangka tersebut, kurang tidur dapat mempengaruhi memori jangka pendek. 4

Kurang Tidur Penurunan produksi dan sekresi melatonin Efek protektif antioksidan berkurang Perubahan sistemik dan metabolisme Ketidakseimbangan aktivitas antioksidan dan produkksi oksidan Penurunan fungsi kognitif Stres Oksidatif Gangguan memori Bagan Kerangka Pemikiran 1.5.2 Hipotesis Penelitian Kurang tidur menurunkan memori jangka pendek. 5