BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

Sumber : Nurman S.P. (

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Tata Cara penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider,

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

III. BAHAN DAN METODE

Gambar 1. Tata Letak Petak Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN Ketinggian tempat ± 90 m dpl, jenis tanah latosol.

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari 2011 di lahan sawah yang berlokasi di Desa Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Elevasi/GPS pada posisi 210 m dpl, 06 0 33'05,7" LS 106 0 44'37,3" BT. Berdasarkan peta Daerah Parung-Depok-Bogor-Ciawi, Lembaga Penelitian Tanah, 1979 bahwa jenis tanah pada lokasi penelitian ini adalah Latosol. Analisis sifat kimia dan sifat fisik tanah serta analisis kandungan hara tanaman dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah sedangkan analisis mikrob tanah dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Bahan Bahan yang digunakan adalah benih padi varietas Ciherang yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Padi Muara Bogor, pupuk Urea (46,77% N), SP-36 (36,84% P 2 O 5 ), KCl (60,73% K 2 O) yang digunakan terlebih dahulu dianalisis unsur haranya disajikan pada Tabel Lampiran 2 dan pupuk Biost (14% C-org, C/N 20, 4% P 2 O 5, 4% K 2 O) sebagai pupuk organik hayati diperoleh dari PT. Sitosu Agro Cemerlang Jakarta yang digunakan disajikan pada Tabel lampiran 3. Media yang digunakan dalam penetapan analisis mikrob tanah adalah media tumbuh mikrob seperti Nutrient Agar (NA), Picovskaya dan Nitrogen Free Media (NFM). Alat Alat yang digunakan dalam penelitian lapangan adalah cangkul, meteran dan timbangan serta alat-alat laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman serta analisis populasi mikroba tanah.

20 Metode penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (Split Plot Randomized Complete Blok Design) dengan tiga ulangan. Metode budidaya padi sebagai petak utama (main plot) dan lima kombinasi pemupukan sebagai anak petak (subplot) sehingga jumlah sistem percobaan adalah 30 (2x5x3). Faktor yang dicobakan dalam penelitian ini yaitu : Faktor Pertama : Budidaya Padi (A) - A1 = Konvensional - A2 = SRI Faktor kedua : Pemupukan (P) - P0 = tanpa pemupukan - P1 = 100% dosis pupuk anorganik (250 kg Urea ha -1, 75 kg SP-36 ha -1, 50 kg KCl ha -1 ) - P2 = 75% dosis pupuk anorganik (187,5 kg Urea ha -1, 56,25 kg SP-36 ha -1, 37,5 kg KCl ha -1 ) + 200 kg pupuk organik hayati ha -1. - P3 = 50% dosis pupuk anorganik (125 kg Urea ha -1, 37,5 kg SP-36 ha -1, 25 kg KCl ha -1 ) + 200 kg ha -1 pupuk organik hayati ha -1. - P4 = 50% dosis Pupuk anorganik (125 kg Urea ha -1, 37,5 kg SP-36 ha -1, 25 kg KCl ha -1 ) Model linier aditif dari rancangan ini adalah : Y ijk = µ + α i + δ ik + β j + (αβ) ij + ω k + ε ijk Dimana : Y ijk = nilai pengamatan pada metode budidaya taraf ke-i, faktor pemupukan taraf ke-j dan ulangan ke-k µ = rataan umum α i δ ik β j = pengaruh metode budidaya = galat dari petak utama (system pertanian) = pengaruh faktor pemupukan (αβ) ij = interaksi dari faktor metode budidaya dan faktor pemupukan ω k ε ijk = pengaruh ulangan = galat dari anak petak (pemupukan)

21 Gambar 1. Layout petak percobaan Persiapan Lahan dan Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan 2 minggu sebelum penanaman dengan cara pembajakan, kemudian dicangkul dan digaru sampai rata. Lahan tersebut selanjutnya dibuat petak percobaan sebanyak 30 petak dengan ukuran masingmasing sama yaitu 5 x 4 m 2. Pengaturan air dibuat sedemikian rupa mulai dari air masuk ke lokasi penelitian sampai air keluar sehingga air yang keluar dari setiap petak percobaan tidak dapat masuk kembali, seperti terlihat pada Gambar 1. Untuk menghindari tercampurnya air dari satu petakan dengan petakan lainnya dibuat pematang dengan lebar 50 cm serta dalamnya disesuaikan dengan lapisan bajak. Pengaturan air pada setiap petakan percobaan dilakukan dengan menggunakan pipa paralon dan knee (belokan pipa) untuk mengukur ketinggian air. Lahan yang

22 telah siap dibuat petakan, kemudian dilakukan pengacakan petakan untuk meletakan perlakuan sesuai dengan rancangan yang digunakan. Setelah itu, petakan siap ditanami sesuai dengan letak perlakuan yang telah diacak. Analisis Tanah Awal Hasil analisis sifat kimia dan fisik tanah pendahuluan pada lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 2 menunjukan bahwa kemasaman tanah termasuk dalam kriteria masam, C-organik sedang, N-total sedang, P-tersedia rendah, Ca-dd dan Na-dd sedang, Mg-dd tinggi, K-dd rendah, Al-dd sangat rendah, KTK sedang, persen kejenuhan basa tinggi. Analisis sifat fisik tanah menunjukan bahwa tekstur tanah termasuk kelas tekstur liat. Penilaian tersebut diatas berdasarkan kriteria Pusat Penelitian Tanah (1983). Persemaian Persemaian budidaya padi konvensional dilakukan di lahan sawah yang tanahnya diolah terlebih dahulu sedangkan persemaian budidaya padi SRI dilakukan dengan menggunakan bak persemaian. Proses persemaian budidaya padi SRI adalah penyiapan tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dikemas, diberikan tanah yang subur bercampur kompos (perbandingan 1:1), tinggi tanah pembibitan 4 cm, kemudian benih ditaburkan kedalam tempat persemaian dan ditutup tanah tipis. Persemaian budidaya padi metode konvensional dan SRI dilakukan secara bersamaan sedangkan waktu tanamnya yang berbeda, sehingga perbandingan umur tanaman pada kedua metode budidaya tersebut sama. Penanaman dengan budidaya SRI dilakukan pada 10 hari setelah semai (HSS) sedangkan budidaya konvensional dilakukan pada 25 hari setelah semai (HSS).

23 Penanaman Penanaman padi varietas Ciherang dilakukan dengan dua metode budidaya padi yaitu : Budidaya padi konvensional dan budidaya padi SRI. Penanaman budidaya padi konvensional dilakukan pada waktu umur bibit 25 hari setelah semai (HSS), jarak tanam 20 x 20 cm, menanam 5 bibit dalam satu lubang. Penanaman budidaya SRI dilakukan pada waktu umur bibit 10 hari setelah semai (HSS), jarak tanam 25 x 25 cm, menanam satu bibit dalam satu lubang (tanam tunggal) dan dangkal 1-1,5 cm serta posisi akar membentuk huruf L (horizontal). Penanaman bibit dari persemaian ke lahan yang telah disiapkan dilakukan dengan hati-hati dan cepat (kurang dari 30 menit). Pengairan Pengairan budidaya padi konvensional dilakukan secara continue dengan ketinggian air ± 5 cm dan pengeringan dilakukan 2 minggu menjelang panen. Pada saat pindah tanam petakan sawah mulai digenangi pada hari ke 5 untuk menghindari hama keong mas. Pengairan pada budidaya padi SRI diatur sampai tanah mencapai kondisi lembab tetapi tidak tergenang selama waktu pertumbuhannya, 2 minggu menjelang panen pengairan dihentikan. Pemupukan Pemupukan pada budidaya padi konvensional dan budidaya padi SRI sama. Pupuk organik hayati diberikan 1 minggu sebelum tanam pada petak-petak percobaan yang memakai ½ x dosis dengan cara ditebar merata pada petakan, sementara tanah dibiarkan tetap lembab dan air tidak mengalir. Pupuk urea diberikan dua kali yaitu ½ dosis pada saat tanam dan ½ pada saat 40 hari setelah tanam (HST). Pupuk SP-36 dan KCl diberikan sekaligus pada saat tanam. Cara aplikasi ditebar secara merata pada setiap petakan. Pada budidaya konvensional, air keluar ditutup agar tidak terjadi pencucian hara.

24 Pemeliharaan Pemeliharan tanaman meliputi : penyulaman, penyiangan untuk budidaya SRI dan pengendalian hama penyakit. Penyulaman dilakukan sampai dengan 14 HST, bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit cadangan yang telah ditempatkan di masing-masing petak percobaan. Penyiangan gulma pada budidaya SRI dilakukan dengan menggunakan alat penyiangan khusus yaitu landak. Penyiangan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada saat 10, 20, 30 dan 40 hari setelah tanam. Pengendalian hama belalang (Orthoptera) dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis 25 EC jika terjadi serangan, sedangkan hama keong emas (Pomacea canaliculata lamarck) dilakukan secara manual baik dengan menggunakan tangan maupun memakai jebakan daun-daunan. Menjelang panen serangan burung banyak terjadi pada lokasi penelitian, pengendalian dilakukan dengan mengusir menggunakan jaring, bunyi-bunyian atau kantongan plastik yang digantung pada tali di sekeliling lokasi penelitian. Panen Panen dilakukan pada saat tanaman padi sudah menunjukan tanda-tanda, kurang lebih 90% malai telah menguning, daun bendera sudah menguning, kadar air gabah sekitar 25% untuk varietas umur pendek, umur panen kurang lebih 115 hari, varietas umur panjang umur panen antara 135-145 hari (Prasetiyo 2002).. Pengamatan Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Tinggi tanaman Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada petak percobaan, tiap petak percobaan telah ditentukan sebanyak 5 tanaman sampel yang diberi tanda. Pengukuran dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang sampai ujung tanaman dan dilakukan tiap 2 minggu sekali yaitu : 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST.

25 2. Jumlah anakan Perhitungan jumlah anakan dilakukan pada tiap petak percobaan yang telah ditentukan sebanyak 5 tanaman sampel yang diberi tanda. Pengamatan jumlah anakan rumpun -1 dilakukan dengan menghitung jumlah anakan total tanaman dan dilakukan setiap 2 minggu sekali yaitu : 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST. 3. Bobot basah dan kering tajuk, bobot basah dan kering akar dilakukan dengan mengambil 1 tanaman sampel pada tiap petak percobaan pada saat panen. 4. Komponen Hasil - Anakan produktif : menghitung jumlah anakan yang menghasilkan malai dalam satu rumpun. Anakan produktif dihitung tiap petak percobaan pada tanaman contoh sebanyak 5 tanaman yang telah diberi tanda - Panjang malai : dilakukan pengukuran panjang malai dari batas buku daun sampai ujung malai. Dalam tiap petak percobaan diambil hanya 3 sampel malai yang berasal dari masing-masing tanaman sampel. Malai yang diambil yaitu malai yang mewakili malai yang pendek, sedang dan panjang. - Jumlah gabah/malai : dilakukan perhitungan jumlah gabah dalam 1 malai, malai yang dipilih sebanyak 3 malai yang berasal dari tanaman masingmasing tanaman contoh. - Bobot 1000 butir gabah : dilakukan penimbangan bobot 1000 butir gabah isi yang berasal dari 5 tanaman sampel dalam tiap petak. - Hasil : perhitungan hasil tanaman dalam tiap petakan percobaan. Perhitungan meliputi bobot gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) yang dikonversi ke ton ha -1. 5. Analisis kadar dan serapan hara tanaman N, P dan K. Analisis kadar dan serapan hara dilakukan pada saat panen yaitu menggunakan sampel seluruh bagian tanaman sampel bagian atas, masingmasing tanaman kemudian ditimbang bobot segarnya, setelah itu diovenkan pada suhu 60 0 C selama 2 x 24 jam untuk mendapatkan bobot kering. Setelah dioven kemudian digiling menjadi satu dan dipersiapkan untuk analisis total kandungan hara tanaman.

26 6. Populasi Mikrob Tanah Mikrob tanah ditetapkan dengan melakukan analisis di laboratorium. Contoh tanah komposit diambil dari tiap petak perlakuan pada 5 titik dengan kedalaman 0-10 cm, contoh tanah diambil di tengah-tengah antar jarak tanam. Pengambilan contoh tanah dilakukan dua kali yaitu pada saat tanam dan pada 56 hari setelah tanam. Metode dan medium yang digunakan seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Peubah penelitian, metode dan media tumbuh mikrob Mikrob Tanah Metode Medium Total Mikrob Cawan Hitung Nutrient Agar (Rao, 1982) Azotobacter Cawan Hitung NFM (Rao, 1982) Mikrob Pelarut Fosfat Cawan Hitung Pikovskaya (Rao, 1982) Sebanyak 10 g contoh tanah dimasukan ke dalam 90 ml larutan fisiologis (8,5 g NaCl liter -1 aquades), dikocok selama 30 menit sehingga diperoleh pengenceran 10-1 dan selanjutnya dibuat seri pengenceran sampai 10-7. Seri pengenceran yang digunakan untuk menghitung populasi mikrob tanah. Untuk menghitung populasi Azotobacter digunakan seri pengenceran 10-3 dan 10-4, menghitung populasi miktob pelatut fosfat digunakan seri pengenceran 10-4 dan 10-5 dan untuk menghitung populasi total mikrob digunakan seri pengenceran 10-5 dan 10-6. Jumlah populasi mikrob tanah dihitung dalam satuan pembentuk koloni gram -1 tanah bobot kering mutlak atau disingkat SPK g -1 tanah BKM. Sebanyak 10-15 ml masing-masing media tumbuh mikrob dituangkan kedalam cawan petri yang sudah berisi 1 ml suspensi contoh, dilakukan 2 ulangan (duplo). Dosis dan komposisi media tumbuh mikrob tanah yang di gunakan disajikan pada Tabel Lampiran 5. Cawan petri digoyangkan secara perlahan-lahan agar media dan suspensi tercampur sempurna, lalu diinkubasi pada temperatur 25-30 0 C. Populasi masing-masing mikrob dihitung setelah 3-5 hari masa inkubasi. Keseluruhan proses dilakukan secara steril untuk menghindari kontaminasi yang dapat mengganggu parameter yang ditetapkan.

27 Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan dilanjutkan dengan uji Tukey s Studentized Range (HSD) taraf 0,05 untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan (Mattjik dan Sumertajaya 2006).