GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. darah dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara. saja tetapi juga di negara berkembang. Di Amerika Serikat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cukup lanjut. Penyakit gagal ginjal kronis mengakibatkan laju filtrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Ruang Hemodialisa RSUD Dr. M.M. Dunda

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila


BAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008).

HUBUNGAN PENAMPILAN PERAN DENGAN STRES PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL.

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara progresif dan ireversibel, saat ini angka kejadian gagal ginjal kronik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) (Centers For Diseae Control and Prevention, ginjal (Foote & Manley, 2008; Haryono, 2013).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENJALANI HEMODIALISA PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB 1 PENDAHULUAN. ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan cairan yang berlebihan dari

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

GAMBARAN KONSEP DIRI ORANG TUA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Penyakit Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan kegagalan fungsi ginjal

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

Transkripsi:

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA Ignatia Yunita Tamba¹, Imelda Ingir Ladjar ², Sri Mulyani ³ SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin nasyatamba@yahoo.com, imeldaladjar@gmail.com, ABSTRAK Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) dalam darah yang dapat mengganggu kondisi emosional dan konsep diri sehingga mempengaruhi semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat mengubah hubungan individu dengan orang lain. Penderita gagal ginjal kronis akan menjalani terapi hemodialisis yaitu dialisis yang dilakukan diluar tubuh penderita gagal ginjal kronik. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui gambaran konsep diri pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan rancangan deskriptif. Metode pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental sampling berjumlah 70 responden dengan alat yang digunakan dalam pengambilan data berupa kuesioner. Data dianalisis menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh citra tubuh dengan kategori positif (51,4%), harga diri dengan kategori harga diri tinggi (68,6%), dan performa peran dengan kategori ketidakpuasan peran (68,6%). Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan (care giving) berupa edukasi dan konseling guna mempertahankan citra tubuh positif dan meningkatkan konsep diri positif. Kata Kunci : Konsep Diri, Gagal Ginjal Kronis, Hemodialisa Jumlah : 183 kata 7

PENDAHULAN Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah (Mutaqqin dan Sari, 2011). Hemodialisis adalah dialisis yang dilakukan di luar tubuh pada penderita gagal ginjal kronik (Corwin, 2009). Menurut United State Renal Data System (USRDS, 2008) di Amerika serikat prevalensi penyakit gagal ginjal kronis meningkat sebesar 20-25% setiap tahunnya. WHO memprediksi jumlah penderita gagal ginjal kronis di Indonesia diperkirakan semangkin meningkat, yaitu akan terjadi peningkatan penderita gagal ginjal antara tahun 1995-2015 sebesar 41,4%. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 untuk gagal ginjal kronis berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2 % dengan prevalensi tertinggi di Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-masing 0,4%, nusa Tengara Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Di Yogyakarta, dan Jawa Timur masing-masing 0,3% dan di Kalimantan Selatan 0,2% (Depkes RI, 2013). Di Indonesia terdapat 70 ribu penderita gagal ginjal yang perlu mendapatkan perawatan berupa hemodalisis darah (cuci darah) maupun melakukan cangkok ginjal. Namun karena terbatasnya fasilitas dan mahalnya proses, maka hanya 10 ribu penderita yang dapat ditolong, sisanya meninggal dunia (Tanjung, 2007). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin pada tanggal 8 april 2014 didapatkan data pada tahun 2012 pasien gagal ginjal yang berkunjung yaitu 332 orang dan pada tahun 2013 jumlah kunjungan yaitu 532 orang, jadi pasien yang berkunjung untuk melakukam terapi hemodialisa meningkat setiap tahun (Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin, 2013). Konsep diri yang positif pada penderita gagal ginjal kronis membuat penderita lebih mampu menerima keadaan dirinya, memberikan penghargaan yang layak bagi dirinya, tidak mudah putus asa dan menyalahkan diri, terbuka dengan orang lain baik keluarga maupun lingkungan sosialnya, tetap optimis dan berjuang menjalani kehidupan walaupun kondisi tubuhnya melemah sehingga akan jauh dari kecemasan dan perasaan tertekan yang dapat meningkatkan terjadinya depresi. Sedangkan konsep diri yang negatif akan menyebabkan individu mengalami kecemasan yang terus-menerus ketika menghadapi suatu masalah yang tidak dapat diterimanya dengan baik. Keadaan tersebut akan mengikis harga dirinya dan menimbulkan kekecewaan emosional yang sangat parah, menutup diri dan menghindar ketika dituntut harus berinteraksi dengan orang lain, tidak memiliki pertahanan psikologis yang mampu menjaga harga dirinya, merasa terasing dan malang karena keadaannya yang dapat meningkatkan terjadinya depresi (Ritandiyono dan Retnaningsih, 2007). Penelitian terkait Hemodialisa juga pernah Caninsti.R pada tahun 2007 di unit hemodialisa RSAL Mintoharjo Jakarta menyatakan bahwa pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa khawatir dan takut jika pada proses hemodialisa terjadi hal-hal diluar dugaan yang menyebabkan penderita meninggal dunia. Penderita juga mengalami depresi berupa hilangnya minat melakukan aktivitas yang menyenangkan, rasa bersalah kepada keluarga, istri/suami karena merasa dirinya sebagai beban, dan perasaan tidak berdaya karena ketergantungan pada hemodialisa seumur hidup. Peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 8 April 2014 di poliklinik Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin terhadap 20 orang pasien dengan metode wawancara didapatkan hasil untuk citra tubuh dan harga diri yaitu pada 14 orang pasien mengatakan merasa malu dengan keadaan tubuhnya dan merasa berbeda dari orang lain yang membuat saya kurang berharga dan 6 orang pasien mengatakan saya tidak merasa malu dengan keadaan saya dan saya masih merasa berharga. Untuk performa peran dari 15 orang pasien mengatakan saya merasa terganggu dalam bekerja sehari-hari dan 5 orang mengatakan saya merasa tidak terganggu dalam bekerja. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini 8

adalah Bagaimana Gambaran Konsep Diri Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin). METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Pada penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Deskriptif adalah npenelitian yang dilakukan bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi didalam suatu populasi tertentu (Notoadmojo, 2010). Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui dan melihat gambaran konsep diri pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah ulin Banjarmasin Tahun 2014. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah konsep diri pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa. Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah rawat jalan yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin pada bulan April - Juni yaitu sebanyak 111 orang. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin yang berjumlah 70 responden. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin pada tanggal 13-31 Oktober 2014. Pengumpul Data Pada penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data tentang konsep diri pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Kuesioner dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti yang dibuat dengan mengadopsi teori Suliswati (2005). Responden diminta untuk memberikan tanda check list ( ) pada option yang dipilih dengan alternatif jawaban dengan menggunakan skala guttman yaitu ya atau tidak yang menggunakan untuk mengukur citra tubuh, harga diri, dan performa peran dengan interprestasi ya diberi skor (1) dan tidak diberi Skor (0). Skala Guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas yang tegas yang berbentuk benar/salah atau ya/tidak (Hidayat, 2009) Uji Validitas Uji validitas dilakukan pada 30 responden pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Ratu Zaleha Martapura Banjarmasin pada tanggal 11-25 September 2014. Semua pertannya dinyatakan valid karena hasil r hitung 0,361. Uji Reliabilitas Uji reabilitas menggunakan program komputer dengan koefisiensi reabilitas Spearman Brown. Rumus yang digunakan yaitu Spearman Brown. Nilai reabilitas untuk masing-masing sub variabel citra tubuh, harga diri dan performa peran dinyatakan reliabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,361 maka instrumen dapat dikatakan reliabel. Dari uji statistik didapatkan nilai ri yaitu 0,931 lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel 0,361 maka seluruh pernyataan tersebut reliabel. Teknik Analisa Data Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada semua sub variabel penelitian yaitu citra tubuh, harga diri, dan reforma peran. Analisa dibuat dalam bentuk distribusi frekuensi dan narasi berdasarkan masingmasing kategori sub variabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Frekuensi Citra Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronis No Citra Tubuh F % 1 Positif 36 51,4 2 Negatif 34 48,6 Jumlah 70 100 Hasil analisis univariat citra tubuh responden gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin dalam kategori positif sebanyak 51,4%. Hal ini dikarenakan mereka tidak menolak mendiskusikan keterbatasannya, bisa menerima dan menyukai dirinya, mau membicarakan keterbatasan tubuhnya, merasa tubuhnya baik-baik saja dan tidak merasa 9

khawatir selama menderita gagal gintal kronis. Dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial mereka masih merasa diterima sehingga hal ini membuat mereka tidak merasa khawatir dan takut dengan penyakit gagal ginjal kronis. Pernyataan diatas didukung oleh teori Suliswati (2005) yaitu individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap realisasi yang akan memacu sukses di dalam kehidupan. Dimana salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah sumber daya internal yaitu rasa percaya diri dan nilai diri, semakin besar sumber daya yang dimiliki individu, pengaruhnya pada konsep diri semangkin positif. Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa dengan citra tubuh negatif dari hasil penelitian didapatkan peneliti karena penderita merasa hal yang tidak baik pada dirinya, merasa takut dengan keadaanya sekarang, tidak mau membicarakan keterbatasan tubuh selama sakit, tidak bisa menerima diri apa adanya, menolak membicarakan kondisinya hal ini membuat penderita merasa kurang percaya diri dan adanya rasa putus asa. Hal ini dikarenakan penderita kurang mampu menerima perubahan yang terjadi ditubuhnya karena kondisi yang dialaminya sehingga menimbulkan rasa malu dan takut dengan kondisi tubuhnya. Dalam kehidupan sehari-hari penderita, seperti dilingkungan sosial saat mereka berinteraksi dengan orang lain mereka menolak membicarakan keterbatasan tubuhnya dan merasa khawatir dengan kondisi tubuhnya sehingga menimbulkan rasa putus asa. Dalam kondisi dan situasi yang dialami pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa ini yang pada akhirnya membuat mereka memiliki citra tubuh yang negatif. Citra tubuh sangat dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru. Individu yang menyangkal adanya cacat tubuh, tidak menerima tubuhnya apa adanya serta merasa cemas biasanya memiliki citra tubuh yang negatif. Individu cenderung terlalu mengkhawatirkan penyakit dan mengabaikan aktivitas seperti tidur. Individu yang mengalami gangguan citra tubuh akan menyembunyikan atau tidak melihat atau menyentuh bagian yang strukturnya telah berubah akibat penyakit (Suliswati, 2005). Distribusi Frekuensi Berdasarkan Harga Diri Pasien gagal Ginjal Kronis No Harga Diri F % 1 Harga Diri Tinggi 48 68,6 2 Harga Diri Rendah 22 31,4 Jumlah 70 100 Hasil analisis univariat harga diri responden gagal ginjal kronik didapatkan harga diri pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa sebagian besar dalam kategori yang harga diri tinggi yaitu sebanyak 48 responden (68,6%). Dalam lingkungan sosial mereka merasa masih diterima dan tidak mengalami gangguan berhubungan dengan orang lain. Keterbatasan kondisi tubuh, usia yang produktif dan lamanya pasien menderita penyakit yang dialami merupakan tantangan dalam hidupnya sehingga mereka berusaha tidak malu dan menerima keadaan diri apa adanya, sehingga dengan adanya perasaan positif terhadap dirinya membuat penderita masih memiliki harga diri yang tinggi. Lakilaki biasanya masih merasa penting karena rata-rata dari mereka adalah tulang punggung keluarga. Harga diri yang tinggi sangat penting bagi pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa karena hal ini akan meningkatkan perasaan berharga seseorang yang pada akhirnya akan meningkatkan konsep diri. Dari hasil yang didapatkan peneliti pada responden dengan kategori harga diri tinggi disebabkan mereka masih merasa berharga, mampu menghadapi kekurangan diri, masih merasa penting dan berguna bagi keluarga dan orang lain, merasa bangga, tidak merasa pesimis dan masih mampu mengerjakan apa yang dikerjakan orang lain. Penderita masih merasa ada yang dibanggakan dalam dirinya dan mampu bekerja sehingga mereka masih merasa penting bagi orang lain dan merasa berharga dengan penyakit yang mereka alami (Potter dan Perry, 2010). Pernyataan diatas didukung oleh teori Potter dan Perry (2010) yaitu perasaan dasar tentang diri cenderung bersifat konstan meskipun terkadang situasi krisis mempengaruhi harga diri. Kemampuan untuk menyeimbangkan tekanan yang ada berkaitan dengan beberapa 10

faktor yaitu jumlah tekanan, lamanya tekanan, dan status kesehatan. Dapat beradaptasi terhadap tekanan akan menimbulkan rasa diri yang positif. Harga diri rendah yang dialami oleh pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa sebanyak 22 orang (31,4%). Dari hasil yang didapatkan peneliti karena penderita merasa bersalah, tidak mampu mengerjakan yang dikerjakan orang lain, mengalami gangguan berhubungan dengan orang lain, merasa pesimis, mengkritik diri sendiri, merasa sebagai orang yang tidak berguna dan merasa malu. Hal ini dikarenakan penderita gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa ini merasa kurang mampu dalam mencapai hal-hal yang mereka inginkan sehingga ini membuat mereka merasa menjadi orang yang gagal, sering mengkritik diri sendiri, merasa tidak berguna dan pesimis dan merasa rendah diri. Dengan adanya perasaan negatif terhadap dirinya, hal ini akan menurunkan nilai diri seseorang dan menyebabkan harga diri rendah pada penderita. Penyakit kronis yang mengganggu kemampuan beraktifitas yang mempengaruhi keberhasilan, maka akan semakin mempengaruhi harga diri seseorang. Harga diri yang rendah menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain, dan terkadang menyebabkan depresi, rasa gelisah, atau rasa cemas yang berkepanjangan yang akan membuat pasien merasa stress secara fisik maupun psikologis. Beberapa dampak negatif yang muncul yaitu, secara psikologis pasien akan merasa putus asa dengan keadaanya, secara sosial pasien tidak merasakan kulalitas pelayanan perawatan yang didapatkan (Potter dan Perry, 2010). Distribusi Frekuensi Berdasarkan Performa Peran Pasien Gagal Ginjal Kronis No Citra Tubuh F % 1 Kepuasan Peran 22 31,4 2 Ketidakpuasan Peran 48 68,6 Jumlah 70 100 Hasil analisis univariat performa peran responden gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa sebagian besar dalam kategori ketidakpuasan peran sebanyak 68,6%. Performa peran pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa sebagian besar mengalami ketidakpuasan peran sebanyak 48 responden (68,6%). Pasien dengan ketidakpuasan peran dari hasil yang didapatkan peneliti yaitu mereka merasa adanya penurunan produktivitas kerja, terganggu dalam beraktivitas sehingga tidak dapat bekerja dengan baik selama menderita gagal ginjal kronis, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, merasa kurang cocok dengan pekerjaannya. Sehingga dengan terganggunya performa peran yang dialami oleh pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa akan menimbulkan rasa ketidakpuasan peran. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari, penderita merasa bahwa penyakit gagal ginjal kronis ini mengganggu aktivitasnya sehari- hari. Sebagai kepala keluarga terlebih laki-laki dan tidak bekerja sangat mengganggu peran mereka karena tidak mampu bekerja dengan baik sama seperti sebelum mereka sakit dan merasa terbebani dengan pekerjaan- pekerjaannya dan membuat mereka merasa kurang mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan kurang mampu memenuhi harapan kelurga dan lingkungan sosialnya. Pernyataan diatas didukung oleh teori teori Potter dan Perry (2010) yaitu penyakit kronis mengganggu penampilan peran. Tekanan selama perubahan mulai dari sakit sampai sehat kembali sama dengan selama perubahan dari sehat menjadi sakit akan menyebabkan konflik peran, ambigu peran, ketegangan peran, kelebihan peran yang akan memunculkan ketidakpuasan peran. Pasien dengan ketidakpuasan peran dari hasil yang didapatkan peneliti yaitu mereka merasa adanya penurunan produktivitas kerja, terganggu dalam beraktivitas sehingga tidak dapat bekerja dengan baik selama menderita gagal ginjal kronis, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, merasa kurang cocok dengan pekerjaannya. Sehingga dengan terganggunya performa peran yang dialami oleh pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa akan menimbulkan rasa ketidakpuasan peran. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari, penderita merasa 11

bahwa penyakit gagal ginjal kronis ini mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Sebagai kepala keluarga terlebih laki-laki dan tidak bekerja sangat mengganggu peran mereka karena tidak mampu bekerja dengan baik sama seperti sebelum mereka sakit dan merasa terbebani dengan pekerjaan-pekerjaannya dan membuat mereka merasa kurang mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan kurang mampu memenuhi harapan kelurga dan lingkungan sosialnya. Pernyataan diatas didukung oleh teori teori Potter dan Perry (2010) yaitu penyakit kronis mengganggu penampilan peran. Tekanan selama perubahan mulai dari sakit sampai sehat kembali sama dengan selama perubahan dari sehat menjadi sakit akan menyebabkan konflik peran, ambigu peran, ketegangan peran, kelebihan peran yang akan memunculkan ketidakpuasan peran. KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian Gambaran konsep diri pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Tahun 2014, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : a. Responden pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa memiliki citra tubuh dengan kategori positif sebanyak 51,4%. b. Responden pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa memiliki harga diri dengan kategori harga diri tinggi sebanyak 68,6%. c. Responden pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa memiliki performa peran dengan kategori ketidakpuasan peran sebanyak 68,6%. Mutaqqin, Arif & Sari, Kumala. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Potter, A. P dan Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Volume 1(Edisi 4). Jakarta : EGC Potter, A. P dan Perry, A. G. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika Ritandiyono dan Retnaningsih. 2007. Aktualisasi Diri : Seri Diklat Kuliah.Jakarta: Universitas Gunadarma Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC DAFTAR PUSTAKA Corwin, Elisabet J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC. Depkes RI.(2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. http://depkes.go.id/downloads/riskesdas 2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf. (Diakses 10 januari 2014) Hidayat, A. A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. 12