BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pasar modal merupakan tempat diperjual belikanya berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB II DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Adanya aktiva produktif

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ardian Agung Witjaksono (2010) Sunariyah, (2006: 20-22).

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di era globalilasi seperti sekarang, banyak masalah yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara, dalam penggerakan dana untuk menunjang pembiayaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010). Pada akhir tahun 1994, IHSG. mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada bulan Oktober 2012 IHSG

BAB I PENDAHULUAN. nilai satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

yang efisien selama periode waktu tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis dalam mendukung penguatan ketahanan ekonomi dan juga penggerak perekonomian pada suatu negara, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan. Menurut Undang-Undang pasar modal no. 8 tahun 1995 pasal 1 butir 14, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang telah diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan menurut Tandelilin (2007:13), pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, yang memiliki peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Keberadaan pasar modal dapat dijadikan sebuah indikator kondisi perekonomian suatu negara dalam hal jual beli surat-surat berharga jangka panjang yang dapat di perjualbelikan seperti saham, obligasi, reksadana dan lain-lain. Melihat indikasi kondisi bisnis di berbagai perusahaan dapat dijadikan sarana bagi masyarakat dalam 1

2 berinvestasi pada instrumen surat-surat berharga. Dengan demikian, masyarakat mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dan dapat menempatkan aset yang dimilikinya dengan preferensi resiko pada masingmasing instrumen. Salah satu instrumen pasar modal yang diminati oleh para investor adalah saham, yang memiliki wujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2006:6). Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak untuk menentukan arah kebijaksanaan perusahaan. Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam suatu perusahaan (Fakhruddin, 2006:13). Sedangkan Rusdin (2008:68), mengemukakan saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk menjual kepentingan dalam bisnis saham (efek ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Acuan tersebut merupakan sebuah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market).

3 Investasi berhubungan dengan usaha sumber-sumber dana yang akan dipergunakan. Investasi diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Suad Husnan, 2009). Menurut Tandelilin (2001), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Definisi berikutnya adalah menurut Jogiyanto (2000) dikatakan bahwa, investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dapat digunakan dalam produksi efisien selama periode waktu tertentu. Seorang investor pada umumnya tertarik dengan investasi yang memberi tingkat pengembalian (return) relatif lebih cepat dari pendapatan selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain) dan harapan dari memiliki saham dengan periode yang akan datang memperoleh keuntungan baik yaitu deviden. Investor pada umumnya memiliki tujuan untuk memaksimalkan pendapatan, oleh karena itu penting bagi investor menilai instrumen surat berharga sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual. Maka di haruskan seorang investor mampu memperkirakan bahwa keputusan investasinya sudah tepat, yaitu dengan melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan saham tersebut akan memberikan tingkat returns yang sesuai dengan target dan harapan. Namun secara praktek investor harus memiliki pengalaman dalam peramalan investasi saham dan mengumpulkan berbagai informasi,

4 diantaranya informasi yang berhubungan dengan harga saham dan informasi terkait ukuran kinerja perusahaan. Harga saham merupakan harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto, 2010:167). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan baik yang berasal dari fundamental perusahaan maupun makroekonomi perusahaan. Secara umum, faktor fundamental perusahaan yang banyak dikaji meliputi ROA, ROE, PBV, EPS, PER, dan DER. Sedangkan untuk faktor makroekonomi perusahaan meliputi inflasi, BI rate, nilai tukar (kurs), produk domestik bruto dan jumlah uang beredar. Pergerakan harga saham dipengaruhi juga oleh faktor-faktor eksternal yang berasal dari indeks bursa efek di negara lain (seperti indeks Dow Jones, FTSE 100, NIKKEI 225, Han Seng), harga minyak mentah dunia, dan harga emas dunia. Dalam perekonomian dunia, nilai mata uang tidak pernah ada yang stabil. Disisi lain, harga-harga barang dan jasa cenderung mengalami peningkatan. Keadaan ini akan mengakibatkan daya beli mata uang tersebut menjadi turun yang mengakibatkan terjadinya inflasi. Inflasi diartikan sebagai kecenderungan meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (Nopirin, 2009:25). Dengan semakin meningginya angka inflasi maka perekonomian akan memburuk, sehingga hal ini akan berdampak turunnya keuntungan suatu perusahaan, yang mengakibatkan pergerakan harga saham menjadi kurang kompetitif. Tingginya tingkat inflasi

5 menunjukkan bahwa risiko untuk melakukan investasi cukup besar sebab inflasi yang tinggi akan mengurangi tingkat pengembalian (rate of return) dari investor. Perubahan dalam inflasi mampu mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, yang akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi kurs (Madura, 2006:128). Kebijakan pemerintah dalam hal ini memiliki peranan penting dalam mengontrol laju inflasi. Salah satunya dengan melakukan penentuan tarif suku bunga di pasar keuangan. Suku bunga merupakan harga yang bersedia untuk dibayar oleh masyarakat atau perusahaan yang meminjam dana dikenai beban bunga sebagai harga untuk sumber dana yang dipakai, jadi suku bunga adalah harga dari pinjaman (Sunariyah, 2006:80). Tingkat suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (Present Value) aliran kas perusahaan sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Keadaan suku bunga dipengaruhi oleh Sertifikat Bank Indonesia atau BI rate, yang dimaksud dengan BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik, dimana BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan di implementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

6 Nilai tukar (kurs) merupakan nilai mata uang suatu negara yang diukur dengan nilai mata uang negara lain. Melemah atau meningkatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS disebabkan oleh keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Apabila nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah maka menyebabkan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan masyarakat terhadap mata uang asing dollar AS. Sebaliknya jika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS semakin kuat menggambarkan bahwa kinerja pasar keuangan atau perusahaan semakin tumbuh dan banyak investor asing yang akan berinvestasi terhadap perusahaan. Fluktuasi indeks juga terjadi pada pasar modal luar negeri. Seperti pada pasar modal Amerika yang ditunjukkan dengan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang mengalami pergerakan setiap harinya. Indeks Dow Jones merupakan salah satu dari tiga indeks utama yang ada di Amerika Serikat (New York Stock Exchange). Pertumbuhan ekonomi negara maju pada dasarnya mempunyai hubungan terhadap perekonomian negara berkembang. Indeks Dow Jones memiliki nilai rata-rata 30 perusahaan industri tertentu yang dikenal dengan Blue Chip Stock yang diperdagangkan di New York Stock Exchange (NYSE). Indeks Dow Jones merupakan cerminan dari kinerja perekonomian Amerika Serikat, yang memiliki kualitas dan reputasi yang tinggi. Jika indeks Dow Jones mengalami peningkatan maka perekonomian Amerika Serikat juga ikut membaik.

7 Indeks Dow Jones juga umunya digunakan untuk menggambarkan keadaan bursa secara global. Indeks LQ-45 yang mengukur nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal tersebut merupakan indikator likuidasi. Saham yang menjadi anggota indeks LQ45 itu tidak tetap. Bursa Efek Indonesia terus memantau kinerja masing-masing saham setiap tiga bulan sekali, dan melihat ranking saham-saham anggota LQ45. Pada bulan Februari dan Agustus atau setiap enam bulan, BEI akan melakukan penggantian anggota indeks LQ45 jika memang diperlukan. Pergerakan indeks LQ45 cenderung selalu searah dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. Jika LQ45 naik, IHSG juga naik. Sebaliknya jika LQ45 menurun, IHSG juga akan mengalami penurunan. Indeks LQ45 digunakan sebagai pelengkap dari IHSG yang terdiri dari saham-saham yang paling likuid, paling besar kapitalisasinya, yang paling baik kinerjanya. Karen itulah, LQ45 dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur kinerja pasar saham di BEI. Bagi investor indeks LQ45 dapat menjadi acuan berinvestasi saham-saham likuid jika dibandingkan dengan IHSG. Pergerakan inflasi, suku bunga (BI rate), nilai tukar (kurs), Indeks Dow Jones, dan pergerakan Indeks LQ45 dari tahun 2011 sampai tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

8 Tabel 1.1 Data inflasi, suku bunga, kurs, Indeks Dow Jones, dan Indeks LQ45 Bulan / Tahun Inflasi (IHK) Suku Bunga (BI rate) Kurs Tengah (US$/Rp) LQ45 Dow Jones (1) (2) (3) (4) (5) Januari 2011 7,02% 6,50% 9037,38 597,85 Februari 2011 6,84% 6,75% 8912,56 614,02 Maret 2011 6,65% 6,75% 8761,48 659,05 April 2011 6,16% 6,75% 8651,30 680,63 Mei 2011 5,98% 6,75% 8555,80 682,25 Juni 2011 5,54% 6,75% 8564,00 690,65 Juli 2011 4,61% 6,75% 8533,24 729,84 Agustus 2011 4,79% 6,75% 8532,00 676,25 September 2011 4,61% 6,75% 8765,50 622,64 Oktober 2011 4,42% 6,50% 8895,24 675,57 November 2011 4,15% 6,00% 9015,18 656,41 Desember 2011 3,79% 6,00% 9088,48 673,51 Januari 2012 3,65% 6,00% 9109,14 692,16 Februari 2012 3,56% 5,75% 9025,76 692,77 Maret 2012 3,97% 5,75% 9165,33 712,55 April 2012 4,50% 5,75% 9175,50 711,38 (6) 11891,93 12226,34 12319,73 12810,54 12569,79 12414,34 12143,24 11613,53 10913,38 11955,01 12045,68 12217,56 12635,91 12952,07 13212,04 13213,63

9 Mei 2012 4,45% 5,75% 9290,24 645,69 12393,45 Juni 2012 4,53% 5,75% 9451,14 674,79 12880,09 Juli 2012 4,56% 5,75% 9456,59 712,77 13008,68 Agustus 2012 4,58% 5,75% 9499,84 695,53 13090,84 September 2012 4,31% 5,75% 9566,35 731,77 13437,13 Oktober 2012 4,61% 5,75% 9597,14 751,12 13096,46 November 2012 4,32% 5,75% 9627,95 726,81 13025,58 Desember 2012 4,30% 5,75% 9645,89 735,04 13104,14 Januari 2013 4,57% 5,75% 9687,33 761,26 13860,58 Februari 2013 5,31% 5,75% 9686,65 824,74 14054,49 Maret 2013 5,90% 5,75% 9709,42 836,87 14578,54 April 2013 5,57% 5,75% 9724,05 857,12 14839,80 Mei 2013 5,47% 5,75% 9160,91 839,47 15115,57 Juni 2013 5,90% 6,00% 9881,53 804,00 14909,60 Juli 2013 8,61% 6,50% 10073,39 771,90 15499,54 Agustus 2013 8,79% 7,00% 10572,50 701,07 14810,31 September 2013 8,40% 7,25% 11346,24 712,90 15129,67 Oktober 2013 8,32% 7,25% 11366,90 754,81 15545,75 November 2013 8,37% 7,50% 11613,10 704,88 16086,41 Desember 2013 8,38% 7,50% 12087,10 711,13 16576,66 Januari 2014 8,22% 7,50% 12179,65 741,75 15698,85 Februari 2014 7,75% 7,50% 11935,10 776,69 16921,71 Maret 2014 7,32% 7,50% 11427,05 799,51 16457,66 April 2014 7,25% 7,50% 11435,75 814,96 16580,84

10 Mei 2014 7,32% 7,50% 11525,94 824,55 16717,17 Juni 2014 6,70% 7,50% 11892,62 822,67 Juli 2014 4,53% 7,50% 11689,06 868,30 Agustus 2014 3,99% 7,50% 11706,67 869,20 September 2014 4,53% 7,50% 11890,77 873,08 Oktober 2014 4,83% 7,50% 12144,87 868,05 November 2014 6,23% 7,75% 12158,30 886,33 Desember 2014 8,36% 7,75% 12438,29 898,58 Januari 2015 6,96% 7,50% 12579,10 912,05 Februari 2015 6,29% 7,50% 12749,84 946,88 Maret 2015 6,38% 7,50% 13066,82 961,93 April 2015 6,79% 7,50% 12947,76 869,44 Mei 2015 7,15% 7,50% 13140,53 904,13 Juni 2015 7,26% 7,50% 13313,24 839,14 Juli 2015 7,26% 7,50% 13374,79 813,10 16826,60 16563,30 17098,45 17042,90 17390,52 17828,24 17823,07 17164,95 18132,70 17776,12 17840,52 18010,68 17619,51 17689,86 Agustus 2015 7,18% 7,50% 13781,75 770,81 16528,03 September 2015 6,83% 7,50% 14396,10 704,98 Oktober 2015 6,25% 7,50% 13795,86 759,73 November 2015 4,89% 7,50% 13672,57 755,46 Desember 2015 3,35% 7,50% 13854,60 792,03 Sumber : data sekunder (www.bi.go.id, www.finance.yahoo.com, dan id.investing.com) 16284,70 17663,54 17719,92 17425,03

11 Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat inflasi, suku bunga (BI rate), nilai tukar (kurs), Indeks Dow Jones, dan Indeks LQ45 mengalami fluktuasi selama periode lima tahun yaitu dari Januari 2011 sampai Desember 2015. Ditunjukkan pada tahun 2011 inflasi secara rata-rata mengalami penurunan, suku bunga cenderung tetap tidak mengalami penurunan yang signifikan, nilai tukar (kurs) mengalami penurunan, dan Indeks Dow Jones mengalami peningkatan tetapi cenderung pada posisi tetap yang tak membuat jatuhnya indeks secara signifikan, sedangkan Indeks LQ45 rata-rata mengalami kenaikan tiap bulannya. Hal serupa terjadi pada tahun 2012 dan tahun 2013. Pada tahun 2014 tingkat inflasi tercatat rata-rata mengalami penurunan yang signifikan pada bulan Januari sampai bulan Oktober kemudian pada bulan November dan Desember kembali mengalami peningkatan. Suku bunga cenderung tetap, diikuti dengan nilai tukar yang mengalami penurunan di awal bulan dan peningkatan di akhir bulan, indeks Dow Jones pun mengalami peningkatan dan indeks LQ45 sendiri terus mengalami peningkatan. Di tahun 2015 pun sama seperti tahun 2014 yang berbeda adalah tingkat inflasi awal bulan mengalami penurunan, naik pada pertengahan, dan turun lagi pada akhir bulan. Berdasarkan analisis sederhana dari data tersebut dapat disimpulkan kondisi perekonomian secara makro ekonomi dan indeks negara asing dapat mempengaruhi kinerja dari indeks LQ45.

12 Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR (KURS) DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS SAHAM LQ-45 di BEI Periode Januari 2011 Desember 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka pokok permasalahan yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah 1. Apakah inflasi berpengaruh terhadap pergerakan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015? 2. Apakah tingkat suku bunga (BI rate) berpengaruh terhadap pergerakan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015? 3. Apakah nilai tukar (kurs) berpengaruh terhadap pergerakan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015? 4. Apakah indeks Dow Jones berpengaruh terhadap pergerakan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015? 5. Apakah secara simultan inflasi, tingkat suku bunga (BIrate), nilai tukar (kurs), dan indeks Dow Jones berpengaruh terhadap pergerakan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015?

13 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah 1. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap pergerakan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. 2. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga (BI rate) terhadap pergerakan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. 3. Menganalisis pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap pergerakan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. 4. Menganalisis pengaruh indeks Dow Jones terhadap indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. 5. Menganalisis pengaruh inflasi, tingkat suku bunga (BI rate), nilai tukar (kurs), dan indeks Dow Jones terhadap pergerakan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015 secara bersamasama atau simultan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: 1. Bagi investor Bagi investor yang tercatat di BEI, hasil dari penelitian ini dapat membantu mereka dalam menentukan apakah menjual, membeli

14 ataukah menahan saham yang mereka miliki berkenaan perubahan dari makroekonomi. 2. Bagi akademisi Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan di bidang ilmu makroekonomi dan pasar modal serta berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis sebagaimana yang telah dipelajari di dalam perkuliahan dan sebagai pengetahuan tentang investasi. 3. Bagi pemerintah Bagi pembuat kebijakan yang berusaha untuk menciptakan ekonomi yang stabil dan sebagai fakta empiris yang berguna untuk petunjuk serta pengingat agar selalu mengkaji efektivitas setiap kebijakan yang dilaksanakan. E. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang memuat literatur terkait dengan topik penelitian dan pengembangan hipotesis.

15 BAB III : Metodologi Penelitian Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, sumber dan pengumpulan data, variabel penelitian, dan metode analisis data. BAB IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini menguraikan analisis deskriptif data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil analisis. BAB V : Penutup Bab ini membahas kesimpulan mengenai obyek yang diteliti berdasarkan hasil analisis data, menjelaskan mengenai keterbatasan penelitian, implikasi teoritis dan praktis, dan saran bagi peneliti berikutnya.