GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \l TAHUN 2017 TENTANG CADANGAN PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR KEPULAUAN BANG`KA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENGADAAN, PENGELOLAAN, DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 36

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 016 TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

: a, bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG CADANGANPANGANPEMERINTAHPROVINSIJAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN CILACAP

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 20M tentang NOMOR: 12 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6.A TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN I. PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

Menimbang : a. bahwa Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2-y TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN OPERASIONAL CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 04 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

WALIKOTA BANJARMASIN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PERMEN-KP/2014 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BULUNGAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program Satu Milyar Untuk

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

VT.tBVV^ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERLINDUNGAN PANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Transkripsi:

0 GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \l TAHUN 2017 TENTANG CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan daerah dan sesuai ketentuan Pasal 22 ayat (2) dan Pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, perlu adanya penyediaan cadangan pangan pemerintah daerah yang merupakan bagian dari sub sistem cadangan nasional; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Cadangan Pangan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680);

-2-6. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 34 Tahun 2005 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah; 7. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Nomor 1 Seri D); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG dan GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG CADANGAN PANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 4. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung. 5. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 6. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 7. Dinas adalah Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 9. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, perairan dan air yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengelolaan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

-3-10. Cadangan Pangan Pokok adalah persediaan pangan pokok yang dikelola atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah, untuk konsumsi manusia dan untuk menghadapi masalah kekurangan Pangan, gangguan pasokan dan harga, serta keadaan darurat. 11. Cadangan Pangan Pemerintah Daerah Provinsi adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 12. Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. 13. Cadangan Pangan Pemerintah Desa adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah desa. 14. Krisis Pangan adalah kondisi kelangkaan Pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh, antara lain, kesulitan Distribusi Pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat perang. 15. Keadaan Darurat adalah keadaan kritis tidak menentu yang dinyatakan oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, mengancam kehidupan sosial masyarakat yang memerlukan tindakan serba cepat dan tepat di luar prosedur biasa. 16. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor, dan bencana alam lainnya. 17. Gejolak Harga Pangan adalah kenaikan harga pangan pokok (beras) yang ditingkat pasar mencapai 10 persen atau lebih dari harga normal paling sedikit 1 (satu) minggu dan/atau dapat meresahkan rumah tangga miskin dan/atau rawan pangan yang tidak menerima beras miskin. 18. Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam Negeri dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. 19. Distribusi Pangan adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan untuk menyalurkan pasokan Pangan secara merata setiap saat guna memenuhi kebutuhan Pangan masyarakat. 20. Krisis Pangan adalah kondisi kelangkaan Pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh antara lain: kesulitan distribusi Pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial termasuk akibat perang.

-4- BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 Cadangan pangan daerah dimaksudkan sebagai cadangan pangan dalam rangka melakukan intervensi, mengantisipasi/menanggulangi kekurangan ketersediaan pangan, krisis pangan, gejolak harga pangan, bencana alam dan atau menghadapi keadaan darurat. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Cadangan pangan daerah bertujuan: a. meningkatkan penyediaan, pengelolaan dan penyaluran cadangan pangan dan/atau cadangan pangan pokok; dan b. memenuhi kebutuhan pangan dan pangan pokok masyarakat yang mengalami gejala kekurangan ketersediaan pangan, gejolak harga pangan, bencana alam dan/atau menghadapi keadaan darurat. Pasal 4 Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi: a. Penetapan Cadangan Pangan; b. Penyelenggaraan Cadangan Pangan meliputi: 1. Pengadaan; 2. Pengelolaan; 3. Penyaluran. c. Penyimpanan; d. Penanggulangan Darurat Krisis Pangan; e. Sistem Informasi Cadangan Pangan; f. Pengawasan dan Pelaporan. PENETAPAN BAB III CADANGAN PANGAN Pasal 5 (1) Gubernur menetapkan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. (2) Penetapan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis dan jumlah.

-5- (3) Penetapan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa pangan pokok tertentu. Pasal 6 (1) Penetapan jenis Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dilakukan dengan mempertimbangkan: a. potensi sumber daya lokal; b. budaya pola konsumsi; dan c. kearifan lokal yang berkembang di masyarakat. (2) Penetapan jumlah Pangan Pokok Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dilakukan dengan mempertimbangkan: a. produksi bahan pangan; b. penanggulangan keadaan darurat, bencana, gejolak harga dan krisis pangan; c. perhitungan susut mutu dan jumlah saat disimpan; d. tingkat konsumsi masyarakat; dan e. jumlah dan laju pertumbuhan penduduk. (3) Jumlah Cadangan Pangan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan rumus: jumlah penduduk yang terbesar di Kabupaten dikali tingkat konsumsi perkapita dibagi dua. BAB IV PENYELENGGARAAN CADANGAN PANGAN Bagian Kesatu Umum Pasal 7 Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah dilakukan melalui kegiatan: a. pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; b. pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; c. penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. Pasal 8 (1) Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah dilaksanakan oleh: a. Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; b. Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota; dan/atau

-6- c. Cadangan Pangan Pemerintah Desa. (2) Penyelenggarakan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh perangkat daerah Provinsi yang melaksanakan tugas atau menyelenggarakan fungsi di bidang Ketahanan Pangan. (3) Dalam melaksanakan tugas atau fungsinya, perangkat daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat bekerja sama dengan badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah di bidang Pangan. (4) Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh perangkat daerah Kabupaten/Kota yang melaksanakan tugas atau menyelenggarakan fungsi di bidang Ketahanan Pangan. (5) Dalam melaksanakan tugas atau fungsinya, perangkat daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat bekerja sama dengan badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah di bidang Pangan. (6) Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan oleh Pemerintah Desa membentuk unit pengelolaan Cadangan Pangan Desa. (7) Dalam penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) unit pengelola Cadangan Pangan Desa dapat bekerja sama dengan badan usaha milik Desa dan/atau Gabungan Ketua Kelompok Tani yang berbadan hukum. Bagian Kedua Cadangan Pangan Pemerintah Daerah Paragraf 1 Pengadaan Pasal 9 (1) Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah dilakukan oleh perangkat daerah yang membidangi ketahanan pangan. (2) Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pembelian produksi dalam negeri dengan mengutamakan produksi daerah. (3) Mekanisme pengadaan cadangan pangan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

-7- (4) Pembelian Cadangan Pangan Pemerintah Daerah dengan tetap memperhatikan kualitas Cadangan Pangan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. (5) Pembelian Cadangan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan dengan harga pembelian yang ditetapkan oleh Pemerintah. (6) Dalam hal Pemerintah tidak menetapkan harga pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Gubernur menetapkan harga pembelian. Paragraf 2 Pengelolaan Pasal 10 (1) Perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pangan mengelola Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi. (2) Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi dilakukan untuk menjaga kecukupan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi baik jumlah maupun mutunya antar daerah dan antar waktu. (3) Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi dapat dilakukan melalui kerjasama dengan badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah di bidang Pangan yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama. Pasal 11 (1) Badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah wajib memelihara volume dan kualitas dari cadangan pangan. (2) Dalam pelaksanaan pemeliharaan cadangan pangan Pemerintah Provinsi yang dikelola oleh badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah tidak dikenakan biaya pemeliharaan. Pasal 12 Kriteria badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah di bidang Pangan yang mengelola Cadangan Pangan adalah sebagai berikut: a. memiliki gudang penyimpanan yang standar; b. memiliki kemampuan manajerial pengelolaan Cadangan Pangan; c. memenuhi standar nasional Indonesia pengamanan kualitas pangan; d. lokasi gudang bebas dari banjir dan/atau potensi bencana alam.

-8- Pasal 13 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan Pasal 12 diatur dalam Peraturan Gubernur. Paragraf 3 Penyaluran dan Pelepasan Pasal 14 (1) Penyaluran Cadangan Pangan pemerintah Provinsi dilakukan untuk menanggulangi: a. rawan Pangan; b. kekurangan Pangan; c. gejolak Harga Pangan; d. bencana alam; e. bencana sosial; dan/atau f. keadaan darurat. (2) Penyaluran Cadangan Pangan Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan Pemerintah di bidang Pangan berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan perangkat daerah terkait. (3) Penyaluran Cadangan Pangan Provinsi untuk menanggulangi gejolak harga dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pangan atas usulan dari Tim Pengendalian Inflasi Provinsi dan/atau Kabupaten. Pasal 15 (1) Pelepasan Cadangan Pangan Provinsi dilakukan melalui penjualan dan/atau hibah. (2) Pelepasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan mempertimbangkan usulan dari Pengelola Cadangan Pangan kepada Gubernur. (3) Pelepasan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 16 Ketentuan mekanisme penyaluran dan pelepasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15 diatur dalam Peraturan Gubernur.

-9- Bagian Ketiga Cadangan Pangan Masyarakat Pasal 17 (1) Masyarakat berhak menyelenggarakan Cadangan Pangan. (2) Cadangan pangan yang diselenggarakan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. cadangan pangan di rumah tangga; b. cadangan pangan di komunitas; c. cadangan industri rumah tangga; d. cadangan pangan di pedagang. Pasal 18 Cadangan pangan masyarakat diperoleh dari bahan yang aman dan bermutu. Pasal 19 Penyelenggaraan Cadangan Pangan masyarakat diatur sepenuhnya oleh masyarakat, sesuai kebiasaan dan kearifan lokal yang berkembang di masyarakat setempat, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 20 Pemerintah Provinsi dapat memfasilitasi dan/atau membantu pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat. Pasal 21 (1) Pemerintah mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan cadangan pangan dengan menumbuhkan dan mengembangkan penyelenggara cadangan pangan di tingkat masyarakat. (2) Pemerintah menumbuhkan dan mengembangkan penyelenggaraan cadangan pangan di masyarakat menjadi sebuah lembaga usaha ekonomi masyarakat yang baik. BAB V PENANGGULANGAN DARURAT KRISIS PANGAN Pasal 22 (1) Kriteria Krisis Pangan meliputi: a. penurunan ketersediaan Pangan Pokok bagi sebagian besar masyarakat dalam jangka waktu tertentu; b. lonjakan harga Pangan Pokok dalam jangka waktu tertentu; dan/atau c. penurunan konsumsi Pangan Pokok sebagian besar masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Pangan pokok.

-10- (2) Dalam hal Krisis Pangan telah menunjukkan skala darurat Krisis Pangan: a. Gubernur menetapkan status keadaan darurat Krisis Pangan tingkat provinsi; atau b. Bupati/Walikota menetapkan status keadaan darurat Krisis Pangan tingkat kabupaten/kota dan/atau desa. (3) Gubernur atau Bupati/Walikota menetapkan status keadaan darurat krisis pangan berdasarkan rekomendasi perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pangan. Pasal 23 Penanggulangan darurat Krisis Pangan meliputi kegiatan: a. pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah, Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi, dan/atau Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota; b. mobilisasi cadangan Pangan masyarakat di dalam dan antar daerah; c. menggerakkan partisipasi masyarakat; dan/atau d. berkoordinasi dengan pihak terkait. BAB VI PENYIMPANAN PANGAN POKOK DAN BANTUAN PANGAN Pasal 24 (1) Dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga Pangan Pokok, Pemerintah Daerah: a. menjamin kelancaran Distribusi Pangan Pokok di seluruh wilayah Daerah Provinsi; dan b. menetapkan mekanisme, tata cara, dan jumlah maksimal penyimpanan Pangan Pokok oleh Pelaku Usaha Pangan. (2) Jumlah maksimal penyimpanan Pangan Pokok oleh Pelaku Usaha Pangan dihitung dengan mempertimbangkan: a. skala usaha; b. kapasitas gudang penyimpanan Pangan Pokok; dan c. kebutuhan normal distribusi. Pasal 25 (1) Pelaku Usaha Pangan dilarang menimbun atau menyimpan Pangan Pokok melebihi jumlah maksimal dan waktu tertentu.

-11- (2) Pelaku Usaha Pangan yang menimbun atau menyimpan Pangan Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif. (3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa: a. denda; b. penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran; dan/atau c. pencabutan izin. (4) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. BAB VII SISTEM INFORMASI CADANGAN PANGAN Pasal 26 (1) Pemerintah Daerah membangun, menyusun, dan mengembangkan Sistem Informasi Pangan dan Gizi yang terintegrasi. (2) Sistem Informasi Pangan dan Gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan untuk: a. perencanaan; b. pemantauan dan evaluasi; c. stabilisasi pasokan dan harga Pangan; dan d. pengembangan sistem peringatan dini terhadap masalah Pangan dan kerawanan Pangan dan Gizi. (3) Data dan informasi Pangan dan Gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan untuk pangan Pokok, Pangan Pokok Tertentu, dan Pangan Lokal. (4) Pelaku usaha di bidang pangan wajib memberikan laporan data dan informasi pangan dan gizi secara berkala. (5) Bagi pelaku usaha di bidang pangan yang tidak memberikan laporan data dan informasi pangan dan gizi secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 27 Sistem Informasi Pangan dan Gizi daerah di tingkat Provinsi dan/atau Kabupaten/kota diselenggarakan oleh Kepala Perangkat Daerah Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota yang melaksanakan tugas atau menyelenggarakan fungsi di bidang Pangan.

-12- BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 28 (1) Masyarakat memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta mewujudkan cadangan pangan Pemerintah Provinsi dan cadangan pangan masyarakat. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap: a. pelaksanaan produksi, pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran Pangan; b. pencegahan dan penanggulangan masalah Pangan; c. pemberian data dan informasi yang benar dan akurat mengenai masalah kekurangan pangan dan rawan pangan; d. berperan aktif dalam mencegah terjadinya kekurangan pangan dan rawan pangan; e. menyalurkan cadangan pangan dan/atau mengawasi penyelenggaraan cadangan pangan Pemerintah Daerah. BAB IX PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 29 (1) Dalam melaksanakan penyelenggaraan Cadangan Pangan Provinsi, Pemerintah Daerah berwenang melakukan pengawasan. (2) Pengawasan terhadap penyelenggaraan Cadangan Pangan Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh perangkat daerah yang membidangi fungsi pengawasan. (3) Perangkat Daerah yang diberi wewenang melaksanakan penyelenggaraan Cadangan Pangan Daerah menyampaikan laporan secara berkala kepada Gubernur dan kepada DPRD. BABX PEMBIAYAAN Pasal 30 Pembiayaan Penyelenggaraan Cadangan Pangan Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.

-13- BABXI KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 4 Tahun 2017 tentang Cadangan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017 Nomor 4 Seri E), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ditetapkan di Pangkalpinang pada tanggal 2b 0YW*r '2^ft GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA B] ITUNG, I ROSMAN Diundangkan di Pangkalpinang pada tanggal 2-5 0K*ti*T 2*>f> SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, YAN MEGAWANDI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BANGKA BELITUNG TAHUN 2017 NOMOR SERL.fe. & NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \1S *M*./2017 (