PASAR SENI DI YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

GALERI BATIK DI SURAKARTA

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Pusat Seni Rupa Kontemporer untuk Anak-Anak di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA DI BANDUNG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernacular)

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM SEMARANG

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

Institut Seni Indonesia di Semarang

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang GALERI SENI RUPA SINGARAJA

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

SEA SIDE HOTEL DI KAWASAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

PUSAT INFORMASI, PROMOSI DAN PERDAGANGAN KERAJINAN BATIK SURAKARTA DI SURAKARTA

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

TAMAN BUDAYA SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo-Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SENTRA PROMOSI DAN INFORMASI KERAJINAN KUNINGAN DI JUWANA

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan

MUSEUM ARSITEKTUR JAKARTA

pokok arti atau hakekat arti Art Gallery, yaitu : merupakan

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM DI YOGYAKARTA

Sumber: data pribadi

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MUSEUM WAYANG NUSANTARA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

PEKALONGAN BATIK CENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Redesain Pusat Kegiatan Budaya Melayu di Pekanbaru 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

PARIWISATA KOTA MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN GAYA DESAIN NEW SIMPLICITY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUSAT KEBUDAYAAN SUNDA DI BANDUNG PENEKANAN DESAIN TRANSFORMASI ARSITEKTUR TRADISIONAL SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Judul 2. Latar Belakang 2.1. Latar Belakang Umum Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

PUSAT INFORMASI PROMOSI DAN PERDAGANGAN INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI CIREBON

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB II : TINJAUAN TEORI GALLERY SENI, PRESERVASI, KONSERVASI,

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SELASAR SENI INSTALASI SUNARYO SEMARANG

BAB V. Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang. telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah:

BAB I Pendahuluan. 4. Sarana : Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai pembelajaran

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR SENI DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik DIAJUKAN OLEH : LOKA SANGGANEGRA L 201 732328 PERIODE UJIAN SEPTEMBER 1982 MARET 1983 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 1983

BAB I. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat di tentukan dari aspek- aspek nilai budaya dan tingkatperadabanya. Warisan budaya Indonesia yang berupa adaptistiadat, perilaku, kesenian, arsitektur dan benda-benda sejarah merupakan suatu kekayaan dari bangsa Indonesia. Mengingat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa maka terdapat pula aneka ragam corak kebudayaan yang secara bersama-sama membentuk satu kebudayaan nasional. Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Nasional dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang ber Pancasila. Untuk menuju kearah Kebudayaan Nasional yang menonjolkan sifat khas Indonesia yang bermutu tinggi, salah satu unsure utamanya dari kebudayaan adalah Kesenian dengan segala kekayaan yang terkandung didalamnya. Kesenian Tradisional sebagai salah satu unsure dari kesenian yang terpenting memiliki peranan yang kuat, juga merupakan sebuah media yang masih sangat leluasa untuk berkiprah menampilkan wajah bangsa. Oleh karena itu sesuai dengan Program Pembangunan Nasional, kesenian tradisional perlu pembinaandan pengembangan karena secara azasi menguntungkan pula bagi perkembangan Kesenian Nasional dimasa yang akan dating. Yogyakarta mempunyai potensi kesenian yang cukup menonjol antara lain : - Potensi Seniman. Baik yang timbul dari bakat alami maupun terdidik dengan menghasilkan karyakarya seni di beberapa tempat yang cukup baik, diantaranya seni tari, seni rupa, seni musik, teater dll. - Potensi Wisata. Adanya obyek-obyek wisata baik didalam maupun di sekitar Yogyakarta seperti : bangunan keratin, museum, candi-candi, peninggalan-peninggalan bangunan lama lainnya yang menjadi perhatian bagi para wisatawan baik yang domestic maupun asing

- Apresiasi masyarakat terhadap seni yang cukup tinggi - Serta didukung adanya Program DIY di bidang Pemeliharaan Pembinaan dan Pengembangan Kesenian. Dengan adanya potensi-potensi tersebut diatas akan semakin menonjol peranan Yogyakarta dalam mewujudkan kesenian sebagai budaya bangsa secara keseluruhan.untuk menampilkan wujud tersebut diperlukan wadah dalam bermacammacam bentuk yang mempunyai sifat berlainan tetapi satu tujuan antara lain : Museum untuk penyimpanan benda-benda sejarah Gedung Teater untuk penampilan seni tari musik dan lain-lain. Art Gallery bangunan untuk pameran seni rupa. Seperti halnya diatas Pasar Seni adalah salah satu penampilan wadah pemasaran hasil karya seni, karena hasil karya seni bukan dipamerkan dan didiamkan saja akan tetapi dari beberapa bagian jenis seni yaitu seni rupa dapat diperjaul belikan kepada masyarakat seperti : Lukisan, patung, kerajinan perak, bamboo, batik dan lainlain. I.2. Tujuan dan Sasaran Pembahasan. Tujuan dari pembahasan ini adalah mengadakan penyusunan dan penganalisaan segala permasalahan yang ada agar diperoleh suatu landasan pemikiran bagi suatu perancangan Pasar Seni di Yogyakarta, dalam rangka Proyek Akhir Ujian Sarjana Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro periode September 1982 Maret 1983. Sasaran dari pembahasan ini adalh penjabaran yang lebih terperinci dari tujuan pembahasan ini yaitu suatu program perancangan dengan segala persyaratannya. I.3. Metode Pembahasan Metode yang dipakai adalah metode survai dengan melakukan tinjauan setempat, mengumpulkan informasi dan data-data mulai dari masalah umum menuju masalah yang lebih khusus, yaitu menuju pengungkapan konsep dasar perancangan Pasar Seni di Yogyakarta, terutama berasal dari literature, ketentuan-ketentuan, standard dan persyaratan yang dipakai sebagai bahan untuk diproses dan menghasilkan konsepsi Pasar Seni di Yogyakarta.

I.4. Sistimatika Pembahasan Seluruh pembahasan di lakukan dengan sistimatika sebagai berikut : a. Pembahasan Umum tentang pengertian dan ulasan sekilas tentang : pasar dan perkembangannya pengertian seni dan macamnya pengertian dasar pasar seni tinjauan perbandingan pasar seni di bandung dan Jakarta melalui pengamatan lokasi yang ada, mengumpulkan data-data dan wawancara perkembangan bentuk pasar seni b. Pembahasan khusus mengenai potensi yang mendukung adanya Pasar Seni di Yogyakarta antara lain : Potensi kesenian di DIY baik senimanya atau karyanya Potensi kerajinan rakyat di DIY Potensi pariwisata di DIY Pola kehidupan masyarakatnya Program pemerintah dibidang kesenian. c. Pembahasan khusu tentang Pasar Seni di Yogyakarta dengan melihat potensipotensi yang ada serta membahas : Tujuan dan sasarannya Fungsinya Macam seni yang akan ditampung serta permasalahannya. d. Kesimpulan atas pembahasan terdahulu, antara lain pokok-pokok yang perlu dikembangkan sebagai pengan tar perancangan fisik. e. Untuk membatasi masalah-masalah yang dapat menghasilkan factor-faktor penentu perancangan fisik Pasar Seni di Yogyakarta, agar tidak berlarut-larut sampai keluar garis yang dikehendaki, maka diadakan batasan-batasan dan anggapan-anggapan. f. Pendekatan Program Dasar Perancangan dengan analisa fisik dan non fisik dari beberapa aspek, Analisa-analisa ini didahului oleh analisa kecil tentang dasar perancangan. Selain itu diulas secara khusus studi-studi besaran ruang yang merupakan prasarana bagi kegiatan Pasar Seni dan semua aspek yang berkaitan.

g. Mewujudkan Landasan dan Program Dasar Perancangan, yang merupakan kelanjutan atau hasil pendekatan program perancangan. Landasan dan program ini akan menjadi dasar bagi kegiatan selanjutnya yaitu Perancangan Fisik. I.5. Batasan Pembahasan. Pembahasan yang diadakan dalam usaha untuk mendapatkan Konsep Dasar Perancangan, dilakukan menurut disiplin-disiplin arsitektur dan disiplin lain yang menunjang.