BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MALUKU TENGGARA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN CIAMIS

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SUKAMARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 5 SERI E

5 / 7

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN... TENTANG JEJARING KEAMANAN PANGAN DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

VT.tBVV^ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERLINDUNGAN PANGAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

BAB II BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang awal mulanya

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN KEDAULATAN PANGAN MELALUI SERTIFIKASI BENIH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 65/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 34 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 859 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, maka dipandang perlu mengatur Pedoman Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Tapin tentang Pedoman Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4254); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; 12. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis 2

Sumber Daya Lokal; 13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/PERMENTAN/OT.140/10/2009 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 083 Tahun 2009 tentang Pedoman Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 04 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tapin; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 01 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TAPIN TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tapin. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin. 3. Bupati adalah Bupati Tapin. 4. Ketahanan Pangan adalah suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan 3

secara cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, merata dan terjangkau. 5. Pangan adalah segala sesuatu dari sumber daya hayati dan air, baik diolah maupun tidak, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman untuk dikonsumsi manusia. 6. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah gerakan untuk mendorong dan memacu penyelenggaraan konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal melalui kerjasama sinergis antar lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat. 7. Pangan beragam, bergizi seimbang dan aman adalah aneka ragam bahan pangan baik sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral yang bila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan (rata-rata 2.000 kkal/kapita/hari) untuk hidup sehat, aktif dan produktif. 8. Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun dari suatu pola ketersediaan dan/atau konsumsi pangan). 9. Neraca Bahan Makanan (NBM) adalah penyajian data pangan yang tersedia untuk konsumsi penduduk per kapita (kg/kap/tahun atau gram/kap/hari atau zat gizi tertentu/kap/hari) dalam bentuk tabel yang dapat menggambarkan situasi dan kondisi ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk di suatu wilayah (negara/provinsi/kabupaten/kota) pada waktu tertentu. 10. Keamanan Pangan adalah merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan manusia. 11. Pangan lokal adalah pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi sumber daya wilayah dan budaya setempat. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai acuan untuk menyusun petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta program dan anggaran bagi pihak yang berkepentingan (stakeholder) pada kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan. (2) Peraturan Bupati ini bertujuan untuk mendorong penyediaan produk pangan yang lebih beragam, bergizi seimbang dan aman untuk dikonsumsi, berbasis sumber daya lokal. 4

(3) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi : a. perencanaan kegiatan; b. pelaksanaan kegiatan; c. tata hubungan kerja; dan d. monitoring dan evaluasi. BAB III PERENCANAAN KEGIATAN Pasal 3 Perencanaan kegiatan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan meliputi : a. pengumpulan data tentang ketersediaan pangan; b. pengumpulan data tentang distribusi pangan; c. pengumpulan data konsumsi dan keamanan pangan; dan d. kelembagaan pendukung. Pasal 4 (1) Data ketersediaan pangan meliputi data : luas lahan, luas panen, sarana produksi, produksi bahan pangan, cadangan pangan, dan pemetaan potensi yang disesuaikan dengan data neraca bahan makanan. (2) Data distribusi pangan meliputi data harga bahan pangan, cadangan pangan dan akses pangan. (3) Data konsumsi pangan meliputi data : konsumsi pangan, konsumsi energi, pola konsumsi pangan termasuk preferensi pangan, kebutuhan pangan, standarisasi keamanan dan mutu pangan serta aneka olahan pangan (pasca panen). (4) Data kelembagaan pendukung meliputi : penyuluh, gabungan kelompok tani dan kelompok tani, produsen pangan, UMKM, LSM, media massa serta pihak swasta terkait lainnya. Pasal 5 Informasi data ketahanan pangan disajikan baik dalam bentuk buku cetakan maupun file elektronik yang dapat dan mudah diakses oleh stakeholder melalui website. 5

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN Pasal 6 (1) Pelaksanaan kegiatan merupakan operasional dalam mewujudkan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan yang dilaksanakan oleh instansi lingkup pertanian dan instansi terkait secara terpadu melalui koordinasi Dewan Ketahanan Pangan. (2) Kegiatan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dilaksanakan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 melalui 2 (dua) kegiatan utama yaitu internalisasi penganekaragaman konsumsi pangan serta pengembangan bisnis dan industri pangan lokal. Pasal 7 Pelaksanaan kegiatan internalisasi penganekaragaman konsumsi pangan mencakup : a. bidang ketersediaan pangan meliputi : advokasi pengembangan agribisnis pangan dan dukungan fasilitasi bantuan alat serta penguatan modal usaha kepada masyarakat di bidang pangan berbasis sumber daya lokal; b. bidang distribusi pangan meliputi : penyebarluasan informasi harga bahan pangan melalui media cetak dan elektronik secara berkesinambungan, fasilitasi distribusi aneka produk pangan berbasis sumber daya lokal serta stabilisasi harga aneka produk pangan berbasis sumber daya lokal; c. bidang konsumsi meliputi : kampanye, promosi, serta sosialisasi pengembangan pola konsumsi dan keamanan pangan, optimalisasi pemanfaatan pekarangan, pengembangan aneka olahan berbasis pangan lokal yang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan serta pelatihan dan pendampingan pengembangan pola konsumsi dan keamanan pangan baik melalui jalur formal maupun non formal; dan d. dukungan kelembagaan, meliputi : penyuluhan dan pendampingan, penyebarluasan informasi melalui media massa, kerjasama dalam hal advokasi, kampanye, promosi, sosialisasi, serta pendidikan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. Pasal 8 Pelaksanaan kegiatan pengembangan bisnis dan industri pangan lokal mencakup : a. bidang ketersediaan pangan meliputi : pengembangan agribisnis 6

pangan lokal serta pengembangan produksi aneka olahan dalam bentuk butiran/berasan, tepung dan mie berbasis sumberdaya lokal; b. bidang distribusi pangan meliputi : fasilitasi penumbuhan pasar pangan lokal, fasilitasi distribusi aneka produk pangan berbasis pangan lokal serta stabilisasi harga aneka produk pangan berbasis pangan lokal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang distribusi pangan; c. bidang konsumsi meliputi : uji proksimat tepung berasan dan mie berbasis pangan lokal, pelatihan mutu dan keamanan pangan serta pendampingan mutu dan keamanan pangan pada industri olahan pangan local, penumbuhan UMKM bidang olahan pangan lokal dan pangan siap saji yang aman, serta pemberian penghargaan kepada individu/perorangan dan kelompok masyarakat yang telah berperan sebagai pelapor dalam upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan; dan d. dukungan kelembagaan, meliputi : penyuluhan dan pendampingan serta penyebarluasan informasi melalui media massa. BAB V TATA HUBUNGAN KERJA Pasal 9 Dalam rangka pelaksanaan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sebagaimana berikut : 1. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. melakukan kajian, analisa dan koordinasi aspek ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan serta pembinaan keamanan pangan segar; b. meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparatur penyuluh dalam melaksanakan pendampingan kepada masyarakat, kelompok tani dan gabungan kelompok tani; c. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan serta melakukan pengawalan dan pengawasan terhadap pelaksanaan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal; dan d. melakukan pembinaan dan/atau pengawasan mutu dan keamanan pangan segar dalam peredaranya pada wilayah kabupaten. 7

2. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, mempunyai tugas dan tanggung jawab : a. menyediakan data potensi serta menggalakkan budidaya bahan pangan lokal sumber karbohidrat berbasis sumber daya wilayah, khususnya komoditas serealia, non serealia dan kacang-kacangan serta hortikultura terutama komoditas sayur dan buah; b. menggalakkan pengembangan teknologi pra panen dan pasca panen bahan pangan spesifik wilayah berbasis sumber daya lokal; dan c. melakukan pembinaan dan/atau pengawasan mutu serta keamanan pangan pada kegiatan budidaya sampai dengan kegiatan pasca panen dalam wilayah kabupaten. 3. Dinas Peternakan dan Perikanan, mempunyai tugas dan tanggung jawab : a. menyediakan data potensi serta menggalakkan budidaya bahan pangan lokal berbasis sumber daya wilayah khusus untuk komoditas peternakan dan perikanan; dan b. melakukan pembinaan dan/atau pengawasan terhadap produksi bahan pangan asal hewan sejak kegiatan budidaya dan peredarannya dalam wilayah kabupaten. 4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan, mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. menyediakan data potensi serta menggalakkan budidaya bahan pangan lokal komoditas perkebunan; dan b. melakukan pembinaan dan/atau pengawasan terhadap kegiatan budidaya serta produksi bahan pangan asal perkebunan dan kehutanan dalam wilayah kabupaten. 5. Dinas Kesehatan, mempunyai tugas dan tanggung jawab : a. meningkatkan kemampuan dan pengetahuan kelompok wanita tentang makanan beragam, bergizi seimbang dan aman serta pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA); b. membantu menyediakan data pada kasus balita gizi kurang dan kasus keracunan makanan/minuman; dan c. melakukan pembinaan dan/atau pengawasan keamanan pangan segar dan olahan pada peredarannya di masyarakat dalam wilayah kabupaten. 6. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. membantu penyaluran produk hasil olahan yang bersumber dari pangan lokal; b. meningkatkan pembinaan produksi dan produktivitas, mutu dan keamanan pangan serta keanekaragaman hasil olahan yang bersumber dari pangan lokal; dan c. melakukan pembinaan dan/atau pengawasan mutu dan 8

keamanan pangan terhadap produksi serta peredaran bahan pangan olahan dalam wilayah kabupaten. 7. Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten, mempunyai tugas : a. mengarahkan jajarannya agar memanfaatkan pangan lokal pada SD/MI yang melaksanakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Anak sekolah (PMT-AS); dan b. memberikan informasi berupa sosialisasi dan diskusi tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan pada mata pelajaran muatan lokal. 8. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten, mempunyai tugas : a. meningkatkan pembinaan terhadap Kelompok wanita dalam wilayah kabupaten; dan b. membantu meningkatkan pengetahuan kelompok wanita dalam menyusun, mengolah dan menyajikan menu makanan beragam, bergizi seimbang dan aman dengan memanfaatkan bahan pangan hasil pekarangan. Pasal 10 Hubungan tata kerja pelaksanaan kegiatan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pelaporan kegiatan secara periodik, berjenjang dan berkesinambungan. BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Pasal 11 (1) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara periodik sesuai tahapan kegiatan yang dilaksanakan. (2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya masing-masing. BAB VII ANGGARAN Pasal 12 Pembiayaan Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal ini dianggarkan pada Anggaran 9

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tapin melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait sesuai bidang tugas dan kewenangan masing-masing. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13 (1) Peraturan Bupati ini merupakan acuan untuk menyusun petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis atau instrumen operasional lainnya dalam rangka mendukung percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal di Kabupaten Tapin. (2) Penyusunan instrumen petunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya dirumuskan oleh Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Tapin. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tapin. Ditetapkan di Rantau pada tanggal 27 Juni 2013 BUPATI TAPIN, Diundangkan di Rantau pada tanggal 27 Juni 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TAPIN, ttd RAHMADI ttd M. ARIFIN ARPAN BERITA DAERAH KABUPATEN TAPIN TAHUN 2013 NOMOR 12 10