BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian tentang hubungan karakteristik pemilih,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB IV HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIH, KONSUMSI MEDIA, DAN INTERAKSI PEERGROUP, DENGAN PERILAKU PEMILIH KABUPATEN BREBES PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB II DARI PEMILU KE PEMILU DI BREBES DAN KONDISI GEOGRAFIS BREBES

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi maka masyarakat pada umumnya membutuhkan

BAB III DATA RESPONDEN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pemilih Pemula di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

PENDAHULUAN Latar Belakang

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

3 Sukses LSI di Pilpres 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tetap eksis selama bertahun-tahun hingga saat ini. Pada harian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

Dasar Pemikiran. Bentuk peran aktif RRI dalam proses demokratisasi RRI => Menginspirasi => Menavigasi

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penikmat stand-up comedy, menjadikan comic sebagai sosok yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) Capres & Cawapres secara langsung yaitu pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

Kuisioner Penelitian. Pengaruh Terpaan Media Massa Terhadap Partisipasi Politik di Salatiga

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan

KPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG

I. PENDAHULUAN. kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang-

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara demokrasi, dimana kedaulatan tertinggi

MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI. Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

xiv digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. Merdeka Online (Pratomo dan Firdaus, 2014) mencatat sebuah fenomena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini

BAB IV PENUTUP. KPU RI terkait fasilitasi penyandang Difabel. Perbaikan dalam. enggannya Difabel berpartisipasi saat pemilu. Perbaikan di KPU Kota

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden.

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

Marketing Politik; Media dan Pencitraan di Era Multipartai, oleh Roni Tabroni Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan pemilu merupakan agenda politik yang diadakan oleh negara setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih memiliki signifikansi yang kuat. Terdapat hubungan positif antara konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih. Berdasarkan uji korelasi, hubungan konsumsi media dan perilaku pemilih bersifat positif, korelasi kuat sebesar 0,604, dan nilai signifikansi 0,000. Hubungan interaksi peergroup dan perilaku pemilih bersifat positif, korelasi kuat sebesar 0,542, dan nilai signifikansi 0,000. Arah hubungan positif berarti semakin tinggi konsumsi media dan interaksi peergroup semakin tinggi perilaku memilihnya. Dari hasil uji hipotesis diatas, keempat variabel yakni karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih berhubungan. Variabel karakteristik pemilih merupakan variabel anteseden, terbukti bahwa jika karakteristik pemilih dikontrol, hubungan konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih tidak lenyap, terbukti pula jika konsumsi media dan interaksi peergroup dikontrol, hubungan karakteristik pemilih dan perilaku memilih lenyap (tidak signifikan). Dengan memerhatikan nilai korelasi konsumsi media dan interaksi peergroup, korelasi melemah mendekati 0. Semakin tinggi karakterisik pemilih maka perilaku pemilihnya semakin tidak bagus 110

Kecenderungan warga Brebes pada karakteristik pemilih adalah sedang. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi item pertanyaan seperti usia, pengeluaran, dan lamanya pendidikan warga Brebes dikategorikan baik. Kategori sedang ini termasuk di dalamnya range usia yang tersebar 25 hingga 40 tahun, lama pendidikan minimal 12 tahun, dan pengeluaran diatas Rp 800.000,00. Kategori tinggi yakni usia lebih dari 40 tahun, lama pendidikan 15 tahun (Setingkat D3 ke atas), dan pengeluaran diatas Rp 1.250.000,00. Kecenderungan warga Brebes pada konsumsi media adalah sedang. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi konsumsi media terutama televisi dan minimal satu media lain warga Brebes dikategorikan baik. Kategori sedang ini termasuk di dalamnya frekuensi TV setiap hari dan durasi konsumsi media minimal 30 menit, motif konsumsi media yang semuanya menunjukkan bahwa tingkat konsumsi media berada pada tataran baik saat pilpres lalu. Meskipun saat pilpres lalu kecenderungan pemberitaan media sangat memihak masing masing calon, bagi warga Brebes yang memilih tingkat konsumsi medianya pada tataran sedang. Hasil kategorisasi interaksi peergroup warga Brebes yang memilih saat pilpres lalu menunjukkan bahwa interaksi peergroup warga Brebes tinggi. Temuan ini dapat menggambarkan bahwa kekerabatan di Brebes baik, saling memengaruhi dalam pengambilan keputusan, budaya berkumpul tinggi, adanya pengaruh pemimpin kelompok dalam interaksinya. Aspek aspek tersebut sudah meliputi konformitas, fasilitasi sosial, polarisasi, dan proses interaksi. Dari jawaban responden menunjukkan bahwa perilaku pemilih warga Brebes saat pilpres lalu termasuk dalam kategori tinggi. Keadaan ini mencerminkan bahwa tingkat pemilihan presiden 2014 dipengaruhi faktor faktor yang berada dalam kategori untuk pemilih rasional kritis yakni tidak banyak terpengaruh oleh faktor demografi dan lebih mengedepankan rasionalitas 111

seperti focus pada kualitas kandidat, memperhatikan isu capres, dan memperhatikan kualitas partai. Untuk media koran, meskipun tidak banyak warga membaca koran, koran masih tetap dibeli atau dibaca warga seminggu dua kali. Pada isu isu spesifik seperti pemilu, pemberitaan di koran diarahkan untuk mendapat partisipasi warga datang ke tempat pemungutan suara, disamping agar memilih dengan cerdas. Konsumsi media di Brebes rendah, tidak mudah mengubah kebiasaan warga yang kurang akan kemauan untuk membaca dan mebiasakan untuk membaca informasi. Dari hasil penelitian, meskipun konsumsi media rendah bahkan cenderung terpusat di pusat kota, media spanduk dan baliho masih tetap dijadikan acuan memilih bagi penduduk yang malas mengonsumsi media. Salah satu warga yang diwawancara mengakui bahwa balas budi serta keterkenalan tokoh masih menjadi factor dalam memilih. Media yang bersaing penetrasinya di Brebes adalah koran dan internet. Internet lebih banyak dikonsumsi usia muda, selain itu situs berita yang sering diakses adalah media nasional bukan media lokal. Radio mulai ditinggalkan warga. Tidak banyak warga mengonsumsi radio, berbeda dengan perkotaan dimana radio mulai naik penetrasinya. Mereka yang mengonsumsi media dengan baik atau dikategorikan konsumsi media kategori tinggi memiliki kesadaran memilih yang baik. Dari kategori perilaku pemilih, warga Brebes masuk pada kategori pemilih rasional (bukan pragmatis) yang sudah mampu memilih pasangan dengan baik. Dari aspek interaksi peergroup, warga Brebes juga memiliki interaksi peergroup kategori tinggi. Hal ini berlaku bagi pemilih yang menggunakan hak pilihnya. 112

Televisi memiliki peran sangat penting sepanjang periode pemilu. Majalah sudah tidak lagi dikonsumsi. Radio masih dikonsumsi namun sedikit. Koran masih dibaca namun tidak setiap hari. internet semakin naik penetrasinya, terutama di kalangan terdidik. Pengaruh pilihan terbesar adalah organisasi, karena menjelang pemilihan, rutinitas berkumpul warga akan meningkat. Disini peran penting parpol atau tim sukses untuk mengikat warga dengan perkumpulan yang bermanfaat. Budaya kolektivistik masyarakat Indonesia menjadikan apapun keputusannya bukan lagi pada individu namun kelompok. Pemimpin masih dihargai sebagai orang yang diacu pendapatnya. Warga Brebes masih suka berkumpul, misalnya dalam momen pengajian. Warga juga cenderung untuk mengikuti pendapat mayoritas ketika mengambil keputusan. Minimnya konsumsi media di Brebes, menjadikan keputusan memilih warga berdasarkan spanduk atau baliho yang muncul. Spanduk dan baliho merupakan media yang pasti digunakan untuk mengenalkan kandidat pada warga. 5.2 Saran 5.2.1 Saran Teoritis Penelitian dengan sampel wilayah pedesaan relatif homogen masyarakatnya sehingga hasil penelitian juga demikian. Penelitian yang membahas partisipasi rendah banyak diteliti namun kurang menyeluruh dari factor factor lain yang memengaruhi. Ke depan kombinasi lain dari factor perilaku pemilih dapat diteliti, misalnya elektabilitas dan terpaan sosialisasi. Penggunaan uses and gratifications banyak dan relevan digunakan dalam konsumsi media dan perilaku memilih, namun belum banyak yang mengupas dari semua aspek teori. Selain itu 113

belum banyak juga yang mengupas dari beragam media, namun rata rata kurang mendalam atau hanya satu media saja. Penelitian ini hanya memotret sampel kecil, ke depan diharapkan penelitian dapat memotret lebih banyak responden sehingga lebih representatif. Dari sisi teknik pengambilan sampel, teknik lain dapat digunakan sehingga juga jauh lebih representatif. Penelitian juga dapat ditambahkan dengan kombinasi dari wilayah dengan partisipasi tinggi atau wilayah yang keadaan ekonominya lebih baik. Ke depan studi perilaku pemilih masih bisa dikaji dengan penambahan variabel lain. Dari segi alat uji statistika, penelitian berikutnya diharapkan menggunakan regresi karena arah hubungan dalam teori sudah jelas dan dapat dilihat besarnya pengaruh antar variabel. Dalam uji korelasi, kedua variabel tidak bersifat kausalitas sehingga peran variabel sama. Uji korelasi hanya mengukur kekuatan hubungan, bukan pengaruh. Selain itu dari jumlah sampel, penelitian berikutnya dapat memakai sampel yang lebih besar untuk keakuratan hasil penelitian. Penelitian kuantitatif kurang bisa memotret sesuatu yang terlewat. Partisipasi tinggi belum tentu menunjukkan kualitas demokrasi yang baik. 5.2.2 Saran Praktis Dapat digunakan stakeholder yang berkepentingan dalam merumuskan strategi menambah jumlah pemilih. KPU selama ini sering disorot karena daftar pemilih tetap tidak beres. Selain itu dari sisi pemberitaan, KPU dapat merumuskan kebijakan untuk memberitakan melalui beragam media agar diterima. Tingkat konsumsi media yang rendah masih bisa diterapkan dengan memperbanyak spanduk dan baliho. Keinginan warga untuk berpartisipasi masih bisa ditingkatkan dengan sosialisasi yang kreatif. Perkembangan teknologi dan konsumsi media yang 114

semakin beragam dapat diterapkan sosialisasi atau pemberitaan yang masiv dan berkala sesuai dengan waktu primetime untuk akses. Studi evaluatif yang dilakukan stakeholder sebaiknya terukur sehingga progress setiap aksi dapat kembali diatur strateginya agar pemilih memiliki kesadaran tidak hanya memilih saja. Bagi stakeholder lain seperti partai politik atau kandidat yang ingin meraih suara rakyat, cara cara kreatif bisa ditingkatkan dengan cara non money politic. Anggaran tersebut bisa dialokasikan untuk menggratiskan media bagi warga, baik berupa berlangganan koran atau pemberian radio, sehingga disamping turut meningkatkan konsumsi media, elektabilitas kandidat juga akan naik. Cara ini cukup terjangkau dibandingkan dengan anggaran kenang kenangan atau kampanye terbuka yang kurang bisa menjangkau keinginan warga untuk memilih. Bagi media, penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan baru bahwa banyak media mulai terjadi penurunan konsumsi. Strategi baru seperti banyak memberitakan komunitas dan aktivitas, mengajak warga dalam kegiatan offair, pemberian diskon khusus atau penggratisan media agar masyarakat melek media, perbanyak agen dapat diterapkan sehingga tingkat konsumsi media warga semakin naik, namun tetap tanpa meninggalkan konten sebagai inti utama bisnis media. Media nasional masih menjadi rujukan netizen sehingga bergantung pada stakeholder untuk lebih sering mendekati media, baik dengan release, kegiatan menarik sehingga menginspirasi warga untuk memilih secara sukarela. Media besar seperti televisi yang selama ini dijadikan rujukan diharapkan memberitakan daerah non ibukota lebih banyak sehingga warga memiliki rasa dianggap. 115

Media yang masih dipercaya dan besar pengaruhnya adalah televisi, radio, surat kabar, dan iklan politik (Harun&Sumarno, 2006:67). Peningkatan partisipasi masyarakat melalui citizen journalism untuk berbagi segala informasi yang bisa dibagi melalui berbagai media yang dimiliki. Pemberitaan juga menyeluruh tidak hanya sektor pemerintahan saja agar stigma media cetak dikonsumsi oleh pekerja kantoran saja bisa luntur. 5.2.3 Saran Sosial Tingkat konsumsi media yang masih rendah dapat ditingkatkan dengan pengaruh dari interaksi peergroup. Peran pemimpin masih tinggi, sehingga pemimpin atau antar anggota dapat saling memengaruhi dalam konsumsi media. Warga sering berkumpul baik dalam bentuk arisan atau pengajian. Tingkat konsumsi media yang baik juga berdampak pada kehidupan warga, sehingga dari aspek kognitif akan meningkat. Selain itu dari setiap pemilihan, agar warga tidak selalu mengharapkan money politic, warga bisa menyalurkan aspirasi melalui media. Rendahnya minat membaca ini perlu menjadi perhatian banyak pihak, karena berdampak di banyak sektor. Salah satu yang telah diketahui adalah pada apatisme memilih, sedangkan masih banyak aspek lain bagi kemajuan Brebes selain perilaku pemilih itu sendiri. 116